Books
“PENCARIAN YANG HAKIKI”
by Pearl S. Buck
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa :
Lanny Murtihardjana
Editor : Rini
Nurul Badariah
Desain sampul :
Eduard Iwan Mangopang
Cetakan I : Juli
2016 ; 382 hlm ; ISBN 978-602-03-3207-9
Harga Normal :
Rp. 85.000,-
Ia terlahir sebagai Randolph Colfax – bocah yang
nyaris sempurna dan menawan, hingga pertumbuhannya sedemikian pesat, jauh
melampaui ekspektasi kedua orang tuanya. Pada usia 2 tahun ia sudah mampu
berhitung. Dan pada usia 3 tahun ia sudah bisa membedakan dan mengenali mata
uang, mengajukan aneka pertanyaan yang acapkali memberikan tantangan tersendiri
bagi ayah maupun ibunya untuk memberikan jawaban. Dengan daya ingat yang
menakjubkan, ia mampu mengingat dan mengulang segala sesuatu yang diketahui dan
dipelajari hanya dalam satu kali percobaan. Apa yang terjadi ketika bocah
berusia 3 tahun menjadi bosan dan meminta belajar membaca ? Rannie – demikian
panggilan sayang kedua orang tuanya, melahap segala jenis bacaan yang tersedia
di perpustakaan ayahnya, jauh melampaui usia bocah normal lainnya.
Ini adalah kisah tentang Randolph, bocah jenius dan
brilian, yang memilih hidup dalam ‘dunianya’ sendiri, hanya berhubungan erat
dengan sang ayah yang menyediakan segala jenis sarana dan bantuan untuk
menyalurkan ‘karunia’ Randolph yang tidak biasa. Walau ia nyaris tidak pernah
menjalani kehidupan bersosialisasi dengan anak-anak seusianya, bukan karena
dilarang melainkan ia merasa lebih ‘nyaman’ terhanyut dalam aliran pikiran yang
senantiasa memenuhi benaknya. Mengikuti kegiatan sekolah secara umun juga
menimbulkan masalah tersendiri karena Rannie telah mengetahui bahkan jauh lebih
memahami materi pelajaran yang menjadi pedoman murid, ia mudah bosan, jenuh dan
tidak menemukan tantangan yang mampu menarik minatnya. Akhirnya, sang ayah yang
juga profesor cukup terkemuka, mendirikan sekolah bagi anak-anak berkemampuan
khusus termasuk putranya, dengan tujuan
mengarahkan bakat istimewa itu agar berkembang lebih jauh.
Rannie dipersiapkan menempuh ujian masuk perguruan
tinggi pada usia 12 tahun dan lulus dengan nilai memuaskan. Sang ayah berencana
membawa serta istri dan putra tunggal mereka keliling dunia untuk menambah
wacana pengetahuan dan wawasan Rannie, sebelum ia memasuki dunia perkuliahan
umum saat mencapai 16 tahun, atau bebas menentukan pilihan masa depannya
sendiri. Hal itu tak pernah terwujud. Ayahnya terkena kanker ganas yang
merenggut nyawanya dalam hitungan bulan. Rannie bukan saja kehilangan ayah,
tetapi juga mentor dan satu-satunya sosok yang menjadi panutan setiap saat ia
merasa perlu ‘bertanya’ tentang apa pun. Apa yang selanjutnya terjadi pada
Rannie saat ia berusaha menemukan jawaban dari sekian banyak pertanyaan yang
muncul di benaknya ? Bagaimana ia dihadapkan pada persimpangan saat kebebasan
untuk menentukan jalan hidupnya menjadi sesuatu yang pelik sekaligus menakutkan
bagi remaja yang akan menginjak usia akil-balik – ini adalah kisah perjalanan
sosok bernama Rannie, bocah jenius namun sangat polos tentang kehidupan di
sekelilingnya.
Saat pertama kali ‘mendengar’ munculnya karya
terbaru Pearl S. Buck, rasa penasaran mewarnai benakku, karena bisa dikatakan
karya yang satu ini belum pernah terdengar sebelumnya. Namun membaca riwayat
perjalanan bagaimana kisah ini akhirnya bisa diterbitkan, muncul sedikit kekhawatiran,
apakah kisahnya mampu memuaskan ekspektasiku selaku pembaca sekaligus
penggemar, karena dari pengalaman sebelumnya, cukup banyak ‘unfinished-story’
karya penulis ternama yang baru ditemukan atau akhirnya mendapat persetujuan
dari penerbit untuk dikonsumsi khalayak umum, yang pada akhirnya tidak
memberikan respons yang diharapkan. Salah satu pengalaman (pribadiku) yang
terakhir, adalah ‘Go Set A Watchman’ karya Harper Lee, yang bisa dikatakan jauh
sekali dari ekspektasi. But then again, tidak adil jika tidak menyimak kisah
ini secara langsung, maka di sinilah, akhirnya kisah ‘The Eternal Wonder’
kulahap dalam sekejab mata ...
Nama Pearl S. Buck telah sangat dikenal, demikian
pula karya-karyanya yang mendapat ‘tempat’ tersendiri bagi penggemarnya, diriku
salah satunya. Perkenalan pertamaku melalui kisah ‘Imperial Woman’ – kisah tentang kaisar wanita yang terkenal
dalam sejarah kekuasaan Kerajaan Cina, diikuti dengan House of Earth Trilogy,
dengan buku pertamanya ‘The Good
Earth’ yang menghantar posisi beliau sebagai penerima penghargaan
Pulitzer Prize. Dari sejarah kehidupannya, diketahui pula rasa cinta serta
kepeduliaannya terhadap kehidupan kaum minoritas Asia, yang tercermin dalam
hampir seluruh karyanya, mengambil latar belakang Cina, Jepang, Korea termasuk
India. Dalam dunia nyata, hal ini pula yang mendorong dirinya membentuk
‘Welcome House Inc.’ – badan adopsi Internasional yang membantu anak-anak
campuran yang terlantar dan tidak diterima dari kedua ‘sisi’ yang telah
melahirkannya. Dan ini adalah salah satu tema yang diangkat dalam kisah ini,
tentang pergulatan sosok yang dilahirkan sebagai ‘anak-campuran’ dan tidak
mampu menentukan identitasnya hingga beranjak dewasa.
Stephanie Kung adalah gadis blasteran Cina-Amerika
yang uniknya tinggal nyaris sepanjang hidupnya di Paris, Prancis, bersama sang
ayah yang bersikeras menjalani adat dan rutinitas serta kepercayaan yang
mengikat keluarganya akan warisan leluhur Cina, walau mereka hidup di era
modernisasi, di tengah masyarakat Prancis. Sayangnya proses perjalanan
Stephanie menempati porsi ‘kecil’ sepanjang kisah ini, karena penulis memilih
fokus pada perjalanan sosok Rannie, bahkan hingga ia bertemu dengan Stephanie
yang kelak merubah total hidupnya. Secara keseluruhan, kisah ini memiliki daya
tarik tersendiri, dan gaya penulisan yang muncul anehnya sama sekali tidak
menunjukkan ciri khas Pearl S. Buck sebagaimana yang tercermin dalam
karya-karya sebelumnya. Bahkan lebih mengingatkan diriku akan gaya Haruki
Murakami, yang lumayan ‘blak-blakan’ dalam mengekspos tema serta pemikiran yang
dianggap absurb, walau penyampaian dalam kisah ini terasa lebih ‘halus’ dan
jauh dari istilah ‘berbunga-bunga’ sebagaimana penuturan Paul Coelho ...
Bisa dikatakan, TEW ini merupakan ‘penyegaran’
sepanjang menyangkut karya Pearl S. Buck. Bagaimana mengungkap sebuah kisah
dari sudut pandang sosok jenius semenjak lahir, yang memiliki pemikiran
sendiri, dan harus menyesuaikan diri dalam pergaulan dan sosialisasi masyarakat
yang beragam, orang-orang yang jauh lebih dewasa secara usia namun tak mampu
memberikan ‘sesuatu’ yang benar-benar diharapkan oleh Rannie. Kisah ini lebih
condong pada implementasi pencarian identitas diri sosok manusia alih-alih
drama berlatar belakang sejarah (sebagaimana sebagian besar karya beliau), yang
akan membuat pembaca terhanyut mengikuti kebingungan, kepedihan, rasa takut
sekaligus keinginan untuk mengambil langkah-langkah baru, mencoba dan belajar
dari pengalaman, baik maupun yang terburuk sekalipun. Satu-satunya penyesalan,
kisah ini tidak berakhir dengan memuaskan, setidaknya menurut pengalamanku.
Dari awal hingga pertengahan, kisah ini mengundang
sekaligus menuntut perhatianku selaku pembaca, kemudian menjelang seperempat
bagian akhir, sosok Rannie seakan kehilangan kendali, ibarat kendaraan yang
‘rem-blong’ – kisah ini dipaksa untuk ‘tabrakan’ yang lumayan keras (baca :
melalui adegan yang mengguncang) agar bisa segera diakhiri sedemikian rupa.
Makna pencarian itu pun kehilangan esensi, yang tertinggal hanyalah sajian
melodrama yang (mungkin) dimaksudkan untuk tragis, dan sama sekali jauh dari
kepuasan atau kenikmatan membaca kisah yang mampu dikenang. Apakah ini pengaruh
dari ‘tidak terselesaikan’ karya ini oleh penulis, atau ada alasan lain hingga
editor meloloskannya untuk pembaca umum, tanpa pernah mengetahui secara persis
penyebabnya, ini adalah kisah yang ‘sekedar-lumayan’ untuk dinikmati – sungguh
disayangkan \(-__-)/
Judul Asli : THE ETERNAL WONDER
Copyright © 2013 by Pearl S. Buck
Rate : 3 of 5
Tentang Penulis :
Pearl
Sydenstricker Buck ( 26 Juni 1892 – 6 Maret 1973 ), dikenal pula dengan nama
Cina Sai Zhenzhu, adalah seorang penulis asal Amerika yang menghabiskan separuh
hidupnya di Cina hingga tahun 1934. Lahir di Hillsboro, West Virginia, dan
dibawa ke Cina pada usia 3 bulan mengikuti tugas yang diemban oleh ayahnya
sebagai seorang misionaris, karena itu Pearl dibesarkan dalam lingkungan
bilingual, baik Cina maupun Inggris. Keluarga mereka mengalami masa-masa berat
saat Pemberontakan Kaum Boxer, menimbulkan perpecahan antara bangsa Cina dan
bangsa Asing (terutama dari Barat).
Pada tahun 1911,
beliau meninggalkan Cina untuk menuntut ilmu di Amerika, dan baru kembali ke
Cina pada tahun 1914 dan menikah dengan John Lossing Buck pada tanggal 13 Mei
1917, menetap di Suzhou, di Provinsi Anhui (lokasi yang beliau gunakan pada
novelnya The Good Earth). Kemudian mereka pindah di kediaman baru di Nanking,
Cina dan keduanya juga mengajar di Universitas Nanking. Kehidupan mereka
semakin berat dengan propaganda pemerintahan baru Chiang Kai-shek, dan pada
Maret 1927 Tragedi Nanking yang mengambisi
nyawa ribuan orang, membuat mereka menjadi salah satu dari sekian banyak bangsa
asing yang bersembunyi dari kejaran tentara Chiang Kai-shek. Pada tahun 1934,
mereka meninggalkan Cina untuk menetap di Amerika, dan tak pernah kembali ke
Cina (pada tahun 1972, beliau berencana mengunjungi Cina, namun terkena
larangan Presiden Nixon yang baru membuka hubungan diplomatik dengan pemerintah
Cina). Pada tanggal 6 Maret 1973, beliau meninggal di Danby, Vermont akibat
kanker paru-paru.
Beliau merupakan
sosok yang sangat aktif dalam pergerakan hak-hak kaum wanita, pelestarian
budaya Asia, masalah dan topik seputar birokrasi di bagian imigrasi, adopsi,
pekerjaan misionaris dan kampanye anti-perang. Pandangan politik serta
pengalaman hidupnya, banyak tercurah dalam karya-karyanya abik berupa novel, kumpulan
cerita pendek, fiksi, cerita anak, serta biografi keluarganya. Di tahun 1949,
beliau tergerak untuk membangun Welcome House, Inc – agen adopsi
Internasional pertama yang menangani kasus-kasus anak-anak ‘blasteran/campuran’
yang banyak ditolak di kedua belah pihak. Selama 5 dekade perjuangan mereka,
agensi ini telah berhasil menempatkan hampir 5.000 anak-anak terlantar ke
keluarga penuh kasih yang bersedia mengadopsi mereka.
Kegiatan beliau
sebagai seorang humanitarian tak berhenti sampai di sini. Di tahun 1964, beliau
mendirikan Pearl S. Buck International yang memiliki tujuan mengangkat harkat
hidup anak-anak terlantar dan miskin di Asia, terutama mereka yang tidak
memenuhi persyaratan untuk diadopsi. Pergerakannya kian meluas hingga membentuk
panti-panti asuhan di Korea Selatan, Thailand dan Vietnam dengan nama
Opportunity House. Sebagaimana ia katakan, “Tujuan utama misi ini adalah
menyebarkan sekaligus menghapuskan ketidak-adilan serta prasangka terhadap
anak-anak, hanya karena mereka terlahir berbeda, bukan berarti mereka tak boleh menikmati pendidikan,
menjalani kehidupan sosial serta status layaknya anak-anak normal lainnya.”
Keberanian
dirinya sebagai aktivis politik yang berhubungan dengan harkat manusia, tampak
pada era dimana pembicaraan atau diskusi tentang topik ini bisa membuat
seseorang ditangkap dan ditahan. Beliau justru menantang masyarakat Amerika
dengan mengangkat isu rasialis, diskriminasi sex, dan ribuan bayi-bayi terlahir
dan terlantar akibat perlakuan tentara Amerika terhadap kaum wanita di Asia
selama peperangan. Rumah tempat kelahiran beliau di Hillsboro kini menjadi
sebuah museum sejarah dan pusat budaya yang dibuka untuk umum, siapa saja yang
peduli dan bersedia membuka pikiran serta Impian masa depan yang lebih baik. Pearl S. Buck adalah seorang istri, ibu,
penulis, editor dan aktivis hak-hak kemanusiaan. Para pembaca bisa melihat buah
pikirannya lewat The Good Earth yang masuk dalam daftar bestseller selama
1931-1932 di Amerika, sekaligus memenangkan penghargaan Pulitzer Prize di tahun
1932. Pada tahun 1938, beliau dianugerahi Nobel Prize in Literature atas
tulisannya yang kaya akan penggambaran detail kehidupan orang-orang yang
tersia-sia di Cina.
[
more about the author & related works, just check at here : Pearl
S. Buck | on
Goodreads | on
Wikipedia | on IMDb ]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/