Judul Asli : THE VILLAGE BRIDE OF
BEVERLY HILLS
Copyright © 2004 by Kavita Daswani
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Gita Yuliani K.
Cetakan ke-01 : Juni 2008 ; 336 hlm
Cover by maryna_design@yahoo.com
Rate : 3,5
Sinopsis
Cerita :
Ini
adalah kisah tentang seorang wanita yang hidup dalam lingkungan adat &
budaya tradisional yang masih kental di jaman modern, memperjuangkan kebahagiaan
& cinta dalam hidupnya serta mempertahankan nilai-nilai moral & harga
dirinya sebagai manusia.
Priyanka
– dikenal dengan ‘Priya’ , gadis India yang diberi nama sesuai putri tunggal
Rajiv & Sonia Gandhi ( mantan perdana menteri India yang terbunuh ) , percaya
bahwa nama yang diberikan oleh orang tuanya yang membuat dirinya menikah pada
usia 24 tahun, mendahului ketiga kakaknya. Priya menikah dengan Sanjay
Sohni melalui sistem perjodohan tradisional India, lewat perantara, setelah
bertukar foto & saling bertemu selama 1 minggu, masing-masing pihak &
keluarga setuju untuk melangsungkan pernikahan. Maka jadilah Priya pengantin
baru & sebagai seorang istri, ia wajib mengikuti suaminya kembali ke Los
Angeles, Amerika.
Berada
ribuan mil berjauhan dari sanak & keluarganya, Priya belajar menyesuaikan
diri hidup di kota yang sangat jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Dan
tugasnya tidak semakin ringan karena sebagai menantu Hindu yang taat, maka ia
wajib melakukan semua tugas rumah tangga, mulai dari berbelanja di supermarket,
memasak makanan untuk sekeluarga, membersihkan rumah setiap hari serta melayani
kebutuhan keluarga Sanjay … ya, benar sekali – mereka tinggal serumah dengan
kedua orang tua Sanjay beserta adik perempuan Sanjay bernama Malini.
Belum
selesai Priya menjalani kehidupan baru di Los Angeles, ibu mertuanya menyuruh
Priya mencari pekerjaan – ini karena ia belum hamil juga ( bagaimana
mungkin hamil dalam waktu singkat ) & biaya hidup di Amerika sangat tinggi.
Namun sekali lagi Priya menurut & mencari pekerjaan. Setelah keluar-masuk
berbagai tempat, akhirnya Priya memperoleh pekerjaan sebagai resepsionis di
Hollywood Insider – sebuah perusahaan majalah selebriti terkenal.
Di
tempat kerja baru, Priya berusaha beradaptasi & menyesuaikan diri, namun
kendala yang dihadapi bukan hanya karena ia karyawan baru, tetapi lebih pada
sorotan dirinya yang dianggap asing & aneh. Usaha tersebut mendapat kendala
terutama dalam hal pakaian & dandanan Priya yang tidak sesuai dengan
lingkungan kerja ( berpakaian tradisional sari, potongan rambut serta bubuk
pewarna dikepalanya, tentu saja sangat berbeda ), namun saat Priya mencoba
menggunakan pakaian & dandanan ala Barat, mertuanya ‘memarahi’ &
mengingatkan bahwa menantu mereka tidak boleh meninggalkan adat-istiadat
tradisional ( padahal mereka telah tinggal bertahun-tahun di Los Angeles ).
Untunglah
sahabat baru Priya bernama Shanisse – asisten Lynette Dove ( = orang penting
yang memiliki kekuasaan di Hollywood Insider ) , bersedia membantu memecahkan
masalah tersebut, terutama setelah Priya menjadi bahan tertawaan seluruh kantor
setelah muncul dengan pakaian & dandanan mutakhir ala Barat berkat
‘kemurahan hati’ ibu mertuanya yang memberikan simpanan rahasia pakaian
miliknya ( yang ternyata ketinggalan jaman duapuluh tahun lampau ).
Maka
rutinitas Priya mengalami perubahan, setiap pagi subuh ia bangun menyiapkan
makanan & perlengkapan bagi keluarganya ( yang masih pada terlelap ),
bersiap-siap dengan perbekalan pribadi, berangkat ke kantor dengan pakaian yang
disarankan mertuanya, kemudian ia mampir dulu ke klub gym & berganti dengan
pakaian modern yang telah dibeli dengan bantuan saran Shanisse, baru kemudian
menuju kekantor. Demikian pula sepulang kantor ia harus mampir kembali ke gym
untuk berganti pakaian, baru menuju kerumah & menyiapkan makan malam bagi
keluarga Sanjay. ( Pheuww … membaca saja bisa bikin capek, tak terbayangkan
dech ).
Rutinitas
tersebut tetap akan berjalan seandainya tidak terjadi peristiwa yang akan
membalik kehidupan Priya. Demi menolong Shanisse yang berhalangan, suatu hari
Priya harus menyamar sebagai reporter menemui bintang film terkenal – Rex
Hauser. Wawancara yang sedianya berlangsung mulus, rusak akibat Rex yang dalam
keadaan mabuk berat – mengoceh tentang hal-hal yang seharusnya tidak dibeberkan.
Priya – bukan reporter asli, namun masih memegang nilai-nilai moral menolak
saran Shanisse untuk meng-ekspose hal tersebut demi sejumlah uang pada tabloid.
Dan
akibatnya sungguh tak terduga karena Rex Hauser yang merasa berhutang budi
beserta agen publisisnya Sandra Krugman menyebarkan informasi bahwa ada
reporter yang dapat diandalkan di Hollywood Insider bernama Priya Sohni – dan
hal ini membawa Priya dihadapan Cripin Bailey, pemilik & pendiri Hollywood
Insider. Dalam sekejap Priya Sohni yang bekerja sebagai resepsionis, naik
status sebagai wartawan eksklusif di Hollywood Insider yang bekerja langsung di
bawah pengawasan Cripin Bailey ( hampir setara dengan status Lynette Dove ).
Ini adalah Impian Priya sedari dulu, menjadi seorang wartawan – hanya ada
kendala besar, mertuanya sejak awal telah melarang dirinya bekerja sebagai
wartawan / reporter. Maka walaupun sangat bahagia & bersemangat, Priya
harus merahasiakan promosi dirinya dari suami serta keluarganya.
Perkembangan
karir Priya harus ditebus dengan kehilangan sahabatnya Shanisse, yang iri
dengan nasib baik Priya, apalagi setelah Lynette kembali dari cuti liburan
& mendapatkan saingan baru yang tak memiliki ‘kemampuan & keahlian’
khusus mampu berada posisi yang dianggap mengancam kekuasaannya. Priya belajar
untuk mandiri & berjuang di atas kakinya sendiri membuktikan kemampuan diri
sebenarnya. Apalagi ia benar-benar menyukai pekerjaan barunya. Namun
perkembangan karir tidak sejalan dengan perkembangan hubungannya dengan Sanjay,
bahkan Priya merasa kelabakan dengan kehidupan ganda yang harus dijalani,
merahasiakan sesuatu yang menjadi kebanggaan dirinya. Di lingkup pekerjaannya
ia adalah Priya Sohni, wartawan berbakat di bawah bimbingan langsung Crispin
Bailey, memiliki kenalan & relasi bintang-bintang papan atas Hollywood.
Namun di rumah ia hanyalah sekedar ‘pesuruh’ yang melayani keluarga Sanjay
& yang membuatnya semakin terpuruk adalah ketidak peduliaan Sanjay,
suaminya yang lebih takut mengecewakan kedua orang tuanya dibandingkan perasaan
Priya. Keretakan dalam hubungan mereka berdua semakin dalam ( setidaknya itu
yang dirasakan oleh Priya ) bahkan terapi & serta konsultasi hubungan antar
pasangan yang dicoba dilakukan tidak berhasil karena penolakkan Sanjay.
Akhirnya
Priya sampai pada suatu titik dimana ia harus mengambil keputusan penting dalam
hidupnya – saat ia harus memutuskan tetap bertahan atau memulihkan jati diri
sebenarnya sebelum hilang di tengah rutinitas & ketidakpedulian di kota
besar.
Kesan :
Sekilas
buku ini cukup tipis, namun lewat penuturan penulis, pembaca mampu menikmati
penggambaran kehidupan sosok wanita Hindu-India melalui Priya. Adat &
kebiasaan kaum Hindu-India penuh dengan warna-warni yang memukau namun sejak
jaman dahulu hingga saat ini, merupakan mayoritas bahwa kaum wanita menempati
posisi terendah di kalangan mereka. Bahkan jika hendak menikah, pihak kaum
wanita yang harus memberikan mas kawin yang cukup tinggi bagi pihak keluarga
pria. Ini juga mengapa banyak terjadi peristiwa kekerasan dalam rumah tangga
menimpa kaum wanita, terutama jika pihak keluarga wanita tak mampu menyediakan
mas kawin yang tinggi, maka selamanya sang wanita akan dianggap rendah sesuai
dengan nilai mas kawin tersebut oleh pihak keluarga pria.
Dalam
kisah tokoh Priya, ia cukup beruntung karena kedua orang tuanya membesarkan
keempat putri mereka dengan ajaran kasih, nilai moral-kebanggaan yang tak
mengecilkan harga diri mereka masing-masing. Bahkan berhadapan dengan kondisi
keluarga Sanjay, kedua mertua Priya masih dianggap sudah cukup modern &
tidak ‘keterlaluan’ dalam memperlakukan menantu mereka ( jika dibandingkan
dengan kehidupan jaman lampau ).
Namun
Priya yang terjepit dalam dua situasi yang bertolak belakang, terlihat mampu
mengatasi satu demi satu kendala dalam kehidupannya. Sebagai wanita yang
dituntut tetap mengikuti adat & cara tradisional namun juga harus terjun
dalam kehidupan modern, berhadapan dengan isu-isu tentang etika, moral &
kejujuran dalam pekerjaan, dalam rumah tangga, dalam hubungannya sebagai bagian
dari suatu keluarga dan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Kisah
ini saat menarik & membuat kita terpukau pada kenyataan bahwa sebenarnya
kehidupan ini pun juga masih dialami oleh kaum wanita di mana pun berada,
terlepas dari adapt-istiadat maupun keyakinan yang berbeda. Hanya ada sedikit
ganjalan yang patut disayangkan, dimana penulis seakan-akan ‘memotong’ kisah dimana Priya masih berkutat
dengan kerumitan kehidupan ganda yang dijalaninya, kemudian mendadak ia telah
berada kembali pada keluarganya di India, seakan-akan kisahnya dipercepat pada
penyelesaian – akhir buku. Seandainya sedikit diperhalus & dikembangkan
lebih dalam, bukan tidak mungkin kisah kehidupan Priya beserta keluarganya menjadi suatu
kisah tersendiri yang tidak kalah dengan kisah tokoh ‘Meggie Cleary’ dalam The
Thorn Birds yang fenomenal. Maka kita cukup puas dengan penyelesaian dalam 336
halaman buku ini – bacaan ringan & menyentuh serta kaya akan variasi
pemahaman nilai kehidupan yang berharga.
Best Regards,
* HobbyBuku *
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/