by Jojo Moyes
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Lulu Wijaya
Editor : Rosi L. Simamora
Desain sampul : Eduard Iwan Mangopang
Cetakan I : Agustus 2016 ; 608 hlm ; ISBN 978-602-03-3206-2
Harga Normal : Rp. 128.000,-
~ WARNING : SPOILER ALERT !! ( terutama bagi yang
belum pernah membaca buku pertama )
Perkenalan pertamaku dengan karya Jojo Moyes melalui
‘Me Before You’ meninggalkan kesan yang lumayan, setidaknya lumayan menguras
air mata, terutama dengan ending yang benar-benar membuatku berada dalam
kondisi emosi yang ‘terkatung-katung’ – sedikit banyak berharap penulis
memberikan penyelesaian yang lebih menyenangkan. But at all finally got past –
entah apakah terdorong dari reaksi menjelang penayangan adaptasi film layar
lebarnya, penulis meluncurkan ‘kelanjutan’ kisah ini, tentu saja mengangkat
perjalanan sosok Louisa ‘ Lou’ Clark paska Will Traynor. Terbelah antara rasa
ingin-tahu bercampur dengan kekhawatiran sebagaimana kebiasaan munculnya
‘sekuel’ yang entah karena dipaksakan demi memanfaatkan popularitas demi
menangguk keuntungan lebih, dan biasanya tidak sebaik buku sebelumnya (atau
benar-benar hancur bagi kalangan penggemarnya), yang jelas rasa penasaran-ku
selalu menang ...
Apa yang terjadi pada Lou Clark usai kematian Will ?
Selain ia mendadak tidak harus memusingkan masalah keuangan berkat warisan Will
yang lumayan besar ? Mampukah Lou meraih kembali kebahagiaan dan berhasil
menata kehidupan baru serta mewujudkan impian-impian yang pernah ia bagikan
bersama Will ? Pepatah ‘Money Can’t But
Happiness’ terjadi pada sosok Lou, ia menjalani kehidupan baru, tinggal di
Paris yang gemerlap dan menjadi dambaan setiap pemimpi, jalan-jalan keliling
dunia yang hanya berujung pada kekosongan besar yang semakin besar dalam
dirinya. Bahkan alih-alih meneruskan impian mengambil pendidikan lanjutan atau
mengembangkan kreasi baru atas ide-ide kontroversialnya yang (dulu) sempat
memberikan hiburan tersendiri bagi Will. Lou Clark memilih hidup jauh dari
keluarga dan kerabat atau siapa pun yang pernah mengenal dirinya, dalam
rutinitas dan kehampaan kehidupan sehari-hari.
Lou Clark akan terus menjalani kehidupan hampa, jika
tidak ada serentetan peristiwa yang menyentak dirinya sedemikian keras. Suatu
hari, ia ‘nyaris mati’ akibat terjatuh dari lantai atas bangunan apartemennya.
Suatu keajaiban ia mampu bertahan hidup, walau harus mengalami proses pemulihan
yang lama dan menyakitkan, setidaknya ia mampu kembali pulih, sedikit pincang
tanpa cacat permanen. Tentu saja ia diharapkan benar-benar pulih, hingga
ayahnya mendaftarkan dirinya bergabung dalam ‘Moving On’ – grup terapi bagi
sekelompok manusia yang mengalami kesulitan akibat kehilangan kenalan atau
seseorang yang dekat dengan kehidupan sebelumnya. Seakan hal-hal tersebut tidak
mampu memberikan perubahan nyata pada diri Lou, ia dihadapkan pada problema
baru : kehadiran Lily Houghton-Miller, gadis berusia 16 tahun, putri Will
Traynor !!
What can I say about this book ? Hmmm,
konflik-konflik yang disajikan cukup kompleks, perkembangan karakter (termasuk
karakter-karakter baru) cukup menarik untuk disimak dengan latar belakang yang
unik. Daya tarik muncul saat Lily muncul, remaja 16 tahun yang tak pernah
bahagia sepanjang hidupnya, berusaha menemukan ‘sesuatu’ dalam hidupnya,
terutama saat mendapati siapa gerangan ayah kandungnya, yang sayangnya telah
tewas (bunuh diri) hampir 2 tahun silam. Satu-satunya penghubung yang mampu ia
temukan adalah Lou Clark – dan ia berharap melalui dirinya, secercah jawaban
atau harapan adanya kebahagiaan akan muncul. Karakter Lily yang penuh misteri,
memiliki ciri khas layaknya remaja bermasalah dan cenderung menjerumuskan diri
dalam pilihan-pilihan yang salah dan merusak dirinya.
Seakan dihadapkan pada adegan ‘deja vu’ kisah bergulir pada pergulatan Lou yang merasa memiliki
tanggung jawab atas Lily, yang jujur sama sekali tidak memiliki hubungan
dengannya (kecuali berhubungan dengan Will). Lou juga mulai ‘terbuka’ pada
permasalahan yang dihadapi oleh orang lain, menyangkut kematian Will. Bahwa
bukan hanya dirinya seorang yang mengalami penderitaan dan harus berjuang
melampai aneka hambatan. Seperti pernikahan Steven dan Camilla Traynor yang
akhirnya berpisah usai kematian Will, perubahan drastis serta depresi berkepanjangan
yang harus dialami. Bahkan kedua orang tua Lou yang harus berhadapan dengan
‘gosip negatif’ dalam lingkup pergaulan mereka akibat peran serta Lou dalam
kematian Will Traynor, sesuatu yang baru disadari oleh Lou hampir 2 tahun
kemudian ...
Jujur, perkembangan karakter Lou Clark sepanjang kisah
ini tidak terlalu menggembirakan, setidaknya tidak menunjukkan perubahan nyata
sesuai harapanku. Di mana ketegaran hati, sikap positif dan kemauan keras untuk
berjuang yang kudapati dalam buku sebelumnya ? Bahkan jika disimak lebih jauh,
pilihan-pilihan perubahan yang akhirnya diambil oleh Lou sepanjang kisah ini,
terjadi akibat ia dihadapkan pada satu-satunya jalan keluar, yang mayoritas
dipengaruhi atau berkat dorongan pihak lain, bukan atas dasar inisiatif pribadi.
Yang terasa sangat kuat secara emosional justru perkembangan serta perubahan
yang dialami karakter-karakter lainnya, seperti kehidupan pasangan Traynor
menyangkut cucu mereka : Lily, bahkan pasangan Bernard dan Josie Clark – kedua
orang tua Lou, mampu menyajikan adegan-adegan menggelitik yang penuh emosi.
Mengapa pula diriku lebih tertarik mendalami kisah
perjalanan sosok Sam Fielding – pria yang memberikan umpan-balik besar pada
diri Lou, daripada meneruskan kisah Lou pribadi ? Dinilai secara keseluruhan,
ini bukanlah kisah yang buruk, cukup menarik, kompleks dan menggelitik. Akan
tetapi jika dipaksakan untuk ‘memasukkan’ karakter Lou Clark di dalamnya
sebagai tokoh utama, anehnya ia justru muncul sekedar sebagai ‘benang
penghubung’ antara karakter-karakter lain dalam kisah ini. Jadi apakah ini
merupakan bacaan wajib bagi penggemar kisah ‘Me Before You’ – menurutku sama
sekali tidak harus dikaitkan, bisa dikatakan sama sekali terpisah dan lepas
dari kisah tersebut. Sekali lagi, apakah penulis hanya sekedar memanfaatkan
ke-popularitasan dari adaptasi film ‘Me Before You’ ... entahlah. Bagiku, cukup
3 bintang untuk ‘After You’ – dan sekali lagi, ending kisah ini membuatku
bertanya-tanya, apakah penulis mempersiapkan ‘sekuel terbaru’ di masa depan ???
[ book 2 of ME BEFORE YOU Series ]
by Jojo Moyes
Copyright © Jojo’s Mojo Ltd. 2015
Rate : 3 of 5
Tentang Penulis :
Jojo Moyes, lahir di London, Inggris di tahu 1969,
memulai karir sebagai penulis secara full-time pada tahun 2002 ketika novel
perdananya ‘Sheltering Rain’ rilis.
Ia juga menjabat sebagai jurnalis di The Daily Telegraph. Ia merupakan salah
satu penulis yang mendapatkan penghargaan Romantic
Novel of The Year dua kali dari Romantic
Novelists Association, pertama kali di tahun 2004 untuk karyanya ‘Foreign Fruits’ dan di tahun 2011 untuk
‘The Last Letter From Your Lover’.
Karyanya telah diterjemahkan dalam 11 bahasa ke segala penjuru dunia. Kini ia
tinggal di sebuah pertanian di Saffron Walden, Essex, bersama suaminya Charles
Arthur – seorang jurnalis pula, dengan ketiga putra mereka. Kisah ‘Me Before
You’ ini telah diadaptasi ke layar lebar dibintangi Emilia Clarke dan Sam Claflin
yang rilis pertengahan tahun 2016 ini.
~Trailer of 'ME BEFORE YOU' Movie ~
[ more about the author &
related works, just check at here : Jojo
Moyes | on
Goodreads | on Wikipedia
| at Facebook | at Twitter | Movie Adaptation ]
Best Regards,
@HobbyBuku
Aku udah bacaaa. Suka banget kisah Lou di MBY, After You ga seseru MBY sih tapi lumayan buat tau kehidupan Lou setelah di tinggal Will :)
ReplyDeleteIya (^_^) sayang perkembangan karakternya berbeda dgn harapan, untungnya karakter-karakter baru yang muncul lumayan menarik
Delete