Translate

Sunday, July 31, 2016

[ 2016 | Review #86 ] : "MINX"

Books “GADIS TOMBOI”
by Julia Quinn
Copyright © 1996 by Julie Cotler
Penerbit Dastan Books
Alih Bahasa : Istiani Prajoko
Editor : Jantjé
Desain sampul : www.expertoha.com
Cetakan I : Desember 2010 ; 480 hlm ; ISBN 978-602-8723-53-4
Harga Normal : Rp. 50.000,-

~ WARNING : SPOILER ALERT !! ~

Masih ingat dengan sosok William Dunford dari dua kisah sebelumnya ? Setelah Alex Ridgely (akhirnya) menikah, maka posisi bujangan ternama dan paling sulit dipikat oleh kaum wanita di London, beralih pada sahabatnya, William yang tidak memiliki tanda-tanda atau keinginan mengikuti jejak pasangan Alex-Emma maupun Belle-John. Walau sangat menyayangi sahabat-sahabat lamanya (dan baru), William tidak berniat menghilangkan kesenangan hidup bersenang-senang sebagai bujangan. Bahkan ketika sahabatnya Belle melontarkan ‘taruhan’ bahwa William segera mengalami ‘penderitaan’ pengalaman jatuh-cinta, tiada yang pernah mempersiapkan dirinya saat hal itu ‘jatuh’ menimpa William.


Sebuah warisan berupa gelar dan estat jatuh ke tangan William. Ia akan segera menjadi Lord Stannage, dan berhak atas estat warisannya yang terletak di kawasan Cornwall – tempat yang sangat jauh dari keramaian London, namun William tidak pernah menolak kesempatan untuk menjalani petualangan. Apa yang terjadi saat William Dunford – Lord Stannage yang baru datang mengunjungi Stannage Park, di Cornwall yang terkenal dengan suasana alamnya yang bebas sekaligus liar dibandingkan dengan peradaban kota besar. Yang pasti ia tidak mengharapkan adanya ‘warisan tambahan’ berupa anak wali yang bertekad mempersulit dirinya apalagi mengusik kehidupan para penghuni Stannage Park.

Henrietta Barrett lebih dikenal sebagai Henry – telah jatuh cinta pada Stannage Park beserta isinya, semenjak usia 8 tahun saat ia diasuh oleh pasangan Carlyle dan Viola, Baron Stannage, ketika kedua orang tuanya tewas dalam kecelakaan. Bagi Henry, setiap jengkal wilayah Stannage, merupakan bagian dari kehidupannya yang telah diperjuangkan melalui kerja keras dan cinta kasih. Kini, tiba-tiba saja akan muncul sosok asing yang terbiasa hidup berleha-leha di kota besar, datang untuk mengubah itu semua. Henry bertekad untuk menggagalkan upaya tersebut, masa bodoh dengan peraturan tentang hak dan warisan secara hukum, karena tiada seorang pun yang mencintai dan bersedia berkorban demi Stannage Park kecuali dirinya.

Jujur, ini adalah kisah pamungkas serial Blydon yang paling ‘mengocok perut’ akibat ulah dan interaksi dua karakter utama yang menjadi favoritku pula. Bisa dibayangkan bagaimana William Dunford yang senantiasa berpenampilan menawan, terjerumus dalam kehidupan di alam bebas melibatkan pengelolaan lahan, ternak dan tanggung jawab yang besar ? Atau sosok gadis ‘ajaib’ yang menepis semua kriteria ‘wanita sempurna’ yang selama ini bercokol di benak William. Seakan-akan ucapan Belle tentang ‘taruhan’ mereka, menjadi kutukan tersendiri yang menempa William untuk berubah sepenuhnya.

Dari awal kisah, pembaca digiring menyaksikan William dikerjai Henry, mulai dari bangun subuh buat bangun kandang babi (dan membersihkan kotoran), mandi yang dijatah dua minggu sekali dengan alasan susah dapetin air hahaha, dikasih makan bubur menjijikan dan daging domba dingin nan alot, dan menghafal nama-nama hewan ternak yang ada di Stannage Park. Pertemuan pertama keduanya juga sangat berkesan, William turun dari kereta, penampilannya yang muda dan tampan mengejutkan Henry yang membayangkan dirinya sebagai pria setengah baya yang  cerewet dan menjemukan, sedangkan William dikejutkan dengan munculnya seekor babi yang kabur dari kandangnya, dikejar sosok ‘pemuda’ berpenampilan kotor dan bau ... #imaginethat.

Henry digambarkan sebagai gadis polos, cerdas, blak-blakan dan penuh rasa ingin tahu. Penampilannya yang tomboi, dipengaruhi rasa tidak percaya diri, dan kurangnya pemahaman untuk memberikan ‘pembelajaran’ tersendiri bagi seorang gadis, terlepas dari kasih sayang dan kehangatan yang sempat ia terima dari kedua orang tua angkatnya. Perubahan pada masing-masing pihak disertai perkembangan hubungan antara keduanya, cukup menggugah sisi emosional, penuh kehangatan dan kasih sayang yang menyentuh (dan tentu saja jangan dilupakan faktor humor yang menyelimuti sebagian besar perjalanan kisah ini). Again, just the right choice ended this series with ‘crazy-duo’ William & Henry \(^0^)/ (don’t forget all those ‘animal farm’ ... LOL)

"IT TAKES A MINX TO TEMPT A ROGUE ...
... AND IT TAKES A ROGUE TO TAME HER"

Judul Asli : MINX
[ book of BLYDON Series ]
by Julia Quinn
Copyright © 1996 by Julie Cotler
Rate : 4 of 5

Tentang Penulis :
Julia Quinn adalah nama pena yang digunakan oleh Julia Pottinger (terlahir sebagai Julia Cotler pada tahun 1970), adalah penulis asal Amerika yang terkenal akan karya-karya di bidang historical romance. Beliau sengaja membuat nama pena agar karya-karya bila diletakkan berjajar sesuai urutan abjad, akan bersebelahan dengan karya penulis Amanda Quick yang ia sukai. Novel-novelnya telah diterjemahkan lebih dari 26 bahasa di dunia, dan ia menempati posisi New York Times Bestseller lebih dari 18 kali. Aneka penghargaan juga diterima, mulai dari RITA Award hingga Romance Writers of America Hall of Fame.

[ more about the author & related works, just check at here : Julia Quinn | on Goodreads | on Wikipedia | at Facebook ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...