Judul Asli : ANNA & THE FRENCH KISS
[
book 1 of ANNA & THE FRENCH KISS Series ]
Copyright © 2010 by
Stephanie Perkins
Penerbit Pustaka
Bahtera (Laluna & Friends)
Alih Bahasa : Merry
Riansyah
Editor : Bunga Siti
Fatimah
Layout : Nurhasanah
Ridwan
Cetakan I : Mei 2014
; 476 hlm ; ISBN 978-602-7041-00-4
Rate
: 3.5 of 5
Namaku Anna Oliphant (17
tahun) yang selama ini menghabiskan masa kecil di Atlanta, Georgia bersama
adikku Sean (7 tahun) si badung yang sangat kusayangi. Kami berdua tinggal
bersama ibuku, karena ayahku yang awalnya seorang penulis biasa, kini menjadi
terkenal berkat novel-novel aneh yang ditulisnya, diangkat ke layar lebar, dan
yang lebih aneh kisahnya laris manis di kalangan Hollywood. Kini ayahku menjadi
salah satu selibriti yang sibuk di kawasan Hollywood, dan demi menjaga ‘image’
status sosialnya yang baru, ayahku mendapat ide untuk mengirimku ke sekolah
asrama khusus di Paris. Tanpa memperdulikan semua rengekan dan tangisanku,
karena harus meninggalkan sahabatku, Bridgette Saunderwick serta Christopher
aka Toph, cowok yang diam-diam kutaksir selama ini, akhirnya tiba juga hari
dimana aku harus menjalani kehidupan yang baru, di tempat yang jauh dari
keluarga maupun kenalanku.
Gadis culun dari
Clairemont High kini harus menyesuaikan diri sebagai salah satu siswa S.O.A.P (School
of America in Paris) yang mayoritas siswanya dari kalangan elite atau memiliki
popularitas tersendiri. Beruntunglah ia
bertetangga dengan Meredith Chevalier – gadis yang gemar olahraga bola
sekaligus salah satu anggota klub yang cukup keren. Berkat Meredith, diriku
mengenal Josh dan Rashmi – pasangan unik karena memiliki karakter yang bertolak
belakang. Dan tentu saja Étienne St. Clair – cowok yang memiliki penampilan
bagai dewa Yunani, berkat hasil dari ayah Prancis dan ibu Amerika, serta lahir
di San Fransisko, namun besar di London, Inggris. Kelebihan lainnya, St. Clair
bukan saja populer (terutama di kalangan gadis-gadis) tetapi ia juga sangat
ramah dan baik hati, sama sekali tidak sombong. Kekurangannya, ia sudah
memiliki kekasih, gadis bernama Ellie yang cantik, menarik dan bercita-cita
menjadi model terkenal.
Maka tidak bisa
disangkal bahwa diriku terkena ‘jampi-jampi’ panah si Cupid semenjak pertama
kali bertemu dengan St. Claire. Bahkan Meredith yang sudah lama bersahabat
dengannya juga memiliki ‘crush’ yang cukup dalam terhadap cowok itu. Josh –
sahabatnya pun mengakui seandainya ia bukan cowok, ia sudah lama ikut-ikutan
mengejar St. Claire. Karena status ‘sudah memiliki ‘kekasih’ membuat St. Claire
sedikit (walau tidak terlalu besar) terlindungi dari buruan para korban yang
jatuh hati padanya. Anehnya, lama-kelamaan diriku merasa St. Claire ‘sedikit’
berbeda saat kita hanya berdua. Dan akhir-akhir ini, kami sering sekali berdua,
entah sekedar jalan-jalan mengukur jalan menikmati pemandangan kota Paris, atau
menonton film renoir, hingga kunjungan ke tempat-tempat bersejarah. Benarkah
St. Claire memang memiliki ‘perasaan khusus’ terhadapku ? Lalu mengapa ia tidak
mengakuinya terus terang – dan bagaimana dengan Ellie ?
Again, tipikal kisah
romansa kaum remaja, konflik antara dua insan yang saling tertarik satu sama
lain, atau meminjam istilah mereka ‘mabuk-kepayang’ dan situasi yang tak
memungkinkan mereka untuk (langsung) bersatu, di mana pada kasus kali ini masing-masing
memiliki kekasih (atau setidaknya salah satu diantara mengira dirinya memiliki
kekasih hingga ia akhirnya sadar bahwa itu bukannya ‘cinta’ ... ). Secara
keseluruhan, tidak ada kelebihan atau keunggulan dari segi tema. Bahkan
karakter yang muncul pun ‘just ok’ nothing more to be over – tetapi pemilihan
latar belakang kota Paris ini yang membuat ‘hidup’ suasana, hingga adegan yang
sebenarnya cukup ‘cliche’ terasa sangat indah dan menarik, gara-gara berlokasi
di tempat bersejarah yang sangat unik, menyeramkan sekaligus mengundang rasa
penasaran, hingga aroma-romantisme pun terasa bagaikan angin segar yang
menggiurkan.
Jika kisah ini dibuat
menjadi adaptasi film, terus terang diriku akan menonton bukan karena kisah
atau karakter yang terlibat di dalamnya. Tetapi karena ingin melihat ‘pemandangan’
serta merasakan ‘suasana’ yang dijabarkan begitu menggugah oleh sang penulis.
Walaupun pernah sekali melihat beberapa ikon simbol serta tempat bersejarah
yang disebutkan, suasana santai yang terasa menghanyutkan dalam kisah ini,
tidak mampu kurasakan pada saat itu (mungkin juga karena harus berlari-lari
dikejar tour-leader saat mengunjungi satu demi satu tempat wisata, and I’m can not
enjoying that at all). Ingin jalan-jalan ke Paris dalam sekejab ? Silahkan
membaca buku ini sebagai pendahuluan, siapa tahu hal ini menimbulkan inspirasi
untuk suatu saat benar-benar berkunjung ke kota yang selalu memiliki aneka
jenis atraksi, pemandangan hingga wisata kuliner yang tak mampu dilupakan
begitu saja (termasuk price-listnya yang bikin kantong jebol hahaha)
[
more about this author & related works, just check at here : Stephanie Perkins | on
Goodreads | on Wikipedia
| at Twitter | at Tumblr ]
~ This Post are
include in 2014 Reading Challenge ~
92th Book
in Finding New Author Challenge
257th Book
in TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/