Books “THE PALACE OF DREAMS”
Judul Asli : NEPUNESI I PALLATIT TE
ENDRRAVE
( pada tahun 1981 di Albania )
Copyright © Librarie Arthéme Fayard 1990
Penulis : Ismail Kadare
Penerbit Serambi Ilmu Semesta
Alih Bahasa : Fahmi Yamani
Editor : Adi Toha & Dian Pranasari
Cetakan I : Juni 2012 ; 274 hlm
Mark-Alem, pemuda keturunan keluarga Quprili – salah satu garis keturunan
keluarga yang usianya sangat tua, yang berpengaruh besar semasa pemerintahan
Kekaisaran Ottoman. Namun pada pagi ini, saat hari pertama ia akan bekerja,
kebanggaan serta nama keluarganya menjadi sebuah beban tersendiri. Mark-Alem
akan bekerja di Tabir Sarrail atau Istana Mimpi, wilayah yang paling rahasia
serta tertutup, namun memiliki peran besar dalam Kekhalifahan.
Meski belum memiliki pengalaman khusus, Mark-Alem langsung diterima di
bagian Penyortiran, tanpa harus menempuh jalur jenjang karir dari bawah,
misalnya Penerimaan atau Penyalinan. Meski menduga bahwa nama keluarganya
sedikit berpengaruh terhadap keputusan itu, ia tetap tak mampu mengenyahkan ‘wejangan’
serta ‘peringatan tajam’ yang diberikan oleh pejabat penerimanya, dari
benaknya.
“Kamu akan bekerja di bagian Penyortiran
karena kamu cocok untuk kami. Dan ingat, bahwa yang diharapkan darimu adalah
kerahasiaan sepenuhnya. Jangan pernah lupakan bahwa Tabir Sarrail adalah sebuah
institusi yang benar-benar tertutup untuk dunia luar.”
( from ‘Istana
Mimpi’ by Ismail Kadare | p. 22 )
Tugas Mark-Alem di bagian Penyortiran adalah memilah-milah setiap mimpi
yang masuk dari penjuru negeri. Mulai
dengan mengeliminasi mimpi-mimpi yang tidak menarik, mimpi-mimpi pribadi yang
tidak berhubungan dengan pemerintah.
Kemudian mimpi-mimpi yang berhubungan dengan hawa nafsu manusia, seperti
rasa lapar atau kenyang, dingin atau panas, dan sejenisnya. Lalu ada pula
mimpi-mimpi palsu, yang tidak pernah terjadi dan diciptakan oleh orang-orang
ambisius, gila mitos atau seorang provokator. Semuanya harus dilenyapkan. Namun
tidak mudah membuat klasifikasi dari campuran unsur-unsur yang berbeda-beda.
Dibutuhkan pengalaman serta kedewasaan dalam cara berpikir. Dan Mark-Alem harus
segera menguasai kemampuan tersebut.
Dalam beberapa hari kedepan, Mark –Alem berusaha mencari dan menyerap
berbagai pengetahuan yang dapat membantu dirinya lebih memahami serta menguasai
pekerjaannya. Ia mendapati selain divisi Penyortiran, masih ada divisi yang
sangat rahasia yaitu Tafsir – dimana mimpi-mimpi yang sudah disortir akan
dicari makna-maknanya lebih dalam, dan setiap hari Jumat, Pegawai Mimpi Utama
akan memilih satu mimpi untuk dijadikan Mimpi Utama yang dibawa kepada sang
Sultan.
Mark-Alem berharap dengan bertambahnya hari, ia akan semakin mahir dalam
melakukan identifikasi serta klasifikasi tumpukan arsip mimpi-mimpi di
hadapannya. Namun ia justru lebih sering merasa frustasi dengan keanekaragaman
mimpi yang dihadapinya. Sering kali timbul keinginan untuk langsung membuang
arsip mimpi yang menjemukan ke bagian ‘Tidak Berguna’ ... namun kemudian ia
kembali ragu-ragu, bagaimana jika ia salah memasukan kategori, maka dengan
berbagai alternatif pilihan ‘simpang-siur’ dibenaknya, ia mencoba menentukan
pilihan yang dirasa lebih cocok dan masuk akal.
“Sebidang tanah kosong di dekat sebuah
jembatan; semacam tanah kosong di mana orang membuang sampah. Di tengah-tengah
sampah, debu, dan toilet yang rusak, sebuah alat musik aneh bermain sendirian
hanya ditemani seekor banteng yang sepertinya kesal dengan suara itu dan
berdiri di dekat jembatan lalu melenguh.”
( ~
mimpi seorang pedagang jalanan | from ‘Istana Mimpi’ by Ismail Kadare | p. 57 )
Setelah beberapa bulan di bagian Penyortiran, tiba-tiba Mark-Alem dipanggil
dan mendapatkan kenaikan status, kini ia akan bekerja di divisi Tafsir – yang berarti
semakin dekat dengan posisi Pegawai Mimpi Utama, jalur yang akan membawanya ke
puncak Tabir Sarrail. Alih-alih menjadi lebih lega, Mark-Alem justru mendapati
sakit kepalanya bertambah. Beban yang dipikul jauh lebih besar, dan arsip-arsip
di hadapannya semakin rumit dan kompleks. Satu-satunya perhiburan yang ia rasakan ketika
bisa bertemu dengan orang-orang yang bekerja di bagian lain Tabir Sarrail
tersebut.
Ia jadi mengetahui rahasia-rahasia yang terjadi di dalamnya. Bagaimana
mimpi-mimpi dikumpulkan oleh para Pembawa Mimpi dari setiap penjuru negeri
untuk didaftarkan ke bagian Penerimaan. Lalu adanya ruangan-ruangan yang selalu
dijaga dengan ketat, disebut sebagai ruangan Pengasingan, tempat Pegawai Mimpi
Utama melakukan interogasi pada para pemimpi yang mimpi-mimpinya terpilih.
Semua informasi itu terserap dalam benaknya, membuat dirinya semakin tertutup
terhadap orang-orang di luar Tabir Sarrail, bahkan kepada keluarganya pun
Mark-Alem tak mampu berbagi rahasia ini.
|
Suleiman the Magnificient ( source ) |
Dan pada puncaknya, saat pertemuan keluarga yang diadakan di kediaman paman
tertuanya, sang Wasir – Menteri Luar Negeri dan keturunan terhormat keluarga
Quprili, terjadi tragedi yang mengerikan, tragedi yang membawa kejatuhan serta
awal peperangan yang akan mengusik ketenangan penduduk Albania. Mark-Alem
mendapati bahwa dirinya tanpa sadar berperan besar sebagai penyebab timbulnya
tragedi tersebut. Kehidupan dan masa depannya berubah total. Impian yang selama
ini didam-idamkan akhirnya tercapai, ia menmperoleh jabatan tertinggi, namun
betapa besar pengorbanan yang harus dilakukannya. Dan betapa semakin sepi dan
sunyi hatinya melihat masa depan yang menjelang ...
Kesan :
Sebuah kisah yang dituturkan dengan kata-kata yang lugas, namun anehnya
bisa mengundang makna ganda. Bagai sosok Mark-Alem yang kebingungan membaca
arsip-arsip mimpi di hadapannya, diriku merasa senasib dengannya saat membaca
kisah ini. Meski secara garis besar, sebuah gambaran nyata tentang maksud sang
penulis mampu kuraba, namun diriku masih juga ‘berkutat’ dengan berbagai kiasan
yang dipaparkan....dan berusaha menduga-duga, apakah ada makna atau tujuan lain
yang hendak disampaikan ??
Di dalam kisah ini disinggung sejarah keluarga Quprili yang berasal dari terjemahan
kata ‘Ura’ dalam bahasa Albania, saat
mereka masih menganut agama Kristen, berganti nama menjadi Köprülü menjelang
masa pemerintahan Dinasti Ottoman / Dinasti Turki yang membawa mayoritas merupakan masyarakat muslim. Jika
menilik kisah yang disajikan oleh penulis, maka bisa diduga bahwa ‘pergesekan’
serta ‘perebutan’ kekuasaan di Albania bersumber dari sejarah serta kekuatan
keluarga Quprili sebagai pendukung terbesar, dengan Kekhalifahan yang
diperintah oleh Sultan dari garis keturunan Turki.
|
Battle of Kosovo 1389 ( source ) |
Sejarah mencatat tragedi perang terbesar yang memusnahkan sebagian besar
wilayah Balkan dan mengawali era kekuasaan yang dilakukan oleh Dinasti Turki,
lewat Perang Kosovo ( 1389 ), dilanjutkan dengan serangkaian penaklukan dan
penyebaran kekuasaan di wilayah Eropa,
disertai jatuhnya dinasti-dinasti besar, hingga kejatuhan Constantinople (
sekarang menjadi Istanbul – ibukota Turki ), menyusul penyerangan terhadap
kekaisaran Romawi.
Melalui Dinasti Ottoman ini dibentuk sistem pemerintahan baru yang berpusat
pada Sultan sebagai pemimpin utama masyarakat. Penduduk asli Albania, yang
merupakan daerah penaklukan, harus belajar mengikuti pahan serta ajaran utama
sang pemimpin. Sebagaimana perlakuan rezim-rezim yang berkuasa, kebebasan
adalah sebuah harga yang sangat mahal untuk dinikmati individu-individu yang
lahir, besar, dan bermukin di sana. Penulis dengan cerdik menggunakan kiasan ‘mimpi-mimpi’
yang dicuri oleh pemerintah, baik mereka memberikan secara sukarela atau dengan
paksaan.
“Tugas Istana Mimpi, yang diciptakan langsung
oleh Sultan yang berkuasa, adalah
mengklasifikasi dan memeriksa tidak hanya mimpi beberapa individu tertentu,
tetapi ‘Tabir’ secara keseluruhan : dengan kata lain, semua mimpi dari semua
rakyat tanpa pengecualian sedikit pun. Gagasan penciptaan Tabir oleh Sultan
adalah Allah menyampaikan peringatan lewat mimpi-mimpi dunia ...”
( from ‘Istana Mimpi’ by Ismail Kadare | p.
19 )
|
'The Story Teller at coffe-house' ( source ) |
Maka dengan propaganda yang sangat cerdik, sang pemimpin mampu
mengendalikan serta mengantisipasi terjadinya pemberontakan. Salah satu fakta
yang juga diungkapkan oleh penulis bahwa peran terpenting dalam Kekhalifahan
adalah divisi Tafsir Mimpi, karena di sinilah kunci-awal munculnya Mimpi Utama,
meski mimpi tersebut bisa jadi merupakan hasil rekayasa yang mampu
mengendalikan pemerintahan. Sekedar melengkapi rasa ingin-tahu, kucoba mencari
kaitan kata ‘tafsir’ --- ternyata
merujuk pada penjelasan lebih lanjut tentang isi dari Kitab Suci (dalam hal ini
yang dimaksud adalah Al Qu’arn), dan yang lebih utama disebutkan syarat
melakukan tafsir tidak boleh dilakukan oleh sembarang pihak melainkan oleh
organisasi yang ditunjuk secara resmi ... terjemahan bebas, namun entah mengapa
cocok dengan maksud sang penulis lewat kisah ini.
|
Albanian Rebels vs Ottoman Empire ( source ) |
Dan sebelum menutup pemahamanku atas bacaan yang penuh dengan ‘tafsir’ ini,
dengan rendah hati kucoba menuliskan pemikiran dari kisah ini, namun belajar
dari pengalaman Mark-Alem, sebuah tafsir sederhana bisa membawa kita pada jalan
yang berbeda, maka hendaklah berhati-hati dalam melakukan sebuah penafsiran,
agar tidak timbul tragedi yang akan disesali. Dan sungguh bersyukur diriku bisa
menikmati kehidupan yang lebih ‘bebas’ dalam menentukan kemana jalan kehidupan
yang akan kutempuh. Jika Anda masih ‘membelenggu’ diri sendiri dengan berbagai
keterbatasan, maka tiada bedanya dengan sosok Mark-Alem, jenjang karirnya
melesat tinggi hingga ke puncak, namun tiada ‘kehidupan’ di dalam hatinya,
tiada sedikit pun pemberontakan untuk kehidupan yang sama sekali baru, hanya
menanti kapan salju berikutnya akan turun ....
Tentang Penulis :
Ismail Kadare dilahirkan pada tahun 1936 di kota pegunungan Gjirokaster, di
dekat perbatasan Yunani. Dia adalah penyair dan penulis novel paling terkenal
di Albania. Sebelum menulis novel pertamanya, ‘The General of the Dead Army’,
dia telah menulis beberapa kumpulan puisi dan cerita pendek. Dalam sebagian
karyanya, dia mengisahkan sejarah Albania yang kental dengan kediktaktoran.
Karya-karya Kadare telah menjerumuskan dirinya ke dalam sejumlah konflik dengan
penguasa sejak 1945 sampai 1985. Pada 1990, dia meminta suaka politik ke
Prancis dan kini membagi waktunya antara Paris dan Tirana, ibukota Albania. Pada 1992, dia
mendapat penghargaan sastra internasional Prix Mondial Cino Del Duca, dan pada
tahun 2005 mendapat Man Booker International Prize yang perdana atas
pencapaiannya dalam dunia sastra, dan pada tahun 2009 penghargaan Prince of
Asturias untuk bidang seni. Kadare telah berkali-kali dinominasikan sebagai
pemenang Nobel Sastra. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam tiga puluhan
bahasa.
Best Regards,
* Hobby Buku *