KADOUNTUKBLOGGER #2
Judul Asli : MENCARI TEPI LANGIT
Karya Fauzan Mukrim
Penerbit GagasMedia
Editor : Gita Romadhona
Proofreader : Alit Tisna Palupi
Penata letak : Wahyu Suwarni
Desain sampul : Jeffri Fernando
Cetakan I : 2010 ; 284 hlm
Rate : 2,5 of 5
Pemuda itu bernama Senja Senantiasa, pemuda
Bugis yang berjuang sebagai kepala keluarga pada usia relatif muda,
sepeninggalan ayahnya. Ia memilih jalan hidup sebagai seorang reporter yang
siap terjun di medan-medan berat, berburu berita dan sensasi. Ia menyukai
kehidupan bebas dan penuh tantangan, namun juga merindukan sebuah kehidupan
yang nyaman bagi masa depan yang lebih baik, dan selalu dapat menjaga anggota
keluarganya yang masih ada. Tantangan demi tantangan ia lampaui, dan setiap
kesempatan baru untuk menambah wawasan dan menunaikan misi serta idealisme
seorang jurnalis ia lalukan, hingga suatu hari ia dihadapkan pada tantangan
baru, yang cukup menggoda, mengundang rasa penasaran sekaligus kerumitan baru
dalam hidupnya ...
Gadis itu diberi nama Horizon Santi – sosok
putri sulung keluarga kaya raya, yang menikmati kehidupannya bersama kedua adik
dan ayah serta ibu tiri yang masih relatif muda, sepeninggalan ibu kandung mereka.
Kemudian suatu hari, ia mendapat e-mail aneh yang membawanya pada sebuah
penemuan : sepucuk foto kuno yang mengungkap rahasia terselubung yang disimpan
sekian lamanya oleh kedua orang tuanya. Ia ternyata bukan putri kandung mereka,
melainkan anak yang diadopsi karena kedua orang tuanya tidak sanggup atau
bersedia merawat bayi mereka. Terpukul, frustasi, dan kesedihan, membawanya
pada keputusan nekad, meninggalkan keluarganya dan mencari kebenaran serta
keberadaan orang tua kandungnya. Namun ia tak sanggup melakukannya sendiri,
maka dipanggilah bantuan dari sosok asing yang tak pernah ia kenal atau temui
sebelumnya ...
Dua manusia yang berbeda latar belakang,
bertemu dengan satu tujuan, satu misi, yang tidak jelas kapan bisa terlaksana
dan bagaimana cara melakukannya berbekal pengetahuan yang sangat minim,
mengorek sejarah masa lampau jejak yang sudah lenyap. Hanya berbekal tekad
bulat, keduanya menjalani bersama, dan tanpa disadari sebuah hubungan unik
mulai terjalin, di sela-sela kesibukan masing-masing, dan pertemuan-pertemuan
singkat yang diusahakan antara waktu yang tak menentu. Bisakah misteri masa
lalu terungkap dan memberikan jawaban akan berbagai pertanyaan yang bermunculan
di benak masing-masing ? Bagaimana jika tidak ada hasil sama sekali atau justru
yang didapat adalah kekecewaan belaka ?
Semenjak awal kisah ini mengundang rasa
penasaran, hendak dibawa kemana alur kisahnya ? Dengan menggunakan sudut
pandang karakter yang berubah-ubah, serta perubahan lokasi serta seting waktu
yang berbeda, terkadang maju terkadang mundur ke masa silam, meski terkesan
membingungkan bahkan setelah pertengahan kisah masih tiada pertunjuk nyata atas
berbagai pertanyaan yang muncul semenjak awal, penulis mampu mempertahankan
‘sedikit’ daya tarik untuk membuat diriku meneruskan kisahnya hingga akhir.
Selain menyajikan fakta-fakta sejarah serta konflik konspirasi aksi terorisme
yang harus diselidiki oleh sosok Senja, keterlibatan anggota keluarganya dengan
sindikat teroris yang berkedok organisasi keagamaan, tak pelak kisah ini
menjanjikan sesuatu yang ‘lebih’ bagi diriku – yang menuntunku sampai halaman
terakhir.
Dan setelah melalui berbagai ‘rintangan’ dan
‘kesulitan’ akan adegan-adegan menegangkan serta rahasia-rahasia yang
tersembunyi, dirku harus berhadapan dengan kalimat ‘TAMAT’ – tanpa ada
penjelasan lebih lanjut. Ini seperti membaca sebuah cerpen yang sedang
asyik-asyik kemudian selesai, tanpa ada klimaks atau pertanda usai. Ini sungguh
sangat menjengkelkan. Sebuah kisah tanpa penyelesaian, mengapa harus ditulis
semenjak awal jika tiada penyelesaian ? Kesannya seperti membaca kumpulan
cerpen alih-alih sebuah novel yang memiliki awal-tengah-akhir ...dan mungkin
memang disengaja oleh sang penulis dengan memberikan judul awal ‘prolog’ dan
akhir kisah ‘(bukan) epilog’ (-_-) Sebuah kisah bak reportase rangkaian kisah
tentang perang, perkelahian, bencana alam, musibah, kecelakaan, tragedi,
kematian, hanya sekilas info untuk saat ini ... Mungkin ini merupakan suatu
keunikan atau gaya lain penulisan sebuah ‘novel’ – sayangnya sama sekali tidak
sesuai dengan seleraku.
[ source ] |
Tentang Penulis :
Fauzan Mukrim (Ochan), lahir pada hari Selasa,
13 November 1978 di Watampone, Sulawesi Selatan, alumni Universitas Hasanuddin
Makassar Jurusan Komunikasi FISIP, suka menulis cerpen dan skenario film
pendek, dan bergabung di Catatan Kaki
serta Majalah Baruga di kampusnya.
Perjalanan karirnya sebagai seorang penulis dimulai ketika cerpen pertamanya berjudul
‘Bapak’ dimuat di Majalah HAI (1997).
Kemudian terpilih menjadi Juara Lomba Menulis Surat Cinta se-Sulawesi Selatan
(2001). Ia juga turut menyumbang tulisan dalam buku Antologi Cerpen ‘Saya Halimah dari Pidie’ (terbitan PK)
; Identitas 2000 ; Antologi Cerpen ‘Kupu-Kupu
dalam Kotak Kaca’ (terbitan Ininnawa 2005) ; Antologi Esai dan Puisi ‘Aceh Dukaku, Sebuah Tanda Kabung’
(terbitan Gora Pustaka 2005).
Selain sebagai penulis, ia juga pernah menjadi
camera person untuk program petualangan Jelajh di Trans TV ; Koordinator
Liputan untuk wilayah Jakarta, Asisten Produser program berita Reportase Pagi
dan Safara di Trans TV. Jika tidak sedang sibuk mengolah naskah berita, ia suka
menjadi pembuat kopi dan sesekali menjadi tukang pijat. Kini ia sedang berusaha
keras belajar menjadi seorang suami dan ayah yang baik. Buku ‘Mencari Tepi Langit’ adalah karya
soliter pertamanya. Jika ingin mengenal dirinya lebih lanjut, bisa dihubungi
melalui e-mail : halamanrawa@yahoo.com
atau berkunjung di blognya : http://halamanrawa.wordpress.com
Postingan ini untuk Event UNFORGOTTEN #KadoUntukBlogger
GIVE THANKS GIVEAWAY
Untuk Bergabung, silahkan cek persyaratan di Postingan INI
Best Regards,
* Hobby Buku *
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/