Translate

Monday, November 12, 2012

Books "SOMETHING BORROWED"



Books “CINTA YANG TERPENDAM”
Judul Asli : SOMETHING BORROWED
Copyright © 2004 by Emily Giffin
Penerbit Esensi
Alih Bahasa : Nufika Wijayanti
Editor : Johanes Trihartanto & Ratri Medya
Cover by Foetry Novianti ; sumber foto © Shutterstock.
Cetakan I : 2012 ; 458 hlm 
Rate : 2 of 5 

[ source ]
Sebelum memulai membaca buku ini, sebuah persepsi tentang hubungan asmara serta perselingkuhan sudah terbentuk dalam benaknya, terutama setelah membaca sinopsis di back-cover-nya. Meski ada sedikit keraguan untuk meneruskan, khawatir karena ini merupakan tipikal kisah romance yang berbelit-belit, kisah asmara yang terbentuk dalam ‘segitiga bermuda’ tiga insan manusia ... ( btw, there is some 'spoiler' between this review, don't read it if you don't want to know )

Dan ternyata setelah membaca dan membolak-balik halaman demi halaman, sedikit ekspetasi yang di awal kisah muncul, mulai mengalami penurunan. Bukan karena masalah kisah asmaranya, justru karena karakter utama sosok Rachel White, yang seharusnya menjadi sosok yang patut dikasihani, justru membuatku semakin lama semakin jengkel karena berbagai alasan yang diungkapkan, menunjukkan betapa dirinya menjadi ‘korban’ akibat pertemanannya dengan Darcy Rhone.


[ source ]
Rachel dan Darcy telah menjadi teman dan sahabat semenjak kanak-kanak, bahkan mengikrarkan sumpah-setia ketika mereka berada di kelas lima SD. Rachel adalah seorang gadis yang lincah, cerdas dan menyenangkan, sedangkan Rachel merupakan sosok malaikat cantik yang selalu tampak sempurna dalam penampilan dan tutur-katanya. Menjalani masa remaja hingga dewasa, keduanya tak pernah berpisah. Rachel yang akhirnya sukses dalam jenjang karirnya, sebagai asisten jaksa di New York, sedangkan Darcy menjabat sebagai Humas di perusahaan elite. Meski terlihat sangat erat, hubungan keduanya senantiasa dalam persaingan yang tak terlihat, terutama bagi Rachel secara pribadi.

Rachel selalu merasa dirinya harus berusaha keras guna mencapai apa pun yang diinginkan, sedangkan Darcy yang cantik, menarik dan mempesona, mampu mendapatkannya kapan pun ia mau. Bukan hanya pekerjaan, benda-benda, tetapi juga para pria yang bagai ngengat yang tertarik pada cahaya penampilan Darcy, membuat Rachel selalu merasa terpuruk dalam bayang-bayang sahabatnya. Bahkan beberapa kali, pria yang ia sukai, pada akhirnya memilih Darcy, ketimbang dirinya. Bahkan kedua orang tuanya, terutama ibunya, tampak lebih menyukai Darcy daripada putrinya sendiri. Dan suatu hari, dalam perayaan ulang tahunnya ke-30, Rachel yang mabuk, memperoleh suatu kesempatan yang dinantikan sekian lama, ia pergi ‘tidur’ dengan Dexter ‘Dex’ – pria yang diam-diam menempati tempat tersendiri di hatinya beberapa tahun terakhir. Masalahanya, Dex adalah tunangan Darcy, dan mereka akan melangsungkan pernikahan dalam beberapa bulan ke depan. 

[ source ]
Nah, sampai disini, jika Anda sudah cukup ‘muak’ dengan kisah tipikal seperti ini, tunggu sampai pada kelanjutan kisahnya. Alih-alih berhenti, ternyata mereka berdua Rachel (tentu saja) dan juga Dex, merasakan daya tarik yang tak mampu dilepaskan begitu saja. Jadi bukannya berhenti, meski merasa tak nyaman dengan rahasia ini, hubungan mereka berlanjut. Jangan salah paham, meski bukan hubungan secara fisik, namun secara emosi mereka berhubungan, menjadikan peristiwa ‘selingkuh’ ini lebih dalam dari yang mereka pikirkan. Memang seringkali pasangan yang hendak menikah, justru salah satu diantaranya, terlibat hubungan ‘affair’ akibat ketakutan dalam menghadapi pernikahan. Tapi percayalah, ini bukan isu dalam kasus kisah ini. 

Sembari memotong dan menyingkat kisahnya, Rachel mulai memperoleh ‘penglihatan’ akan kebenaran hubungannya dengan Darcy. Bagaimana ia mulai melihat dirinya mendapat perlakuan tak adil dan semena-mena dari Darcy sepanjang hidupnya. Tapi hati dan pikirannya masih tidak mampu mencerna, bahkan cenderung mencari pembenaran dalam setiap tindakan Darcy. Dan ini yang membuatku semakin jengkel. Bagaimana mungkin seorang wanita yang mandiri dan sangat cerdas, tak mampu melihat kebenaran sifat dan karakter Darcy yang (sedari kecil) sangat egois, manja, menganggap semua orang akan berpihak dan menuruti kata-katanya. Singkat cerita, Darcy adalah penggambaran seorang Diva, dan Rachel adalah pengikutnya yang setia. Yang semakin membutku jengkel dan main-skip beberapa halaman, karen alih-alih melakukan konfrontasi, karakter Rachel justru berusaha mencari pembenaran dan simpati dari ‘curhat’ ala buku harian akan pengalaman hidupnya....ouwww, get real would you, if you don’t happy with your life, just change it, don’t blame it on others people !!!

[ source ]
Dan ketika akhirnya (finally ...) Rachel mendapati fakta-fakta yang mendukung teori yang bermain di benaknya, bahwa tidak SEMUA orang suka pada Darcy, dan tidak SEMUA pria memilih Darcy ketimbang dirinya, nah ia baru ‘tersadarkan’ ... (setelah menghabiskan sekian banyak halaman, atau jika menurut penulis, setelah melewati krisis periode ulang tahun ke-30). Dan endingnya, yang seakan sengaja dibuat melalui adegan terbongkarnya affair antara Rachel dan Dex serta affair Darcy sendiri (yeah, dia juga main-selingkuh sampai hamil ... duh), maka bak adegan film yang dipaksa happy ending, jadilah mereka pada pasangan masing-masing. Percayalah justru ending ini semakin membuatku jengkel, karena sekali lagi penulis tidak memberikan tanggung jawab serta keberanian pada karaketer utamanya untuk mengambil keputusan bagi hidupnya. Semuanya terjadi karena efek sebab-akibat terbongkarnya selingkuh mereka masing-masing. 

Sungguh kisah yang sangat mengecewakan, dan pelajaran apa yang bisa dipetik dari kisah ini ???  Menurutku tidak ada, bahkan jika label buku ini masuk kategori bacaan kaum wanita metropolitan, saran apa yang diberikan, bahwa selingkuh serta lari dari kenyataan itu dianjurkan, sedangkan berani bertanggung jawab pada kehidupan diri sendiri justru dilupakan ?? Dan meski sang penulis masuk dalam jajaran penulis bestseller, diriku tidak yakin dengan tema serta kisah yang diusungnya akan mampu menggerakan diriku untuk membaca judul-judul yang lain. What a waste of time and really bad examples for all the single women out there ... 

Emily Giffin, adalah seorang penulis asal Amerika, lahir di Baltimore, Maryland pada tanggal 20 Maret 1972. Ia adalah lulusan Wake Forest University dan University of Virginia School of Law. Setelah belajar tentang dunia pengadilan di sebuah firma hukum di Manhattan selama beberapa tahun, dia pindah ke London untuk mejadi penulis. Dia sudah menulis enam buah novel laris, yaitu Something Borrowed (2004), Something Blue(2006) yang merupakan kelanjutan kisah tentang Darcy Rhone, Baby Proof (2007), Love the One You’re With (2009), Heart of the Matter (2010) dan Where We Belong (2012). Something Borrowed juga telah diadaptasi ke layar lebar yang rilis pada 6 mei 2011, dibintangi oleh Ginnifer Goodwin (Rachel White) dan Kate Hudson (Darcy Rhone). Emily Giffin sekarang tinggal di Atlanta dengan suami dan ketiga anaknya. 

[ more about this author, check on her website at : EmilyGiffin ]

Best Regards, 
* Hobby Buku * 
 

4 comments :

  1. Aku blom baca novelnya tapi udah nonton filmnya. Sumpah kesel banget sama Rachel dan Dex. Kok ya kayaknya ga punya kendali banget sama nafsu mereka? Aku malah suka sama cowok satu lagi tuh yang dikira gay. So sweet.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, rasanya tdk bakalan tertarik nonton filmnya, bukunya sdh bikin jengkel ampun-ampunan :D

      Delete
  2. Sejak baca paragraf awal review sudah yakin kalau buku ini bukan tipe bacaanku, tapi karena penasaran dengan 2 bintang, jadi kubaca habis reviewnya... hasilnya, makin yakin ini buku termasuk yang kudu dihindari

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asli ini percobaan yang gagal mbak :D tidak jodoh dengan cerita model begini ...

      Delete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...