Books “SEBELUM
MENGENALMU”
Judul Asli : ME BEFORE YOU
Copyright © Jojo Moyes 2012
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Tanti Lesmana
Cover by eMTe
Cetakan I : Mei 2013 ; 656 hlm
Rate : 5 of 5
WARNING : Dilarang membaca kisah ini di kantor, cafe atau halte bus, saat
antrian dokter bahkan perpustakaan umum, apalagi ‘baca-gratis’ di toko buku
(kecuali Anda berniat jadi sensasi karena jadi tontonan akibat menangis
tersedu-sedu di tempat umum)
Ingat pepatah ‘Manusia boleh berencana tetapi Tuhan yang menentukan’ ...
maka kisah kali ini bisa jadi merupakan permainan antara kedua hal tersebut,
tentang sepasang manusia yang memiliki rencana bagi kehidupan serta masa depan
mereka, hingga tragedi merubah total keseluruhan tatanan, dan sebuah kesempatan
akan kehidupan yang sama sekali baru terjadi, namun Tuhan tetap memiliki
keadilan sekaligus keunikan, Dia menyerah pilihan jenis kehidupan mana yang
hendak dijalani, meski itu bukan pilihan yang umum ...
Louisa ‘Lou’ Clark, merupakan sosok gadis yang sama sekali tidak ‘biasa’.
Ia cukup menarik, cerdas dan periang, dan memilih untuk tidak tampak sama
dengan kebanyakan gadis, namun tidak mau terlalu menonjol hingga menarik
perhatian. Ia menjalani kehidupan yang tenang dan nyaman serta teratur antara
pekerjaan, hubungan dengan kekasihnya selama bertahun-tahun (yang tetap sama
tanpa ada perubahan atau perkembangan
berarti) dan tetap tinggal bersama kedua orang tua, kakeknya yang harus
berada di atas kursi roda, serta adiknya yang memiliki bayi diluar nikah hingga
putus kuliah. Hingga suatu hari ia mendapati, bos pemilik cafe tempatnya bekerja,
hendak ‘hijrah’ ke Australia – benua yang sama sekali berbeda, dan ini berarti
ia tidak memiliki pekerjaan dalam waktu singkat. Lou kebingungan dan kelabakan,
tanggung jawab keuangan keluarga merupakan bagian terbesar yang harus dipikul
semenjak kedua orang tuanya mencapai usia dimana perusahaan memberikan ijin ‘pensiun-permanen’
kepada mereka. Bagaimana Lou mengatasi problem ini, di saat krisis perekonomian
melanda, yang berarti kecil kemungkinan ada lowongan pekerjaan bagi dirinya.
Will Traynor – pemuda dari keluarga kaya, yang memiliki usaha sendiri
yang sangat sukses. Muda, tampan, menarik, cerdas dan sangat menyukai tantangan
serta petualangan penuh resiko. Kehidupannya penuh dengan jadwal yang mampu
menyibukkan dirinya hingga berbulan-bulan. Will adalah sosok yang mandiri dan
menentukan sendiri setiap langkah yang hendak diambil. Ia tak menyukai aturan
kecuali aturannya sendiri, yang acapkali menggoda ‘bahaya’ resiko kehilangan
nyawa. Mulai dari mendaki puncak gunung-gunung tertinggi, terjun bebas dari atas
pesawat untuk akrobat udara, dari satu negara ke negara lain ia tak pernah
berhenti untuk melakukan gebrakan baru yang lebih menantang. Tiada satu hal pun
di dunia ini yang menakutkan atau terlalu mengerikan bagi Will. Hingga suatu
hari biasa saat kota London dilanda hujan deras, ia melangkah dijalanan dan
mengalami kecelakaan fatal. Nyawa Will selamat, dengan konsekuensi ia mengalami
kelumpuhan total mulai pinggan ke bawah. Cedera Will membuatnya sebagai
penderita quadriplegia dengan
kemungkinan pulih sangat kecil, ditambah dengan kelumpuhan organ-organ lainnya
yang membuatnya kesakitan hampir setiap saat.
Dua tahun setelah tragedi merubah kehidupan Will (35 tahun), bertemu muka
pertama kali dengan Lou (26 tahun), gadis yang akan menjadi asisten penjaga dan
perawat barunya. Dua manusia yang berasal dari latar belakang yang sama sekali
berbeda, tidak memiliki kegemaran atau topik pembicaraan yang sama, bahkan
saling tidak menyukai satu sama lain, harus bertahan karena alasan masing-masing.
Lou, karena ia membutuhkan uang bagi
keluarganya hingga ia harus menguatkan diri atas segala perlakuan Will yang
kasar, sinis dan sekaligus menakutkan. Dan Will, yang terbiasa memegang kendali
atas kehidupannya, melampiaskan rasa frustasi dan kepedihannya terhadap Lou,
salah satu manusia yang senantiasa berada di dekatnya, untuk mengawasi dirinya.
Will pernah melakukan bunuh diri yang gagal, membuat keluarganya mengawasi
dirinya dengan lebih ketat.
Ok, jangan terburu-buru memutuskan bahwa ini sekedar kisah drama romansa
belaka, meski karakter Lou yang selalu ‘spontan’ dalam mengungkapkan apa yang
ada dalam benaknya akhirnya berhasil ‘mengena’ hati Will yang senantiasa sinis.
Hubungan keduanya yang awalnya bagai anjing dan kucing, akhirnya menemukan
jalan tengah untuk sama-sama saling memahami. Uniknya penulis membuat sebuah
kesimpulan awal yang membuat para pembaca ‘menduga’ bahwa Lou akhirnya berhasil
mempengaruhi Will untuk merubah pemikiran akan kehidupannya, dan berusaha
bertingkah laku lebih baik. Sedikit banyak ada kebenaran di dalamnya, namun hal
ini berlaku pada kedua belah pihak. Will juga memberikan pengruh besar dalam
merubah karakter dan menggali sifat sebenarnya dari dalam diri Lou – sisi yang
selama ini ia sembunyikan, namun tanpak oleh Will. Will melihat bahwa Lou
memiliki kesamaan dengan dirinya, ia menyukai tantangan dan kebebasan, ia
wanita yang mandiri sekaligus cerdas dan sangat unik. Permasalahannya, Lou
sendiri tak menyadari hal tersebut. Maka Will melakukan tinadaka yang dirasa
perlu untuk ‘membangkitkan’ Lou keluar dari kepompong yang menyelubunginya.
Kedua pasang manusia yang berusaha ‘melakukan’ yang terbaik bagi masing-masing
pihak, tanpa menyadari telah membuka hati mereka sebelum mereka disadarkan pada
sebuah fakta : kehidupan dan kematian memiliki persepsi yang berbeda bagi
mereka.
Tak pelak lagi, kisah ini sanggup membuatku kembali mencucurkan ‘simpanan’
air mataku, yang sudah bocor berat sebelumnya setelah membaca The Fault In Our
Stars – John Green, lanjut dengan The Age of Miracles – Karen Thompson Walker.
Alhasil weekend berakhir dengan kedua mata bengkak bak E.T. hahaha ... Jojo
Moyes bukan hanya mengemukakan problematik seputar penderita quadriplegia tetapi juga sebuah topik
kontroversial yang menyangkut ‘mercy-killing’ atau ‘euthanasia’ yang dalam
kisah ini disebut sebagai Dignitas – dimana sebuah badan organisasi yang
dilindungi oleh hukum di Swiss yang membantu klien yang memilih untuk ‘mati’
secara cepat daripada menderita berkepanjangan akibat penyakit tertentu. Topik
ini tetap menjadi perdebatan di berbagai kalangan, sebagaimana aborsi yang saat
ini sudah dianggap legal di beberapa tempat. Terlepas dari keyakinan serta
prinsip yang dimiliki oleh masing-masing pihak, melalui kisah ini penulis
menyajikan fakta yang kesimpulannya berserah kembali kepada para pembaca. Makna
perjuangan dan perbandingan antara kehidupan dan kematian tidak lagi dibatasi
oleh hitam dan putih, apalagi jika Anda terlibat di dalamnya. Keputusan apakah
yang akan kita ambil bagi orang yang
sangat dikasihi di saat tragedi dan kenyataan buruk terpampang di hadapan kita
?
Tentang Penulis :
Jojo Moyes, lahir di London, Inggris di tahu 1969, memulai karir sebagai
penulis secara full-time pada tahun 2002 ketika novel perdananya Sheltering
Rain rilis. Ia juga menjabat sebagai jurnalis di The Daily Telegraph. Ia
merupakan salah satu penulis yang mendapatkan penghargaan Romantic Novel of The
Year dua kali dari Romantic Novelists Association, pertama kali di tahun 2004
untuk karyanya ‘Foreign Fruits’ dan di tahun 2011 untuk ‘The Last Letter From
Your Lover’. Karyanya telah diterjemahkan dalam 11 bahasa ke segala penjuru
dunia. Kini ia tinggal di sebuah pertanian di Saffron Walden, Essex, bersama
suaminya Charles Arthur – seorang jurnalis pula, dengan ketiga putra mereka.
Kisah ‘Me Before You’ ini dikabarkan telah dibeli hak ciptanya untuk diangkat
ke layar lebar oleh MGM Studios pada awal tahun 2013 lalu. Untuk mengetahui
lebih lanjut tentang penulis beserta karya-karya lainnya silahkan kunjungi
situs resminya di : Jojo Moyes | Goodreads
This post also include in Posting Bersama BBI Juni 2013 Tema : Romance
Best Regards,
* Hobby Buku *
ahhhh buku ini masih ada di timbunanku mba, siap2 tissue sekotak dulu deh kayaknya ;p
ReplyDeletecari waktu yang enak mbak, supaya bisa nangis sepuasnya :D
Deletepengen baca ini mbak, keren ya, tebel banget :3
ReplyDelete