Books
“AWAL SEGALANYA”
Judul Asli : THE BEGINNING OF EVERYTHING
Copyright © 2013 by
Robyn Schneider
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa :
Rosemary Kesauly
Desain &
ilustrasi sampul : Yulianto Qin
Cetakan I : Juni 2015
; 328 hlm ; ISBN 978-602-03-1777-9
Harga Normal : Rp. 68.000,-
Rate : 4.5 of 5
“Aku tetap berpendapat bahwa dalam hidup semua orang, biarpun biasa-biasa saja, pasti pernah ada kejadian tragis paling tidak satu kali. Kejadian yang setelahnya, barulah terjadi hal-hal penting. Momen itu merupakan katalis – langkah pertama. Tetapi, mengetahui langkah pertama saja tidaklah berguna – yang terjadi sesudah itu yang menentukan hasilnya. Jadi siapakah aku setelah tragedi pribadiku?”
Kutipan diatas
tercantum di halaman awal buku ini. Mudah ditebak bahwa ini adalah kisah
tentang tragedi, musibah, atau sebuah peristiwa yang sangat mengejutkan dan
memutar-balikan seluruh pandangan dan pola hidup sehari-hari, paling tidak itu
yang dialami oleh mereka yang mengalaminya. Tokoh utama kisah ini adalah Ezra
Faulkner – cowok populer di sekolah maupun lingkungan pergaulan, yang baru saja
merayakan ulang tahunnya ke-17. Sebuah
kecelakaan fatal dan mengerikan menyebabkan dirinya cedera berat dan tidak bisa
pulih seperti sedia kala. Ezra yang aktif, atlet yang berbakat, dan selalu
menjadi sorotan kekaguman dan rasa iri remaja seusianya, harus menerima
kenyataan bahwa ia tidak akan bisa melakukan aktifitas dan rutinitas yang sama.
Ia harus merubah impian masa depannya.
Melalui narasi sosok
Ezra, pembaca diajak menelusuri kilas balik kehidupan sebelum tragedi dan
situasi baru yang harus dihadapi oleh Ezra. Perubahan fisik yang dianggap
sebagai cacat permanen, turut merubah sudut pandang Ezra, yang kini mampu
melihat kelebihan serta kekurangan orang-orang yang selama ini berada dalam
lingkup pergaulannya. Tak kalah menarik, adalah masuknya peran Toby Ellicott –
cowok yang sama sekali tidak masuk kategori populer, lebih dikenal masuk dalam
golongan ‘nerd’ dan siapa pun tak pernah menduga bahwa dulu baik Toby maupun
Ezra merupakan sahabat karib yang tak pernah terpisah satu sama lain. Apa yang
terjadi di masa lalu hingga memisahkan hubungan keduanya, dan bagaimana
interaksi baru yang terjalin tatkala Toby justru mengulurkan (kembali)
persahabatan pada Ezra yang baru.
Perubahan rutinitas
dan pandangan hidup Ezra membuat sebagian besar dari mereka yang mengenalnya
cukup dekat, bereaksi dengan cara yang berbeda-beda. Namun untuk diri Ezra
sendiri, ia menemukan tujuan baru, terutama semenjak ia mengenal seorang gadis
yang berperilaku unik, murid pindahan dari sekolah lain. Gadis yang cukup
misterius karena tak satu pun berhasil mengorek alasan mengapa ia pindah di
tengah semester dari sekolah yang elite ke sekolah yang lebih umum, ternyata
mampu memunculkan sisi lain dari Ezra yang selama ini tak pernah ia ketahui
keberadaannya. Ezra lebih menyadari bahwa kehidupan merupakan sesuatu yang
menarik, bergairah dan sangat berharga untuk dihabiskan bermuram durja atau
melakukan hal-hal tak berguna dan negatif. Singkat cerita, Ezra belajar untuk
lebih menghargai makna kehidupan. Dan di saat ia siap memulai lembaran baru,
gadis itu mendadak lenyap dari kehidupannya....
“Oscar Wilde pernah berkata bahwa sepenuhnya menjalani hidup merupakan hal yang langka di dunia ini karena kebanyakan orang hanya sekedar ada, itu saja. Aku tidak tahu penulis itu benar atau tidak, yang aku tahu, aku sudah terlalu lama menghabiskan waktu dengan sekedar ada, dan sekarang, aku ingin sepenuhnya menjalani hidup.”
Ini adalah karya
Robyn Schneider yang pertama kali kubaca, dan jujur, diriku sangat menyukai
tema yang diangkat, karakter-karakter yang bermain di dalamnya serta untaian
kalimat yang ‘jujur’ dalam pengungkapannya, ditambah ilustrasi sampul versi
terjemahan yang sesuai dengan kisah ini (karya Yulianto Qin lho). Walau
menembak sasaran bagi kalangan remaja, kisah ini bisa dipastikan menarik bagi
kalangan dewasa pula (young adult), karena pencarian makna kehidupan bukan
merupakan hak khusus kalangan tertentu. Ibarat membaca filosofi untuk renungan
sehari-hari, kisah ini sarat akan pesan moral yang sama sekali tidak
membosankan atau menggurui. Sekilas, tema dan alur kisah mengingatkan diriku
akan Paper Town serta Looking For Alaska karya John Green. Namun khusus untuk
kisah ini, kuberikan nilai ‘extra-plus’ sebagai bacaan favorit
di atas kedua karya John Green. Penasaran ? Cari dan baca buku ini segera ...
kujamin ini adalah satu kisah yang layak untuk disimak lebih lanjut, secara
pribadi (^_^)
Tentang Penulis :
Robyn Schneider
adalah penulis, aktris, serta tokoh online yang menghamburkan masa remajanya di
kota kecil yang kebetulan mirip Eastwood. Robyn lulusan Columbia University,
tempat ia mempelajari penulisan kreatif, serta Sekolah Kedokteran University of
Pennsylvania, tempat ia mempelajari etika medis. Ia tinggal di Los Angeles,
California, tapi juga dalam Internet. Kau bisa menyaksikan vlog-nya di Youtube dan
mengikutinya di Twitter, Tumblr, Facebook, dan Instagram.
[
more about this author & related works, just check at here : Robyn Schneider | on Goodreads
| at Twitter| at Tumblr | at Instagram ]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/