Translate

Thursday, October 4, 2012

Books "HIKING GIRLS"



Judul Asli : HIKING GIRLS
Copyright © 2008 Hye-jung Kim
Copyright © 2012 Penerbit Serambi Ilmu Semesta
Penerbit Atria (Imprint Serambi)
Alih Bahasa : Dwita Rizki
Editor : Dian Pranasari & Diksi Dik
Cetakan I : Agustus 2012 ; 276 hlm 
Rate : 3 of 5

Lee Eun Sung dan Joo Bo Ra, memiliki masalah yang serupa dengan anak-anak remaja Korea pada umumnya. Tetapi mereka berdua memiliki sedikit perbedaan karena latar belakang keluarga yang tidak biasa. Pengalaman semasa kecil hingga remaja yang kurang bahagia ditambah dengan jiwa muda yang memberontak,mengakibatkan timbulnya berbagai masalah hingga menjadi suatu kasus yang cukup serius untuk dipandang sebagai pelanggaran hukum. Demi menyelamatkan masa depan mereka yang masih sangat muda, mereka berdua diberi kesempatan kedua untuk merubah pandangan hidup mereka, menjadi lebih baik ....

~ Road Urumqi to Tulufan ~ [ source ]
Lee Eun Sung sedari kecil sering dipandang aneh oleh orang-orang, dan saat menginjak remaja ia tahu bagaimana rasanya setip hari di jauhi dan diejek karena tidak memiliki ayah. Lee Eun Sung disebut-sebut anak haram, memiliki bibit buruk seperti ibunya yang hamil semasa remaja tanpa pernah menikah. Akibatnya ia mulai membela diri dengan memukul siapa saja yang menyakitinya. Tak lama kemudian ia dikenal sebagai biang onar dan tukang berkelahi. Hingga suatu hari ia memukuli Yoo Ji Yeon – si pesolek yang sok aksi dan berani menghina ibunya dengan berbagai sebutan. Masalah bertambah ruwet karena Yoo Ji Yeon adalah putri pejabat penting, dan Eun Sung diajukan ke pengadilan, terancam akan dijatuhi hukuman penjara anak-anak. 


~ Road Urumqi to Tulufan ~ [ source ]
Beruntung ayah Yoo Ji Yeon bersedia bekerja sama dengan Badan Pusat Perlindungan Anak, yang menawarkan perjanjian yang harus dilakukan oleh Eun Sung agar ia terhindar dari hukuman penjara. Syaratnya adalah Lee Eun Sung bersama Joo Bo Ra, gadis remaja yang  juga memiliki masalah dengan pengadilan, untuk mengikuti program menelusuri rute Silk Road dengan berjalan kaki sejauh 1.200 km selama 70 hari , mulai tanggal 22 Juni – 30 Agustus. Mereka berdua akan didampingi seorang pengawas bernama  Mi Joo dari Pusat Perlindungan Anak, yang pernah menjalani rute Silk Road pada beberapa kesempatan.  

~ Gao Chang Ruins ~ [ source ]
Lee Eun Sung yang cerewet dan suka berkata kasar serta bertingkah kurang ajar, selalu bentrok dengan Kak  Mi Joo – mahasiswa pengawas yang semenjak awal pertemuan langsung dipanggil Nenek Jahat oleh Eun Sung yang tidak tahu aturan. Sedangkan Joo Bo Ra yang fisiknya sangat kecil dan tampak lemah, mirip anak SMP padahal ia sudah SMA, selalu berdiam diri,  berbicara seperlunya, menutup diri dari siapa pun. Perjalanan jauh dengan medan yang berat, berupa dataran kering, panas menyengat saat terang dan dingin mencekam saat malam menjelang. Serta perjalanan kaki bagi kedua anak  kota yang tak pernah membayangkan apalgi menjalani seberapa berat dan jauh medan yang harus dilalui sebelum tiba di tempat tujuan. Mampukah mereka semua menempuh perjalanan napak-tilas Silk Road yang terkenal berat itu ?? 

~ Mingsha Mountain with Crecent Lake ~ [ source ]
Saat pertama kali membaca kisah-kisah pembukaan, terus terang diriku langsung tidak suka denga karakter Eun Sung yang jika dapat kugambarkan sebagai anak egois, seenaknya sendiri, tak punya tenggang rasa dan selalu berusaha mencari gara-gara. Jika selama ini Anda memiliki gambaran anak-anak Korea yang manis-manis dan penurut, wah ... pasti langsung jengkel dengan si Eun Sung yang luar biasa tak tertahankan. Dialog-dialog yang terjadi selama awal perjalanan antara ketiga sosok yang asing satu sama lain, namun harus berusaha bersama-sama menempuh perjalanan jauh selama 70 hari dengan berjalan kaki ... fuihh, bisa dibayangkan, bagai peperangan yang tiada henti, hingga akhirnya masing-masing mencapai titik kelelahan fisik maupun mental. 

~ Dunhuang ~ [ source ]
Jangan mengharap kisah-kisah lembut nan manis bagai drama Korea, karena penulis berusaha menuangkan perasaan serta pemikiran yang notabene ‘negatif’ dan ‘negatif’ sepanjang separuh kisah ini. Sesuatu yang terus terang membuatku semakin tidak nyaman dengan ungkapan-ungkapan yang ‘disengaja’ dilakukan untuk menyakiti orang lain. Tanpa mengetahui secara jelas, luka atau trauma apakah yang menyebabkan kedua karakter gadis remaja ini melakukan tindakan yang cukup ekstrem sebagai pelampiasan. Eun Sung menggerakan kedua tangannya untuk menghantam dan memukul siapa saja yang tak disukainya (termasuk dengan mulutnya yang lumayan cerewet bila perlu). Sedangkan Bo Ra sangat ahli dalam mencuri dan mengambil apa pun yang bukan miliknya. 

[ source ]
Namun justru mendekati akhir, saat konflik memuncak, sebuah pencerahan terjadi. Bukan saja bagi para karakter di dalam kisah ini, tetapi diriku sebagai pembaca mulai dapat memahami akar masalah yang terjadi pada mereka, anak-anak yang tak memperoleh ajaran moral serta kasih-sayang yang dibutuhkan. Perjalanan berat, menempuh medan yang sama sekali tidak nyaman, bertemu dengan berbagai suku, keluarga nomaden, hewan-hewan unik seperti unta, berselancar di padang pasir, ditipu oleh orang Cina namun juga diselamatkan oleh orang Cina lainnnya, nyaris tewas dirampok tetapi ditolong perantauan Korea yang tinggal di Cina, tanpa disadari membentuk suatu pemahaman serta karakter yang lebih baik untuk kedua anak itu. 

[ source ]
“Selama ini kupikir punuk unta hanya sesuatu yang membuat mereka jelek, tapi ternyata unta sangat membutuhkan punuk mereka. Unta tidak akan bisa melewati gurun pasir jika mereka tidak memiliki punuk. Punuk unta yang terlihat seperti sebuah aib baginya ternyata berisi kekuatan yang sangat membantu dalam hidupnya. Aku bukan aib bagi Ibu, melainkan punuk, begitu pula arti Ibu bagiku, Ya, kan, Nenek ?” 
[ ~ dari dialog Eun Sung dengan almarhum neneknya | p. 249 ; 265 ] 

Sebuah ending yang menyentuh dan penuh makna pembelajaran menutup kisah yang memperoleh penghargaan Blue Fiction Award, dan masuk dalam daftar Young Adult Literature yang diminati di kalangan pembaca Korea. 

[ source ]
“Kalian bisa berjalan sejauh 1.200 km, mana ada hal yang tidak bisa kalian lakukan. Awalnya kalian berpikir kalian tidak akan bisa berjalan sampai akhir, tapi akhirnya kalian berhasil kan,” kata Kak Mi Joo sambil membelai kepala kedua anak yang tak pernah merasakan sentuhan kasih sayang sekaligus rasa bangga.
[ ~ from Hiking Girls | p. 267 ]

~ Uigur | Uyghur ~ [ source
Tentang Penulis :
Kim Hye Jung lahir pada tahun 1983 di Chung Buk, dari sebuah keluarga besar yang terdiri dari kakek, nenek, ayah, ibu, dan tiga saudaranya. Sewaktu berusia 6 tahun, dia sangat terharu saat membaca cerita anak-anak berjudul “Tiga Babi Bersaudara” , yang membuatnya mulai tertarik dengan ‘cerita’. Ketika berusia 12 tahun, dia bertekad menjadi seorang novelis ketika melihat Gong Ji Young – novelis ternama di sebuah suratkabar. Dengan tekad bulat, dia mulai menulis dan menulis serta tak bosan-bosannya mengirim ke berbagai penerbit, hingga akhirnya novel remajanya rilis dengan judul “Catatan Seseorang yang Kabur dari Rumah”.

Dia belajar tentang sastra, ilmu sosial, dan psikologi di Universitas Seo Gang karena selain tertarik dengan novel, masyarakat dan manusia sebagai individu, ia  masih belum mendapatkan jawaban yang diinginkan. Sehingga saat ini dia masih berkelana untuk mendapatkan gelar master dalam bidang sastra di Universitas Dong Dae. Tesisnya berantakan, hubungan cintanya gagal, kehidupan pribadinya sangat tidak jelas, membuatnya sering menangis seorang diri. 

[ source ]
Dan suatu hari, dia membaca buku karangan Bernard Olivia yang menggambarkan tentang remaja-remaja ‘salah jalan’ di Prancis tidak dimasukkan ke dalam penjara anak-anak, melainkan hanya diharuskan ikut serta dalam sebuah perjalanan jauh yang harus ditempuh dengan berjalan kaki. Hal ini sangat menarik perhatian dirinya, dan mulai menulis novel berdasarkan fakta tersebut. Kini dia terus berjuang demi menulis novel yang dapat menyihir para pembacanya.  

[ source ]
Note : Silk Road Route on this stories start from Urumqi - Tulufan [ 200 km ] | Tulufan - Gao Chang Ruins - Hami [ 500 km ] | Hami - Mingsha Mountain -  Dunhuang [ 500 km ]

Best Regards, 
* Hobby Buku * 

5 comments :

  1. jarang aku berminat dengan buku terbitan Atria, tapi sepertinya kali ini saya naksir ma buku ini #masukwishlist

    ReplyDelete
  2. Saya belum pernah membaca novel dari penulis Korea ._. dan seperti drama dan artisnya, novel Korea memang sedang meledak akhir-akhir ini ^^
    Jadi kepengen baca juga buku ini :)

    ReplyDelete
  3. Kayaknya bagus nih, ada pesan moralny, ga kayak novel berlatar korea biasanya..

    Etapi asik juga ya kalo hukumannya bisa backpackeran melintasi jalan sutra *pengen*

    ReplyDelete
  4. ya ampun quote soal punuknya... *speechless eh wordless

    ReplyDelete
  5. pengen buku ini, masih ada gak ya dipasaran?

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...