Translate

Thursday, November 29, 2012

Books "A STREET CAT NAMED BOB"



Judul Asli : A STREET CAT NAMED BOB
Copyright ©  2012, James Bowen and Garry Jenkins
Penerbit Serambi Ilmu Semesta
Alih Bahasa : Istiani Prajoko
Editor : Dian Pranasari & M. Sidik Nugraha
Cetakan I : Oktober 2012 ; 320 hlm 
Rate : 3 of 5

Membaca sebuah memoar selalu memberikan kesan tersendiri dibandingkan membaca kisah fiksi. Secara pribadi, diriku bukanlah penggemar kisah sejenis ini, bukan karena merupakan kisah nyata, tetapi seringkali sang penulis terjebak dalam alur yang bertele-tele  dan kesulitan memilah-milah bagian mana yang hendak dibagikan kepada para pembaca. Cara penyampaian sebuah kisah juga memegang peranan penting, sehingga sebuah kisah yang seharusnya menarik bisa menjadi sangat datar atau membosankan hanya karena kurangnya daya tarik dalam menuturkan sebuah kisah. 

[ source ]
Terus terang saat pertama kali melihat sinopsis kisahnya di belakang sampul, bukan riwayat sang penulis yang menarik perhatianku, melainkan sosok seekor kucing berwarna jingga (atau emas kekuningan) dengan syal di leher yang menjadi gambar sampulnya. Sungguh sangat menggemaskan. Dan demikianlah kisah ini akan bergulir halaman demi halaman, tentang pengalaman hidup sosok manusia yang tak pernah dipandang sebelah mata oleh oarng-orang di sekelilingnya, hingga ia membawa serta di bahunya seekor kucing besar berwarna jingga dalam sepanjang perjalanan dan pekerjaannya di jalanan.


James Bowen adalah seorang pengamen jalanan di London, Inggris. Ia lahir dan besar di Australia, hingga perceraian kedua orang tuanya membuat dirinya menjadi remaja pemberontak dan bergaul dengan kalangan yang salah. Pemberontakannya membawa dirinya melancong di Inggris, hingga ia kehilangan paspor, tidak bisa kembali karena kehabisan biaya yang digunakan untuk membeli obat-obatan. Ya, James Bowen adalah pecandu berat dan seorang gelandangan. Berkali-kali ia berusaha untuk ‘kembali ke jalan yang benar’ namun akhirnya jatuh kembali pada godaan yang mampu menghilangkan rasa kesepian serta kehampaan dalam hidupnya. 

Pada suatu titik ketika ia berusaha kembali menata kehidupannya yang porak-poranda, berbekal hanya dengan modal tekad, hidupnya bersinggungan dengan makhluk jalanan lain yang ditemuinya terlantar di depan tangga apartemennya. Ia adalah Bob – seekor kucing jantan yang pertama kali ditemui James pada bulan Maret, awal musim semi di tahun 2007. Kendati awalnya James ragu-ragu untuk memungut Bob, rasa iba melihat kucing ini lebih besar daripada nalarnya. Bagaimana tidak, ia seorang musisi jalanan dan mantan pencandu yang sedang dalam masa rehabilitasi, sangat kesulitan untuk mengurus diri sendiri, kini justru berniat mengambil dan memelihara seekor kucing – tambahan beban bagi kehidupan sehari-harinya. 

Anehnya hubungan antara James dan Bob berkembang sedemikian rupa sehingga satu sama lain menjadi tak terpisahkan dan saling melengkapi. James seakan-akan memiliki secercah harapan dalam kehidupan sehari-hari yang monoton dan menjemukan. Ia menemukan sosok yang menjadi tanggung jawabnya, curahan kasih sayangnya. Maka dimulai kehidupan baru James sebagai manusia dengan misi serta visi masa depan yang lebih cerah. Permasalahannya, orang-orang di sekelilingnya masih banyak yang memandang dirinya sebagai kaum buangan, gelandangan serta pengemis dan pecandu yang harus disingkirkan dari pergaulan sosial. Dan kali ini Bob-lah yang berperan merubah sebagian besar pandangan orang-orang tersebut, Bob menunjukkan sisi lain dari James yang membuat dirinya merupakan sosok ‘manusia’ yang berwujud alih-alih sebagai makhluk kasat mata sebagaimana pandangan masyarakat umum terhadap kaum tidak mampu.

[ source ]
Membaca kisah perjalanan serta perjuangan James maupun Bob dalam menjalani kehidupan jalanan, menarik untuk disimak karena pembaca akan melihat dari sudut pandang James melawan pandangan umum masyarakat secara sosial. Tanpa disadari, diriku terenyak beberapa kali membaca curahan hati sang penulis. Terutama karena kusadari, diriku acapkali melakukakan apa yang dilakukan dan dipikirkan oleh orang-orang terhadap kaum tak mampu. Pandangan serta praduga negatif selalu menjadi ‘label’ bagi mereka, tanpa mengetahui seberapa keras perjuangan serta penderitaan yang harus mereka alami setiap harinya. Antara berusaha membenarkan ‘perilaku’ tersebut berdasarkan aturan serta dogma-dogma kehidupan sosial, ternyata diriku berada di sisi orang-orang masih suka melakukan ‘pride dan prejudice’ – daripada mendengarkan isi hati untuk sejenak memperhatikan dan menolong mereka yang memang membutuhkan.

Penulis mampu menggambarkan perjalanan kehidupan sehari-hari yang dijalaninya, hambatan, rintangan bahkan konspirasi untuk menyingkirkan dirinya dari pandangan umum. Jeritan hatinya tersampaikan lewat kalimat-kalimat yang cukup menyentuh : ‘Apa kesalahan diriku yang tak pernah menyinggung atau menyakiti orang lain, hanya berusaha mencari nafkah demi mencukupi makanan setiap harinya ?’ --- bukan tindakan, bukan perkataannya, melainkan hanya kehadirannya di suatu tempat menjadikan itu sesuatu yang ‘tak tertahankan’  bagi pihak-pihak tertentu, termasuk yang iri melihat keberhasilan kecil yang dialaminya dalam kehidupan. 

[ source ]
Satu hal yang pasti, Bob bukan sekedar seekor kucing bagi James, melainkan bagian dari keluarga serta jiwanya. Ia bahkan memilih kembali ke London, Inggris demi Bob alih-alih menetap dan menikmati tawaran pekerjaan serta kehidupan mapan di Australia. Kini mereka berdua merupakan pasangan erat yang menjalani pilihan kehidupan yang lebih sehat secara jasmani maupun jiwa masing-masing. Yang pasti diriku termasuk yang ‘jatuh-hati’ pada sosok Bob yang menyerupai gambaran si kucing nakal Garfield (^_^) --- coba saja lihat fotonya yang menggemaskan ini ... 

Just a Random Though :
Someone mention that dogs are actually a better pets than cats, because dogs are loyal and more friendly, well for me, I had traumatic incident as a child with dogs, so until now I prefer and always falling in love with this fury animal. Reading this stories reminds me on the show ‘Dogs Whisperers’ by Cesar Milan, he said that animal especially pets are reacted by their owner. Thinking about that, I think between James and Bob the Cat, each of them not only makes a bound to each others, but through times, they are added something to this relationships. Human call it : Friendship – a simple word yet so hard to do it while you’re in bad shape and bad situation. If a cat can ‘see through’ the soul of the man, and the man can share his feelings, his heart to ‘not-a-human-being’ --- well I read this and never realiaze it (again) until now, that was in the Bible too  ... (^_^) 

[ source ]
Tentang Penulis :
James Bowen adalah musisi jalanan di London, Inggris. Ia menemukan Bob si kucing berbulu jingga pada musim panas 2007 dan sejak itu pasangan ini tak terpisahkan. Kisah terbaru petualangan James dan Bob bisa diikuti melalui akun twitter pribadi Bob : @StreetCatBob atau ikuti petualangannya di FB Bob [ more about this author check on here ]
 
Best Regards,
* Hobby Buku *


3 comments :

  1. Kucing jalanan selucu itu? >.< mau banget!

    ReplyDelete
  2. kyaaaaaa~ kucingnya mirip kayak si cocobi hanya saja kucing ini gembul sekali >,<

    aku belum pernah baca ini tapi mungkin aku akan sependapat sama kakak kalo covernya memang menjadi daya tarik tersendiri terlebih bagi para cat lovers xD

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...