Translate

Monday, September 16, 2013

Books "POINT OF RETREAT"

Books “TITIK MUNDUR”
Judul Asli : POINT OF RETREAT
[ book 2 of SLAMMED Series ]
Copyright © by Collen Hoover 2012
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Sandy Tan
Editor : Ambhita Dhyaningrum
Desain Sampul : Eduard Iwan Mangopang | Setting : Anton M.
Cetakan I :  September 2013 ; 352 hlm ; GM 402 01 13 0097
Rate : 3,5 of 5
“Sudah lebih dari tiga tahun berlalu, sejak kedua orangtuaku meninggal mendadak dan membuatku harus membesarkan adikku seorang diri. Setiap hari sepanjang setahun berikutnya, kujalani dengan belajar membiasakan diri terhadap segalanya – membiasakan diri dengan patah hati, membiasakan diri hidup tanpa orangtua dan menjalani hal-hal mendasar menjadi orangtua, sekaligus sebagai tulang punggung satu-satunya untuk keluarga. Jika kukilas balik, rasa-rasanya aku tidak akan sanggup menjalani semua itu tanpa Caulder. Hanya dialah yang membuatku sanggup bertahan...” [ Prolog – Will Cooper | p. 9 -10 ]
Telah tiga tahun Will Cooper mengambil keputusan yang merubah masa depannya serta adiknya Caulder, untuk melepas Impian-nya dan menggantikannya dengan Impian baru bersama keluarga barunya. Hingga pada tanggal 2 September ia bertemu dengan sosok gadis yang mengguncang dunianya : Layken. Dan dalam setahun terakhir, kehidupannya serasa menaiki ‘roller-coaster’ yang senantiasa naik-turun tiada henti, menyenangkan, menegangkan, sekaligus menguras emosi serta pikiran. Hubungan Will dan Lake, persahabatan Caulder dengan Kel, serta kematian Julia saat pertarungannya melawan kanker telah tiba pada saat-saat terakhir.



Kini dua keluarga baru – tetangga yang saling berhadapan, menyesuaikan kehidupan masing-masing, dua pasang anak manusia yang seharusnya masih sibuk dengan kegiatan kuliah, harus menjadi kepala rumah tangga dan wali adik masing-masing. Tiada yang mengatakan itu adalah sebuah kehidupan yang mudah, namun dengan saling membantu dan menyayangi, kekuatan kasih diantara ke-empat anggota ‘keluarga’ ini terjalin dengan lebih kuat. Sahabat karib mereka juga selalu ada untuk meramaikan suasana, menghibur dan menemani. Rasa kesedihan dan kehilangan akan sosok orang yang dikasihi telah menyatukan mereka. Namun apakah kekuatan ‘cinta’ seperti ini cukup kuat dalam menghadapi cobaan dan badai kehidupan nyata ?
“Hati seorang laki-laki, bukanlah hati, jika tak dicintai seorang perempuan.
Hati seorang perempuan, bukanlah hati, jika tak mencintai seorang laki-laki.
Namun, hati laki-laki dan perempuan yang saling jatuh cinta, bisa lebih menyulitkan daripada tidak punya hati, karena paling tidak, kalau kau tak memilikinya, hatimu tidak bisa mati saat tercabik.”
Dalam buku pertama, Slammed – pembaca dimanjakan oleh dialog serta aneka puisi romantis yang menyentuh emosi serta jiwa, maka bersiaplah untuk menerima ‘guncangan-besar’ karena buku kedua menuturkan sisi lain dari kehidupan yang tak selalu indah dan berbunga-bunga. Kesedihan, kemarahan, kekecewaan, ketakutan dan putus asa disertai rangkaian tragedi demi tragedi dalam kehidupan Will, Lake, Caulder serta Kel. Bahkan sahabat dan kerabat dekat yang selalu bisa dihandalkan bantuannya, sedang sibuk menangani kasus pribadi mereka masing-masing.

Meski suasana yang disajikan sedikit berbeda dengan buku pertama, namun keindahan dan daya tarik rangkaian puisi yang ditulis oleh karakter-karakter dari usia anak-anak hingga dewasa, mewarnai dan menghidupkan setiap bagian kisah ini. Sebagai ‘bukan’ penggemar puisi, kali ini diriku justru ingin ‘menggaris-bawahi’ hampir sebagian besar puisi yang ada. Dan satu hal yang paling menarik, kisah tentang ‘harta-warisan’ yang ditinggalkan oleh Julia bagi Will dan Lake, berupa setoples penuh bintang-bintang kertas yang didalamnya telah ditulis kata-kata inspirasi serta motivasi dan nasehat, yang bisa diambil dan dibuka disaat-saat ‘mereka-membutuhkan’ ...
Aku sudah belajar sesuatu tentang jantungku.
Jantungku bisa hancur.
Bisa terkoyak.
Bisa mengeras dan membeku.
Bisa berhenti. Total.
Bisa pecah menjadi jutaan keping.
Bisa meledak.
Bisa mati.
Satu-satunya yang membuat jantungku berdenyut kembali?
Adalah saat kau membuka matamu.
Hal ini mengingatkan masa kecilku yang sempat ‘tergila-gila’ membuat bintang serta model-model lain dari kertas warna-warni sekaligus memanfaatkan sisa kertas. Sebuah botol kosong atau gelas yang diisi bintang-bintang mungil aneka warna ini menambah keindahan serta sentuhan tersendiri saat hendak memberikan hadiah pada seseorang yang cukup ‘istimewa’. Jika ada kebiasaan Cina yang membuka ‘ramalan’ pada ‘fortune-cookies’ maka ide yang dibuat Julia ini bisa jadi peninggalan yang sangat berharga bagi mereka yang ditinggalkan...karena melalui setiap tulisan di dalam bintang-bintang tersebut, cinta kasih tetap berjalan dan memberikan kekuatan tersendiri di saat hati dan jiwa sedang dalam kondisi ‘kritis’.
“Terkadang, dua orang harus berpisah dulu untuk menyadari betapa mereka butuh untuk bersatu kembali. ___Anonymous”
~ SLAMMED Series ~
Ini bukan sekedar kisah drama romansa ‘cengeng’ semata, yang meski tetap bisa membuatmu ‘meneteskan air mata’ karena proses perjuangan yang dijalani oleh karakter-karakter yang bukan pula sosok ‘super-hero’. Dalam Slammed, pembaca diajak lebih berani mengungkapkan perasaan serta mencari jati diri masing-masing lewat pertunjukan ‘slams’ dan di buku kedua ini, tema yang lebih serius, seperti menuliskan buah pikiran setiap hari sebagai jurnal, mengasah kemampuan serta melatih disiplin diri dalam menjalani kehidupan hari demi hari. 

Makna ‘point of retreat’ yang sebenarnya cara yang dilakukan oleh Will untuk menjaga ‘hubungannya’ dengan Lake, secara harafiah bisa juga dijadikan sebuah pedoman, bahwa di saat kehidupan di sekeliling kita terasa begitu ‘menyesakan’ dan ‘tak tertahankan’ – ambil jarak dan waktu sejenak untuk ‘mengambil-nafas’ dan ‘beristirahat’ dengan tenang, membiarkan waktu berjalan. Dan yang semakin menarik, konflik yang juga dihadapi oleh Kel dan Caulder saat mendapati gadis tetangga baru mereka, Kiersten menjadi korban ‘bullies’ teman-teman sekolahnya, bagaimana mereka bertiga berusaha ‘melawan’ dengan segala cara, termasuk melakukan pertunjukan ‘slams’ untuk bangkit melawan orang-orang yang selalu ‘mengganggu’ siapa saja yang berbeda dengan mereka. Again, love this sequels and hoping the third book will release soon ...

[ more about the author and her works, just check at here : Collen Hoover | on Goodreads | at Twitter | at Facebook | at Shelfari ]

Best Regards,

* Hobby Buku * 

1 comment :

  1. Oooh ternyata bintang kertas di cover ada ceritanya toooh...

    Btw aku suka deh cover yang kedua itu.. yang hitam. Simpel tapi keren..

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...