KADOUNTUKBLOGGER #6
Judul Asli : LITTLE BEE
Copyright © Chris Cleave 2008
Penerbit GagasMedia
Editor : Samira
Proofreader : Gita Romadhona
Penata letak : Wahyu Suwarni
Desain sampul : Jeffri Fernando
Cetakan IV : 2011 ; 390 hlm
Rate : 3,5 of 5
Bagi masyararakat umum, bangunan yang dikenal
sebagai Black Hill Immigration Removal Center itu merupakan tempat penampungan
sementara para imigran gelap yang berusaha memasuki negara Inggris dengan cara
ilegal, yang berarti mereka semua ‘layak’ untuk dihukum akibat pelanggaran
terhadap hukum. Sebagian lagi, yang masih memiliki ‘nurani’ ; memiliki
pengharapan bahwa institusi tersebut dan membantu para pengungsi yang melarikan
diri dari konflik di negara masing-masing, dan dididik untuk menjadi warga
negara Inggris yang sah serta terhormat. Namun tiada yang mengetahui secara
pasti, apa yang terjadi pada para penghuni di dalamnya. Yang terlihat hanyalah
kesunyian dan ketenangan dalam bangunan yang dikelilingi pagar kawat tinggi,
yang memisahkannya dari bangunan lain milik penduduk setempat.
Salah satu penghuni yang telah menjadi bagian
dari institusi tersebut selama 2 tahun, adalah gadis cilik asal Nigeria yang
menyebut dirinya dengan nama ‘Little Bee’ – nama yang cukup unik, namun tak
satu pun tampak peduli akan keberadaan gadis itu, apalagi meributkan sebuah
nama. Little Bee menempati ruangan sempit dan kecil dalam bangunan tanpa
jendela, terkurung di dalam dinding-dinding kosong bersama puluhan wanita lain
dari segala penjuru negara. Ia ditangkap segera setelah ditemukan oleh kapten
kapal dimana ia menyelundup, menyeberangi samudra luas ke suatu tempat yang tak
pernah ia bayangkan. Karena ia tahu, bahwa dimana pun jauh lebih aman dan
kemungkinan untuk bisa hidup lebih besar dibandingkan tetap berada di Nigeria.
Little Bee tidak mengetahui bagaimana nasibnya
selama dalam tahanan, yang jelas ia berusaha sebaik mungkin menyerap
pengetahuan dan pelajaran untuk mempersiapkan diri sebagai warga negara
Inggris. Hingga suatu hari, tanpa petunjuk jelas, ia bersama ketiga gadis
lainnya, dikeluarkan dari ruangan yang menjadi tempat tinggalnya selama 2
tahun, diberikan bungkusan plastik berisi ‘harta-benda’ yang dimilikinya, dan
koin untuk melakukan telepon, memanggil ‘siapa’ pun yang akan menjemput
dirinya, keluar dari institusi dan hidup bebas sebagai warga negara Inggris.
Kegembiraan sejenak mewarnai benak Little Bee, hingga ia menyadari ‘keanehan’
proses pelepasan mereka berempat.
Ternyata ini semua merupakan ‘permainan’ salah
seorang gadis yang lebih tua bernama Yvette asal Afrika, yang melakukan
‘pelayanan seks’ dengan salah satu petugas dengan imbalan namanya serta 3 tiga
lain secara acak, diberikan ijin untuk keluar...yang berarti secara hukum
mereka masih tercatat sebagai ‘terpidana’ dan belum dibebaskan apalagi disahkan
menjadi warga negara resmi. Nasi sudah menjadi bubur, dan berkat pengaruh
Yvette yang menjelaskan tiada masa depan cerah menanti mereka jika kembali ke
institusi kecuali menanti saat petugas berwenang akan menggiring mereka kembali
ke negara asal masing-masing.
Little Bee memiliki semangat hidup dan ingin
terus menikmati dunia sebagai manusia bebas. Ia tak menempuh perjalanan panjang
dan berbahaya untuk kembali ke tempat dimana ‘kematian’ yang menakutkan menanti
dirinya. Maka ia mencari jalan melalui satu-satunya orang yan pernah dikenal
saat berada di Nigeria. Ia mencari pasangan suami-istri asal Inggris yang
kebetulan berada di Nigeria saat ia dan kakak kandungnya tertangkap oleh
tentara pemburu bayaran yang bertugas menghabisi setiap makhluk hidup dari desa
asalnya. Dan dimulailah babak baru dalam kehidupan Little Bee ...
“Betapa aku ingin menjadi sekeping koin satu pound. Koin satu pound bebas bepergian menuju tempat yang aman, dan kita bebas melihatnya pergi. Seorang gadis seperti aku selalu ditahan sat hendak melewati imigrasi, tetapi sekeping koin satu poin bisa meloncato pintu putar, mengelak dari sergapan pria-pria besar dengan topi seragam mereka, dan langsung melompat masuk ke taksi bandara yang tengah menunggu. Ke mana, Tuan ? Peradaban Barat, Bung, dan lakukan dengan cepat.” [ ~ from ‘Little Bee’ | p. 2 ]
Afrika merupakan salah satu negara yang
memiliki kekayaan alam luar biasa, hingga menarik perhatian dunia luar
sekaligus pihak-pihak tertentu yang cenderung mencari kekayaan serta mengeruk
keuntungan sebesar mungkin dengan menyingkirkan semua penghalang, termasuk para
penduduk asli yang telah menetap selama bertahun-tahun dengan tenang dan damai.
Nigeria, dalam kisah ini, tercatat sebagai salah satu dari 10 negara penghasil
minyak terbesar dunia. Memanfaatkan konflik antar suku serta etnis di kalangan
penduduk asli, pihak luar mengeksploitasi sumber daya alam serta manusianya. Little
Bee beserta keluarganya adalah salah satu dari sekian banyak penduduk desa yang
terusik kehidupan bahagia dan damai akibat keserakahan piahk-pihak yang hendak
menggali sumber-sumber minyak tersebut. Maka mereka disiksa, dikejar, diburu
dan dibunuh agar pembantaian tersebut ‘tersimpan’ rapat dari pandangan dunia
luar.
“Bila wajah kalian bengkak karena baru saja dipukuli dengan keras oleh hidup ini, tersenyumlah dan berpura-puralah menjadi orang gemuk.” ~ pepatah Nigeria ~ [ p. 383 ]
Dengan menggunakan sudut pandang Little Bee
sebagai narator, pembaca akan dibawa menelusuri jejak langkah gadis cilik yang
bertahan hidup hingga detik terakhir, perjuangannya untuk mencapai Impian,
hidup bebas bagaikan lebah madu yang bebas menghisap madu dan menikmati indahnya
alam sekelilingnya. Hubungan antara Little Bee dengan wanita bernama Sarah –
yang secara kebetulan berada di Nigeria dan bertemu di saat-saat kritis, yang
membawa perubahan besar pada kehidupan mereka masing-masing. Sarah yang
mengorbankan ‘jarinya’ untuk dipotong demi nyawa gadis cilik yang tak pernah ia
kenal, pulang kembali ke negaranya bersama sang suami yang justru berubah
drastis akibat pengalaman tersebut.
Pertemuan kembali Little Bee, yang diduga
tewas, namun berhasil melarikan diri menjelang kematian sang kakak, disiksa dan
diperkosa secara bergilir hingga para serdadau terpuaskan, dengan Sarah yang
kehilangan sang suami, bunuh diri akibat rasa bersalah yang menimbulkan depresi
semenjak peristiwa di Nigeria tersebut, ibarat menjalin ‘benang-merah’ yang
terbentuk secara kasat mata antar dua wanita yang berbeda asal-usul. Sebuah
kisah yang cukup menyentuh, terutam persahabatan Little Bee dengan Charlie – putra
Sarah, yang menghadapi kematian ayahnya dengan cara unik, ia tak mau lagi
melepaskan pakaian Batman yang merupakan simbol ‘superhero’ dalam kehidupannya.
Batman merupakan nama alias bagi Charlie dalam menanggulangi kepedihan hatinya,
sebagaimana gadis cilik asal Nigeria memilih nama ‘Little Bee’ untuk
menciptakan kehidupan baru, menghapus kenangan luka masa lalu yang mengerikan
dan senantiasa membayangi dirinya.
“Namaku Udo. Udo artinya damai. Kau tahu apa damai itu, Charlie ? Damai adalah saat ketika orang bisa memberitahukan orang lain tentang nama aslinya.” [ p. 381 ]
Dengan ending yang cukup dramatis dan
menyentuh, penulis berhasil memaparkan ‘sekelumit’ kisah perjalanan para
pejuang dalam menghadapi badai yang menerjang kehidupan masing-masing. Melalui
berbagai karakter, pembaca akan disodori aneka pilihan kehidupan yang ditempuh
oleh masing-masing pihak, di saat mereka harus berhadapan dengan
ketakutan-kengerian yang mencapai batas kemampuan masing-masing. Sebagian
menyerah begitu saja, memilih cara termudah, dengan mengikuti ‘arus’ tanpa
memiliki pendapat serta keyakinan pribadi, sebagian menghabisi nyawanya,
sisanya yang tak terbilang banyak, berjuang dan mencari segala cara demi
perwujudan Impian masing-masing.
Tentang Penulis :
Chris Cleave, lahir pada tahun 1973 di London, Inggris. Ia adalah seorang novelis, juranalis sekaligus kolumnis untuk koran The Guardian di London. Novelnya yang paling terkenal ‘Incendiary’ telah diterbitkan di 20
negara, sekaligus memenangkan Somerset Maugham Award 2006 dan masuk dalam
Shortlisted Commonwealth Writers’ Prize 2006, dan kini telah diadaptasi ke layar lebar dibintangi aktris Michelle Williams dan aktor Ewan McGregor. Ia juga memenangkan United States
Book-of-the-Month Club’s First Fiction Award dan Prix Special du Jury di French
Prix des Lecteurs 2007.
Terinspirasi dari kenangan masa kanak-kanaknya
di Afrika barat serta kunjungan tak sengaja di sebuah kamp konsentrasi Inggris,
novelnya keduanya hadir dengan judul 'The Other Hand' untuk edisi terbitan UK 2008 (sedangkan untuk edisi US dan Canada 2009 diberi judul ‘Little Bee’) yang juga akan diadaptasi oleh BBC Films dan Blossom Films sebagai film dibintangi aktris Nicole Kidman. Novel terbarunya berjudul 'Gold' telah beredar pada Juni 2012. Kini ia tinggal di London
bersama istrinya yang berkebangsaan Prancis serta dua anak keturunan
Anglo-Prancis yang nakal-nakal.
[ more about the author and related works,
just check at here : Chris Cleave | on Goodreads | on Wikipedia | at Twitter | at FansPage ]
~ This Post also include in Posting Bersama BBI Tema "Perang" (Agustus 2013) ~
Best Regards,
* Hobby Buku *
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/