Books
“GAIRAH CINTA VIKING”
by Johanna Lindsey
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa :
Elliyanti Jacob Saleh
Desain sampul :
Marcel A.W.
Cetakan I : April
2011 ; 552 hlm ; ISBN 978-979-22-6979-6
Harga Normal :
Rp. 60.000,-
Terlahir sebagai
putri sulung Lord Angus Carmarham, Lady Brenna jauh dari bayangan sosok seorang
gadis yang lembut dan gemulai. Kematian sang ibu pada usia sangat muda, membuat
Brenna dibesarkan oleh ayah yang menganggapnya sebagai ‘putra’ kesayangan. Saat
ia mulai beranjak remaja, sulit untuk merubah kebiasaan maupun kegemarannya,
berkuda, berguling-guling di padang rumput termasuk mempelajari cara
menggunakan senjata. Kehadiran ibu tiri sekaligus kelahiran adik tirinya, sama
sekali tidak merubah perilaku Brenna, terutama karena sang ayah menganggap hal
itu bukan masalah besar. Hingga penyakit yang semakin parah, akhirnya merenggut
Lord Angus pada usia 50 tahun.
Situasi semakin
memburuk karena usai pemakaman sang ayah, musuh menyerang dan meluluh-lantakkan
desa dalam kekuasaan Lord Angus. Bangsa Viking yang dikenal sebagai penakluk
nan buas, menyergap, membinasakan semua penduduk desa, meninggalkan hanya
segelintir dari mereka sebagai tawanan dan budak. Yang membuat Brenna murka,
snag penyerang tidak lain kaum Viking yang seharusnya menjemput dirinya selaku
calon pengantin sesuai dengan perjanjian perdamaian yang telah disetujui oleh
kedua belah pihak. Tampaknya, kaum Viking sengaja ‘mengingkari’ janji, dan
menjarah desa tersebut segera usai perjanjian disepakati.
Lady Brenna yang
menyaksikan pembantaian orang-orang yang ia kasihi, pemerkosaan nan brutal pada
kaum wanita yang mengerikan, dan kegagalannya untuk menyelamatkan warga yang
menjadi tanggung jawabnya setelah kematian ayahnya, membuat dendam membara
dalam dirinya. Anehnya, justru dirinya sengaja dipisahkan dan dijaga ketat atas
perintah Anselm the Eader – kepala keluarga Haardrad sekaligus pemimpin bangsa
Viking di Horten Fjord, karena ia hendak memberikan Brenna pada Garrick
Haardrad, putra keduanya yang semula memang dijodohkan dengan tujuan mengelabui
utusan Lord Angus.
Keberanian dan
keganasan Brenna dalam pertempuran, memberikan kesan mendalam pada diri Anselm,
terutama saat ia berusaha ‘membunuh’ sang pemimpin sebelum berhasil ditaklukkan.
Mendapati Brenna merupakan sosok yang tangguh, Anselm berharap hal tersebut
mampu memberikan perubahan pada Garrick yang memiliki pengalaman buruk akibat
pengkhianatan wanita yang dicintainya. Di sisi lain, Brenna harus berjuang
untuk memulihkan kondisinya, demi membalaskan dendam kesumat, sebelum
kedatangan Garrick Haardrad yang sedang berlayar bersama anak buahnya. Mampukah
Brenna memenuhi amanat ayahnya sekaligus memulihkan kondisi kaumnya yang
tercabik-cabik dalam pembantaian tersebut, ataukah ia akan kalah sebagai budak
?
Hmmm...kisah kali
ini benar-benar membuatku terbelah pada dua sisi yang berlawanan. Pada satu
sisi, perjuangan Brenna benar-benar menarik untuk disimak. Sikapnya yang berani
menantang perilaku semena-mena, ketidak-adilan terutama menyangkut kaum wanita,
yang jujur menilik deskripsi penulis, pada jaman tersebut nyaris tiada ‘tempat
istimewa’ bagi kaum wanita selain menjadi korban sasaran pemenuhan hasrat kaum
pria yang tidak memperdulikan nasib mereka selanjutnya. Di sisi lain, situasi
nan brutal dan cukup liar, menyangkut pemerkosaan dan kebiasaan untuk menyerang
setiap wanita dimana pun mereka berada, membuatku lumayan ‘muak’ sekaligus
miris membayangkan hal tersebut.
Hal ini ditambah
dengan filosofi sekaligus pemahaman yang diberikan oleh Lady Heloise – istri
Anselm, sekaligus ibu Hugh dan Garrick, yang bersedia ‘berbagi’ suaminya dengan
wanita lain (dan menerima wanita simpanan tersebut dengan tangan terbuka),
cukup menakjubkan, apalagi mengingat sejarah masa lalunya sebagai ‘mantan’
tawanan Anselm. Di luar karakter-karakter yang ‘mengusik’ diriku ini, secara
keseluruhan kisah ini digambarkan dalam situasi yang kompleks disertai konflik
demi konflik menyangkut anggota keluarga Haardrad dan keluarga Carmarham yang
tersisa, cukup memberikan daya tarik tersendiri. Terutama fokus pada sosok
Brenna yang luar biasa sebagai ‘pejuang’ sepanjang hidupnya (mengingatkan
diriku akan sosok ‘Xena – the Warrior Princess’ , salah satu karakter serial
televisi hahaha). Sayang sekali latar belakang kisah ini tidak terlalu kusukai
#sigh.
Judul Asli : FIRES OF WINTER
[ book 1 of VIKING HAARDRAD Family ]
Copyright © 1980 by Johanna Lindsey
Rate : 3.5 of 5
Tentang Penulis :
Johanna Helen
Lindsey, lahir pada tanggal 10 Maret 1952 di Jerman. Ia pindah ke Amerika
Serikat ketika masih berusia sangat muda. Ia bahkan menikah saat masih menempuh
pendidikan di sekolah hingga memiliki 3 orang anak. Setelah suaminya meninggal
dunia, ia memutuskan untuk pindah dan membawa keluarganya menetap di Maine, New
England, agar lebih dekat dengan kerabatnya. Ia telah menulis puluhan novel
yang terjual ratusan juta kopi di seluruh
dunia dan telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/