Judul
Asli : KILLER BLONDE ( book 3 from Jaine Austen Series )
Copyright
© 2004 by Laura Lavine
Penerbit
OnRead-Books Publisher ; ISBN 978-979-1122-10-5
Alih
Bahasa : Eka Budhiarti
Cetakan
ke-01 : April 2008 ; 312 hlm
Rate : 3
Review
:
"Setelah menghabiskan
kisah-kisah sejarah setebal 500-600 halaman, maka aku pungut buku yang
ketebalannya separuh dari buku-buku sebelumnya … dan ternyata isinya sangat
menghibur, tokoh Jaine Austen ( jelas plesetan dari Jane Austen ) yang doyan
makan, bercita-cita sebagai penulis namun terjebak dalam situasi yang membuatnya
sulit mandi berendam ( salah kegemarannya ) setelah menemukan mayat klien-nya
dalam tewas kesetrum dalam bak mandi. Ingin melepas tegang … baca saja buku
ini, benar-benar konyol deh."
Sinopsis :
Namaku
adalah Jaine Austen ( ya benar mirip penulis terkenal hanya beda huruf ‘i’ saja
), tinggal seorang diri di apartemen dupleks di kawasan Beverly Hills, ditemani
kucing kesayangan ( yang sangat menuntut makanan bermutu ) bernama Prozac dan
aku suka sekali mandi berendam dalam air panas berbusa.
Untungnya
aku bekerja sebagai penulis lepas ( saat ini sedang menulis slogan untuk Tip Top Dry Cleaner ) sehingga sewaktu-waktu dapat terjun dalam bak
mandi menikmati kenyamanan – seperti pada saat telephone tersebut berbunyi, di
saat aku sedang berendam ( oh … jika saja aku tahu bagaimana kejadian
berikutnya – aku akan tetap berendam hingga mataku tertutup busa ) – telephone
itu dari SueEllen Kingsley, wanita kaya, seorang pembuat pesta dan pencari dana
yang luar biasa, dan ia menginginkan aku
sebagai ‘penulis bayangan’ (ghost-writer) akan buku berisi rahasia serta
tips-tips keberhasilan ala SueEllen Kingsley.
Well,
sebagai penulis bermutu tentu saja bukan suatu pekerjaan yang menantang bagi
diriku, namun saat penawaran imbalan sebesar 3000 dollar seminggu ( hah …
tagihan-tagihan akan segera terlunasi bahkan masih akan tersisa banyak untuk
berbelanja ) maka akal sehat dan logika yang menang. Maka jadilah aku – Jain
Austen sebagai asisten penulis bagi SueEllen Kingsley.
Dalam
waktu singkat aku sudah mengenal keadaan keluarga SueEllen. Suaminya, Hal
Kingsley seorang dokter bedah plastik terkenal ( bahkan seluruh tubuh SueEllen
yang sempurna merupakan ‘hadiah’ dari sang suami ) yang membawa kedua
putra-putri dari pernikahannya terdahulu. Brad Kingsley, delapan belas tahun (
yang lebih cocok dipanggil ‘Brat’ karena ia anak manja yang brengsek ) dan
Heidi, gadis lima belas tahun yang dianggap terlalu gemuk oleh ibu tirinya (
menurutku Heidi sangaatt normal bagi gadis remaja seusianya )
SueEllen
ternyata sangat menyebalkan dan suka bersikap keji pada orang-orang yang tak
disukainya, termasuk pada Heidi yang malang. Pada hari pertama aku bekerja,
ternyata SueEllen sangat suka bekerja di kamar mandi, tepatnya sambil berendam
di dalam bak selama 4-5jam sedangkan aku harus duduk di atas penutup toilet
mendengarkan ocehan tak bermutu sambil kelaparan ( karena aku termasuk manusia
sehat yang harus makan minimal 3 kali sehari plus nyamikan di sela-sela waktu
). Dan saat makan malam tiba, dengan nafsu makan tinggi, aku harus gigit jari
saat menerima porsi yang tak masuk akal ( benar-benar sangat kecil bahkan tidak
layak disebut sebagai snack ala Jaine ).
Di
luar urusan dengan SueEllen, aku dipusingkan dengan kedua orang tua-ku. Sejak
mereka pensiun dan pindah ke Florida, ada saja kejadian aneh yang dilakukan.
Ibuku yang doyan belanja secara online atau ayahku yang terakhir menemukan
rambut palsu yang sangat mengerikan dan menjijikan ( ini menurut ibuku atau
istilahnya ibarat ada bangkai binatang mati diatas kepalanya ) dan dengan
bangga memakainya di mana pun setiap saat.
Aku
juga khawatir akan kehidupan pribadi-ku. Sejak berpisah dari mantan suami yang
pemalas ( disebut si Blob ), otomatis pergaulanku terbatas hanya dengan Kandi
Tobolowski, gadis menarik sekurus belalang ( bertolak belakang dengan diriku )
yang sibuk mencari pujaan hati atau dengan tetanggaku Lance Venable, pramuniaga
sepatu di Neiman Marcus yang juga sibuk mencari Mr. Right bagi dirinya. Namun
ada kesibukkan yang cukup menyenangkan, yakni saat aku mengajar kelas menulis
memoar di Panti Jompo Shalom.
Namun
ada kejadian penting yang menjadi titik tolak dalam sejarah kehidupanku, saat
aku memutuskan hendak keluar dari pekerjaan yang menyebalkan ( meski bayarannya
lumayan besar ), aku menemukan SueEllen terapung di bak mandinya disertai alat
pengering rambut disampingnya … dan alat itu tertancap pada stop kontak. Oh …
My God … SueEllen mati disetrum !
Semula
aku hendak pergi meninggalkan semua peristiwa yang bikin trauma, namun saat
polisi menuduh Heidi sebagai satu-satunya tersangka pembunuh SueEllen, maka
detektif Jaine Austen harus turun tangan mencari bukti demi menolong Heidi yang
malang. Dengan sigap, aku menemukan
saksi yang tidak berhasil dibuat bicara oleh polisi, yakni tetangga SueEllen –
professor Henry Zeller, kakek tua yang suka mengintip SueEllen mandi berendam
lewat teleskopnya dan ia melihat seorang wanita berambut pirang berada di dalam
kamar mandi sebelum SueEllen ditemukan mengapung.
Ternyata
banyak sekali tersangka yang sesuai dan memiliki motif membunuh SueEllen.
Dimulai
dari Heidi sendiri yang dengan lantang mengatakan ingin SueEllen mati pada
perayaan pesta ulang tahunnya ( sangat keji, perbuatan SueEllen terhadap Heidi
maksudku dan secara pribadi aku tetap yakin bahwa Heidi tak bersalah ), atau
Brad yang marah karena tak mendapat mobil Ferrari gara-gara campur tangan
SueEllen. Dan ada juga perselingkuhan antara Hal Kingsley dengan Lakspur
O’Leary – wanita berambut pirang tukang pijat SueEllen. Bisa juga Ginny
Pearson, teman baik SueEllen yang ternyata memiliki hubungan erat dengan Hal
Kingsley dimasa lalu dan ia juga berambut pirang. Belum lagi Denise, perawat di
praktek Hal Kingsley yang juga menaruh perhatian lebih pada sang dokter ( Hal Kingsley
benar-benar pria yang sibuk ).
Tersangka
lain yang sangat cocok adalah Eduardo Jensen, pria tampan & menarik,
seorang seniman yang disponsori oleh SueEllen ( aku kebetulan mengetahui bahwa
ia juga merupakn kekasih gelap SueEllen dan pada malam sebelum pembunuhan
terjadi, mereka bertengkar karena SueEllen hendak membongkar rahasia memalukan
Eduardo ) … nah siapa sebenarnya pelaku yang menewaskan SueEllen ?
Tentu
saja aku berniat secara serius menemukan sang pembunuh karena nasib Heidi
terancam dipenjara. Tapi bagaimana aku dapat memusatkan perhatian saat
kencan-ku dengan Ted Lawson, aktor Tommy si Rayap menjadi bencana memalukan,
saat ibunya mengancam meninggalkan ayahnya jika tidak membuang rambut palsunya
( dan ia berniat pindah dan tinggal denganku, coba bayangkan ) … apalagi datang
ancaman langsung dari si pembunuh yang menyatroni apartemenku, meletakkan
hair-dryer yang tertancap pada stop-kontak kedalam bak mandiku yang terisi
penuh hingga luber.
Dan
tanpa sepengetahuan-ku, si pembunuh nantinya bukan hanya sekedar mengancam. Ia
bahkan tidak segan-segan melenyapkan orang usil yang mengorek-orek masa lalu (
maksudnya diriku, Jaine Austen ) dan ini semua gara-gara perebutan warisan
senilai tiga juta dollar. Bagaimana nasibku kemudian ???
Laura Levine is a comedy writer whose television credits include The Bob
Newhart Show, Laverne & Shirley, The Love Boat, The Jeffersons,
Three's Company, and Mary Hartman, Mary Hartman. Her work has been
published in The Washington Post and the Los Angeles Times. She and her
husband live in Los Angeles. More about her books visit : website Laura Levine ( source : www.fantasticfiction.co.uk. )
* HobbyBuku *
keren novelnya, tp aku belum selesai sih bacanya hehe ._.v
ReplyDelete