Books
“CINTA LUAR BIASA”
by Julia Quinn
Copyright © 1995
by Julie Cotler
Penerbit Dastan
Books
Alih Bahasa :
Istiani Prajoko
Editor : Jantjé
Cetakan I :
Oktober 2010 ; 490 hlm ; ISBN 978-602-8723-34-3
Harga Normal :
Rp. 50.000,-
~ WARNING :
SPOILER ALERT !! ~
Emma Dunster,
putri tunggal John Dunster, sekaligus pewaris Dunster Shipping – perusahaan perkapalan
raksasa di Boston, Massachusetts, dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan
perhatian penuh dari sang ayah, yang juga berperan ganda sebagai orang tua
tunggal semenjak kematian istrinya. Namun saat Emma menginjak usia ke-20, John
Dunster memahami ia tak mampu membesarkan Emma secara layak jika ia tetap
berkutat dengan bisnis keluarganya. Terlepas dari pengakuan dan kebanggaan sang
ayah atas kemampuan putrinya memahami bisnis, ia juga tahu masyarakat belum
dapat menerima fakta seorang wanita atau dalam kasus Emma, seorang gadis
memiliki otak brilian dan kemampuan yang tak kalah dengan kaum pria. Maka, ia
pun setengah memaksa Emma untuk tinggal bersama paman dan bibinya di Inggris,
untuk memperluas cakrawala sekaligus memperkenalkan ‘dirinya’ secara terhormat
di kalangan sosialita papan atas – dan tentu saja John berharap, putri
kesayangan bisa mendapat jodoh yang sepadan.
Earl dan Countess
of Worth, atau Paman Henry dan Bibi Caroline Blydon bagi Emma, merupakan
satu-satunya kerabat terdekat yang ia sayangi, termasuk kedua sepupunya, Belle
dan Ned, maka walau ia sangat merindukan ayah dan kesehariaan mereka di Boston,
Emma cukup menyukai fakta ia harus ‘berdiam’ selama setahun di London, Inggris.
Sayangnya, sang bibi juga melihat kesempatan khusus untuk melakukan pesta
debutan yang luar biasa bagi kemenakan kesayangannya. Emma yang terbiasa aktif
secara fisik dan sibuk memutar otak menekuni bisnis keluarganya, dihadapkan
pada serangkaian kegiatan yang sangat membosankan dan tidak menggugah minatnya.
Dan jika Emma sedang bosan, maka aneka ‘kenakalan’ pun muncul, menyeret
Arabella ‘Belle’ Blydon dalam situasi yang membuat ibunya pusing. Demikian pula
pada pesta debutan Emma, kedua gadis itu menyelinap ke dapur sembari menyamar
sebagai pelayan keluarga Blydon. Dengan masih mengenakan pakaian pelayan ini
pula, Emma keluar menuju pasar untuk membeli telur yang habis, membuat juru
masak kelabakan.
Kemudian, dalam
perjalanan pulang, tanpa sengaja Emma menyaksikan seorang bocah berlari ke
tengah jalan raya mengejar anjingnya yang kabur. Tindakan refleks Emma untuk
menyelamatkan bocah itu berdampak pada dua hal. Satu, ia pingsan akibat
terantuk jalan, dan terbangun di pelukan seorang pria yang sangat menawan. Dua,
ibu bocah yang sangat berterima kasih, memberikan hadiah yang sangat berharga
dan bernilai tinggi, dengan asumsi Emma adalah seorang pelayan. Tiga, Emma
mendapatkan pengalaman tak terlupakan menyangkut ‘ciuman maut’ dari pria yang
ternyata paman bocah yang ia selamatkan. Tapi tentu saja tiada kelanjutan dari
peristiwa tersebut selain kenangan yang tidak mudah dilupakan oleh
masing-masing pihak. Emma pun pulang ke kediaman ‘majikannya’ sebagaimana yang
diasumsikan oleh Countess of Wilding dan saudaranya, Duke of Ashbourne.
Alex Edward
Ridgely – Duke of Ashbourne memiliki reputasi ternama sebagai bujangan paling
diminati sekaligus playboy yang tidak pernah berminat menjalin hubungan serius
atau berumah tangga. Namun bagi Alex secara pribadi, gelar dan kekayaan
keluarga yang ia warisi, menjadi penghalang besar bagi dirinya untuk menemukan
sosok wanita yang benar-benar menyukai dirinya apa adanya, yang menjadi alasan
kuat mengapa ia menolak berumah tangga. Pertemuan tak terduga dengan gadis
pelayan yang anehnya tidak mampu ia lupakan, berbuntut panjang saat ia
mengetahui bahwa gadis itu bukan ‘pelayan biasa’ melainkan kemenakan Earl dan
Countess of Worth. Sikap dan pembawaan Emma yang terbuka, blak-blakan
dibandingkan gadis-gadis Inggris yang cenderung malu-malu atau menutup diri,
mengusik rasa penasaran Alex dan ia mendapati Emma merupakan pribadi yang
menawan, cerdas dan penuh kejutan. Walau di antara keduanya muncul ‘ketertarikan’
satu sama lain, tiada terbersit dalam benak masing-masing bahwa akan terbentuk
hubungan yang lebih serius.
Emma telah
mendengar rumor seputar Duke of Ashbourne dengan reputasinya sebagai playboy
penakluk, maka ia memastikan tidak akan terjebak dalam perangkap pesona Alex,
yang juga menganggap proses perburuan memikat Emma merupakan sesuatu yang ia
dambakan, tanpa pemikiran lebih jauh. Sayangnya, justru pihak lain, dalam hal
ini, keluarga Alex maupun Emma, memiliki pendapat yang berbeda dengan mereka,
dan mereka sepakat untuk ‘bekerja sama’ membuat hubungan Alex dan Emma
dipastikan akan segera memasuki jenjang pernikahan. Mampukah kolaborasi antara
Eugenia Ridgely – Duchess of Ashbourne dan putrinya Sophie Leawood, Countess of
Wilding bekerja sama dengan Countess of Worth, Caroline dan putrinya Belle
Blydon, membuat pasangan Alex dan Emma akhirnya takluk satu sama lain dan
bersedia mengikat hati untuk sepanjang hidup mereka ? Ataukah Emma menjadi
gadis yang kesekian mengalami ‘patah hati’ akibat perilaku Alex yang tak
bersedia mempercayai ada seseorang yang mampu menyukai dirinya – sebenarnya,
bukan sebagai sosok Duke of Ashbourne.
Ini adalah salah
satu kisah yang semenjak awal telah memikat diriku melalui karakter Emma Dunster.
Ia digambarkan sebagai gadis era modernisasi yang memiliki pandangan jauh ke
depan, keberanian mengambil resiko sekaligus insting dan kecerdasan yang luar
biasa, bukan sesuatu yang mudah bagi sosok wanita pada era tersebut. Sosok Alex
Ridgely juga memiliki keunikan, dari tampilan luar ia digambarkan nyaris
sempurna, hingga senantiasa hidup dalam ‘sorotan’ bagai ‘trophy’ yang
diperebutkan – yang justru membuat Alex tidak memiliki rasa percaya diri ada
seseorang yang mampu menyukai dirinya apa adanya. Hal ini pula yang mendorong
Alex berada pada posisi dikagumi sekaligus ditakuti karena ia memilih bersikap
dingin dan getir pada orang-orang yang dianggap ‘berpura-pura manis’ di
hadapannya. Anehnya, Alex menjalin persahabatan cukup erat dengan William Dunford
– pria yang justru memiliki sifat dan pembawaan bertolak-belakang dengan sosok
Alex. Dan tentu saja, ciri khas JQ dalam mengolah adegan serta dialog-dialog
segar, memenuhi keseluruhan kisah ini. Just love it, can’t wait to read the sequels
too ...
Judul Asli : SPLENDID
[ book 1 of BLYDON Series ]
by Julia Quinn
Copyright © 1995 by Julie Cotler
Rate : 3.5 of 5
Tentang Penulis :
Julia Quinn
adalah nama pena yang digunakan oleh Julia Pottinger (terlahir sebagai Julia
Cotler pada tahun 1970), adalah penulis asal Amerika yang terkenal akan
karya-karya di bidang historical romance. Beliau sengaja membuat nama pena agar
karya-karya bila diletakkan berjajar sesuai urutan abjad, akan bersebelahan
dengan karya penulis Amanda Quick yang ia sukai. Novel-novelnya telah
diterjemahkan lebih dari 26 bahasa di dunia, dan ia menempati posisi New York
Times Bestseller lebih dari 18 kali. Aneka penghargaan juga diterima, mulai
dari RITA Award hingga Romance Writers of America Hall of Fame.
[
more about the author & related works, just check at here : Julia Quinn | on Goodreads
| on Wikipedia | at Facebook ]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/