Translate

Sunday, July 31, 2016

[ 2016 | Review #84 ] : "SPLENDID"

Books “CINTA LUAR BIASA”
by Julia Quinn
Copyright © 1995 by Julie Cotler
Penerbit Dastan Books
Alih Bahasa : Istiani Prajoko
Editor : Jantjé
Desain sampul : www.expertoha.com
Cetakan I : Oktober 2010 ; 490 hlm ; ISBN 978-602-8723-34-3
Harga Normal : Rp. 50.000,-

~ WARNING : SPOILER ALERT !! ~

Emma Dunster, putri tunggal John Dunster, sekaligus pewaris Dunster Shipping – perusahaan perkapalan raksasa di Boston, Massachusetts, dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan perhatian penuh dari sang ayah, yang juga berperan ganda sebagai orang tua tunggal semenjak kematian istrinya. Namun saat Emma menginjak usia ke-20, John Dunster memahami ia tak mampu membesarkan Emma secara layak jika ia tetap berkutat dengan bisnis keluarganya. Terlepas dari pengakuan dan kebanggaan sang ayah atas kemampuan putrinya memahami bisnis, ia juga tahu masyarakat belum dapat menerima fakta seorang wanita atau dalam kasus Emma, seorang gadis memiliki otak brilian dan kemampuan yang tak kalah dengan kaum pria. Maka, ia pun setengah memaksa Emma untuk tinggal bersama paman dan bibinya di Inggris, untuk memperluas cakrawala sekaligus memperkenalkan ‘dirinya’ secara terhormat di kalangan sosialita papan atas – dan tentu saja John berharap, putri kesayangan bisa mendapat jodoh yang sepadan.


Earl dan Countess of Worth, atau Paman Henry dan Bibi Caroline Blydon bagi Emma, merupakan satu-satunya kerabat terdekat yang ia sayangi, termasuk kedua sepupunya, Belle dan Ned, maka walau ia sangat merindukan ayah dan kesehariaan mereka di Boston, Emma cukup menyukai fakta ia harus ‘berdiam’ selama setahun di London, Inggris. Sayangnya, sang bibi juga melihat kesempatan khusus untuk melakukan pesta debutan yang luar biasa bagi kemenakan kesayangannya. Emma yang terbiasa aktif secara fisik dan sibuk memutar otak menekuni bisnis keluarganya, dihadapkan pada serangkaian kegiatan yang sangat membosankan dan tidak menggugah minatnya. Dan jika Emma sedang bosan, maka aneka ‘kenakalan’ pun muncul, menyeret Arabella ‘Belle’ Blydon dalam situasi yang membuat ibunya pusing. Demikian pula pada pesta debutan Emma, kedua gadis itu menyelinap ke dapur sembari menyamar sebagai pelayan keluarga Blydon. Dengan masih mengenakan pakaian pelayan ini pula, Emma keluar menuju pasar untuk membeli telur yang habis, membuat juru masak kelabakan.

Kemudian, dalam perjalanan pulang, tanpa sengaja Emma menyaksikan seorang bocah berlari ke tengah jalan raya mengejar anjingnya yang kabur. Tindakan refleks Emma untuk menyelamatkan bocah itu berdampak pada dua hal. Satu, ia pingsan akibat terantuk jalan, dan terbangun di pelukan seorang pria yang sangat menawan. Dua, ibu bocah yang sangat berterima kasih, memberikan hadiah yang sangat berharga dan bernilai tinggi, dengan asumsi Emma adalah seorang pelayan. Tiga, Emma mendapatkan pengalaman tak terlupakan menyangkut ‘ciuman maut’ dari pria yang ternyata paman bocah yang ia selamatkan. Tapi tentu saja tiada kelanjutan dari peristiwa tersebut selain kenangan yang tidak mudah dilupakan oleh masing-masing pihak. Emma pun pulang ke kediaman ‘majikannya’ sebagaimana yang diasumsikan oleh Countess of Wilding dan saudaranya, Duke of Ashbourne.

Alex Edward Ridgely – Duke of Ashbourne memiliki reputasi ternama sebagai bujangan paling diminati sekaligus playboy yang tidak pernah berminat menjalin hubungan serius atau berumah tangga. Namun bagi Alex secara pribadi, gelar dan kekayaan keluarga yang ia warisi, menjadi penghalang besar bagi dirinya untuk menemukan sosok wanita yang benar-benar menyukai dirinya apa adanya, yang menjadi alasan kuat mengapa ia menolak berumah tangga. Pertemuan tak terduga dengan gadis pelayan yang anehnya tidak mampu ia lupakan, berbuntut panjang saat ia mengetahui bahwa gadis itu bukan ‘pelayan biasa’ melainkan kemenakan Earl dan Countess of Worth. Sikap dan pembawaan Emma yang terbuka, blak-blakan dibandingkan gadis-gadis Inggris yang cenderung malu-malu atau menutup diri, mengusik rasa penasaran Alex dan ia mendapati Emma merupakan pribadi yang menawan, cerdas dan penuh kejutan. Walau di antara keduanya muncul ‘ketertarikan’ satu sama lain, tiada terbersit dalam benak masing-masing bahwa akan terbentuk hubungan yang lebih serius.

Emma telah mendengar rumor seputar Duke of Ashbourne dengan reputasinya sebagai playboy penakluk, maka ia memastikan tidak akan terjebak dalam perangkap pesona Alex, yang juga menganggap proses perburuan memikat Emma merupakan sesuatu yang ia dambakan, tanpa pemikiran lebih jauh. Sayangnya, justru pihak lain, dalam hal ini, keluarga Alex maupun Emma, memiliki pendapat yang berbeda dengan mereka, dan mereka sepakat untuk ‘bekerja sama’ membuat hubungan Alex dan Emma dipastikan akan segera memasuki jenjang pernikahan. Mampukah kolaborasi antara Eugenia Ridgely – Duchess of Ashbourne dan putrinya Sophie Leawood, Countess of Wilding bekerja sama dengan Countess of Worth, Caroline dan putrinya Belle Blydon, membuat pasangan Alex dan Emma akhirnya takluk satu sama lain dan bersedia mengikat hati untuk sepanjang hidup mereka ? Ataukah Emma menjadi gadis yang kesekian mengalami ‘patah hati’ akibat perilaku Alex yang tak bersedia mempercayai ada seseorang yang mampu menyukai dirinya – sebenarnya, bukan sebagai sosok Duke of Ashbourne.

Ini adalah salah satu kisah yang semenjak awal telah memikat diriku melalui karakter Emma Dunster. Ia digambarkan sebagai gadis era modernisasi yang memiliki pandangan jauh ke depan, keberanian mengambil resiko sekaligus insting dan kecerdasan yang luar biasa, bukan sesuatu yang mudah bagi sosok wanita pada era tersebut. Sosok Alex Ridgely juga memiliki keunikan, dari tampilan luar ia digambarkan nyaris sempurna, hingga senantiasa hidup dalam ‘sorotan’ bagai ‘trophy’ yang diperebutkan – yang justru membuat Alex tidak memiliki rasa percaya diri ada seseorang yang mampu menyukai dirinya apa adanya. Hal ini pula yang mendorong Alex berada pada posisi dikagumi sekaligus ditakuti karena ia memilih bersikap dingin dan getir pada orang-orang yang dianggap ‘berpura-pura manis’ di hadapannya. Anehnya, Alex menjalin persahabatan cukup erat dengan William Dunford – pria yang justru memiliki sifat dan pembawaan bertolak-belakang dengan sosok Alex. Dan tentu saja, ciri khas JQ dalam mengolah adegan serta dialog-dialog segar, memenuhi keseluruhan kisah ini. Just love it, can’t wait to read the sequels too ...

Judul Asli : SPLENDID
[ book of BLYDON Series ]
by Julia Quinn
Copyright © 1995 by Julie Cotler
Rate : 3.5 of 5

Tentang Penulis :
Julia Quinn adalah nama pena yang digunakan oleh Julia Pottinger (terlahir sebagai Julia Cotler pada tahun 1970), adalah penulis asal Amerika yang terkenal akan karya-karya di bidang historical romance. Beliau sengaja membuat nama pena agar karya-karya bila diletakkan berjajar sesuai urutan abjad, akan bersebelahan dengan karya penulis Amanda Quick yang ia sukai. Novel-novelnya telah diterjemahkan lebih dari 26 bahasa di dunia, dan ia menempati posisi New York Times Bestseller lebih dari 18 kali. Aneka penghargaan juga diterima, mulai dari RITA Award hingga Romance Writers of America Hall of Fame.

[ more about the author & related works, just check at here : Julia Quinn | on Goodreads | on Wikipedia | at Facebook ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...