Books
“MUDAHNYA MENCINTAIMU”
Judul Asli : EASY
[
book 1 of CONTOURS OF THE HEART Series ]
Copyright © 2012 by
Tammara Webber
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa : Maria
Masniari Lubis
Desain sampul : Eduard
Iwan Mangopang
Cetakan I : Januari
2015 ; 320 hlm ; ISBN 978-602-03-1093-0
Harga
Normal : Rp. 64.000,-
Rate
: 4.5 of 5
“Aku tak pernah memperhatikan Lucas sebelum malam itu. Seolah sebelumnya dia tidak ada, namun mendadak dia ada di mana-mana.”
Kehidupan
Jacqueline ‘Jackie’ Wallace berubah 180 derajat setelah malam pesta Halloween
di kampusnya. Ia diserang dan nyaris menjadi korban pemerkosaan Buck – salah
satu kenalan mantan kekasihnya, jika saja tidak muncul pria asing yang bukan
saja membuat Buck babak belur dan mengantar Jackie pulang ke kamar asramanya.
Atas permintaannya, peristiwa tersebut dirahasiakan, walau Lucas – nama
penolongnya yang justru memiliki penampilan bak ‘pria nakal’ dengan tindikan
anting perak di bibirnya, berniat melaporkan Buck kepada yang berwajib.
Jacqueline bukan saja merahasiakan hal tersebut dari siapa pun, termasuk
sahabatnya Erin, ia juga menolak menerima kenyataan bahwa kehidupannya berubah
berantakan. Dimulai dari keputusan sepihak Kennedy – kekasihnya selama 3 tahun
untuk mengakhiri hubungan mereka, karena ia ‘ingin’ menjalin hubungan bebas
dengan gadis-gadis lain, menghancurkan hati sekaligus prestasi akademik
Jacqueline yang selalu pada posisi atas.
Ditambah
dengan ‘percobaan’ perkosaan yang ia rahasiakan, Jacqueline berusaha menata
kepingan hati dan meraih akal sehatnya kembali. Sayangnya hal tersebut tidak
mudah ia lakukan karena Buck tampaknya belum ‘menerima’ penolakan Jacqueline,
ia bahkan berusaha membuntuti gadis tersebut untuk mencoba kesempatan ‘kedua’
kalinya. Untungnya atau justru menambah kebingungan Jacqueline, sosok Lucas
secara aneh mulai muncul di mana ia berada. Di dalam kelas, di kafetaria, di
kedai Starbuck (yang secara ajaib ia menjumpai
Lucas bekerja di bagian pemesanan), bahkan di klub di mana ia menghabiskan
waktu bersama Erin. Anehnya, lama kelamaan Jacqueliene merasakan dirinya
menikmati kebersamaan bersama Lucas, debar-debar dalam hatinya, terasa sangat
berbeda dibandingkan kebersamaannya dengan Kenny selama 3 tahun. Dengan adanya
Lucas di sisinya, paling tidak Buck tidak berani menyerang atau mendekati
dirinya. Tapi benarkah Jacqueline akhirnya mendapatkan pria yang ia idamkan dan
hubungan yang menjadi sumber iri hati gadis-gadis lain ?
Kisah
ini berjalan dengan alur yang cukup cepat, diawali adegan pembuka yang cukup
‘menyentak’ mengangkat tema perilaku seks bebas pada remaja yang acapkali
menjurus pada kasus pelecehan seksual hingga pemerkosaan, hanya karena
perbedaan ‘pendapat’ antara cowok (pria) yang hanya menganggap ‘seks’ sekadar
permainan tanpa butuh perasaan khusus, bertolak-belakang dengan mayoritas kaum
cewek (wanita) yang lebih sering menjadi korban pemerkosaan bukan oleh orang
asing tetapi justru kenalan akrab. Perasaan malu yang dialami oleh Jacqueline
sebagai korban, justru dibebani perasaan ‘bersalah’ karena menganggap dirinya
penyebab peristiwa itu terjadi – hingga ia memutuskan mengubur masalah dalam
rahasia alih-alih menghadapinya dan menuntut keadilan. Hal ini banyak sekali
terjadi pada korban-korban pemerkosaan terutama saat pelakunya merupakan
kenalan yang cukup akrab. Yang tak menarik bagaimana Jacqueline mengasosiasikan
dirinya sebagai ‘pasangan’ Kennedy sebagai identitas dirinya selama 3 tahun,
alhasil putusnya hubungan benar-benar menghancurkan dirinya.
Di
sisi lain, karakter Lucas yang serba misterius, disertai penampilan fisik yang
cukup mengesankan cowok liar denga tindikan dan tatoo, ternyata memiliki
perilaku dan perasaan yang jauh lebih halus dan peka. Ketika Jacqueline
terbelah antara ketertarikkannya terhadap Lucas dan Landon Maxfield – tutornya
yang sangat suportif dan perhatian, sebenarnya diriku sudah bisa menebak
rahasia di balik misteri dua pria ini, namun tetap saja menarik membaca perkembangan
hubungan segitiga yang dijabarkan melalui dialog-dialog ringan, intensif, penuh
humor dan anekdot yang menunjukkan dalamnya perhatian dan daya tarik yang
terjadi. Secara keseluruhan, tema yang diusung bukanlah sesuatu yang baru,
namun gaya penuturan Tammara Webber terasa sangat hidup dengan romansa yang
tidak berkesan chessy atau gejolak emosi nan lebay (something I really hate
when it happens). Masuknya unsur psikologis pada perkembangan karakter utama
karena peristiwa traumatis di masa lalu, menambah ‘nilai plus’ kisah ini.
Penulis dengan cermat memadukan dua faktor yang bertolak-belakang, kebaikan vs
kejahatan, kebencian vs kasih sayang, keteraturan vs kaca-balau menjadi suatu
jalinan kisha yang indah nan menyentuh. Love-love-love-IT (^o^)
[ more about this author &
related works, just check at : Tammara
Webber | on Goodreads
| on Wikipedia | at Twitter ]
Best
Regards,
Hobby
Buku
Ini young adult atau metropop sih?
ReplyDeleteYA Lit ... konflik trauma psikologis pada anak-anak hingga remaja
Delete