Books
“TERPANTUL PADAMU”
Judul Asli : REFLECTED IN YOU
[
book 2 of CROSSFIRE Series ]
by Sylvia Day
Copyright © 2012 by
Sylvia Day
Cover photograph by
Edwin Tse
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa : Ilingliana
Editor : Hetih Rusli
Desain sampul :
Marcel A.W.
Cetakan I : Februari
2014 ; 424 hlm ; ISBN 978-602-03-0187-7
Rate : 3.5 of 5
Ok, ketika selesai
membaca Bared To You – buku pertama serial ini, telah ku-ungkapkan bagaimana
kesan dan reaksiku setelah membaca, dan yang lebih penting, sebuah perkataan
untuk tidak melanjutkan kisah ini.
Namun setelah kupertimbangkan ulang, sungguh tidak adil jika hanya berdasarkan
‘satu’ buku maka penilaian kemampuan penulis mendapatkan nilai ‘buruk’
selamanya bagiku. Terlepas dari segala sensasi dan kehebohan seputar karakter
dan tema yang mengangkat hubungan seksual secara eksplisit serta kelainan akan
kegemaran permainan ala sadomasokis, telah ku-ungkapkan pula daya tarik
tersendiri untuk mengetahui latar belakang dan dampak secara psikologis pada
kedua karakter utama kisah ini, Gideon Cross dan Eva Trammell.
Maka inilah
kelanjutan kisah serta perkembangan hubungan unik antara dua manusia yang
sama-sama telah mengalami ‘pelecehan seksual’ sehingga lebih menyukai permainan
sex yang ‘sedikit-berbeda’ ... Kisah ini dibuka dengan kedekatan hubungan
antara Gideon dan Eva yang nyaris tak bisa terpisahkan. Namun aktifitas serta
jadwal kegiatan masing-masing yang cukup padat, menuntut kompromi serta
perubahan jadwal demi kebersamaan yang sangat mutlak (talk about someone’s
obsession). Hubungan Eva dengan sahabatnya Cary – model pria menawan yang
(juga) memiliki kelainan dan kegemaran sebagai sosok biseksual (kanan-kiri ok
alias berpasangan dengan pria maupun wanita dapat diterima) juga mulai membaik
setelah kasus keributan terakhir.
Namun sosok yang
meresahkan hati Eve, Corinne Giroux – mantan kekasaih Gideon yang bertahan
paling lama, kerap muncul dalam kondisi-kondisi aneh yang membuat Eva menjadi
sangat-sangat curiga (bahkan bisa kukatakan, Eva ternyata juga termasuk
katagori obsesif dan paranoid, serupa dengan Gideon). Apalagi Gideon juga mulai
bertingkah laku aneh, seperti menghilang selama berjam-jam menjelang tengah
malam, tanpa memberikan penjelasan yang memuaskan. Entah karena frustasi atau
memag pada dasarnya Eva ingin membalas-dendam, ia melakukan tindakan yang
membuat Gideon murka bagai Iblis turun dari Neraka. Jika Gideon bisa
bercengkerama dengan Corinne, maka Eva mencium penyanyi utama band yang
disponsori oleh Gideon, dimana pria tersebut ternyata ‘kekasih’ Eva di masa
lalu.
Asli deh, saat adegan
ini terjadi, bayangan akan melodrama ala telenovela (atau soap-opera yang
berkepanjangan) muncul di benakku. Seriously !!! Making-out with
ex-boy/girlfriend to make statement – mmm, it’s means the relationships is not
working-out correctly, don’t you think ? Syukurlah ‘adegan’ ini tidak
diperpanjang hingga menjadi satu bab khusus. Penulis beralih pada topik yang
jauh lebih menarik bagi diriku, karena mengandung unsur misteri sekaligus
semi-thriller yang menegangkan. Dan hal ini pula yang membuatku mampu
memberikan ‘extra-bintang’ untuk kisah ini, dengan acungan jempol khusus bagi
Gideoan Cross (for Eva’s character, well I’m so sorry, but you become
selfish-paranoid person, that really-really annoying and easily dislike), yang
telah berjuang demi masa depan dan ketenangan jiwa Eva, meski nama baik serta
masa depannya turut menjadi taruhan.
Note : karakter
manusia-manusia yang ‘terluka’ dan berusaha memulihkan kondisi masing-masing
dengan penyesuaian akan hal-hal yang bisa dipandang sebagai sesuatu yang
‘abnormal’ bagi sebagian besar masyarakat, merupakan topik utama yang berusaha
diangkat oleh penulis. Dengan bumbu aneka adegan ‘sex’ yang dipastikan untuk
membuat kisah ini menarik bagi pangsa pasar, maka pendapatku pribadi sedikit ambigu untuk kesan sepanjang kisah
karakter Gideon dan Eva. Secara pribadi, terus terang diriku tidak menyukai
jenis karakter ini, namun ‘usaha-pembedahan’ yang dilakukan oleh penulis untuk
kasus-kasus korban pelecehan seksual yang berusaha mengatasi dengan beralih
memiliki kelainan seksual atau justru menjadi predator baru, cukup menarik
untuk disimak lebih lanjut. Seandainya digarap secara lebih serius dan
mendalam, bisa jadi novel ini merupakan awal suatu drama-psikologis dengan
paduan suspense dan romansa yang layak untuk berada di posisi atas dalam
peringkat buku berkualitas. Overall, rating yang bisa kuberikan berada pada
posisi tengah karena pendapat yang ‘ambigu’ dan tertarik pada dua sisi yang
berbeda pula
Sylvia Day, adalah pengarang #1 New York Times dan pengarang internasional terlaris dengan puluhan penghargaan atas novel-novelnya yang dijual di 40 negara. Dia adalah pengarang terlaris #1 di 20 negara dan menjadi pengarang favorit pembaca di beberapa genre, dengan jutaan eksempla bukunya yang sudah beredar. Dia dinominasikan sebagai Best Author dalam Goodreads Choice Award dan karyanya terpilih dalam Amazon’s Best of the Year in Romance. Dia memenangkan penghargaan RT Book Reviewers’ Choice Award dan dua kali dinomimasikan sebagi penulis roman Amerika terbaik dalam penghargaan bergengsi RITA Award. Saat ini Sylvia Day menjadi presiden Romance Writers of America, asosiasi yang menanungi lebih dari 10.000 penulis. Proyek terbarunya antar lain dengan majalah Cosmopolitan dan Harlequin untuk meluncurkan Cosmo Red Hot Reads dari seri Harlequin. [ main source : www.gramediapustakautama.com ]
[ more about the author and related works, just check at here : Sylvia Day | on Goodreads | at Facebook | at Twitter ]
~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
76th Book in TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/