HOBBYBUKU’S
FEATURES
Present
“BEHIND THE SCENES”
BEHIND THE SECENES
adalah rangkaian program untuk mengenal lebih dekat para pelaku di
‘balik-layar’ untuk terbentuknya sebuah buku. Sejak dulu diriku senantiasa
bertanya-tanya, siapa sajakah yang berperan dalam mewujudkan impian pembaca,
terutama saat diriku sangat menyukai keseluruhan paket : dari tulisan sang
pengarang, penerjemah, editor dan proofreader yang membuat ‘peralihan’ bahasa
memungkinkan diriku menikmati sajian kisah yang notabene berbahasa asing,
termasuk para layouter, desain dan ilustrator yang menambah daya tarik sebuah
buku.
BEHIND THE SCENES #3
: with DINI
NOVITA SARI (Dinoy)
ᴥ Saya mengenal mbak sebagai editor
maupun penulis buku, bagaimana awal mula kronologis proses hingga bisa
menggeluti bidang ini ? (apakah sesuai dengan bidang studi yang diambil semasa
kuliah)
Awal-mulanya karena saya hobi baca buku,
lalu ketika seorang teman sedang merintis usaha penerbitannya (sekitar tahun
2011), saya menawarkan diri untuk ikut baca-baca naskahnya dan membantu
memberitahu kesalahannya. Dari situ kemudian di awal tahun 2013 saya resmi
menjadi proofreader penerbit tersebut. ^^ Kalau untuk jadi editor, juga masih
dalam awal tahun 2013 saya mencoba mengajukan CV ke salah satu penerbit mayor
yang novel-novelnya banyak saya baca, awalnya hanya pede mengajukan diri
sebagai proofreader, eh malah diminta coba mengedit naskah, nah keterusan sampai
sekarang jadi editor lepasnya.
Kalau untuk sebagai penulis yang
benar-benar sudah merilis buku, hm, dari dulu sebenarnya saya hobi nulis, tapi
bisa dibilang hobi yang suam-suam kuku alias nggak konsisten, hehe. Nah di
tahun 2012 saya mulai menyusun secara serius naskah cerita perjalanan saya
berdasarkan pengalaman pribadi, lalu awal tahun 2013 diajukan ke penerbit yang
memang sedang mencari naskah genre itu dan puji Tuhan diterima. ^^ Selang
setahun kemudian naskah tersebut terbit yaitu buku traveling “Antravelogi”,
yang ternyata menjadi buku solo kedua saya yang diterbitkan. Untuk buku solo
pertama saya, yaitu novel “Get Lost”, awalnya menyusun malahan buat lomba di
suatu penerbit, eh nggak menang dan saya coba ajukan ke penerbit lain dan
ternyata diterima dengan beberapa revisi. Mungkin karena fiksi, jadi bisa lebih
cepat prosesnya jadi terbit duluan di akhir tahun 2013. ^^
Saya terakhir mengenyam pendidikan
formal di bidang Akuntansi, jadi jelas nggak sesuai dengan kedua profesi
tersebut. Jadi semacam hobi yang diseriusin, gitu. Hehe.
ᴥ Bisa
diceritakan kesan dari pengalaman / proyek pertama yang ditangani ?
Paling berkesan adalah saat mulai
mengedit pertama kali yaitu sekitar April 2013 untuk naskah dari GPU. Saya
merasa sangat kurang percaya diri sebagai pemula, karena saya dituntut untuk
mengikuti alur cerita dengan baik dan jeli melihat logika yang mungkin nggak
berkesinambungan. Tetapi syukurlah saya diberi ruang diskusi yang cukup bareng
penulis novel tersebut, dan beliau pun menanggapi baik setiap pertanyaan dan
masukan saya. Jadi, itu pengalaman mengedit pertama yang lumayan membangkitkan
kepercayaan diri saya, hehe.
ᴥ Apakah ada
pengalaman unik yang tak mudah dilupakan sepanjang proses dalam perbukuan ini ?
Wihihi, banyak sebenarnya. Terutama
dalam mengedit, berusaha untuk mengakomodasi idealisme penulis namun tetap
dalam alur yang tepat. Kalau boleh jujur, tidak semua penulis bisa “mulus”
dalam proses berdiskusi, kalau sudah begitu ya saya tetap mencoba merevisi
semampu saya dan selebihnya memberi catatan kepada redaksi penerbit (karena
saya “hanya” editor lepas, saya merasa untuk celah ini bisa langsung saya oper
ke editor tetap penerbit yang menjadi SPV saya). Banyak pula diskusi bersama
penulis dan redaksi yang semakin menambah pengetahuan saya. J
ᴥ Bagaimana
membagi waktu terutama pikiran untuk melakukan beberapa hal sekaligus, misalnya
dalam tugas editting, menulis karya sendiri hingga tugas-tugas lainnya ?
Jujur saat mulai intens memeriksa naskah
di awal tahun 2013, saya sempat kewalahan karena saya juga masih bekerja
sebagai pegawai kantoran penuh waktu. Biasanya pulang kerja di malam hari saya
mulai editing atau proofreading. Capek juga, tapi karena saya suka kerjaannya
jadi saat itu masih merasa oke-oke saja. Hingga saat akhir 2013 saya memutuskan
untuk keluar dari kerjaan kantoran saya dan fokus sebagai pemeriksa naskah,
yang meski statusnya freelance tapi
karena saat itu ada tiga penerbit yang langganan jasa saya, maka saya merasa
perlu waktu lebih banyak. Sedang untuk menulis sendiri, setelah dua buku solo
tadi terbit, saya memang sudah jarang sekali menulis. Ya karena saya sudah
tenggelam dalam kesibukan mengedit, dan lagi saya bukan orang yang gampang
dapat ide nulis, hehe. ^^
ᴥDorongan apa
yang membuat mbak bertahan dan tetap menekuni bidang ini ?
Karena saya benar-benar suka membaca
cerita fiksi. ^^
ᴥ Adakah sosok
yang berpengaruh cukup besar dalam peran serta aktivitas mbak Dinoy di dunia perbukuan
ini ?
Ada, saya sangat berterima kasih pada
seorang sahabat yang pertama kali memercayai saya untuk memeriksa naskah-naskah
yang akan diterbitkan oleh penerbit buku miliknya. Dia juga yang sampai
sekarang terus percaya untuk saya terlibat semakin dalam di penerbit tersebut,
sehingga portofolio saya semakin banyak. Terima kasih, ya! J
ᴥ Menurut mbak
Dinoy, bisakah seseorang menggeluti dunia perbukuan tanpa memiliki kegemaran
khusus dalam membaca ?
Haha, bisa ajaa, tapi tentu susah.
Ibarat kata, orang kerja tidak selalu karena menyukai bidang yang dia geluti,
ya kasarannya sebatas mencari nafkah. Saya percaya setiap orang—suka atau tidak
suka baca buku—bisa saja menjadi editor, misalnya, atau profesi lain di
perbukuan, toh SOP dan sistematik kerjanya bisa dipelajari. Tapi, alangkah
baiknya jika kita bekerja sesuai passion,
sesuai kesukaan, maka semangat kita akan turut terlarut dalam hasil pekerjaan
itu sehingga hasilnya pun maksimal. Untuk bisa menghasilkan buku-buku yang
baik, maka seseorang perlu banyak membaca buku hingga tahu seperti apa sih
“buku yang baik” itu?
ᴥ Untuk mengembangkan wacana dan keahlian adakah target khusus untuk membaca
buku-buku tertentu ?
Ya, itu sangat disarankan. Misalnya,
saya memang tidak bermaksud membatasi buku bacaan saya, tapi dari dulu saya
memang lebih banyak membaca novel-novel lokal bergenre roman kontemporer. Lalu,
sekitar dua tahun belakangan saya berusaha memperluas genre bacaan, yaitu
novel-novel terjemahan dan sebisa mungkin ada novel-novel dengan genre lain
yang bukan cuma romance. Gunanya ya agar ketika memeriksa naskah, pengetahuan
akan diksi, alur, dan pengkarakteran semakin bertambah, karena saya nggak boleh
membatasi naskah yang datang pada saya—itu namanya membatasi rezeki, hehe.
ᴥBisa
dibagikan beberapa contoh yang menjadi pedoman dan masukan berdasarkan
pengalaman pribadi ? (mungkin ada penulis tertentu atau buku-buku yang menjadi
pedoman dan favorit hingga kini)
Nggak ada yang spesifik sih, tapi kiblat
saya selama ini novel-novel terbitan GPU. Tanpa mengecilkan penerbit lain—toh
GPU sendiri juga nggak sempurna—tapi memang untuk contoh penulisan yang baku
tapi nggak kaku, saya sering merasa pas dengan GPU. Saya suka chicklit
terjemahan dari GPU karena penerjemahannya sudah enak, luwes tanpa mengurangi
esensi negeri asal para tokohnya. J
ᴥ Sebenarnya
bagaimana peran seorang editor dalam proses hingga terbitnya sebuah buku ?
Perannya menurut saya besar, tapi tetap
tidak sebesar penulis cerita itu sendiri. J Maksud saya,
pada akhirnya tetap menjadi hak penulis kok untuk mempertahankan idealismenya.
Tak jarang masukan saya ditolak, dengan atau tanpa penjelasan dari penulis. Tak
jarang pula saya “mengalah”, karena menurut saya tetap penulis yang tahu benar
mau dibawa ke mana ceritanya. Tapi, untuk masalah kerapian dan konsistensi
alur, tidak bisa tidak, editor bertanggung jawab untuk itu. Dia harus tegas, karena
ketika naskah itu sudah jadi buku dan ternyata ada kesalahan dalam hal
kerapian, ya editor juga yang “kena”. ^^
ᴥ Novel ALLY
karya Arleen yang akan rilis di bulan ini merupakan salah satu 'tugas' yang
dikerjakan oleh mbak Dinoy. Bisa dibagikan pengalaman sepanjang 'menggarap'
novel ini ?
Naskah ALLY sangat “unik”, karena saya
belum pernah baca cerita semacam ini, meski penulis mengaku cerita ini juga
terinspirasi dari cerita lain. Awalnya sempat bingung dengan
“perpindahan-perpindahan” Ally yang begitu cepat, dari situ juga saya banyak
memberi komentar dan diskusi-diskusi dengan Mbak Arleen. Thank God, Mbak Arleen
termasuk penulis yang manis dan sangat lancar dalam bekerja sama. ^^
Masukan-masukan saya banyak diperhatikan, juga ketika dia merasa masukan saya
kurang sesuai dia akan menjelaskan dengan enak, sehingga akhirnya saya tahu
bagaimana mengakali hal yang kurang smooth
itu.
ᴥ Jika
diharuskan memilih antara meneruskan karier sebagai penulis atau editor, mana
yang lebih diminati untuk ditekuni secara profesional ?
Editor! Haha, saya pikir saya lebih ke corrector daripada creator. Salut dengan para penulis produktif yang bisa begitu
lancar menuangkan ide-ide cerita dalam barisan kalimat memikat. Saya, tidak
sekonsisten itu. Makanya kalau untuk profesional ya saya lebih “nyaman” menjadi
editor karena tinggal mengoreksi naskah yang sudah ada! Hehehe.
ᴥ Mbak Dinoy
tergabung dalam wadah BBI (Blogger Buku Indonesia) sebagaimana juga diriku (dan
di sinilah kita bertemu), siapa dan apa yang menarik minat Mbak untuk terjun
dalam kumpulan para penimbun buku ini (^_^)
Ahaha! Lupa nih persisnya! ^^ Tapi kalau
nggak salah karena twit-twit BBI tentang link resensi buku dari member-member
BBI terdahulu. Waktu itu (tahun 2012) saya memang baru mulai meresensi dan
ditulis dalam blog campur-campur. Saat mengetahui wadah BBI dan syarat-syarat
menjadi anggota, saya sampai bikin blog khusus resensi buku yang saya buat, dan
memindahkan resensi-resensi saya ke sana. Tertarik bergabung karena saya pikir
enak ya kalau punya komunitas dengan hobi yang sama, yaitu membaca buku. Saya
membayangkan akan sering terjadi diskusi mengenai buku, dan ternyata bayangan
saya terkabul—meski toh pembicaraan antara anggota BBI juga sering topik umum,
tapi di situlah serunya! ^^
ᴥ Adakah saran
atau masukan bagi BBI untuk lebih berkembang di masa mendatang ?
BBI sudah bagus sebagai komunitas,
dengan kegiatan-kegiatannya seperti baca bareng, tantangan membaca yang dibuat
para anggotanya, atau diskusi-diskusi buku di forum internal. Mungkin ke
depannya saya berharap BBI bisa lebih sering bikin kegiatan yang melibatkan
masyarakat luas demi meningkatkan minat baca. Misalnya, diskusi buku bekerja
sama dengan penerbit, yang mengundang masyarakat luas.
ᴥ Kita kan
suka 'berandai-andai' nih mbak, jika mendadak ada jin botol yang berniat
mengabulkan 3 wishlist, apa yang hendak diminta ? *mendadak kepo nih*
3 wishlist tentang apa nih? Terserah,
yaaa? Kalau ada permintaan begini biasanya harus yang susah sekalian ya, ahaha!
Pertama, pengin suatu saat bisa dipercaya mengedit naskah novel dari beberapa
penulis Indonesia favorit saya (sebut saja inisialnya I, D, L, dan A, wkwk)
Kedua, pengin bisa lebih rajin lagi meresensi buku nih, karena akhir-akhir ini
mulai jarang akibat kesibukan pekerjaan saya L Ketiga,
wishlist buku ah... Pengin buku kumcer internasional berjudul “My True Love
Gave to Me” ah yang isinya penulis-penulis kece internasional, seperti Rainbow
Rowell. :D
ᴥ Apa harapan
dan motivasi yang bisa dibagikan bagi semua pihak di dunia perbukuan, penulis
maupun pembaca untuk masa mendatang ?
Jangan pernah menyerah untuk terus
membaca karya-karya penulis Indonesia. Jujur saya kadang miris dengan beberapa
orang yang menganggap karya dalam negeri lebih “rendah” dari luar. Tapi, kalau
bukan kita sendiri yang membaca dan mengkritisi, siapa lagi kan yang bisa bikin
buku-buku Indonesia lebih maju? J
ᴥ Terima Kasih banyak atas waktunya
mbak Dinoy (^_^)
~ ABOUT DINI NOVITA SARI ~
Nama : Dini Novita Sari
Alamat : sekarang baru saja pindah kembali ke Jakarta (dari Surabaya)
Kontak : dinoy.novita@gmail.com | mention @dinoynovita | follow Facebook
Status : status apaan nih? Status perkawinan, Mbak? Wkwk, aku tulis status di profesi perbukuan sebagai proofreader lepas untuk Penerbit Haru dan editor lepas untuk GPU. J
Tanggal Lahir : 30 November
Bintang : sagitarius
Hobi : Baca, nonton, makan, jalan2
Yang tidak disukai : baca e-book (kurang suka)
Favorit : Novel2 dari penulis seperti Supernova-Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (Dewi Lestari), Divortiare, Antologi Rasa (Ika Natassa), Khokkiri, SeoulMate (Lia Indra Andriana), The Devil in Black Jeans, Dirty Little Secret (aliaZalea)
Alamat : sekarang baru saja pindah kembali ke Jakarta (dari Surabaya)
Kontak : dinoy.novita@gmail.com | mention @dinoynovita | follow Facebook
Status : status apaan nih? Status perkawinan, Mbak? Wkwk, aku tulis status di profesi perbukuan sebagai proofreader lepas untuk Penerbit Haru dan editor lepas untuk GPU. J
Tanggal Lahir : 30 November
Bintang : sagitarius
Hobi : Baca, nonton, makan, jalan2
Yang tidak disukai : baca e-book (kurang suka)
Favorit : Novel2 dari penulis seperti Supernova-Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (Dewi Lestari), Divortiare, Antologi Rasa (Ika Natassa), Khokkiri, SeoulMate (Lia Indra Andriana), The Devil in Black Jeans, Dirty Little Secret (aliaZalea)
Kronologis & daftar hasil karya :
Sebagai beberapa contoh : Get
Lost, Antravelogi (karya tulis pribadi), Blue Vino, Pangeran Kertas, Zero Class
#2-Revelation, ALLY (karya hasil editan), So, I Married The Anti-fan (repackaged),
Moon in the Spring, Always with Me (karya hasil proof-reader). Untuk daftar selengkapnya bisa dicek di www.katalogdini.blogspot.com ^^
Best Regards,
Hobby Buku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/