Translate

Thursday, March 15, 2012

Name in A Book Challenge 2012

Add caption
Ini adalah Reading Challenge yang di-host oleh blog Fanda.
Meski sudah terlambat hampir 3 bulan, aku mau mencoba ikut sebagai challenge untuk diri sendiri agar lebih giat "baca buku dan bikin review" - kegiatan ini kumulai dari bulan Maret 2012 dan akan berlangsung hingga Desember 2012.

Targetku selama tahun 2012 : 
  1. Julius Caesar by William Shakespeare   ~ DONE ~
  2. Uncle Tom's Cabin by Harriet Beecher Stowe  ~ DONE ~
  3. Captain March by Geraldine Brooks  ~ DONE ~
  4. Breakfast at Tiffany's by Truman Capote  ~ DONE ~
  5. Anna Karenina by Leo Tolstoy  ~ DONE ~
  6. Daisy Miller by Henry James   ~ DONE ~
  7. The Great Gatsby by F. Scott Fitzgerald   ~ DONE ~
  8. The Physick Book of Deliverance Dane by Katherine Howe   ~ DONE ~
  9. The Invention of Hugo Cabret by Brian Selzick
  10. The Evolution of Calpurnia Tate by Jacqueline Kelly
  11. Mary Poppins by P.L. Travers   ~ DONE ~
  12. Karlsson Si Manusia Atap by Astrid Lindgren  ~ DONE ~
  13. Pippi di Negeri Taka-Tuka by Astrid Lindgren   ~ DONE ~
  14. Madita by Astrid Lindgren   ~ DONE ~
  15. Emil dari Lonneberga by Astrid Lindgren   ~ DONE ~
  16. Emma by Jane Austen 
  17. Jane Eyre by Charlotte Bronte
  18. Anne of Green Gables by Lucy M. Montgomery
  19. Emily of the New Moon by Lucy M. Montgomery 
  20. The Mysteriuos of Benedict Society by Trenton Lee Stewart
  21. The Memoirs of Sherlock Holmes by Sir Arthur Conan Doyle  ~ DONE ~
  22. Theodore Boone by John Grisham
  23. Oliver Twist by Charles Dickens
  24. Dear John by Nicholas Sparks 
  25. Tuck Everlasting by Natalie Babbitt
  26. Heidi by Johanna Spyri 
  27. Charlotte's Web by E.B. White
  28. Just Patty by Jean Webster 
  29. When Patty Went to College by Jean Webster 
  30. Rebecca from Sunnybrook Farm by Kate Douglas Wiggin 
  31. Alice's Adventure in Wonderland by Lewis Carroll
  32. Greyfriars Bobby  by Eleanor Atkinson ~ DONE ~
  33. Maharani by Pearl S. Buck  ~ DONE ~
  34. Totto-Chan by Tetsuko Kuroyanagi
  35. Alanna : Song of The Lioness by Tamora Pierce 
  36. Gideon The Cutpurse  by Linda Buckley-Archer  ~ DONE ~
  37. Falcon Quinn & The Black Mirror by Jennifer Finney Boylan   ~ DONE ~
  38. Artemis Fowl  by Eoin Colfer   ~ DONE ~ 
  39. Suddenly Supernatural : Scaredy Kat by Elizabeth Cody Kimmel  ~ DONE ~
  40. Matsuyama Kaze by Dale Furutani Flanagan  ~ DONE ~ 
  41. The Day of The Jackal by Frederick Forsyth  ~ DONE ~
  42. Botchan by Natsume Soseki  ~ DONE ~
  43. Pollyanna by Eleanor H. Porter  ~ DONE ~
  44. Pollyanna Grows Up by Eleanor H. Porter  ~ DONE ~
  45. Miss Billy by Eleanor H. Porter  ~ DONE ~
  46. A Note From Ichiyo by Rei Kimura  ~ DONE ~ 
  47. The Count of Monte Cristo ( part I ) by Alexandre Dumas  ~ DONE ~
  48. The Count of Monte Cristo ( part II ) by Alexandre Dumas  ~ DONE ~ 
  49. Dewey's Nine Lives by Vicki Myron & Brett  ~ DONE ~ 
  50. Suzanne's Diary for Nicholas  by James Patterson  ~ DONE ~
  51. KIM by Rudyard Kipling  ~ DONE ~
  52. The Strange Case of Dr. Jeckyl and Mr. Hyde by Robert Louis Stevenson  ~ DONE ~
  53. Frankenstein by Mary Shelley 
  54. Dracula by Bram Stoker 
  55. The Adventures of Tom Sawyer by Mark Twain  ~ DONE ~
  56. The Adventures of Huckleberry Finn by Mark Twain 
  57. Carolina Moon by Nora Roberst   ~ DONE ~
  58. A Street Cat Named Bob by James Bowen   ~ DONE ~
  59. Cinderella & 4 Knights ( Part I ) by Baek Myo   ~ DONE ~ 
  60. Sinha Moca ( Part I ) by Maria D. Pacheco Fernandes  ~ DONE ~
  61. Georgia's Kitchen by Jenny Nelson   ~ DONE ~
  62. Two Kisses For Maddy by Matthew Logelin   ~ DONE ~
  63. ParaNorman by Elizabeth Cody Kimmel   ~ DONE ~
  64. Snow White & The Huntsman by Lily Blake   ~ DONE ~
(* target ini akan selalu di-update dengan bertambahnya daftar bacaanku sepanjang tahun 2012 ) 
Best Regards, 
* Hobby Buku * 


Books "DEWEY'S NINE LIVES"

Books "DEWEY – DATANG LAGI"
Judul Asli : Dewey’s Nine Lives 
Penulis : Vicki Myron & Bret Witter
Penerbit : Serambi Ilmu Semesta 
Alih Bahasa : Istiani Prajoko
Editor : Dian Pranasari & Adi Toha
Desain Cover : Eri Ambardi
Cetakan I : Januari 2012 ; 524 hlm 
Rate : 4 

Sinopsis :
Ingatkah Anda akan Dewey – kucing ‘maskot’ perpustakaan di Spencer, Iowa yang dikenal oleh berbagai pihak dari segala penjuru dunia, semasa hidup maupun setelah kematiannya ? Nah, kali ini ia akan kembali bertutur sapa dengan para penggemarnya, bahkan membawa serta kisah-kisah rekan-rekan seperjuangan, kisah-kisah tentang semangat hidup serta kasih sayang antara manusia dan kucing kesayangannya, kisah-kisah Dewey dan Vicky, yang diwakili oleh insan-insan dari berbagai tempat yang berbeda, dirangkum dalam sembilan bab yang menyentuh.

Bab 1 : Dewey dan Toby
Dari sekian banyak pengunjung dan penggemar Dewey yang datang ke perpustakaan Spencer, salah satunya adalah Yvonne Barry – wanita pendiam yang tak pernah menarik perhatian siapa pun, kecuali Dewey … Yvonne adalah jenis orang yang bisa duduk diam di samping Anda selama sejam, sampai kemudian Anda menoleh dan berkata, “Oh, aku tak melihatmu ada di sini. “ (p.64). Jika Yvonne pendiam dan tertutup, maka Dewey justru senantiasa menarik perhatian, aktif dan lincah, meski berbeda sifat, namun diantara keduanya justru terjalin hubungan sehati. Terutama karena Dewey memahami saat pertama kali Yvonne datang ke perpustakaan, ia mencari perhiburan akan kematian sahabatnya : Tobi – kucing sahabatnya semenjak remaja hingga selama 13 tahun menemani Yvonne dengan setia, akhirnya ia harus menyerah pada penyakit dan ketuaan. Dan berkat Dewey, Yvonne mampu menerima kepergiaan Tobi dan perlahan-lahan menata kehidupannya kembali.

Bab II : Mr. Sir Bob Kittens ( alias Ninja, alias Mr. Pumpkin Pants)
Barbara Lajiness tidak langsung jatuh hati saat pertama kali melihat Ninja, karena ia bukan jenis kucing yang aktif dan lincah menarik perhatian, justru ia cenderung berdiam diri, menyendiri dari kelompoknya di tempat perlindungan hewan. Namun sang suami dan putrinya, Amanda justru sangat menyukai Ninja. Maka tak lama kemudian, Ninja menjadi anggota baru keluarga mereka. Kenapa namanya Ninja ? Karena ia akan melompat berdiri di atas kedua kaki belakangnya sembari mengibas-ibaskan kedua kaki depannya ke kanan dan ke kiri bak jurus karate dengan kepala meneleng ke samping, dan setiap kali Ninja terkejut – takut – kesal – senang, ia akan meloncat-loncat kesetanan seperti itu selama beberapa saat. Meski Ninja bukan jenis kucing yang hangat dan ramah, namun antara Barbara dan Ninja terjalin pengertian satu sama lain. Ninja mengingatkan masa lalu Barbara, yang dibesarkan oleh ibunya sebagai orang tua tunggal, yang berusaha keras memenuhi kebutuhan ketiga anaknya setelah perceraian usai. Ibunya – Evelyn Lambert harus merangkap berbagai pekerjaan karena mantan suaminya tak mau membantu, dan kondisi diperberat karena mereka tinggal di kota kecil, di mana pada masa itu tidak lazim seorang wanita bercerai apalagi mencari pekerjaan. Evelyn dan anak-anaknya dikucilkan dari lingkup pergaulan sebelumnya. Hingga salah seorang tetangga yang perhatian, mengundang Evelyn untuk berpartisipasi dalam gerakan menyelamatkan kucing-kucing terlantar. Dan penampungan kucing yang mereka kelola dengan susah payah, mengingat terbatasnya keuangan mereka, mampu memberikan hiburan serta membangkitkan semangat ibu serta anak-anak itu dalam menjalani kehidupan mereka.   

Bab III : Spooky
Bill Bezanson menjalani kehidupan yang beragam. Dibesarkan di tanah pertanian di kota kecil di Michigan, ia memiliki kemampuan unik dengan binatang-binatang liar, sehingga mereka bersedia menjalin persahabatan khusus yang tidak dimengerti oleh orang lain, termasuk keluarganya. Lulus SMA, ia justru mendaftar sebagai sukarelawan di Angkatan Darat, sebelum usianya genap 20 tahun, ia ikut serta dalam pertempuran Perang Vietnam yang berkepanjangan. Dan ketika akhirnya ia pulang pada usia 25 tahun, sebagaimana kebanyakan veteran perang, Bill berubah menjadi sosok yang berbeda. Trauma semasa perang membuat kehidupan pribadinya sulit, terutama dalam hubungan pribadi sesama manusia. Hidup Bill terasa sunyi, jiwanya mati, hingga suatu hari saat mengemudikan kendaraannya menuju tempat kerja, tiba-tiba ada sesuatu yang dilempar kuat menimpa atap mobilnya. Saat Bill melihat apakah gerangan yang menyebabkan atapnya penyok … tenyata seekor anak kucing dalam kondisi remuk dan bersimbah darah. Satu-satunya tanda bahwa makhluk tersebut masih bernafas hanya dada-nya yang kembang-kempis disertai bunyi sengalan serak napasnya. Bill segera membawanya ke dokter hewan terdekat. Ternyata anak kucing yang baru berusia sekitar 6 minggu itu pejuang yang tangguh. Kondisinya  menunjukkan bahwa ia terluka parah akibat cabikan burung hantu pemangsa yang membawanya terbang, dan ia tetap melawan dan bertarung hingga terlepas dari cengkeraman dan terjatuh dari langit ke atap mobil Bill. 

Dalam kondisi terluka parah sampai ke organ dalamnya, Spooky – nama kucing itu, berjuang untuk terus hidup bahkan selama masa pemulihan yang berat. Bill, melihat gambaran dirinya dalam sosok Spooky, menjalin hubungan batin yang erat, hingga keduanya tak terpisahkan satu sama lain, dan menjalani kehidupan bersama : Bill dan Spooky, Spooky dan Bill. Bahkan setelah Bill menikah dan kemudian bercerai, berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, satu kota ke kota lain, tetap ada yang hal selalu sama, Bill dan Spooky. Kucing yang tak kenal takut, mulai melompat dari ketinggian, menerjang kumpulan angsa ( hingga terbawa terbang ), melawan dengan sengit kawanan anjing hutan, hingga ‘mencuri ikan’ dari genggaman beruang ( hingga ia terluka parah, lagi, akibat sambaran beruang yang marah), bahkan saat ia terjangkit FIV ( sejenis AIDS pada kucing ) sosok Spooky selalu pulih dan kembali beraksi.

Bab IV : Tabitha, Boogie, Gail, BJ, Chimilee, Kit, Miss Gray, Maira, Midnight, Blackie, Honey Bunny, Chazzi, Candi, Nikki, Easy, Buffy, Prissy, Taffy, …dan banyak lagi.
Larry dan Mary Nan Evans pindah ke Sanibel Island, Florida bersama kucing kesayangan mereka Tabitha yang berusia 15 tahun, terutama semenjak Larry menerima pekerjaan sebagai pengurus resort di wilayah tropis yang sangat indah. Sebagai wilayah tropis, Sanibel Island pada awal 80-an, banyak ditemui kucing-kucing liar di sana-sini. Dan tidak heran jika suatu hari, Mary Nan melihat seekor kucing kecil belang yang selalu menunggu mereka di pintu depan, hingga ia memberinya sepiring susu, beranjak kemudian ia menjadi anggota baru keluarga tersebut, namanya Boogie – yang akan menjadi cikal-bakal keturunan keluarga besar yang memenuhi keluarga itu. Sepeninggalan Tabitha (akhirnya usia tua tak mampu mengangkat penderitaan akibat berbagai penyakit yang dideritanya), Larry dan Mary Nan terhibur oleh anak-anak kucing keturunan Boogie, dan saat mereka menyediakan tempat khusus bagi kucing-kucing tersebut, entah bagaimana bermunculan kucing-kucing lain di sekitarnya, terutama saat jam pemberian makan. 

Singkatnya, akhirnya keluarga tersebut mengadopsi puluhan kucing. Saat tidur, mereka berbagi tempat tidur dengan 3-4 ekor kucing yang lmyn berat dan besar, saat makan bersama puluhan kucing langsung datang pada piring-piring tempat makanan mereka masing-masing, bahkan saat Larry dan Mary Nan menikmati hidangan makanan mereka, dari jendela menatap penuh minat kucing-kucing yang masih belum terpuaskan … ( kucing-kucing ini tampak selalu lapar, meski selalu diberi makan secara teratur ), didalam lemari dan gudang ( terutama tempat persediaan makanan kucing ) selalu ditemukan kucing-kucing yang menikamati tidur ( serta kudapan ) di dalamnya. Larry dan Mary Nan yang mengelola Colony Resort, di ujung timur Sanibel Island, membagi waktu kesehariaan mereka antara pekerjaan dan kucing-kucing itu, bahkan para pengunjung resort sebagian besar ikut menjadi penggemar kucing-kucing tersebut. Ada beberapa yang akhirnya diadopsi dan dibawa pulang oleh para tamu, ada beberapa yang tetap menjadi favorit dan senantiasa dinantikan saat mereka berkunjung kembali ke resort itu.  

Bab V : Christmas Cat
Vicki Kluever tidak pernah menyukai kucing. Tidak pernah memiliki seekor kucing, tidak pernah punya teman yang memilikinya. Vicki lahir dan dibesarkan di Kodiak, sebuah pulau besar di daerah Alaska yang keras, dan ia berasal dari garis panjang keturunan para wanita yang kuat dan mandiri. Jika ia menginginkan hewan peliharaan, tentunya juga harus kuat dan mandiri, sedangkan kucing …terlalu lembek dan manja. Namun ketika putri tunggalnya – Sweetie, yang baru berusia 4 tahun, sangat menginginkan hewan peliharaan, maka Vicki mencari anak kucing yang bisa diadopsi ( sebetulnya ia ingin seekor anjing, sayang pemilik apartemen tempat mereka tinggal hanya memperbolehkan kucing sebagai peliharaan ). Saat memilih dari anak-anak kucing yang baru lahir, ada seekor anak kucing jantan yang menonjol karena kelincahan, kegagahan, kenekadan serta kenakalannya … benar-benar jenis yang independen. Dan saat malam menjelang Natal, Vicki datang untuk mengambil kucing pilihannya, dan mendapati mereka semua menghilang dari tempat semula. Setelah mencari kesana-kemari akhirnya semua anak kucing yang hilang berhasil ditemukan, kecuali satu, di kucing jantan yang lincah yang menarik perhatian Vicki. 

Entah bagaimana saat Vicki memutuskan ke kamar mandi sebelum pulang menemui anaknya, ia menemukan si anak kucing terbaring di dasar toilet. Vicki meraih anak kucing hitam yang besarnya tidak lebih dari bola tenis, dalam kondisi kaku dan dingin, tak bernapas. Saat bingung memutuskan hendak diapakan tubuh dingin anak kucing itu, mendadak si hitam terbatuk, tersedak dan memuntahkan air. Vicki berusaha memberikan pertolongan bagi si hitam yang sekarat, tanpa bisa menghubungi dokter hewan yang buka di malam Natal, maka ia melakukan satu-satunya cara, merawat, menjaga, memberikan perlindungan kenyamanan dan kehangatan bagi anak kucing yang masih tak sadarkan diri.  Setelah sekian lama menunggu, menjaganya, akhirnya pada Natal di pagi hari, si anak kucing terbangun, berusaha bangun di atas keempat kakinya yang goyah dengan napas tersengal-sengal … anak kucing itu hidup, ia memiliki semangat juang untuk tetap hidup. Dan kondisi Christmas Cat atau CC panggilan sayangnya, amat sangat parah, organ dalamnya rusak, ia tak mampu mencerna, hanya bisa menerima beberapa tetes pasta protein yang dicairkan oleh Vicki, dan hal itu berlangsung selama  cukup lama. Tapi sesuai perkiraan Vicki, bahwa CC adalah kucing pejuang sama seperti dirinya, dan mereka saling mengisi dan memberikan kekuatan dalam menjalani kehidupan yang sangat berat, cobaan serta ujian berkali-kali.

Bab VI : Cookie
Cookie adalah anak kucing lucu yang kurus di tempat penampungan  hewan antipembunuhan di New York. Ia baru berusia lima minggu saat sebuah mobil menabraknya hingga Cookie terluka sangat parah. Dan di tempat penampungan itu, ia ditempatkan pada kandang isolasi karena luka-lukanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih. Kucing malang itu  kesepian, trauma dan terluka … hingga saat ia berusia sembilan tahun, masuklah Lynda Caira bersama putrinya Jennifer, dan saat Cookie dilkeluarkan dari kandangnya untuk dipeluk oleh Jennifer, ia justru melompat ke arah Lynda, berusaha mati-matian memeluk erat leher Lynda meski berusaha dilepas oleh petugas. Maka Cookie-pun dibawa pulang dan menjadi hewan peliharaan Jennifer. Namun Cookie memiliki pendapat lain, ia lebih mencintai Lynda yang telah menyelamatkan jiwanya, apalagi dengan perawatan intensif yang harus dilakukan terhadap Cookie karena luka-lukanya menyebabkan sebagian organnya rusak secara permanen. Lynda juga menyadari kedekatan antara dirinya dengan Cookie, kerinduannya saat tidak bersama Cookie atau ketika ia menghilang beberapa saat ( setelah mulai pulih, Cookie gemar menjelajah ). 

Lynda menjalani kesibukan sebagai orang tua tunggal, pengusaha yang sukses berkat keras kerasnya, mengurus penggalangan dana untuk perawatan ALS, namun Cookie senantiasa ada di sampingnya. Saat Lynda sakit, Cookie akan berbaring di dekat tubuhnya yang kesakitan, saat Lynda gelisah tak bisa tidur Cookie menjaga dengan waspada hingga Lynda terlelap. Ketika sakit Lynda semakin parah hingga dokter menyarankan untuk segera operasi sebelum kelumpuhan total menyerang dirinya, Cookie ikut sakit hingga bulu-bulunya rontok, gundul pada beberapa bagian. Saat Lynda membawanya ke dokter hewan, diagnosanya sangat mengejutkan … Cookie tidak sakit secara fisik, namun secara psikologis ia stress akan penderitaan Lynda hingga ia mencabuti buku-bulunya sendiri. Lynda wanita yang tegar, namun saat itu ia menangis mendengar Cookie ikut merasakan penderitaannya. Bahkan setelah operasi selesai, Lynda harus menjalani masa pemulihan yang lama, Cookie selalu ada di dekatnya. Cookie mengikuti dan menjaganya, bahkan saat serangan rasa sakit akut menyerang Lynda, Cookie melindunginya bagai induk kucing, mendesis dan berteriak pada orang tua Lynda yang berusaha mendekati tempat tidurnya. Jika malam sudah menjelang, tepat pada waktu yang sama Cookie akan mendesak Lynda agar pergi tidur dan ia berusaha meyakinkan bahwa Lynda masih “bernapas” dengan beberapa kali berusaha membuka kelopak mata Lynda. Cookie benar-benar menjaga dan merawat Lynda sebagaimana ia dulu diselamatkan dan dirawat oleh Lynda. 

Bab VII : Marshmallow
Marshmallow bukan anak kucing yang menarik, bahkan saat kecil, ia termasuk kurang lincah-penakut-agak lamban. Tapi Kristie Graham, gadis cilik berusia sembilan tahun, selalu berusaha membuatnya mau mencoba dan mencoba hingga berhasil. Dan mereka bersahabat erat, Kristie bisa bercakap-cakap dengan Marshmallow tentang apa saja, tentang sekolah dan anak-anak yang selalu mengganggunya, tentang kedua orang tuanya yang selalu bertengkar, atau saat ia bertengkar dengan kakaknya. Persahabatan mereka terus berlanjut hingga Kristie beranjak menjadi gadis remaja, mereka masih terus bercakap-cakap tentang olah raga yang disukai Kristie, para pemuda di sekolah, kedua orang tuanya yang putus-sambung hubungannya. Dan setiap teman kencan yang datang kerumah, selalu diperkenallkan terlebih dulu kepada Marshmallow : “Ini kucingku, Marshmallow. Bukankah ia kucing paling lucu ?” – menurut Kristie, Marshmallow adalah kucing yang manis, bagi orang lain yang melihatnya, ia merupakan kucing kelebihan berat badan dengan radang sendi dan bekas kista menjijikan di wajahnya. Kristie menjalani kehidupan yang tampak bahagia dan ceria, namun dalam hatinya ia menangis karena ketidak-bahagiaannya membuat dirinya anoreksia. Setiap orang yang berusaha mengatur hidupnya menjadi lebih baik, justru menimbulkan tekanan tambahan bagi Kristie … termasuk semua mantan pacarnya, Kristie berusaha mencari sosok pasangan hidupnya yang menyerupai Marshmallow : sosok yang senantiasa mendampingi, setia, bisa diajak bicara, suka akan kehidupan luar, tidak lembek dan penakut, nyaman akan dirinya sendiri meski tampangnya biasa-biasa saja, sosok yang mampu membangun dirinya bukan justru menghancurkan atau merendahkan dirinya, yang membiarkan dirinya  untuk memiliki ruang sendiri tapi cukup menyayangi untuk selalu ada saat ia membutuhkan. Kristie mencari pasangan yang serupa dengan Marshmallow – berkaitan dengan hubungan diantara mereka selama ini … akankah ia menemukannya ?? Dan Kristie akhirnya menikahi kucingnya ….

Bab VIII : Church Cat
Church Cat adalah nama yang diberikan pada kucing liar yang secara tidak langsung diadopsi oleg komunitas Gereja Metodist Camden United di Camden, Alabama. Sebagaimana makhluk mungil yang manis dan menggemaskan, beberapa orang lain jatuh hati melihatnya, termasuk Kim Knox – sekretaris gereja dan Ms. Carol Ann Riggs – anggota lama dewan gereja. Dan Church Cat walaupun sangat lucu, tetap seekor kucing liar yang bertingkah laku seenaknya, seperti memporak-porandakan meja kerja sang pendeta, merobek-robek kertas toilet, duduk di tengah kursi kerja Kim sehingga ia justru harus duduk diujung depan kursinya, atau melenggang dengan santai ditengah-tengah pertemuan majelis gereja. Church Cat menimbulkan polemik tersendiri di komunitas tersebut, ada yang menyukai dan mencintainya, apapun yang dia lakukan …dan ada pula pihak-pihak yang menganggapnya tidak layak berada di lingkup yang sakral, pihak-pihak gereja yang orthodox. Belum habis polemik perbedaan pendapat tersebut berlangsung, kondisi Church Cat mengalamai perubahan : ia hamil !!! Berarti akan ada tambahan anak-anak kucing setelah mereka dilahirkan …

Bab IX : Dewey dan Rusty
Glenn Albertson mengalami kehidupan yang tidak mudah. Semula ia memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia dengan ketiga anak yang disayanginya, hingga suatu hari ia pulang mendapati istrinya dengan sahabatnya. Perceraian tak terelakkan, hubungan antara dirinya dengan anak-anaknya menjadi ikut renggang. Pekerjaannya hilang karena pengaruh mantan mertuanya. Glenn bukan orang yang mudah putus asa, ia mencoba lagi, pekerjaan baru dan pernikahan baru. Awalnya rencana berjalan sebagaimana ia harapkan, hingga pada suatu titik, peristiwa yang hampir sama terjadi, istrinya berniat meninggalkannya membawa anak angkat mereka. Glenn mulai terpuruk, dinamika kehidupannya terguncang, ia mulai menarik diri,  menjauhi pergaulan sosial, bekerja berpindah-pindah tempat dan suatu ketika ia bertemu Rusty – kucing berwarna bagai karat mobil, yang mendekam di tumpukan mobil yang dibongkar-pasang oleh Glenn. Dan semenjak itu Glenn menemukan hiburan serta sahabat baru. Namun kehidupan pribadinya tetap tertutup rapat, bagai hati Glenn yang ia lindungi dari rasa sakit akibat pengkhianatan yang dialaminya. Hingga suatu hari, di tempat ia bekerja, ia bertemu wanita yang menarik perhatiannya … wanita mungil namun tampak kuat dan menyimpan kesedihan tersendiri. Glenn bertemu Vicky Myron – yang sedang berusaha memulihkan dan menata kembali kehidupannya sepeninggalan kekasih hatinya : Dewey.

Kesan :
Buku ini berbeda dengan DEWEY – buku pertama, terutama karena sembilan bab yang merupakan kisah-kisah persahabatan kucing dengan pemiliknya, kisah-kisah  berbeda sama sekali dengan kisah Dewey, persamaannya hanyalah masing-masing individu dalam kisah tersebut memiliki semangat perjuangan dan manisnya persahabatan yang tercermin dalam kisah DEWEY dari Spencer, Iowa.

Berbicara tentang kucing – terbayang makhluk berbulu yang berkesan manja, manis, lucu, suka dipeluk, suka kehangatan, senang bermain sekaligus makan dan tidur … itu semua benar, namun juga tidak sepenuhnya benar, karena dalam kisah ini justru terungkap bahwa penampilan fisik bukannya yang membuat para pembaca dalam hal ini penggemar Dewey begitu tersentuh dengan kisahnya. Namun kisah tentang perjuangan, harga diri, menata hati yang telah terluka, berusaha pulih dari kondisi yang menyakitkan … berkali-kali, inilah isi kisah-kisah tersebut.

Saat membaca tentang Spooky dan Christmas Cat – contoh bahwa makhluk sekecil itu pun memiliki kekuatan untuk HIDUP walaupun di sekelilingnya sudah men-vonis bahwa mereka tidak akan bertahan lama, namun mereka justru membuktikan bahwa tidak ada hal yang mustahil selama kita senantiasa mau berjuang …dan hal itulah yang dirasakan oleh para pemiliknya, dan juga dirasakan oleh para pembaca, termasuk diriku, bahwa Tuhan memberikan contoh karunia luar biasa : pilihan untuk HIDUP dan MENJALANINYA dengan penuh semangat pantang menyerah. Seringkali kita terjebak dalam rutinitas dan saat berhadapan dengan masalah, kita berhenti di tempat atau malah mundur teratur, dan secuil kisah ini akan senantiasa mengingatkan diriku bahwa Keajaiban akan selalu terjadi asalkan kita selalu berusaha mencari jalan keluar – yang ada di suatu tempat, menunggu untuk kita buka.

Dan bagaimana kisah Cookie tak bisa lepas dari benak, kucing yang diselamatkan, bisa tahu membalas dengan kecintaan dan perhatian yang mendalam kepada Lynda, membuat diriku teringat pepatah bahwa sahabat sejati adalah yang berada di samping kita justru pada saat kita terpuruk dalam kesedihan dan kesakitan. Jika Tuhan sangat mengasihi Lynda, mungkin juga ia mengirim malaikat pelindung dalam wujud seekor kucing bernama Cookie – yang lewat kata-kata berupa “eongan” serta tatapannya dan tindak-tanduknya, sungguh bagai tak perlu lagi percakapan khusus, karena antara keduanya, Cookie dan Lynda terjalin koneksi yang tak dapat dijelaskan, hanya sebuah pengertian yang disampaikan Lynda : “Aku tidak pernah dicintai oleh manusia lain, bahkan tidak oleh putri atau orangtuaku, dengan cara diriku telah dicintai oleh Cookie-ku.” (p.334)

Bahkan Marshmallow dan Kristie, adalah contoh kisah klasik, pergulatan melawan ketidak-percayaan diri, ketidak-mampuan berkomunikasi dalam sebuah keluarga dan antar individu, pelampiasan dengan cara merusak diri sendiri ( Kristie menjadi anoreksia semenjak remaja ) atau justru sebaliknya menjadi sosok yang menekan orang lain ( istilah yang dapat kugambarkan adalah ‘bullies’ dan ‘sok diktator’ ). Dan kita justru diajak belajar meningkatkan diri sendiri ( self-improvement ) lewat sosok Marshmallow ….bukan seekor kucing yang cantik menawan atau manja dan selalu minta perhatian, tapi bagi Kristie yang utama adalah ia adalah sosok sahabat yang ada saat dibutuhkan untuk berbicara dan bercakap mengeluarkan semua isi hatinya ( bayangkan, bercakap-cakap dengan kucing karena tidak bisa berkomunikasi dengan anggota keluarga )…ini bukan lagi sekedar kisah dalam buku, namun penggambaran kehidupan nyata yang seringkali lolos dari perhatian kita dan justru terjadi di sekeliling kita, bisa jadi terjadi di dekat kita – kedua orang tua yang harus bekerja guna memenuhi kebutuhan rumah tangga, anak-anak dilengkapi dengan kebutuhan fisik, namun kebutuhan batiniah berupa perhatian serta kasih sayang tak dapat dipenuhi – sebuah dilema serta polemik kehidupan modern. Mungkin hal ini kelihatan sepele, tapi sedikit saja asupan perhatian dan kasih sayang diberikan, ada suatu perbedaan nyata pada pertumbuhan dan perkembangan sang anak.

Contoh nyata yang sempat kusaksikan, bagaimana dua keluarga yang berbeda, hidup berdampingan, suami-istri sama-sama pekerja, anak-anak mereka ditinggalkan hampir sepanjang hari dan mereka semua baru berkumpul saat menjelang petang, setelah makan malam bersama, masing-masing akan sibuk dengan urusan pribadinya. Namun salah satu keluarga senantiasa menyempatkan diri, untuk bercakap-cakap ( bukan sekedar basa-basi menanyakan rutinitas yang sama ), menemani sejenak sang anak menyelesaikan tugas sekolah, mengantar waktu tidur ( bahkan pada anak yang sudah beranjak remaja ), alih-alih menonton televisi setiap saat, mereka melakukan permainan atau sekedar berkumpul sejenak, semua hal-hal yang kelihatan remeh, tapi merupakan suatu ‘tabungan waktu bersama’ yang dibagi-bagi setiap detik-setiap menit-setiap jam ditengah semua kesibukan. 

Kembali pada Marshmallow … ia pun telah menabung waktu kebersamaannya dengan Kristie, hingga mencari pasangan hidup pun Kristie mencari sosok yang merupakan penjabaran kucing sahabat setianya.

Saat hendak menulis resensi buku ini, diriku dihadapkan pada dilema, apakah ini hanya sekedar review singkat bahwa buku ini bagus dan layak dibaca, atau lebih pada pengungkapan intisari kisah-kisah yang tertulis didalamnya ?? Akhirnya diriku tak mampu untuk menahan curahan kisah panjang ini, sungguh tak adil rasanya kisah-kisah yang menyentuh hati setebal 500 halaman lebih, hanya digambarkan dalam sebuah review singkat. Dan jangan terjebak dalam resensi ini belaka, karena walaupun sebagian intisari berusaha ku-ungkapkan, namun percayalah bahwa Anda akan lebih tersentuh dengan membaca sendiri secara lengkap dari halaman pertama hingga akhir.

Jika Anda bukan tipe pembaca serius, bersabarlah pada awal pendahuluan, mungkin agak sedikit bertele-tele ( terutama bagi Anda yang sudah membaca buku pertama Dewey ), tapi begitu memasuki bab demi bab, kemungkinan Anda justru akan terpikat oleh berbagai macam tingkah laku rekan-rekan Dewey ini.  Dan jika masih saja dibeberapa bagian, timbul pengulangan tentang Dewey, mungkin ini adalah salah satu cara yang digunakan oleh Vicky Myron untuk selalu berhubungan dengan Dewey ( walau terkadang sedikit berkesan dipaksakan karena tidak terlalu berkaitan). 

Demikian pula cara penjabaran tentang latar belakang dan suasana suatu lokasi,atau sejarah dan riwayat hidup yang lumayan panjang, terkadang membuat bacaan sedikit monoton karena beberapa halaman hanya pengungkapan sejarah dan riwayat … ini hanya dugaan, tetapi kemungkinan latar belakang Vicky sebagai kepala perpustakaan membuatnya terbiasa untuk selalu memberikan data lengkap dan detil ( menyenangkan bagi beberapa orang, membosankan bagi sebagian lainnya ). Tapi jangan hal ini menjadi penghambat untuk menikmatinya … karena sekali lagi, banyak pembelajaran serta sentuhan-sentuhan halus yang pelan-pelan akan merasuk pikiran serta hati Anda dalam prosesnya, sesuatu yang bisa membuat Anda bahagia, gembira, tertawa riang atau malah mengusap air mata yang pelan-pelan mengalir di pipi ( seperti diriku … menghabiskan tisue sekotak hehe ).       

Sebelum menutup bab tentang Dewey dan teman-temannya, sekali lagi jangan terjebak dengar suatu persepsi : ini buku tentang kucing – saya tidak suka dengan kucing ; ini buku tentang biography / memoar – saya tidak suka baca begituan ; ini buku khusus untuk wanita – tidak menarik untuk pria ; ini buku tebal – saya lebih suka baca buku tipis … Well, persepsi Anda tidak seratus persen benar karena ini bukan buku, tetapi kumpulan kisah nyata hubungan antara individu yang kebetulan kucing dan juga manusia dari berbagai latar belakang, etnis, sosial-budaya, pria maupun wanita dari berbagai usia, dan tidak terlampau tebal (jika Anda membaca sendiri-sendiri setiap kisah, maka hanya beberapa halaman saja).

Dan hal terpenting yang kupetik dari kisah-kisah tersebut, kucing – dalam hal ini adalah hewan liar yang dapat dikatakan tidak memiliki akal budi sebagaimana manusia, namun dalam kisah ini, justru akan kita jumpai bahwa makhluk-makhluk kecil yang berusia lebih pendek daripada manusia, akan menampilkan contoh-contoh sikap welas-asih, mencintai, kejujuran, uluran persahabatan dan hakekat diri dimana manusia-manusia lainnya justru bertingkah laku layaknya hewan yang tak berakal budi dengan keserakahan, keegoisan, kebohongan, iri dan dengki. 

Dan kisah-kisah ini bukannya menuntut kita menjadi makhluk yang sempurna, justru dengan menyadari segala kekurangan kita mampu berbelas-kasih pada yang lain serta menumbuhkan kekuatan untuk mengimbangi kekurangan tersebut, kekuatan yang berasal dari dalam hati kita. Semoga semangat juang Dewey dan teman-temannya, mampu mendampingi Anda dalam menjalani kehidupan yang jauh lebih panjang dan lebih bervariasi dibandingkan mereka. Karena kehidupan mereka yang sangat singkat, dipenuhi dengan makna kehidupan dan hasrat kasih yang terus mengalir … bahkan setelah mereka tiada, gaung semangat juang masih tetap mengalir, mengajarkan agar kita segera bangkit dari keterpurukan  - dan bagaimana dengan kita ???  

P.S.  Just comment about book’s cover, sedikit kurang meriah, yang buku pertama bagus, merah keemasan ( dari warna bulu Dewey ), yang sekarang berkesam suram … mungkin lain kali bisa dipertimbangkan menghindari warna-warna cenderung gelap / suram (^_^)

Best Regards,
* HobbyBuku *

Books "KILLER BLONDE"


Judul Asli : KILLER BLONDE ( book 3 from Jaine Austen Series )
Copyright © 2004 by Laura Lavine
Penerbit OnRead-Books Publisher ; ISBN 978-979-1122-10-5
Alih Bahasa : Eka Budhiarti
Cetakan ke-01 : April 2008 ; 312 hlm
Rate : 3

Review :
"Setelah menghabiskan kisah-kisah sejarah setebal 500-600 halaman, maka aku pungut buku yang ketebalannya separuh dari buku-buku sebelumnya … dan ternyata isinya sangat menghibur, tokoh Jaine Austen ( jelas plesetan dari Jane Austen ) yang doyan makan, bercita-cita sebagai penulis namun terjebak dalam situasi yang membuatnya sulit mandi berendam ( salah kegemarannya ) setelah menemukan mayat klien-nya dalam tewas kesetrum dalam bak mandi. Ingin melepas tegang … baca saja buku ini, benar-benar konyol deh."

Sinopsis :
Namaku adalah Jaine Austen ( ya benar mirip penulis terkenal hanya beda huruf ‘i’ saja ), tinggal seorang diri di apartemen dupleks di kawasan Beverly Hills, ditemani kucing kesayangan ( yang sangat menuntut makanan bermutu ) bernama Prozac dan aku suka sekali mandi berendam dalam air panas berbusa.

Untungnya aku bekerja sebagai penulis lepas ( saat ini sedang menulis slogan  untuk Tip Top Dry Cleaner )  sehingga sewaktu-waktu dapat terjun dalam bak mandi menikmati kenyamanan – seperti pada saat telephone tersebut berbunyi, di saat aku sedang berendam ( oh … jika saja aku tahu bagaimana kejadian berikutnya – aku akan tetap berendam hingga mataku tertutup busa ) – telephone itu dari SueEllen Kingsley, wanita kaya, seorang pembuat pesta dan pencari dana yang luar biasa, dan ia  menginginkan aku sebagai ‘penulis bayangan’ (ghost-writer) akan buku berisi rahasia serta tips-tips keberhasilan ala SueEllen Kingsley.

Well, sebagai penulis bermutu tentu saja bukan suatu pekerjaan yang menantang bagi diriku, namun saat penawaran imbalan sebesar 3000 dollar seminggu ( hah … tagihan-tagihan akan segera terlunasi bahkan masih akan tersisa banyak untuk berbelanja ) maka akal sehat dan logika yang menang. Maka jadilah aku – Jain Austen sebagai asisten penulis bagi SueEllen Kingsley.

Dalam waktu singkat aku sudah mengenal keadaan keluarga SueEllen. Suaminya, Hal Kingsley seorang dokter bedah plastik terkenal ( bahkan seluruh tubuh SueEllen yang sempurna merupakan ‘hadiah’ dari sang suami ) yang membawa kedua putra-putri dari pernikahannya terdahulu. Brad Kingsley, delapan belas tahun ( yang lebih cocok dipanggil ‘Brat’ karena ia anak manja yang brengsek ) dan Heidi, gadis lima belas tahun yang dianggap terlalu gemuk oleh ibu tirinya ( menurutku Heidi sangaatt normal bagi gadis remaja seusianya )

SueEllen ternyata sangat menyebalkan dan suka bersikap keji pada orang-orang yang tak disukainya, termasuk pada Heidi yang malang. Pada hari pertama aku bekerja, ternyata SueEllen sangat suka bekerja di kamar mandi, tepatnya sambil berendam di dalam bak selama 4-5jam sedangkan aku harus duduk di atas penutup toilet mendengarkan ocehan tak bermutu sambil kelaparan ( karena aku termasuk manusia sehat yang harus makan minimal 3 kali sehari plus nyamikan di sela-sela waktu ). Dan saat makan malam tiba, dengan nafsu makan tinggi, aku harus gigit jari saat menerima porsi yang tak masuk akal ( benar-benar sangat kecil bahkan tidak layak disebut sebagai snack ala Jaine ).

Di luar urusan dengan SueEllen, aku dipusingkan dengan kedua orang tua-ku. Sejak mereka pensiun dan pindah ke Florida, ada saja kejadian aneh yang dilakukan. Ibuku yang doyan belanja secara online atau ayahku yang terakhir menemukan rambut palsu yang sangat mengerikan dan menjijikan ( ini menurut ibuku atau istilahnya ibarat ada bangkai binatang mati diatas kepalanya ) dan dengan bangga memakainya di mana pun setiap saat.

Aku juga khawatir akan kehidupan pribadi-ku. Sejak berpisah dari mantan suami yang pemalas ( disebut si Blob ), otomatis pergaulanku terbatas hanya dengan Kandi Tobolowski, gadis menarik sekurus belalang ( bertolak belakang dengan diriku ) yang sibuk mencari pujaan hati atau dengan tetanggaku Lance Venable, pramuniaga sepatu di Neiman Marcus yang juga sibuk mencari Mr. Right bagi dirinya. Namun ada kesibukkan yang cukup menyenangkan, yakni saat aku mengajar kelas menulis memoar di Panti Jompo Shalom.

Namun ada kejadian penting yang menjadi titik tolak dalam sejarah kehidupanku, saat aku memutuskan hendak keluar dari pekerjaan yang menyebalkan ( meski bayarannya lumayan besar ), aku menemukan SueEllen terapung di bak mandinya disertai alat pengering rambut disampingnya … dan alat itu tertancap pada stop kontak. Oh … My God … SueEllen mati disetrum !

Semula aku hendak pergi meninggalkan semua peristiwa yang bikin trauma, namun saat polisi menuduh Heidi sebagai satu-satunya tersangka pembunuh SueEllen, maka detektif Jaine Austen harus turun tangan mencari bukti demi menolong Heidi yang malang.  Dengan sigap, aku menemukan saksi yang tidak berhasil dibuat bicara oleh polisi, yakni tetangga SueEllen – professor Henry Zeller, kakek tua yang suka mengintip SueEllen mandi berendam lewat teleskopnya dan ia melihat seorang wanita berambut pirang berada di dalam kamar mandi sebelum SueEllen ditemukan mengapung.

Ternyata banyak sekali tersangka yang sesuai dan memiliki motif membunuh SueEllen.
Dimulai dari Heidi sendiri yang dengan lantang mengatakan ingin SueEllen mati pada perayaan pesta ulang tahunnya ( sangat keji, perbuatan SueEllen terhadap Heidi maksudku dan secara pribadi aku tetap yakin bahwa Heidi tak bersalah ), atau Brad yang marah karena tak mendapat mobil Ferrari gara-gara campur tangan SueEllen. Dan ada juga perselingkuhan antara Hal Kingsley dengan Lakspur O’Leary – wanita berambut pirang tukang pijat SueEllen. Bisa juga Ginny Pearson, teman baik SueEllen yang ternyata memiliki hubungan erat dengan Hal Kingsley dimasa lalu dan ia juga berambut pirang. Belum lagi Denise, perawat di praktek Hal Kingsley yang juga menaruh perhatian lebih pada sang dokter ( Hal Kingsley benar-benar pria yang sibuk ).

Tersangka lain yang sangat cocok adalah Eduardo Jensen, pria tampan & menarik, seorang seniman yang disponsori oleh SueEllen ( aku kebetulan mengetahui bahwa ia juga merupakn kekasih gelap SueEllen dan pada malam sebelum pembunuhan terjadi, mereka bertengkar karena SueEllen hendak membongkar rahasia memalukan Eduardo ) … nah siapa sebenarnya pelaku yang menewaskan SueEllen ?

Tentu saja aku berniat secara serius menemukan sang pembunuh karena nasib Heidi terancam dipenjara. Tapi bagaimana aku dapat memusatkan perhatian saat kencan-ku dengan Ted Lawson, aktor Tommy si Rayap menjadi bencana memalukan, saat ibunya mengancam meninggalkan ayahnya jika tidak membuang rambut palsunya ( dan ia berniat pindah dan tinggal denganku, coba bayangkan ) … apalagi datang ancaman langsung dari si pembunuh yang menyatroni apartemenku, meletakkan hair-dryer yang tertancap pada stop-kontak kedalam bak mandiku yang terisi penuh hingga luber. 

Dan tanpa sepengetahuan-ku, si pembunuh nantinya bukan hanya sekedar mengancam. Ia bahkan tidak segan-segan melenyapkan orang usil yang mengorek-orek masa lalu ( maksudnya diriku, Jaine Austen ) dan ini semua gara-gara perebutan warisan senilai tiga juta dollar. Bagaimana nasibku kemudian ???
-Jaine Austen- 

Tentang Penulis :  
 
Laura Levine is a comedy writer whose television credits include The Bob Newhart Show, Laverne & Shirley, The Love Boat, The Jeffersons, Three's Company, and Mary Hartman, Mary Hartman. Her work has been published in The Washington Post and the Los Angeles Times. She and her husband live in Los Angeles. More about her books visit : website Laura Levine  ( source : www.fantasticfiction.co.uk. )

Best Regards, 
* HobbyBuku * 

Books "FAMILY TREE"


Judul Asli : FAMILY TREE
Copyright © 2007 by Barbara Delinsky
Penerbit Amica Media
Alih Bahasa : Frans B.K. Rianto
Editor : Elha Susanto
Cetakan ke-01 : Oktober 2007 ; 452 hlm
Cover by Ignas & Elha Susanto 
Rate : 3,5 

Sinopsis Cerita :
Hugh & Dana Clarke adalah sepasang suami-istri kulit putih yang sedang berbahagia. Mereka masih muda, saling mencintai, memiliki kekayaan di atas rata-rata, karir Hugh sebagai pengacara yang menanjak, benar-benar tipikal keluarga terpandang dari Pantai Timur Amerika … dan saat ini sedang menantikan kelahiran bayi mereka yang pertama. Suatu malam menjelang dua minggu sebelum kelahiran bayi mereka, Dana terbangun & mendapati air ketubannya telah keluar … saat itu pula Hugh membawa Dana ke rumah sakit untuk menjalani proses kelahiran bayi mereka. Saat-saat penuh ketegangan akhirnya mereda dengan kelahiran seorang bayi perempuan yang diberi nama Elizabeth Ames Clarke, bayi dengan kondisi sehat, kuat & cantik tanpa cacat kecuali warna kulitnya yang agak gelap … Elizabeth lahir sebagai bayi berkulit hitam.

Kebahagiaan sesaat pasangan tersebut menjadi terusik terutama Hugh yang mempertanyakan sumber asal warna gelap bayinya. Apalagi saat kedatangan kedua orang tuanya Eaton & Dorothy Clarke menengok kelahiran cucu mereka. Keluarga Clarke merupakan keluarga besar dengan warna kulit putih pucat Anglo-Saxon & mereka sangat membanggakan sejarah garis keturunan keluarga Clarke yang tak tercela. Maka dugaan tentang sumber warna gelap bayi Elizabeth diduga berasal dari garis keluarga Dana.

Apalagi Dana tidak mengetahui atau mengenal ayah kandungnya, setelah kematian ibunya Elizabeth Joseph, Dana dibesarkan oleh neneknya Ellie Jo yang membuka perusahaan benang rajutan bernama The Stichery. Demi mendapatkan kejelasan, Hugh berusaha mendesak Dana untuk mencari keterangan tentang ayahnya – agar tidak timbul kasak-kusuk di lingkungan kehidupan mereka.

Dana sangat terpukul & kecewa dengan perlakuan Hugh terhadap putri yang baru dilahirkan. Ia memahami tekanan dari pihak keluarga Hugh namun ia tetap mengharapkan Hugh mau menerima & memberikan penghargaan atas kepentingan pribadinya yang enggan mencari ayah kandung dirinya – terlebih ayah yang telah menelantar istri serta putrinya. Akan tetapi karena desakan Hugh & rasa cintanya maka Dana berusaha mencari keterangan lewat neneknya Ellie Jo, satu-satunya kerabat yang dikenal yang masih hidup. Setelah Ellie Jo mengatakan bahwa dirinya pun tak mengetahui lebih banyak tentang ayah Dana, kecuali ia disebut Jack Jones.

Seiring dengan waktu, desakan & teguran pihak keluarga Clarke membuat Hugh semakin pusing, hingga akhirnya ia mengambil keputusan untuk melakukan test DNA terhadap mereka bertiga, Hugh-Dana-bayi Lizzie. Dana menjadi lebih terhina atas perlakuan Hugh yang mempertanyakan diri serta bayinya. Keadaan semakin runyam saat timbul rumor akan kedekatan Dana dengan tetangga mereka David Johnson, duda berkulit hitam dengan seorang putri bernama Ali yang berkulit agak terang hasil dari pernikahan campuran ( ya - mantan istri David berkulit putih ). Yang membuat Dana semakin marah karena Hugh & David juga merupakan sahabat dekat, bahkan Ali-putri David sering sekali bermain dikediaman Hugh & Dana.

Di tengah kerumitan & keributan tentang asal warna kulit bayi Lizzie, Hugh disibukkan dengan kasus baru menangani tuntutan kliennya bernama Crystal Kostas, single mother yang berjuang mencari tambahan biaya untuk operasi besar putranya Jay Liam Kostas melalui ayah kandung Jay yaitu Stan Hutchinson seorang anggota Dewan Konggres yang terpandang & telah berkeluarga. Hugh menyadari bahwa membuat perkara menyangkut hasil hubungan gelap seorang Senator sangatlah riskan bagi karirnya, namun ia melihat kesungguhan & kejujuran pada diri Crystal Kostas yang membuatnya tetap maju membela kliennya.

Di sisi lain Dana berusaha menyibukkan dirinya dengan menangani The Stichery terutama setelah Ellie Jo mengalami kecelakaan. Dana berusaha menghilangkan rasa terluka akibat perlakuaan Hugh, namun ia tak dapat menghindar lebih jauh saat pencarian atas ayah kandungnya mulai menunjukkan titik terang. Lewat salah satu teman lama ibunya diketahui bahwa ayahnya bernama Jack Jones Kettyle & ia sangat memuja serta mencintai ibunya. Justru Elizabeth Joseph, ibu Dana yang pergi meninggalkan Jack Jones tanpa memberitahu akan kehamilan maupun kelahiran putrinya.

Jack Jones telah menikah & berkeluarga tanpa mengetahui keberadaan putrinya Dana & sekarang ia tinggal di Albany. Maka berdua dengan Hugh & membawa bayi Lizzie, berangkatlah Dana menuju Albany menemui ayah kandung yang tak pernah diketahui & mengetahui keberadaan dirinya. Setiba di alamat yang dituju, akhirnya Dana berhadapan muka dengan Jack Jones Kettyle, seorang pria berkulit putih dan seorang pastur Katolik.

Walaupun fakta telah menunjukkan bahwa ayah Dana merupakan keturunan kulit putih, namun tekanan dari pihak keluarga Clarke masih berlansung, Eaton Clarke menuduh Dana menyabotase peluncuran perdana buku tentang sejarah keluarga Clarke yang akan cetak ulang. Ditambah dengan tuntutan yang diajukan Hugh terhadap Senator Stan Hutchinson, salah satu sahabat & relasi perusahaan keluarga Clarke yang dipimpin oleh Brad Clarke, paman Eaton beserta saudaranya Robert – membuat hubungan Hugh dengan keluarganya semakin renggang. Hanya Dorothy, ibu Hugh yang diam-diam mengunjungi Dana beserta cucunya.

Tabir rahasia kelam masa lalu mulai terungkap saat Dr. Laura Wood yang menangani bayi Elizabeth menemukan bahwa Lizzie dinyatakan positif sebagai pembawa sifat ‘sickle-cell’ yaitu suatu penyakit kelainan sel darah merah yang normalnya berbentuk bulat, namun disebabkan adanya keturunan dari Afrika maka sel darah merahnya berbentuk bulan sabit & hal ini dapat menyebabkan terganggunya sirkulasi darah yang mengarah ke anemia. Hal ini membuktikan bahwa salah satu diantara Hugh atau Dana memang keturunan Afrika-Amerika. Dan setelah melakukan suatu tes darah Dana & juga Hugh, diketahui dengan jelas siapa yang membawa asal keturunan tersebut.

Kesan :
Suatu kisah yang bermula dengan kejadian biasa namun memberikan dampak yang besar terhadap pengenalan akan garis keluarga. Yang menjadi pertanyaan apakah memungkinan dari sebuah keluarga keturunan Anglo-Saxon, Skandanivia muncul garis keturunan Afrika-Amerika. Terlepas dari masalah genetika, yang menjadi pokok permasalahan yang diangkat oleh penulis dalam kisah ini adalah ETIKA & MORAL.

Dalam sosialisasi bermasyarakat, seringkali nilai-nilai Kebenaran & Kejujuran menjadi kabur, digantikan dengan kisah baru dengan dalih demi melindungi keluarga dari aib, namun pada akhirnya tetap orang lain terutama keluarga yang terkena imbasnya. Mungkin tidak langsung terjadi namun bertahun-tahun kemudian, apa yang ditenggelamkan dalam-dalam akhirnya muncul pula ke permukaan. Lewat tulisan ini penulis berusaha menyentuh hati pembaca bahwa apa yang tampak di permukaan tidaklah sama dengan isi di dalamnya. Melalui tokoh Hugh & Dana, dua insan yang pada akhirnya memperoleh pencerahan akan apa yang terpenting bagi kebahagian hidup mereka walaupun jalurnya harus ditempuh melalui badai yang dahsyat. 

Tentang Penulis : 


Barbara Ruth Greenberg, lahir pada 9 Agustus 1945 di Newborn, kota suburbia di wilayah Boston, Massachusetts dan dibesarkan dalam keluarga yang berprofesi sebagai pengacara. Pada usia  delapan tahun, ibunya meninggal karena kanker payudara. Dibesarkan tanpa seorang ibu, Barbara tetap aktif dalam berbagai kegiatan, mulai kursus musik seperti piano dan flute, bahkan balet dan ballroom.

Pada tahun 1967, ia mendapat gelar B.A. di bidang psikologi dari Tufts University serta gelar M.A. di bidang sosiologi melalui Boston College di tahun 1969. Kemudian menikah dengan Steve Delinsky - seorang pengacara. Karir menulisnya dimulai pada tahun 1980 setelah kelahiran kedua anak kembarnya. Dan semenjak itu Barbara menjadi penulis yang produktif dan menghasilkan lebih dari 80 judul novel, dengan memakai berbagai nama samaran seperti Billie Douglas atau Bonnie Drake, dan sekarang ia lebih banyak memakai namanya Barbara Delinsky. Info selengkapnya tentang buku-buku Barbara silahkan kunjungi : website Barbara Delinsky
( sumber : www.fantasticfiction.co.uk. )
  
Best Regards, 
* HobbyBuku * 

Friday, March 9, 2012

Books : "THE THIRTEENTH TALE"



Judul Asli : THE THIRTEENTH TALE
Copyright © 2006 by Diane Setterfield
Penerbit Gramedia Utama
Alih Bahasa : Chandra Novwidya Murtiana
Editor : Siska Yuanita
Cover by eMTe
Cetakan ke-01 : November 2008 ; 608 hlm
Rate : 5 

Kesan :
Buku ini sudah lama selesai ku-baca, sebagaimana Margaret Lea terpesona oleh Dongeng Ketigabelas – Vida Winter yang selesai hanya dalam semalam. Namun dalam menuliskan review maupun sinopsisnya … ternyata tak semudah yang ku-bayangkan. Kesulitannya lebih pada kekompleks-an karakter-karakter yang memperkaya isi buku ini. Dan juga lebih pada kesederhanaan pokok permasalahan sebenarnya yang dibangun dengan manis nan pelik oleh penulis. Dengan menggunakan sebagian besar sudut pandang orang pertama lewat tokoh Margaret Lea – pembaca akan benar-benar tenggelam dalam kisah yang mengharukan, mengejutkan serta mengagumkan ini. Maka tanpa bermaksud ‘membongkar’ kenikmatan pembaca (terutama bagi yang belum membuka kisah ini) ku-coba untuk menuangkan sedikit ‘esensi’ dari Dongeng KetigaBelas ..... semoga pembaca sekalian dapat menikmatinya sebagaimana diri-ku.

Sinopsis :
Suatu hari di bulan Nopember, Margaret Lea menerima sepucuk surat – surat dengan tulisan tangan yang aneh, seakan-akan penulisnya adalah anak kecil atau seseorang yang memiliki cacat pada tangannya. Isi surat tersebut tidak kalah aneh, bahkan mengundang pertanyaan. Surat tersebut berasal dari Vida Winter – seorang penulis fiksi terkenal dan ia ‘meminta’ kedatangan Margaret ke tempat kediamannya guna menulis biografi tentang kebenaran diri Vida Winter.

Margaret Lea memang seorang penulis biografi, namun selama ini ia hanya menulis tentang penulis lain yang telah tiada, penulis-penulis yang ‘terkalahkan dalam kehidupannya’ – Margaret lebih tertarik pada studi litelatur sejarah-sejarah lama, tentang kehidupan yang telah mati, sesuai dengan keterlibatannya pada Toko Buku Antik Lea milik ayahnya. Saat membaca surat dari Vida Winter, Margaret sama sekali tak mengenal ataupun pernah membaca karya-karya beliau. Sejauh mana pengenalannya terhadap Vida Winter hanyalah sebatas apa yang sering dibicarakan oleh masyarakat, beliau seorang penulis produktif dan setiap novelnya senantiasa dicari dan paling sering dipinjam di perpustakaan.

Namun hanya sejauh nama & karya-karyanya yang dikenal semua orang – tidak demikian dengan latar belakang maupun masa lalu sosok Vida Winter yang diketahui … karena kerahasiaan Vida Winter sama terkenalnya dengan buku-bukunya, ia sungguh suatu misteri yang sempurna ( p.26 )

Margaret cenderung untuk menolak ‘undangan’ tersebut, namun baranjak malam ia tak dapat mengenyahkan isi surat Vida Winter, maka ia turun mencari tahu tentang salah satu karya Vida Winter yang pernah terlihat tersimpan di lemari khusus milik ayahnya ( … walaupun ia tak mengerti bagaimana karya fiksi kontemporer disimpan bersama dengan buku-buku antik lainnya, paling tidak apakah buku tersebut sama berharganya dengan buku-buku koleksi ayahnya ? ).

Buku tersebut berjudul Tigabelas Dongeng Perubahan dan Keputusasaan karya Vida Winter dengan prolog yang menjerat hati Margaret … beliau menulis :
“Semua anak memitoskan kelahirannya sendiri. Itu karakteristik umum. Kau ingin mengenal seseorang ? Hati, pikiran, dan jiwanya ? Tanyakan padanya tentang saat dia lahir. Yang akan kaudapatkan bukanlah kebenaran: kau akan mendapatkan sebuah dongeng. Dan tak ada hal yang lebih menggugah selain dongeng.” ( p.49 )

Margaret tak mampu melepaskan matanya dari buku tersebut, halaman demi halaman dilahapnya tanpa mengindahkan waktu dan menjelang subuh buku tersebut hampir mencapai lemabaran terakhir, saat Margaret menyadari bahwa buku tersebut belum selesai … karena bagian bab Ketigabelas tak tercantum – Dongeng Ketigabelas, dongeng yang terakhir justru tidak terdapat atau tak tertulis dalam buku tersebut.

Rasa penasaran Margaret sebagian terjawab saat ia bertemu dengan ayahnya, mengapa buku tersebut tersimpan di dalam lemari cabinet koleksi buku-buku khusus – karena buku karya Vida Winter tersebut merupakan salah satu dari terbitan edisi pertama dan satu-satunya dengan judul asli  ‘Tigabelas Dongeng …’ – karena terbitan berikutnya berubah judul menjadi ‘Dongeng-Dongeng Perubahan dan Keputusasaan’. Namun tetap tak terjawab misteri ‘hilangnya’ dongeng ketigabelas dari buku tersebut – maka Margaret akhirnya memutuskan untuk memenuhi ‘sebagian’ undangan dari Vida Winter, terlebih ia ingin mengetahui maksud sebenarnya dari Vida Winter.

Pertemuan antara Margaret Lea – gadis muda yang menyimpan rahasia tentang pribadinya serta luka hati yang dalam, dengan Vida Winter – seorang penulis ternama namun misterius jika menyangkut kehidupan pribadi masa lalu … tanpa disadari oeh masing-masing pihak akan membawa perubahan besar bagi arah kehidupan mereka di masa mendatang.

Vida Winter yang enggan mengungkap kebenaran kehidupan dirinya, mulai membuka tabir tebal yang telah menyelimuti rahasia mengerikan yang telah ditutup rapat-rapat selama puluhan tahun … dan ia memberanikan diri melawan ketakutan-ketakutan dirinya di hadapan wanita muda yang tak pernah dikenal sebelumnya, namun seakan-akan gadis muda tersebut memiliki ‘kesamaan’ dengan dirinya.

Margaret Lea yang berkeras hanya bersedia menerima ‘kebenaran’ dari mulut Vida Winter, akhirnya menjadi satu-satunya orang luar yang akan mengetahui siapa sebenarnya sosok Vida Winter & bagaimana kehidupannya di masa lalu. Margaret melakukan segala persiapan serta penelitian bahkan penyelidikan akan fakta-fakta yang dapat mendukung kisah tersebut – semua demi menuliskan kebenaran tentang sosok Vida Winter yang menjelang ajal … namun ada hal yang tak ia persiapkan bahkan tak pernah ia duga, bahwa pengungkapan rahasia kehidupan Vida Winter turut membuka rahasia dirinya yang disembunyikan sejak ia berusia 10 tahun – rahasia tentang kematian saudara kembarnya yang namanya tak boleh diucapkan.

Vida Winter, berdasarkan data-data tertulis merupakan gadis bernama Adeline March – salah satu keturunan keluarga Angerfield yang terkenal ( lebih dikarenakan skandal-skandal yang terjadi pada keluarga tersebut ) dan Margaret mulai menuliskan kisah mereka dalam memenuhi permintaan Vida Winter … atau lebih jelasnya ia mulai terperosok dalam kehidupan yang penuh tragedy akan kematian serta kelahiran – tentang permulaan-pertengahan-akhir kehidupan.

Kisah keluarga Angerfield ini dimulai dari pasangan George & Mathilde Angerfield serta putra mereka Charlie yang berusia 9 tahun saat tragedy itu terjadi – Mathilde meninggal saat melahirkan seorang putri dalam cuaca badai yang buruk sehingga dokter tak dapat tiba tepat waktu guna menyelamatkannya. Gila akan kematian istrinya membuat George hidup dalam dunianya sendiri tanpa memperdulikan keluarganya.

Namun berkat campur tangan Kepala Rumah Tangga Angerfield yakni Mrs. Dunne yang lebih dikenal dengan sebutan ‘Missus’ maka kehadiran si bayi Isabelle mampu mengalihkan kehilangan yang dirasakan oleh George. Maka sejak saat itu kehidupan keluarga Angerfield berubah drastis – George yang sangat memuja Isabelle yang tumbuh menjadi gadis cantik serupa dengan ibunya, sangat dimanja dan senantiasa dituruti apapun kemaunnya. Charlie, yang lebih tua sembilan tahun dan dilupakan oleh ayahnya, tumbuh menjadi anak aneh & senang melakukan percobaan-percobaan yang bersifat sadis atau menyakiti diri sendiri. Isabelle sendiri tumbuh menjadi gadis rupawan dengan sifat & karakter yang tidak biasa, terutama karena ia hidup dalam lingkup keluarga yang aneh – bahkan sejak kecil ia terbiasa dengan kebiasaan Charlie yang senang menyiksa sekaligus memuja adiknya dengan cara aneh.

Barulah ketika Isabelle menginjak usia akil-baliq … ia mulai belajar mengenal pergaulan di luar lingkup keluarganya. Perkenalan serta hubungannya dengan pemuda bernama Roland March membawa pada pelarian Isabelle keluar dari keluarganya.

George tak mampu bertahan lebih lama & ditemukan telah menjadi mayat dalam kamar tempatnya mengurung diri sepeninggalan Isabelle. Charlie berlaku seperti mayat hidup, mencoba melakukan bunuh diri namun sebelum hal tersebut terlaksana – suatu hari tanpa ada pertanda khusus, muncullah Isabelle dengan riang bagaikan tak pernah meninggalkan kediamannya. Kedatangannya kali ini membawa serta dua bayi mungil – si kembar Emmeline & Adeline March. Namun saat Isabelle mengetahui kematian ayahnya, ia kembali menjadi sosok Isabelle yang muram & aneh, ia lebih sering berkeliaran daripada mengurus kedua bayinya. Maka menjadi tanggung jawab Missus serta John-the-dig (  tukang kebun Angerfield ), satu-satunya pelayan yang tersisa  untuk merawat serta membesarkan kedua bayi mungil tersebut.

Tentu saja kedua pelayan yang mulai berusia lanjut tak mampu memberikan perawatan serta pemeliharaan yang maksimal bagi dua gadis cilik yang berkembang. Apalagi kedua gadis tersebut kelihatannya mewarisi keanehan keluarga Angerfield. Walaupun kembar namun Emmeline & Adeline sangat berbeda bahkan bertolak belakang dalam beberapa hal. Jika Adeline sangat emosional, saat marah ia mampu menghajar Emmeline hingga babak belur, sebaliknya Emmeline tak mampu bahkan cenderung diam – sama sekali tak membalas perlakuan Adeline. Atau jika nafsu makan Emmeline tak terbendung, dalam sehari berkali-kali ia mampu makan seakan-akan senantiasa kelaparan, sebaliknya Adeline seakan-akan tak pernah makan, bahkan berhari-hari bisa dilalui tanpa timbul rasa lapar. Kedua gadis saling berhubungan dengan bahasa yang tak pernah dipahami oleh siapa pun – mereka hidup dan berkomunikasi dalam dunia mereka sendiri.

Kejanggalan kehidupan si kembar Angerfield ( demikian masyarakat sekitar menyebutnya disertai perasaaan horror ) yang tak mampu berinteraksi dalam kehidupan sosial secara normal, ditambah berbagai peristiwa serta tragedi mengerikan mewarnai kisah mereka. Bukannya tak ada yang bersedia membantu, namun seakan kutukan tak pernah lepas dari kehidupan mereka, satu persatu orang-orang yang bersedia menolong & membantu si kembar mengalami kejadian-kejadian memalukan bahkan mengerikan hingga ‘kematian yang meragukan’ menimpa mereka. Dan pada akhirnya hanya tertinggal mereka saja yang hidup di kediaman Angerfield tanpa bersentuhan dengan dunia luar – sampai suatu hari terjadi kebakaran hebat yang memusnahkan sebagian besar rumah tersebut … dan sejak saat itu si kembar Emmeline & Adeline menghilang dari dunia yang pernah mengenal mereka.

Margaret Lea semakin tenggelam dalam kisah kehidupan keluarga Angerfield, bahkan di saat-saat ia menemui pertanyaan tak terjawab ( karena sesuai perjanjian awal dengan Vida Winter, yang berarti tak boleh ada pertanyaan apapun – kisah tersebut harus berjalan sesuai jalur yang dikehendaki oleh Vida Winter, yakni sesuai dengan kejadian sebenarnya, seakan-akan Margaret dituntun untuk menjalani kenyataan hidup sebenarnya.

Kisah sebenarnya tentang sosok hantu yang dilahirkan tanpa kasih sayang, dibuang dan mengalami perjalanan berat hingga menemukan secuil kasih dari orang-orang yang tak pernah dipandang sebelah mata oleh sebagian besar orang – dan pada akhirnya sosok hantu tersebut dikarunia berkah mengasihi yang sangat besar hingga bersedia menanggung beban berat akan dosa-dosa orang lain, selama bertahun-tahun menjalani kehidupan yang nyaris menghabiskan jiwanya. Dan pada waktu yang tepat, ia membuka jiwanya pada sosok gadis yang juga menderita – pada Margaret Lea.

Sesuai dengan janjinya sosok yang pernah dikenal sebagai ‘Vida Winter’ – yang pertama sebenarnya adalah yang terakhir & yang paling akhir merupakan awal kisah baru dimana semuanya menjadi jelas hingga tak ada lagi sosok hantu yang telah sekian lama mendiami keluarga Angerfield … yang ada hanya bukti dari kekuatan cinta kasih serta pemahaman akan hubungan ajaib antara manusia.

Bersama dengan nafas terakhirnya, kekuatan yang menopang beban berat sekian tahun akhirnya menyerah, namun keutuhan jiwa & kasih ‘Vida Winter’ telah kembali dan kepada Margaret Lea-lah dongeng ketigabelas ia wariskan ….

Penutup :
Sebuah sub-cerita tentang ‘Anak Cinderella‘ … ( p.598-599 )
( tengah )
Bayangkan ini … seorang pemuda dan seorang gadis; yang satu kaya, yang satu miskin. Seringnya, sang gadislah yang tak memiliki emas dan begitulah yang diceritakan dalam kisah ini. Tak perlu ada pesta dansa. Jalan-jalan di hutan sudah cukup bagi mereka untuk berpapasan di persilangan jalan.
Pada suatu ketika ada ibu peri, tapi seringnya dia tak ada. Kisah ini terjadi ketika ibu peri tidak hadir. Labu gadis kita ini memang labu belaka, dan ia merangkak pulang setelah lewat tengah malam, dengan darah di pakaiannya, diperkosa.
Tak akan ada pengawal yang muncul di pintu keesokkan hari dengan sepatu kulit rusa. Dia tahu itu. Dia tidak bodoh. Meski begitu, dia hamil.  Singkat cerita, Cinderella melahirkan bayi perempuan, membesarkannya dalam kemiskinan dan kekotoran, setelah beberapa tahun dia meninggalkan anak itu di lahan rumah orang yang telah memerkosanya. Kisahnya berakhir sekonyong-konyong …

( awal )
Separo perjalanan di jalan setapak kebun yang belumpernah dikunjunginya, anak itu tiba-tiba menyadari dia seorang diri. Di belakangnya ada gerbang kebun yang menuju hutan. Pintu itu dibiarkan terkuak. Apakah ibunya masih ada dibaliknya? Di depannya adalah gudang yang dalam pikiran kanak-kanaknya, tampak seperti rumah kecil. Tempat dia bisa berlindung. Siapa tahu, mungkin ada sesuatu yang bisa dimakan di dalam sana.
Gerbang kebun? Atau rumah kecil?
Gerbang? Atau rumah?
Anak itu bimbang.
Dia bimbang … 

Best Regards, 
* HobbyBuku * 


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...