Books
“MANDALA”
Judul Asli : MANDALA - A NOVEL OF INDIA
Copyright © 1970 by
Pearl S. Buck
Copyright © renewed
1975 by Janke C. Walsh, Richard S. Walsh, John S. Walsh, Henriette C. Walsh,
Mrs. Chieko Singer, Edgar S. Walsh, Mrs. Jean Lippincott & Carol Buck
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa : Indri
K. Hidayat
Editor : Daisy Diana
Desain &
ilustrasi sampul : Dina Chandra
Cetakan III : April
2007 ; 480 hlm ; ISBN 978-979-22-2751-2
Harga Normal : Rp. 45.000,-
Rate
: 3 of 5
India
– negeri yang elok nan eksotis, kaya dengan sejarah dan budaya yang beragam,
menjadi latar belakang kisah yang terjalin antara dunia modern dan
adat-istiadat kuno yang telah berakar sangat kuat pada tokoh-tokoh kisah ini.
Keluarga Rajput dari Rajasthan telah memerintah kawasan Amarpur secara turun
temurun. Kini di era modern, rakyat Amarpur hidup dengan tenteram dalam
pemerintahan Maharaja Jagat bersama istrinya, Maharani Moti. Walau ada beberapa
kekhawatiran dari kalangan tetua adat, karena Jagat memilih ‘jalur’ kebijakan
yang berbeda dari leluhurnya, mengikuti perubahan jaman serta pola pikiran yang
lebih modern, perbedaan tersebut tidak mampu mengguncang keharmonisan rumah
tangga Jagad maupun pemerintahan yang ia jalankan.
Jagad
cukup puas dengan hanya menikah pada satu wanita, bahkan menolak memiliki
gundik sebagaimana kebiasaan kaum pria penguasa sebelumnya. Ia juga memberikan
pendidikan modern pada kedua putra-putrinya, menyekolahkan mereka keluar negeri
agar memiliki wawasan yang lebih luas. Bahkan ketika perekonomian mulai
mengalami penurunan, Jagad memutuskan melakukan perombakan total salah satu
istananya menjadi hotel mewah bertaraf Internasional dengan tujuan menarik
turis dan membangkitkan wisata khas India. Sekali lagi, peringatan-peringatan
halus dari kalangan yang memegang adat lama muncul, namun Jagad tidak terlalu
memperdulikan hal tersebut – bagaimana pun, ia telah berhasil membawa kemajuan
bagi rakyat di bawah pemerintahannya selama ini, justru dari pemikiran kreatif
dan inovasi modernisasi yang ia laksanakan.
Kemudian
serangkaian peristiwa yang mengerikan terjadi secara beruntun. Putra
tunggalnya, sang ahli waris kerajaan – Jai yang telah dipersiapkan menjalani
pendidikan khusus di Oxford, memilih pergi ke medan perang sebagai sukarelawan.
Kematian Jai dalam waktu tak lama berselang, shock sekaligus kepedihan tiada
tara mengguncang keluarga yang semula tampak harmonis ini. Moti yang biasa
terlihat sebagai wanita anggun dan tenang, mengalami guncangan jiwa hingga
memaksa Jagad untuk mencari putra mereka, karena ia yakin Jai tidak tewas
sebagaimana berita yang dikabarkan. Apalagi tubuh Jai tidak pernah ditemukan di
kawasan perbatasan India dan Cina yang sedang diperebutkan. Demi menghindari
kemelut yang terjadi antara dirinya dan Moti, Jagad menyetujui perjalanan untuk
‘mencari’ putra mereka.
“Cinta bukan dosa. Cinta itu rahmat ! Bahkan seandainya cinta itu tak berbalas. Mencintai merupakan bukti kehidupan – satu-satunya bukti bahwa seseorang itu hidup. Ketika seseorang tak lagi bisa mencintai, ia sudah mati.” [ p. 212 ]
Perjalanan
ini membawanya pada pertemuan dengan seorang wanita asing, Brooke Westley –
pewaris kekayaan keluarga ternama di Amerika yang sedang menjalani perjalanan
untuk menemukan ‘jati dirinya’ setelah kematian neneknya. Dua manusia yang
berbeda latar belakang, budaya dan asing satu sama lain, ternyata menemukan
‘satu-sama-lain’ bagai belahan jiwa yang telah lama hilang. Jagad mendapati
pernikahan yang ia jalani sekian tahun ternyata terasa ‘hampa’ dibandingkan saat-saat
ia bersama dengan Brooke. Di sisi lain, Moti mencari pelarian dengan lebih
mendekatkan diri pada pria lain – sosok yang telah menjadi penasehat dalam
keseharian, Pastur Francis Paul – keturunan bangsawan Inggris yang memilih
kehidupan rohani sebagai panggilan hidupnya. Perhatian serta pemahaman sang
pastur atas rasa ‘dahaga’ yang dialami Moti, nyaris membuatnya kehilangan
pegangan sebagai seorang istri, ibu sekaligus Maharani.
Saat
kedua orang tuanya sibuk ‘membenahi’ hati masing-masing atas kehilangan Jai,
Veera – si bungsu yang hendak menikah dengan tunangan yang ditentukan oleh
keluarganya, justru menemukan teman curahan hati pada seorang pria asing, yang
dipekerjakan oleh ayahnya untuk mengawasi pemugaran istana. Ketika Bert Osgood
– pria tersebut benar-benar berniat menikahi Veera, tanpa memperdulikan ikatan
keluarga serta adat istiadat India yang telah terjalin sekian abad, ketika
Brooke Westley bertekad mengikuti kata hatinya, termasuk saat ia jatuh hati
pada pria berkeluarga serta memiliki kedudukan penting, ketika seorang pria
yang bersedia melepas status serta kekayaan demi memberikan pelayanan lebih
atas nama Tuhan, maka kisah ini terjalin sedemikian unik dan indah serta
menyentuh, tentang manusia-manusia yang berusaha mencari kebahagiaan sebagai
tanda pemahaman tentang makna kehidupan ...
Kisah
ini mengingatkan diriku akan karya lain sang penulis ‘The Pavillion of Women’
(Madame Wu) – yang melibatkan pencarian makna kehidupan sosok wanita yang telah
mengalami perjalanan panjang sebagai seorang gadis, kekasih, istri, ibu, nenek,
hingga ia menemukan dirinya seutuhnya sebagai seorang wanita justru setelah
mengenal pria yang sama sekali tidak bisa ‘disentuh’ secara lahiriah. Dalam
‘Mandala’ – pencarian ini melibatkan lebih banyak karakter, satu sama lain
merupakan sosok yang asing, berasal dari dunia yang berjauhan dan
bertolak-belakang, hingga pada suatu titik – pertemuan yang terduga menyebabkan
rangkaian jalinan hubungan yang bisa dikatakan terlarang sekaligus menyentuh.
Secara keseluruhan, hal ini menampilkan sisi kehidupan manusia yang cukup
menarik, namun untuk selera pribadi, menurutku kekuatan emosi serta pergulatan
yang terjadi, kurang ‘kuat’ untuk menimbulkan kesan yang lebih dalam usai
menuntaskan kisah ini ... sebagaimana pula yang kualami saat menyelesaikan
‘Madame Wu’ – bisa jadi gaya penulisan yang berkesan ‘berjarak’ membuatku hanya
mampu memberikan rating 3 bintang untuk kisah ini.
[ more about the author &
related works, just check at here : Pearl. S.
Buck | on
Goodreads | on Wikipedia
]
Best
Regards,
@HobbyBuku
Saya baca buku ini pas SD >.< hahaha punya tante dulunya, sekarang bukunya masih ada saya simpan. Covernya yang pink itu. Kapan-kapan mau reread ahh
ReplyDelete