Books
“PELAJARAN CINTA UNTUK CAROLINE”
Judul Asli : EDUCATING CAROLINE
By Patricia Cabot
Copyright © 2001 by Meggin
Cabot
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Martha Widjaja
Desain sampul : Marcel A.W.
Cetakan I : Oktober 2013 ; 608
hlm ; ISBN 978-979-22-9997-7
Rate : 3.5 of 5
Lady Caroline Linford – putri
Dowager Lady Bartlett telah bertunangan dengan Lord Hurst Slater, Marquis of
Winchilsea hingga mendapati pria tersebut sedang ‘bermain-cinta’ dengan Lady
Jacquelyn Seldon yang cantik, seksi dan mengundang. Kondisi aneh dan unik
sekaligus memalukan ini, merupakan awal dari tindakan nekat yang ia lakukan
kemudian. Ketika ia mendapati bahwa usaha untuk memutuskan pertunangannya, ditentang
oleh pihak keluarganya, bahkan ditakut-takuti dengan bayangan nama baiknya
tercemar hingga tuntutan hukum, membuatnya memutuskan untuk memberi kejutan
baru bagi tunangannya.
Ia memutuskan untuk meminta
‘bantuan-khusus’ kepada Branden Granville – sang Perayu Ulung Seantero London,
untuk memberikan pelajaran ‘permainan-cinta’ yang bisa memikat tunangannya.
Tindakan nekat dan sangat luar biasa ini, juga didorong alasan kuat yang hanya
diketahui dirinya pribadi, karena wanita yang menjadi ‘simpanan’ tunangannya
tiadk lain juga merupakan tunangan Branden Granville. Ia juga mengetahui bahwa
Branden pria yang cukup menakutkan, dan memiliki misi mencaritahu dengan siapa
tunangannya bermain api. Jika Branden mengetahui keberadaan Hutch Slater, maka
tak pelak sebuah pertarungan yang akan merenggut nyawa salah satu diantara
mereka akan terjadi ... dan Lady Caroline yang berhati lembut tak menginginkan
hal itu.
Sekali lagi Meg Cabot
menghadirkan sebuah kisah yang bukan saja menarik dari segi adegan ‘kipas-kipas’
tetapi juga memadukan humor segar yang menggelitik. Ciri khas penulis yang
terkenal dengan kisah-kisah romansa bagi kalangan remaja ini, juga membawa
‘kesegaran’ pada setiap karya romansa dewasa, dengan karakter yang tidak biasa,
menentang arus dan acapkali dianggap pemberontak bagi lingkungan sekelilingnya.
Duet pasangan Lady Caroline dengan Branden Granville, satu dibesarkan dari
kalangan aristokrat yang jatuh miskin, hingga bisa terbilang ‘lugu’ dalam
hal-hal tertentu, dan yang satu lagi terlahir dari kaum miskin terbuang,
berjuang hingga mampu mengangkat harkat serta martabat dirinya secara ekonomi
maupun status sosial.
Kehadiran karakter-karakter
antagonis, yang ditampilkan secara gamblang pada karakter Lord Hurst Slater dan
Lady Jacquelyn, gerombolan aristokrat miskin yang berusaha mengangkat status
serta kenyamanan hidup dengan merongrong dan menipu pihak lain, sungguh menarik
melihat perbedaan nyata yang muncul. Keterlibatan antar dua pasangan yang
bertolak belakang ini, dikaitkan dengan karakter Lady Emily Stanhope – sahabat
Caroline yang menganut paham emansipasi wanita dalam kehidupan sehari-hari, dan
Lord Bartlett, Tommy – adik Caroline yang berusaha menunjukkan dirinya mampu
menggantikan posisi ayahnya sebagai kepala keluarga, namun justru terjebak
dalam permainan kotor kaum kriminal tingkat tinggi.
Favorite Scene :
“Maaf, seperti yang kukatakan sebelumnya, aku hanya punya waktu satu jam. Mungkin kita bisa menunda diskusi tentang atmosfer ini – untuk lain kali, dan langsung masuk ke dalam topik berciuman ?”Branden terbatuk. Lenyap sudah suasana netral yang berusaha dibangunnya.Lady Caroline menyela, “Ada satu jenis ciuman yang ingin kubahas, yang pernah kusaksikan. Jenis ketika dua orang yang melakukannya memasukkan lidah mereka ke mulut satu sama lain. Jenis ciuman yang agak menjijikkan...”“Ciuman itu tidak menjijikkan,” kata Branden sambil berusaha keras menjaga nada suaranya tetap profesional.“Hm, aku tidak melihat bagaimana mungkin hal itu bisa menyenangkan. Jika membiarkan seseorang menjejalkan lidahnya ke mulutku.”“Tak ada orang yang harus menjejalkan lidahnya ke mana pun, “ kata Branden tak sabar. “Jenis ciuman itu, Lady Caroline, dikenal oleh bangsa Prancis sebagai ciuman jiwa, karena dianggap dengan melakukannya, sepasang kekasih menukar jiwa mereka satu sama lain.”Mulut Caroline menganga. “Pandangan yang sangat aneh.”Branden mengangkat bahu. “Sekarang, aku harus memperingatkan , ciuman tipe ini sekarang sedang populer di negeri ini, jika kau sungguh-sungguh menginginkan untuk menjadi seorang istri sekaligus kekasih bagi suaminu, maka kau harus mempelajarinya.”Caroline menghela nafas pasrah, membalik halaman buku catatannya, dan menyiapkan kembali pensilnya. “Baiklah, bagaimana cara melakukannya ?”[ ~ Educating Caroline ~ | p. 236 – 239 ]
[
more about the author and related works, just check at here : Meg Cabot | Patricia Cabot| on Goodreads | on Wikipedia | on IMDb ]
Best Regards,
Hobby Buku
OMAYGAT PENGEEEN!!! Kemarin-kemarin aku punya voucher gramedia Rp. 50000 mau aku beliin buku ini tapii... tapi... buku ini ga ada di gramedia mana-mana. Sampe di IBFpun kemarin nggak ada. Kayanya cuma ada di tokbuk online. Bete deh.
ReplyDeleteSeru ya? Meg Cabot tuh gaya ceritanya kan suka heboh sendiri. Penasaran abiissss
seru plus kocak banget, ngebayangin 'sex-education' ala jadul :D
Delete