Books “MALAM
PENGANTIN”
Judul Asli : WEDDING NIGHT
Copyright © by Sophie Kinsella 2013
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Nurkinanti Laraskusuma
Cover by eMTe
Cetakan I : Juli 2013 ; 592 hlm
Rate : 3,5 of 5
Just imagine this : Makan malam di restoran mewah dengan penampilan
spesial, suasana romantis, dan menjelang penghujung acara, sang pria berlutut
di hadapan sang kekasih, mengeluarkan kotak berisikan cincin pertunangan,dan
berkata : “Would You Marry Me ?” ___ I guess it’s (almost) in every woman’s
dreams who already having long-term relationship with their partner. Tapi bagaimana
jika yang terjadi adalah sebaliknya, bukan sebuah happy-ending, melainkan
‘bencana’ serta ‘tragedi’ memalukan yang akan tercatat dalam sejarah kehidupan
yang menimbulkan trauma serta luka-hati menganga tanpa ada ‘band-aid’ yang
cukup besar untuk menutupinya ?
Charlotte ‘Lottie’ Graveney kini sudah menginjak usia 33 tahun, dan
sangat berharap hubungannya dengan Richard – kekasih terakhir dan cukup lama
dibandingkan para kekasih sebelumnya, akan berakhir pada perjanjian
sehidup-semati dalam sebuah ikatan pernikahan. Ketika Richard mengusulkan
sebuah makan malam khusus sehari menjelang keberangkatannya ke San Fransisko,
Amerika untuk pekerjaan barunya, Lottie menangkap sinyal serta pertanda bahwa
ini adalah D-Day dimana akhirnya Richard akan melamar dirinya. Sungguh tak
disangka, hal tersebut justru mengawali putusnya hubungan antar keduanya.
Lottie kecewa, sakit hati serta merasa dipermalukan ketika Richard jelas-jelas
‘menolak’ akan melamar dirinya, dan ‘berita besar’ yang hendak ia sampaikan
ternyata hanyalah masalah sepele yang sama sekali tak sesuai dengan bayangan
Lottie.
Felicity ‘Fliss’ Graveney – kakak Lottie yang semenjak kecil telah
berperan sebagai pengganti kedua orang tua mereka dalam merawat dan menjaga
Lottie, sangat mencemaskan kondisi adiknya, terutama mengingat sejarah setiap
kali Lottie mengalami putus-cinta, ia akan melakukan serangkaian ‘tindakan
irrasional’ yang aneh dan bisa membahayakan masa depannya. Namun kesibukannya
sebagai editor Pincher Travel Review serta pergulatannya dalam menyelesaikan proses perceraian
dengan Daniel (yang telah menikah dengan wanita lain), dan mengasuh putra
tunggal tersayang Noah, ia tak mampu mengawasi kegiatan Lottie selama 24 jam
penuh. Dan suatu hari, Fliss dikejutkan dengan berita bahwa Lottie dalam
perjalanan mengatur bulan madu segera setelah pernikahannya berlangsung.
Sophie Kinsella selalu menyajikan kisah yang bukan sekedar drama romansa
manis, melainkan juga warna-warna lain yang mampu memikat para pembacanya,
dengan memadukan konflik hubungan antar manusia, kelemahan serta kelebihan
karakter yang berbeda-beda, dan situasi yang tak pelak lagi sangat mengguncang
dan mampu memicu kesan tersendiri. Kali ini ia menyajikan adegan tragedi dengan
bumbu humor yang mampu membuatku terbahak-bahak menjelang tengah malam hingga
menjelang subuh (salah sendiri memilih buku ini sebagai bedtime-story, alhasil
bukannya mengantuk, justru mata kian segar karena adegan-adegan yang
‘beyond-imagination’ ...).
Kondisi yang absurb terbentuk ketika Lottie bertemu kembali dengan Benedict
Parr – kekasihnya ketika ia berusia 18 tahun. Dan setelah reuni dan pertemuan
beberapa hari, mereka memutuskan untuk segera menikah. Tentu saja pihak kerabat
terdekat kelabakan, terutama Fliss yang khawatir ini adalah salah satu Pilihan
Celaka yang diambil oleh Lottie setiap ia mengalami putus-cinta. Kombinasi
karakter Fliss yang sangat serius dalam misi ‘penyelamatan’ hidup Lottie,
dipertemukan dengan sosok Lorcan – pendamping pria pilihan Ben, yang ternyata
juga tak menyetujui tindakan Ben yang dianggap gegabah, tak kalah menarik untuk
disimak ketika kedua kubu yang asalnya bermusuhan, kemudian bersekutu untuk
‘menggagalkan’ pernikahan tersebut.
Ketika semua cara dilakukan demi membuat Lottie ‘menunda’ hingga
membatalkan pernikahan gagal, satu-satunya cara adalah ‘menyabotase’ bulan madu
mereka. Nah, disinilah aneka adegan yang tak terbayangkan muncul. Dari tempat
tidur king-size yang mendadak berubah menjadi single-small bed, pelayan pribadi
yang bagai budak belian, mengikuti kemanapun pasangan ini hendak melalukan
kegiatan ‘privacy’, sajian Sarapan dengan alunan musik Harpa yang mendayu-dayu
tatkala keduanya sedang dipenuhi hasrat tinggi untuk ‘berhubungan’, sampai
menukar minyak gosok yang menyebabkan Lottie mengalami alergi kulit yang cukup
parah serta kesakitan jika disentuh oleh Ben ...
Meski sangat kasihan melihat nasib sengsara yang diterima oleh kedua
pasangan bulan madu (yang sama sekali tak bisa ‘berbulan-madu’), diriku tak
mampu menahan rasa geli hingga terbahak-bahak
membaca adegan-adegan yang mirip dengan film komedi ini. Sebuah drama
tentang hubungan manusia yang layak digunakan sebagai referensi bacaan pasangan
yang hendak / baru menikah. Dengan menyajikan situasi tragedi, keputus-asaan
serta ketakutan akan menjalani perubahan dalam kehidupan, melalui adegan-adegan
penuh humor yang menggoda sekaligus menyadarkan akan makna sesungguhnya
pencarian jati diri, just in case you in the-stress-mood or even depression,
pick-up this book and read it. At least you will laugh and laugh in between
pages (^_^) “Tertawa itu sangat bagus bagi kesehatan lho.”
Tentang Penulis :
Sophie Kinsella adalah nama pena yang digunakan oleh Madeline Wickham,
yang juga digunakan untuk menulis serangkaian novel non-chicklit. Sebagai
Sophie Kinsella, ia dikenal akan serial Shopaholic dengan karakter utama Becky
Bloomwood – wanita yang menjadi koresponden penasehat keuangan terutama bagi
kaum wanita modern, namun ternyata dirinya sendir tak mampu mengatur keuangan
pribadi hingga terlibat hutang yang tidak sedikit dengan pihak kartu kredit.
Dengan gaya blak-blakan dan lewat canda dan humor, penulis memasukan opininya
terhadap gaya hidup borjuis pada kalangan menengah yang berusaha mengikuti pola
gaya dan pola hidup kaum papan atas.
Terlahir dengan nama Madeleine Townley pada tanggal 12 Desember 1969,
penulis asal Inggris ini mengawali karirnya sebagai jurnalis keuangan (seperti
karakter Becky Bloomwood), hingga pada usia 24 tahun, ia merilis novel
pertamanya berjudul ‘The Tennis Party’ yang menuai sukses di khalayak umum dan
menjadi bestseller. Dan setelah itu, berturut-turut, ia menghasilkan beberapa
novel atas nama Madeleine Wickham, seperti ‘A Desirable Residence’, ‘Swimming
Pool Sunday’, ‘The Gatecrasher’, ‘The Wedding Girl’, ‘Cocktail for Three’, dan
‘Sleeping Arrangements’. Kemudian ia mulai menulis serial Shopaholic yang rilis
pada tahun 2000 dengan nama pena Sophie Kinsella, yang baru diungkapkan pada
umum, saat rilis bukunya yang berjudul ‘Can You Keep A Secret?’ pada bulan
Desember 2005.
[ source ] |
Madeleine Wickham saat ini tinggal di London, Inggris, bersama sang suami
Henry Wickham, pasangan yang telah menikah lebih dari 17 tahun ini dikarunia 4
orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Madeleine juga memiliki
saudara perempuan yang juga seorang penulis drama-romance dan chicklit bernama
Gemma Townley. Info selengkapnya tentang beliau, silahkan kunjungi websitenya
di : Sophie Kinsella Official Site
[ more about this author and related works, just check at here : Sophie Kinsella | on Wikipedia | on Goodreads | on IMDb ]
Best Regards,
* Hobby Buku *
wah kata mbak fer ini buku kurang bagus, agak lama alurnya di pertengahan buku. tapi tebeel yaaah >_<
ReplyDeleteawalnya memang rada mbulet mbak, tapi begitu masuk 'nikah-express' sampai 'honeymoon' nah ini lucu banget :D
Delete