Books ”CIUMAN UNTUK
SANG PENGANTIN”
Judul Asli : KISS
THE BRIDE
A Novel by Patricia Cabot
Copyright © 2002 by Meggin Cabot
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Martha Widjaja
Cover by Marcel A.W.
Cetakan I : Februari 2013 ; 400 hlm
Rate : 3 of 5
London, Mei 1832
Emma Van Court – yatim piatu, gadis mungil menarik yang
baru berulang tahun ke-18, yang diangkat oleh paman dan bibinya, Lord dan Lady
Van Court, berusaha meminta bantuan kepada James Marbury, Earl of Denham
sekaligus saudara sepupu Stuart Chesterton – pujaan hati Emma, agar bersedia
membantu meyakinkan keluarga mereka masing-masing sehingga mereka berdua bisa
menikah dan berangkat ke Kepulauan Shetland, tempat terpencil dimana Stuart
meniat menunaikan misinya sebagai asisten pendeta. Di luar dugaan, James murka
dan menentang hal tersebut bahkan berhasil meyakinkan agar paman dan bibi Emma,
melarang gadis itu untuk melanjutkan hubungan atau mengikuti niatan Stuart.
Tanpa ada satu pun yang menyangka, keduanya melarikan diri dan menikah secara
diam-diam, kemudian menetap di Kepulauan Shetland, jauh dari sanak maupun
keluarga masing-masing.
[ source ] |
Mainland, Kepulauan
Shetland, Mei 1833
Setahun kemudian, Emma Van Court Chesterton, telah menjadi
janda muda yang menarik perhatian para pria, terutama dengan kematian ‘aneh’
yang dialami suaminya. Emma menerima warisan aneh yang akan membuatnya menjadi
wanita kaya-raya, dengan satu syarat : ia harus menikah kembali agar dapat
memperoleh warisan itu. Dari pemuda pemalu yang agak terbelakang, bartender
hingga Geoffrey Bain – Baron of MacCreigh yang miskin dan sangat membutuhkan
dana untuk mempertahankan kastilnya, semua berlomba-lomba menjadikan Emma
sebagai calon istri mereka. Emma yang tidak berniat menikah kembali apalagi
dalam kurun waktu 6 bulan sepeninggalan suaminya, harus menghadapi berbagai
gangguan yang semakin lama semakin meresahkan dirinya. Hingga suatu hari,
muncul sosok tak terduga dari masa lalunya.
James Marbury – Earl of Denham, datang jauh-jauh ke
Shetland mengemban tugas untuk membawa mayat Stuart untuk dimakamkan secara
layak di pemakaman keluarga mereka. Namun keinginan terdalam James, adalah
mencari tahu keberadaan wanita yang telah menempati tempat khusus di dalam
hatinya semenjak bertahun-tahun silam. Hubungan keduanya yang dulu sangat
dekat, terputus akibat pertengkaran sengit menjelang peristiwa ‘kawin-lari’
yang dijalani oleh Stuart dan Emma. Kini James mendapati Emma telah berubah
menjadi wanita yang mandiri dan kuat, terutama keras kepala dalam hal-hal yang
berkaitan dengan kehidupannya. Kemiskinan dan kerja keras, bukannya membuat
Emma lemah atau jatuh, justru ia memiliki semangat baja jika berkaitan dengan
impiannya.
James yang semula hanya sekedar ‘berkunjung’ akhirnya
merubah jadwal kehidupannya, berjuang keras memperolah apa yang pernah menjadi
impiannya. Terutama ketika ia dihadapkan pada situasi yang melibatkan masa
depan Emma. Demi menghindari konflik berkepanjangan sehubungan status Emma
sebagai janda pewaris kekayaan segara setelah ia menikah kembali, James
menawarkan sebuah proposal. Mereka berdua menikah hingga Emma memperoleh ‘dana
warisannya’ sehingga ia terhindar dari kaum pria yang hanya mengejar harta
warisannya. Karena James pribadi memiliki kekayaan yang jauh lebih besar, ia
tak terlalu memperdulikan warisan Emma, yang ia ketahui sangat bernilai besar
bagi wanita itu. Jika masalah sudah selesai dan konflik reda, mereka bisa
bercerai secara diam-diam. Emma setuju dengan berat hati, karena hanya itu satu-satunya
jalan aman yang bisa terpikirkan. Yang tak diperhitungkan, betapa keduanya
berjuang melawan ketertarikan satu sama lain yang semakin lama semakin
berkobar.
[ source ] |
Meg Cabot – penulis serba bisa yang telah menghasilkan
berbagai karya yang menarik, kali ini hadir kembali melalui genre ‘historical
romance’ yang menunjukkan ciri khas gaya penulisannya : perbedaan nyata dalam
latar belakang karakter pria maupun wanita, dan perpaduan antara drama dan
romansa disertai bumbu ‘percikan’ adegan komedi nan menggelitik di sana-sini.
Namun jika dibandingkan dengan karya sebelumnya yang telah terbit edisi
terjemahannya, yaitu Ransom Heart dan Lady of the Skye, maka Kiss The Bride
tidak menjanjikan sesuatu yang lebih menarik atau menantang. Patut disayangkan
karena karakter tokoh-tokohnya cukup unik, dan latar belakang yang diambil juga
sedikit berbeda, entah mengapa penyelesaiannya justru terkesan biasa-biasa saja,
yang seharusnya (menurutku) bisa dikembangkan lebih dalam terutama menyangkut
misteri dibalik rahasia kisah ini.
[ more about this author and her related works, check on
here : Meg Cabot’s Site | Meg Cabot on Wikipedia ]
Best Regards,
* Hobby Buku *
Aku ga puas bacanyaaaa.. >.<
ReplyDeleteHarusnya bisa lebih panjang lagi..
ah, kenapa beberapa review buku karya Meg Cabot yg masuk genre hisrom ni kok kurang menyenangkan ya... :'(
ReplyDeleteEndingnya ngga sesuai harapan yaa?
ReplyDeletePadahal aku ngira buku ini bakalan keren dari awal sampe habis--
aku ga begitu suka ama buku ini, karena mungkin tokoh emma nya terlalu menang sendiri dan ga mau mengalah padahal james udah cinta mati dari awal.
ReplyDeleteini yang namanya cinta buta ga pake logika tu si emma...
endingnya nyesekkk yah... :(
ReplyDeleteAh, reviewnya kurangggg :'(
ReplyDeletebagus covernya:D
ReplyDeleteKyknya karya Meg Cabot yg satu ini agk kurang ya? :/
ReplyDelete