Title : BROWN-EYED GIRL
[
book 4 of TRAVIS Series ]
Copyright © 2015 by
Lisa Kleypas
Cover design by
Danielle Christopher
Photographs : Woman ©
Redit : Justin Horrocks / Getty Images
Photographs : Flowers
© Shutterstock
First published in
Great Britain in 2015 by Piatkus
[ an imprint of
Little, Brown Book Grup | an Hachette UK Company ]
Large paperback ; 296
p ; ISBN 978-0-349-40178-2
Harga Normal : Rp.
184.000,-
Rate : 4 of 5
Masih ingat dengan
para anggota keluarga Travis ? Setelah si sulung Gage yang serba serius, dan
Jack yang terkenal sebagai playboy akhirnya menemukan belahan hati
masing-masing, tidak ketinggalan Haven, satu-satunya putri keluarga Travis yang
menjalani pernikahan pertama secara mengerikan akibat suami yang selalu
menyiksa dirinya secara fisik maupun mental, hingga ia bertemu dengan Hardy –
pria yang pernah terlibat dalam kehidupan Libby sebelum ia menikah dengan Gage
(selengkapnya baca : Blue-Eyed Devils), kusangka akhirnya telah menutup kisah
keluarga Travis, hingga di awal tahun 2015 terdengar ‘kabar’ bahwa buku ke-4
seri ini rilis. Dan siapa gerangan topik utama dalam kisah ini ? Tidak lain
Joseph ‘Joe’ Travis – cowok bungsu yang nyaris jarang terdengar sepanjang 3
buku sebelumnya.
Joe Travis menjalani
kehidupan serta pekerjaan yang sama sekali berbeda dengan keluarganya, bisa
jadi ini menjelaskan mengapa ia jarang ‘muncul’ dalam kehidupan sehari-hari
keluarga Travis. Jika saudara serta kerabatnya terlibat dalam perusahaan dan
organisasi keluarga, maka Joe memilih bidang ‘seni’ sebagai minatnya, hal yang
didukung penuh oleh sang ibu tercinta hingga ia meninggal dunia, yang
menyebabkan hubungan antara Joe dan sang ayah renggang, terutama karena
Churchil tak pernah menyukai pilihan Joe. Walau bertahun-tahun hubungan
tersebut tak mampu terjalin lebih kuat, sebuah tragedi yang nyaris merenggut
nyawa Joe, akhirnya berhasil mempertemukan ayah dan anak yang saling menjauh,
dan menemukan keakraban yang unik di antara mereka, hingga akhirnya Churchil
meninggal dunia akibat serangan jantung.
Bidang seni yang
ditekuni secara serius oleh Joe adalah fotografi, yang membawanya bepergian ke
berbagai belahan dunia, termasuk meliput perang hingga program penyelamatan
hewan. Joe tak pernah menyangka akan hidup dan menetap di kota, apalagi
berkeluarga, walau ia turut bahagia atas keberuntungan saudara-saudaranya
menemukan pasangan hidup mereka. Hingga ia bertemu dengan Avery Crosslin –
wedding planner yang salah mengira dirinya sebagai salah satu staf fotografer
yang disewa dalam pesta pernikahan yang ia laksanakan. Dari awal, keduanya
saling tertarik namun respons yang terjadi justru sebaliknya. Tatkala Joe
bergerak untuk ‘mendekati’ Avery – yang justru berusaha mencari jalan untuk
menghindari interaksi lebih lanjut dengan salah satu keluarga Travis yang
terkenal. Pertemuan berkelanjutan yang tak terduga, kembali mendekatkan
keduanya, walau sekali lagi Avery menemukan alasan kuat untuk ‘menyingkirkan’
Joe dari benaknya
[ source ] |
“What do you do when you’re not working?”“I’m always working.”“Always?”“I’m sure I’ll slow down when the business is more established. But for now ...”“Everyone needs some kind of hobby.”“What’s yours?”“Fishing, when I get the chance. Hunting, depending on the season. Every now and then I do some charity photography.”“What kind of charity?”“A local animal shelter. A good photo on the website can help a dog get adopted sooner. I could take you along with me, next time I head over here.”“Thanks, but my schedule is full.”“Let me take you out sometime. We could go out for drinks, or lunch.”“I’m not avaiable.”“You’re married?”“No.”“Engaged?”“No.”“Living with someone?”I shook my head.Joe was quiet for a few seconds, staring at me as if I were a puzzle he wanted to solve.“I’ll see you later,” he said eventually.“And in the meantime ... I’m going to figure out how to get a ‘yes’ out of you.”
Sayangnya, pada saat
itu pula Avery telah berkenalan dengan anggota keluarga Travis lainnya, dan
telah menyanggupi untuk membantu acara ‘baby-shower’ yang diadakan oleh Ella –
istri Jack, menyambut calon bayi pertama Haven dan Hardy. Situasi semakin pelik
karena di saat itu juga, perusahaan Avery menerima kontrak dari Hollis Warner –
sosialita papan atas yang bertekad mengadakan pesta pernikahan akbar bagi
putrinya Bethany yang bertunangan dengan Ryan Chases – sepupu Travis
bersaudara. Jika usaha Avery dan tim-nya berhasil memuaskan Hollis dan David
Warner, bagai iklan promosi yang dijamin manjur, klien-klien prestisius dari
kalangan atas akan berlomba-lomba menggunakan jasa perusahaan Avery. Namun
seiring dengan waktu yang dihabiskan bersama Bethany, Ryan maupun pasangan
Warner, Avery mendapati ia punya ‘firasat buruk’ bahwa pernikahan tersebut
seharusnya tidak boleh dilaksanakan ...
Pembukaan kisah yang
mengingatkan diriku pada sebuah film berjudul ‘The Wedding Planner’
yang dibintangi Jennifer Lopez dan si
lesung pipit Matthew McConaughey,
membuatku membayangkan sebuah kisah yang ringan, menggelitik sekaligus
menyentuh, dan untungnya hal ini terbukti benar. Tema kisah yang tampak
sederhana, berkembang menjadi situasi yang pelik serta penuh intrik, skandal
serta konflik yang mendebarkan. Latar belakang Avery Crosslin sendiri cukup
menarik untuk disimak, karena ia salah satu wanita yang patah hati tanpa pernah
pulih akibat ‘ditinggal’ oleh tunangannya, menjelang upacara penikahan mereka.
Anehnya ia justru menggeluti bidang yang mengharuskan dirinya percaya akan
dongeng ‘happily-ever-after’ demi kelancaran event-event yang ditanganinya.
Kisah ini tidak
memiliki bobot seperti Blue-Eyed Devils, namun situasi kompleks menyangkut interaksi
para karakternya mampu menyajikan konflik drama yang sangat menarik,
menggelitik dan mengundang tawa maupun ‘a litte-bit overwhelmed’ dari kekuatan
emosi yang erjadi. Seperti bagaimana Avery merubah hidupnya dari keterpurukan
dan membangun kembali bersama Sofia – partner sekaligus saudara tiri yang baru
ia ketahui keberadaannya menjelang kematian ayahnya. Ayah Avery bisa dikatakan ‘menikah’
secara resmi dengan ibu Avery namun ia terlalu menyukai hubungan kasih dengan
wanita, hingga banyak sekali ‘korban’ yang akhirnya melahirkan anak tanpa mampu
mengikat pria itu dalam pernikahan. Avery dan Sofia memiliki sifat dan karakter
yang sama sekali berbeda, namun keduanya mampu menemukan kehangatan dan kasih
sayang, serta persahabatan yang kuat dibanding anggota keluarga mereka
masing-masing.
Jangan dilupakan para
anggota tim Avery yang tak kalah menariknya. Wedding organizer yang
mengingatkan diriku akan seri Bride Quartet karya Nora Roberts, cukup menarik
melihat kisah ini daeri sudut pandang kehidupan pribadi serta pekerjaan Avery
beserta kawan-kawannya. Terutama sang asisten pribadi, Steven Cavanaugh – cowok
super dinamis, perlente dan sangat memperhatikan mode, trensetter, hingga gossip
hangat terbaru, sempat disangka sebagai ‘gay’ dan senantiasa bersiteru dengan
Sofia layaknya kucing dengan ‘kucing’ hahaha, ternyata cowok normal yang
memiliki keunikan tersendiri (dan tampang yang tidak kalah menariknya). Di luar
kerumitan kehidupan keluarga Travis, kisah ini menambah ‘kesegaran’ dengan
memaparkan suasana serta detil kehidupan tokoh-tokoh lain, terutama menyangkut
kehidupan Averu Crosslin. Sigkat cerita, I really LOVE THIS STORY \(^0^)/
Tentang Penulis :
Semenjak itu, ia
menekuni bidang penulisan secara serius dan hingga kini terus aktif
menghasilkan berbagai karya baru. Novel-novelnya bukan saja masuk jajaran
Bestseller tetapi juga menerima berbagai penghargaan dan telah diterjemahkan
lebih dari 14 bahasa. Sebagian besar novelnya merupakan historical romance,
namun semenjak tahun 2006, ia mengumumkan akan lebih banyak menulis genre
contemporer romance. Kini ia tinggal di Washington, bersama sang suami Gregory
dan kedua anaknya.
[ more about author
and her works, check on here : Lisa Kleypas Site's | on Wikipedia | on FaceBook | on Twitter ]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/