Translate

Friday, July 8, 2016

[ 2016 | Review #75 ] : "FIRES OF WINTER"

Books “GAIRAH CINTA VIKING”
by Johanna Lindsey
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Elliyanti Jacob Saleh
Desain sampul : Marcel A.W.
Cetakan I : April 2011 ; 552 hlm ; ISBN 978-979-22-6979-6
Harga Normal : Rp. 60.000,-

Terlahir sebagai putri sulung Lord Angus Carmarham, Lady Brenna jauh dari bayangan sosok seorang gadis yang lembut dan gemulai. Kematian sang ibu pada usia sangat muda, membuat Brenna dibesarkan oleh ayah yang menganggapnya sebagai ‘putra’ kesayangan. Saat ia mulai beranjak remaja, sulit untuk merubah kebiasaan maupun kegemarannya, berkuda, berguling-guling di padang rumput termasuk mempelajari cara menggunakan senjata. Kehadiran ibu tiri sekaligus kelahiran adik tirinya, sama sekali tidak merubah perilaku Brenna, terutama karena sang ayah menganggap hal itu bukan masalah besar. Hingga penyakit yang semakin parah, akhirnya merenggut Lord Angus pada usia 50 tahun.


Situasi semakin memburuk karena usai pemakaman sang ayah, musuh menyerang dan meluluh-lantakkan desa dalam kekuasaan Lord Angus. Bangsa Viking yang dikenal sebagai penakluk nan buas, menyergap, membinasakan semua penduduk desa, meninggalkan hanya segelintir dari mereka sebagai tawanan dan budak. Yang membuat Brenna murka, snag penyerang tidak lain kaum Viking yang seharusnya menjemput dirinya selaku calon pengantin sesuai dengan perjanjian perdamaian yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Tampaknya, kaum Viking sengaja ‘mengingkari’ janji, dan menjarah desa tersebut segera usai perjanjian disepakati.

Lady Brenna yang menyaksikan pembantaian orang-orang yang ia kasihi, pemerkosaan nan brutal pada kaum wanita yang mengerikan, dan kegagalannya untuk menyelamatkan warga yang menjadi tanggung jawabnya setelah kematian ayahnya, membuat dendam membara dalam dirinya. Anehnya, justru dirinya sengaja dipisahkan dan dijaga ketat atas perintah Anselm the Eader – kepala keluarga Haardrad sekaligus pemimpin bangsa Viking di Horten Fjord, karena ia hendak memberikan Brenna pada Garrick Haardrad, putra keduanya yang semula memang dijodohkan dengan tujuan mengelabui utusan Lord Angus.

Keberanian dan keganasan Brenna dalam pertempuran, memberikan kesan mendalam pada diri Anselm, terutama saat ia berusaha ‘membunuh’ sang pemimpin sebelum berhasil ditaklukkan. Mendapati Brenna merupakan sosok yang tangguh, Anselm berharap hal tersebut mampu memberikan perubahan pada Garrick yang memiliki pengalaman buruk akibat pengkhianatan wanita yang dicintainya. Di sisi lain, Brenna harus berjuang untuk memulihkan kondisinya, demi membalaskan dendam kesumat, sebelum kedatangan Garrick Haardrad yang sedang berlayar bersama anak buahnya. Mampukah Brenna memenuhi amanat ayahnya sekaligus memulihkan kondisi kaumnya yang tercabik-cabik dalam pembantaian tersebut, ataukah ia akan kalah sebagai budak ?

Hmmm...kisah kali ini benar-benar membuatku terbelah pada dua sisi yang berlawanan. Pada satu sisi, perjuangan Brenna benar-benar menarik untuk disimak. Sikapnya yang berani menantang perilaku semena-mena, ketidak-adilan terutama menyangkut kaum wanita, yang jujur menilik deskripsi penulis, pada jaman tersebut nyaris tiada ‘tempat istimewa’ bagi kaum wanita selain menjadi korban sasaran pemenuhan hasrat kaum pria yang tidak memperdulikan nasib mereka selanjutnya. Di sisi lain, situasi nan brutal dan cukup liar, menyangkut pemerkosaan dan kebiasaan untuk menyerang setiap wanita dimana pun mereka berada, membuatku lumayan ‘muak’ sekaligus miris membayangkan hal tersebut.

Hal ini ditambah dengan filosofi sekaligus pemahaman yang diberikan oleh Lady Heloise – istri Anselm, sekaligus ibu Hugh dan Garrick, yang bersedia ‘berbagi’ suaminya dengan wanita lain (dan menerima wanita simpanan tersebut dengan tangan terbuka), cukup menakjubkan, apalagi mengingat sejarah masa lalunya sebagai ‘mantan’ tawanan Anselm. Di luar karakter-karakter yang ‘mengusik’ diriku ini, secara keseluruhan kisah ini digambarkan dalam situasi yang kompleks disertai konflik demi konflik menyangkut anggota keluarga Haardrad dan keluarga Carmarham yang tersisa, cukup memberikan daya tarik tersendiri. Terutama fokus pada sosok Brenna yang luar biasa sebagai ‘pejuang’ sepanjang hidupnya (mengingatkan diriku akan sosok ‘Xena – the Warrior Princess’ , salah satu karakter serial televisi hahaha). Sayang sekali latar belakang kisah ini tidak terlalu kusukai #sigh.

Judul Asli : FIRES OF WINTER
[ book of VIKING HAARDRAD Family ]
Copyright © 1980 by Johanna Lindsey
Rate : 3.5 of 5

Tentang Penulis :
Johanna Helen Lindsey, lahir pada tanggal 10 Maret 1952 di Jerman. Ia pindah ke Amerika Serikat ketika masih berusia sangat muda. Ia bahkan menikah saat masih menempuh pendidikan di sekolah hingga memiliki 3 orang anak. Setelah suaminya meninggal dunia, ia memutuskan untuk pindah dan membawa keluarganya menetap di Maine, New England, agar lebih dekat dengan kerabatnya. Ia telah menulis puluhan novel yang terjual ratusan juta kopi di seluruh  dunia dan telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

[ more about this author, just check at here : Johanna Lindsey | on Goodreads | on Wikipedia ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...