Books “BEBAS”
Judul Asli : OUT
Copyright © 1997 by Natsuo Kirino
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Lulu Wijaya
Cetakan II : Mei2007 ; 576 hlm
Design & Cover by Satya Utama Jadi
Cover photograh © by Dylan Collard
Novel suspense karya penulis Jepang senantiasa menghadirkan nuansa yang menarik sekaligus mencekam, perpaduan antara kriminalitas denga dunia semi-supranatural sebagaimana keyakinan dan kepercayaan yang masih dipegang erat oleh masyarakat Jepang. Saat melihat novel ini, satu hal yang sangat menarik perhatianku, desain sampul yang merupakan kombinasi ilustrasi serta fotografi yang unik, disertai sinopsis yang tak pelak mengundang rasa penasaran. Sayangnya novel ini sudah cukup langka dan sulit ditemui, and thanks to mbak Astrid maka akhirnya kesempatan untuk ‘menikmati’ bacaaan yang mendapat rekomendasi kategori ‘gory’ dari beberapa rekan yang sudah membacanya, kini dapat pula dialami ...
Kisah ini dibuka dengan adegan kegiatan buruh pabrik yang merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang berkembang di Jepang. Sebagaimana negara yang maju dan berkembang, salah satu penopang perekonomian dapat dilihat pada distrik industri, pabrik-pabrik yang tetap memperlakukan jam kerja penuh selama 24 jam, hingga ada pekerja shift pagi sesuai jam kerja normal, dan ada pula pekerja shift malam yang memulai tepat pukul 12 malam hingga menjelang pagi. Dari sekian banyak buruh dan pekerja kasar inilah, kisah kehidupan manusia dituturkan melalui sosok 4 orang wanita yang berbeda latar belakang dan kehidupan masing-masing, berteman karena sama-sama menjalani pekerjaan berat di pabrik makanan kotakan, hingga sebuah peristiwa mengerikan memicu rangkaian kejadian yang merubah total kehidupan mereka.
Masako Kotori (40 tahun-an)– yang tegas, selalu siap membantu teman, terutama dalam masalah keuangan, namun menjalani kehidupan yang sunyi dalam rumah tangganya ; Yayoi Yamamoto (30 tahun-an) – paling cantik dan menarik, namun menanggung beban karena suami yang suka berjudi dan menyiksa dirinya secara fisik ; Kuniko Jonouchi (29 tahun) – wanita yang selalu berpenampilan mewah dan menyolok, egois, dan sangat boros, hidup diluar batas kemampuan keuangannya dengan berhutang di sana-sini ; Yoshie Azuma (60 tahun) – janda yang terbebani untuk merawat dan memberi nafkah putri serta mertuanya yang invalid karena stroke. Masing-masing berusaha mempertahankan keamanan serta kestabilan yang mereka dapatkan, terutama pekerjaan berat dengan pemasukan yang cukup besar, jika saja kehidupan tidak berlaku sangat kejam terhadap mereka.
Masako hidup dengan suami dan seorang putra yang satu sama lain tak pernah lagi saling berkomunikasi meski hidup di bawah atap yang sama. Bagaikan orang asing yang tinggal di kamar-kamar sewa masing-masing, ketiganya berada di ujung jurang perpisahaan yang semakin lama semakin melebar dan dalam. Kuniko menganggap rendah pasangan hidupnya, yang tak mampu memuaskan dirinya secara seksual maupun keuangan, hingga suatu hari pria tersebut akhirnya menyerah terhadap tuntutan Kuniko dan ‘melarikan diri’ dengan membawa seluruh uang simpanan dan tabungan bersama. Yoshie menjalani kehidupan serta berjuang demi kedua putrinya, yang satu demi satu mengecewakan harapan serta impian masa depan yang lebih baik, dan memilih kehidupan yang justru menjerumuskan mereka dalam belitan kesulitan demi kesulitan, ditambah dengan beban harus merawat mertua yang sama sekali tak disukainya, bagai duri dalam daging. Sedangkan Yayoi, menikah dengan pria pujaan hatinya dan menentang larangan keluarganya, kemudian mendapati pria yang ia pilih ternyata benar-benar ‘brengsek’ dan semena-mena. Dan suatu hari, salah satu dari keempat wanita itu mengambil keputusan untuk ‘bebas’ dari segala beban yang melanda dirinya ...
Yayoi membunuh suami sebelum ia kembali dipukuli setelah sang suami menghabiskan seluruh tabungan keluarga untuk berjudi demi memenangkan wanita penghibur kelas atas. Permasalahan selanjutnya, bagaimana ia menyingkirkan mayat sang suami tanpa diketahui siapa pun ? Maka ia meminta bantuan Masako yang selalu siap membantu teman-temannya. Masako bersedia ‘melenyapkan’ mayat suami Yayoi, dan meminta bantuan Yoshie yang berhutang besar kepadanya, untuk memotong-motong dan membuang mayat tersebut hingga tak dapat ditemukan oleh siapa pun. Hal ini tidak akan terbongkar seandainya saja kegiatan tersebut dapat dirahasiakan dari Kuniko,yang akhirnya juga dilibatkan meski pada akhirnya wanita yang egois, pemalas dan tamak ni pula yang membawa kehancuran serta terbongkarnya rahasia tersebut. Dimulai dari ditemukannya potongan-potongan mayat disebuah taman umum, yang merujuk pada suami Yayoi yang telah dilaporkan hilang kepada pihak berwajib.
Kecurigaan awal jatuh pada diri sang istri, terutama ketika diketahui ia akan mewarisi sejumlah besar uang asuransi kematian sang suami. Namun bukti lain membawa pihak berwajib pada sosok yang memiliki latar belakang kriminal. Ia adalah pemilik klub dimana suami Yayoi berjudi dengan hutang besar dan selalu mengganggu primadona klub hingga dihajar keluar klub oleh sang pemilik, tepat pada malam ia lenyap tanpa jejak, hingga potongan tubuhnya ditemukan. Pria perlente yang dikenal dengan nama Mitsuyoshi Satake (43 tahun) pemilik klub terkenal Mika, ternyata pernah ditahan sehubungan pembunuhan keji melibatkan seorang wanita, yang diperkosa dan disiksa dengan cara ditusuk-tusuk sedemikian rupa hingga akhirnya tewas kehabisan darah. Setelah keluar dari penjara, ia mengganti namanya, membuang segala sesuatu yang berkaitan dengan masa lalunya, dan membangun karir yang membuatnya menjadi sosok kaya-raya nan misterius. Dan kini, masa lalunya kembali menghantui dirinya, dan menghancurkan reputasi serta kehidupan baru yang susah payah telah ia bangun. Ketika pada akhirnya pihak berwajib tak mampu menyajikan bukti konkret untuk menahannya, Satake bebas untuk melancarkan misi baru : membalas dendam pada pelaku pembunuhan sebenarnya yang telah menghancurkan kehidupannya ...
Kisah yang lumayan menegangkan sekaligus membuat miris dengan adegan-adegan yang diungkapkan secara gamblang oleh penulis, tak berbeda jauh dengan novel thriller ala penulis Amerika seperti karya Thomas Harris yang mengambil sosok psikopat Hannibal Lecter – yang bukan saja membunuh dan menyiksa korbannya, melainkan juga menyantapnya. Perbedaan nyata antara novel-novel serupa karya penulis Barat, Natsuo Kirino menuturkan kisah dengan mengambil latar belakang orang-orang biasa yang tampak normal dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah kaum wanita pekerja yang statusnya berada di jenjang terendah dalam kehidupan masyarakat terutama di Jepang. Terlepas dari peran dan tanggung jawab mereka sebagai ibu rumah tangga, mereka juga harus mencari nafkah bagi keluarga, di kala sang kepala keluarga tidak mampu diharapkan lagi. Pembunuhan yang terjadi tanpa berpikir, semata-mata karena rasa takut, ngeri sekaligus amarah yang meledak akibat beban yang ditanggung sekian lama, disertai perencanaan dan perbuatan secara ‘dingin’ oleh Masako, hingga konspirasi yang dilakukan antara keempat wanita tersebut, semuanya merupakan latar belakang yang cukup menarik untuk disimak lebih lanjut. Apakah mereka semuanya termasuk kategori psikopat pula, atau hanya merupakan manusia biasa yang depresi dan ‘meledak’ di saat emosi mengambil alih pikiran sehat ?
Tentang Penulis :
Natsuo Kirino lahir pada 7 Oktober 1951 di Kanazawa, Ishikawa Perfektur, Jepang. Dia dengan cepat membangun reputasi di negaranya sebagai novelis dan penulis kisah misteri dengan bakat yang langka, dengan menyajikan karya-karya yang berbeda dengan genre kisah kriminal pada umumnya. Hal ini dibuktikan saat dia memenangkan berbagai penghargaan prestisius dalam bidang literatur, mulai dari penghargaan Japan’s Grand Prix untuk kategori Fiksi Kriminal (Crime Fiction) di Jepang pada tahun 1998 untuk novelnya ‘Out’ dan Naoki Award (penghargaan tertinggi di dunia literatur Jepang) untuk novelnya ‘ Soft Cheeks’ di tahun 1999. Beberapa karyanya telah diadaptasi ke layar lebar, dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa, terutama bahasa Inggris. Novelnya ‘Out’ merupakan novel pertama yang diterjemahkan dan diterbitkan dalam edisi berbahasa Inggris, hingga memperoleh nominasi dalam Edgar Award, dan telah diadapatasi pula ke layar lebar dalam versi Jepang disutradarai oleh Hideyuki Hirayama, dan saat rilis di tahun 2002 mendapat review serta tanggapan yang cukup ramai. Hak cipta kisah ini juga telah dibeli oleh New Line Cinema untuk dibuat film layar lebar versi Amerika dengan sutradara Hideo Nakata.
[ more about this author and related books, just check at here : Natsuo Kirino | on Wikipedia | on Goodreads | on IMDb ]
Best Regards,
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/