Books
“SEMUA PRIA PASTI PUNYA”
Judul Asli : EVERY BOY’S GOT ONE
[
book 3 of BOYS Series ]
by Meg Cabot
Copyright © 2005 by
Meggin Cabot
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa : Utti
Setiawati
Desain sampul : Kitty
Felicia Ramadhani
Cetakan II : Februari
2007 ; 424 hlm ; ISBN 978-979-22-2407-8
Rate
: 3.5 of 5
Jane
Harris – kartunis pencipta tokoh Wondercat di kolom NY Journal mendapat
kesempatan berlibur ke luar negeri untuk pertama kalinya. Dan tujuan
perjalanannya tidak main-main, ke Italia – negara yang terkenal akan nuansa
romantis dan eksotis melalui pemandangan serta sajian kuliner yang bisa
dikatakan ‘Mamma Mia’ ... apalagi ia bisa bepergian dengan gratis, mmmm,
asyiknya. Jane berangkat sebagai pendamping pengantin wanita untuk sahabatnya
Holly Caputo yang hendak melakukan ‘kawin-lari’ bersama kekasihnya Mark Levine,
yang juga akan didampingi oleh sahabatnya Cal Langdon. Perjalanan panjang dari
New York melintasi benua menuju Italia, seharusnya bisa dinikmati seandainya
saja Cal Langdon bukan merupakan sosok pria yang menyebalkan sekaligus selalu
mengundang permusuhan semenjak awal pertemuannya dengan Jane. Dan pria angkuh
dan sombong ini, sama sekali tidak mengetahui sedikit pun tentang Wondercat –
padahal kartun tersebut sedang gencar-gencarnya menjadi trend tersendiri di
kota-kota besar terutama New York.
Di
sisi lain, Cal Langdon terbiasa dikagumi dan dikejar-kejar terutama oleh kaum
wanita, walau ia tak terlalu memperdulikan hal tersebut. Pekerjaannya sebagai
koresponden luar negeri untuk NY Journal dan penulis buku bestseller,
memungkinkan ia hidup dalam kenyamanan dan kemewahan. Mulai dari kesalahan
pemesanan kelas bisnis menjadi kelas ekonomi yang sama sekali tak nyaman untuk
penerbangan panjang, ia harus duduk bersebelahan dengan wanita yang aneh dan
menjengkelkan semenjak awal pertemuan mereka. Celakanya wanita yang tampak
bertingkah laku berlebihan untuk penerbangan panjang ini tidak lain pendamping
pengantin wanita sahabatnya. Ketidak sepakatan antara keduanya, semakin lama
semakin bertambah, dan suasana tak menyenangkan menyertai perjalanan panjang
kedua pasangan yang berbeda. Yang satu sangat mesra satu sama lain, mengingat
mereka akan segera menikah, sedangkan pasangan lainny berusaha menjauhi satu
sama lain.
Jane
yang romantis dan memimpikan persatuan pria dan wanita melalui pernikahan yang
suci, harus menelan kepahitan dan kegetiran yang dilontarkan oleh Cal Langdon.
Pria yang ternyata memiliki pengalaman pahit menyangkut hubungan percintaan di
masa lalunya, tidak mempercayai ikrar suci serta janji pernikahan. Dari
perjalanan melalui udara, mereka harus menempuh perjalanan darat dari Roma
menuju lokasi di mana kastil milik paman Holly tersedia bagi mereka untuk
menikmati liburan. Anehnya hampir semua orang di Roma melihat mereka dengan
pandangan aneh ketika menyebut tujuan perjalanan mereka : Le Marche. Ketika
akhirnya rombongan ini berhasil menemukan kota kecil Le Marche, letaknya
ternyata jauh di pedalaman dan kehidupan penduduknya benar-benar sangat
‘tradisional’ ... mulai dari tidak ada toilet duduk, hingga listrik yang padam
jika menyalakan lampu bersamaan dengan peralatan elektronik lainnya, bahkan
menjelang malam semua tempat termasuk tempat minum dan makanan tutup, di mana
sebelumnya mereka juga menikmati istirahat siang yang sangat panjang (minimal 3
jam sehari).
Rencana
awal akan liburan tenang dan mengasyikan serta sebuah pernikahan romantis di
Italia, ternyata harus mengalami perubahan. Bukan saja Jane dan Cal yang harus
bertahan menghadapi satu sama lain, masalah demi masalah tak henti-hentinya
muncul, termasuk penolakan dari penguasa setempat untuk memberikan ijin
pernikahan kepada Holly dan Mark dengan alasan surat-surat yang tidak lengkap.
Terbentur oleh birokrasi serta aturan main yang sama sekali berbeda dengan
pemahaman mereka tentang proses pernikahan di Amerika, Jane dan Cal akhirnya
harus mengesampingkan permusuhan mereka untuk mewujudkan impian sahabat mereka.
Dengan bantuan penduduk setempat yang ternyata sangat ramah dan bersedia
membantu tanpa pamrih, serta para pendukung ‘Wunderkat’ (ternyata Jane memiliki
fans cukup banyak di belahan Eropa), mereka berlomba dengan batas waktu yang
ditentukan oleh walikota setempat, agar Holly dan Mark bisa melangsungkan
pernikahan sesuai aturan ... atau mereka semua kembali ke Amerika tanpa hasil.
Buku
ketiga serial Boys merupakan penutup yang sedikit berbeda dengan dua buku
sebelumnya. Masih terkait dengan NY journal di mana para karakter ini juga
bekerja / koresponden dari perusahaan tersebut, dan penulis juga mempertahankan
format kisah dengan menampilkan adegan per adegan melalui potongan dialog
melalui surel dan BBM (yep ... di sini sudah ada Blackberry yang kala itu
termasuk ‘benda-langka’ nan eksklusif). Perbedaan nyata yang membuatku sangat
suka adalah latar belakang suasana Eropa serta cuplikan kehidupan masyarakat di
pedesaan Italia yang menarik serta memicu rasa geli di sana-sini. Sosok Jane
Harris dan Cal Langdon sendiri cukup mengundang rasa penasaran karena pandangan
mereka yang saling bertolak belakang, hingga acapkali bagai anjing dan kucing
setiap kali ‘dialog’ dimulai oleh salah satu pihak. Walau endingnya agak terasa
kurang (mungkin juga karena diriku tidak ingin kisah ini segera berakhir), kisah
ini tetap memberikan kesan tak tak mudah dilupakan begitu saja.
P.S.
Catatan tambahan dari sang penulis, yang membuka ‘rahasia’ bahwa kisah ini
di-inspirasi oleh pengalaman pribadi sang penulis yang ‘kawin-lari’ di belahan
Italia, walau bukan karena alasan karena ditentang oleh keluarga (sebagaimana
karakter Holly dan Mark di sini), tetapi karena lebih menyukai pernikahan
sederhana tanpa pesta pora dengan banyak orang (plus menghemat banyak biaya
lho, jadi bisa dibuat untuk jalan-jalan keluar negeri hehehe, semacam kawin
tamasya begitu). Tertarik untuk menikah dengan cara ini, simak saja petualangan
kuartet Holly dan Mark serta pendamping mereka Jane dan Cal yang seru dan kocak
ini (^_^)
Tentang Penulis :
Meg Cabot ( nama
aslinya Meggin Patricia Cabot ), lahir di Bloomington, Indiana, Amerika Serikat
pada tanggal 1 Februari 1967. Ia merupakan penulis Amerika yang sangat
produktif dalam menulis dan telah menghasilkan lebih dari 50 judul buku.
Karyanya yang terkenal diantaranya seri The Princess
Diaries, yang telah diangkat ke layar lebar oleh Walt Disneys
Pictures dengan judul yang sama. Kemudian seri Mediator tentang remaja yang memiliki kemampuan
supranatural, serial detektif lewat Heather Wells Mystery, serangkaian chicklit, historical romance dan tentu saja
seri Underworld yang merupakan adaptasi dari kisah Mitologi Yunani yaitu
Persephone yang diculik oleh Hades – dewa penjaga gerbang kematian, dan dipaksa
menemaninya tinggal di Underworld. Meg Cabot telah memperoleh banyak
penghargaan atas karya-karyanya, hingga kini buku-bukunya terjual lebih dari 15
juta kopi, dan ia masih tetap giat menulis sampai kapan pun ...
[ more about the author & related
works, just check at here : Meg
Cabot | on Goodreads | on
Wikipedia | on IMDb ]
~ This Post are include
in 2014 Reading Challenge ~
199th Book
in TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
Sudah baca ini dulu pas lagi demen-demennya ma ckiclit >.< ya ampun jadi kangen baca cicklit lagi ^^
ReplyDelete