Books "DEWEY – DATANG LAGI"
Judul Asli : Dewey’s Nine Lives
Penulis : Vicki Myron & Bret Witter
Penerbit : Serambi Ilmu Semesta
Alih Bahasa : Istiani Prajoko
Editor : Dian Pranasari & Adi Toha
Desain Cover : Eri Ambardi
Cetakan I : Januari 2012 ; 524 hlm
Rate : 4
Sinopsis :
Ingatkah
Anda akan Dewey – kucing ‘maskot’ perpustakaan di Spencer, Iowa yang
dikenal oleh berbagai pihak dari segala penjuru dunia, semasa hidup
maupun setelah kematiannya ? Nah, kali ini ia akan kembali bertutur sapa
dengan para penggemarnya, bahkan membawa serta kisah-kisah rekan-rekan
seperjuangan, kisah-kisah tentang semangat hidup serta kasih sayang
antara manusia dan kucing kesayangannya, kisah-kisah Dewey dan Vicky,
yang diwakili oleh insan-insan dari berbagai tempat yang berbeda,
dirangkum dalam sembilan bab yang menyentuh.
Bab 1 : Dewey dan Toby
Dari
sekian banyak pengunjung dan penggemar Dewey yang datang ke
perpustakaan Spencer, salah satunya adalah Yvonne Barry – wanita pendiam
yang tak pernah menarik perhatian siapa pun, kecuali Dewey … Yvonne adalah
jenis orang yang bisa duduk diam di samping Anda selama sejam, sampai
kemudian Anda menoleh dan berkata, “Oh, aku tak melihatmu ada di sini. “
(p.64). Jika Yvonne pendiam dan tertutup, maka Dewey
justru senantiasa menarik perhatian, aktif dan lincah, meski berbeda
sifat, namun diantara keduanya justru terjalin hubungan sehati. Terutama
karena Dewey memahami saat pertama kali Yvonne datang ke perpustakaan,
ia mencari perhiburan akan kematian sahabatnya : Tobi – kucing
sahabatnya semenjak remaja hingga selama 13 tahun menemani Yvonne dengan
setia, akhirnya ia harus menyerah pada penyakit dan ketuaan. Dan berkat
Dewey, Yvonne mampu menerima kepergiaan Tobi dan perlahan-lahan menata
kehidupannya kembali.
Bab II : Mr. Sir Bob Kittens ( alias Ninja, alias Mr. Pumpkin Pants)
Barbara
Lajiness tidak langsung jatuh hati saat pertama kali melihat Ninja,
karena ia bukan jenis kucing yang aktif dan lincah menarik perhatian,
justru ia cenderung berdiam diri, menyendiri dari kelompoknya di tempat
perlindungan hewan. Namun sang suami dan putrinya, Amanda justru sangat
menyukai Ninja. Maka tak lama kemudian, Ninja menjadi anggota baru
keluarga mereka. Kenapa namanya Ninja ? Karena ia akan melompat berdiri
di atas kedua kaki belakangnya sembari mengibas-ibaskan kedua kaki
depannya ke kanan dan ke kiri bak jurus karate dengan kepala meneleng ke
samping, dan setiap kali Ninja terkejut – takut – kesal – senang, ia
akan meloncat-loncat kesetanan seperti itu selama beberapa saat. Meski
Ninja bukan jenis kucing yang hangat dan ramah, namun antara Barbara dan
Ninja terjalin pengertian satu sama lain. Ninja mengingatkan masa lalu
Barbara, yang dibesarkan oleh ibunya sebagai orang tua tunggal, yang
berusaha keras memenuhi kebutuhan ketiga anaknya setelah perceraian
usai. Ibunya – Evelyn Lambert harus merangkap berbagai pekerjaan karena
mantan suaminya tak mau membantu, dan kondisi diperberat karena mereka
tinggal di kota kecil, di mana pada masa itu tidak lazim seorang wanita
bercerai apalagi mencari pekerjaan. Evelyn dan anak-anaknya dikucilkan
dari lingkup pergaulan sebelumnya. Hingga salah seorang tetangga yang
perhatian, mengundang Evelyn untuk berpartisipasi dalam gerakan
menyelamatkan kucing-kucing terlantar. Dan penampungan kucing yang
mereka kelola dengan susah payah, mengingat terbatasnya keuangan mereka,
mampu memberikan hiburan serta membangkitkan semangat ibu serta
anak-anak itu dalam menjalani kehidupan mereka.
Bab III : Spooky
Bill
Bezanson menjalani kehidupan yang beragam. Dibesarkan di tanah
pertanian di kota kecil di Michigan, ia memiliki kemampuan unik dengan
binatang-binatang liar, sehingga mereka bersedia menjalin persahabatan
khusus yang tidak dimengerti oleh orang lain, termasuk keluarganya.
Lulus SMA, ia justru mendaftar sebagai sukarelawan di Angkatan Darat,
sebelum usianya genap 20 tahun, ia ikut serta dalam pertempuran Perang
Vietnam yang berkepanjangan. Dan ketika akhirnya ia pulang pada usia 25
tahun, sebagaimana kebanyakan veteran perang, Bill berubah menjadi sosok
yang berbeda. Trauma semasa perang membuat kehidupan pribadinya sulit,
terutama dalam hubungan pribadi sesama manusia. Hidup Bill terasa sunyi,
jiwanya mati, hingga suatu hari saat mengemudikan kendaraannya menuju
tempat kerja, tiba-tiba ada sesuatu yang dilempar kuat menimpa atap
mobilnya. Saat Bill melihat apakah gerangan yang menyebabkan atapnya
penyok … tenyata seekor anak kucing dalam kondisi remuk dan bersimbah
darah. Satu-satunya tanda bahwa makhluk tersebut masih bernafas hanya
dada-nya yang kembang-kempis disertai bunyi sengalan serak napasnya.
Bill segera membawanya ke dokter hewan terdekat. Ternyata anak kucing
yang baru berusia sekitar 6 minggu itu pejuang yang tangguh. Kondisinya
menunjukkan bahwa ia terluka parah akibat cabikan burung hantu pemangsa
yang membawanya terbang, dan ia tetap melawan dan bertarung hingga
terlepas dari cengkeraman dan terjatuh dari langit ke atap mobil Bill.
Dalam kondisi terluka parah sampai ke organ dalamnya, Spooky – nama
kucing itu, berjuang untuk terus hidup bahkan selama masa pemulihan yang
berat. Bill, melihat gambaran dirinya dalam sosok Spooky, menjalin
hubungan batin yang erat, hingga keduanya tak terpisahkan satu sama
lain, dan menjalani kehidupan bersama : Bill dan Spooky, Spooky dan
Bill. Bahkan setelah Bill menikah dan kemudian bercerai, berpindah dari
satu pekerjaan ke pekerjaan lain, satu kota ke kota lain, tetap ada yang
hal selalu sama, Bill dan Spooky. Kucing yang tak kenal takut, mulai
melompat dari ketinggian, menerjang kumpulan angsa ( hingga terbawa
terbang ), melawan dengan sengit kawanan anjing hutan, hingga ‘mencuri
ikan’ dari genggaman beruang ( hingga ia terluka parah, lagi, akibat
sambaran beruang yang marah), bahkan saat ia terjangkit FIV ( sejenis
AIDS pada kucing ) sosok Spooky selalu pulih dan kembali beraksi.
Bab
IV : Tabitha, Boogie, Gail, BJ, Chimilee, Kit, Miss Gray, Maira,
Midnight, Blackie, Honey Bunny, Chazzi, Candi, Nikki, Easy, Buffy,
Prissy, Taffy, …dan banyak lagi.
Larry dan Mary Nan Evans pindah ke
Sanibel Island, Florida bersama kucing kesayangan mereka Tabitha yang
berusia 15 tahun, terutama semenjak Larry menerima pekerjaan sebagai
pengurus resort di wilayah tropis yang sangat indah. Sebagai wilayah
tropis, Sanibel Island pada awal 80-an, banyak ditemui kucing-kucing
liar di sana-sini. Dan tidak heran jika suatu hari, Mary Nan melihat
seekor kucing kecil belang yang selalu menunggu mereka di pintu depan,
hingga ia memberinya sepiring susu, beranjak kemudian ia menjadi anggota
baru keluarga tersebut, namanya Boogie – yang akan menjadi cikal-bakal
keturunan keluarga besar yang memenuhi keluarga itu. Sepeninggalan
Tabitha (akhirnya usia tua tak mampu mengangkat penderitaan akibat
berbagai penyakit yang dideritanya), Larry dan Mary Nan terhibur oleh
anak-anak kucing keturunan Boogie, dan saat mereka menyediakan tempat
khusus bagi kucing-kucing tersebut, entah bagaimana bermunculan
kucing-kucing lain di sekitarnya, terutama saat jam pemberian makan.
Singkatnya, akhirnya keluarga tersebut mengadopsi puluhan kucing. Saat
tidur, mereka berbagi tempat tidur dengan 3-4 ekor kucing yang lmyn
berat dan besar, saat makan bersama puluhan kucing langsung datang pada
piring-piring tempat makanan mereka masing-masing, bahkan saat Larry dan
Mary Nan menikmati hidangan makanan mereka, dari jendela menatap penuh
minat kucing-kucing yang masih belum terpuaskan … ( kucing-kucing ini
tampak selalu lapar, meski selalu diberi makan secara teratur ), didalam
lemari dan gudang ( terutama tempat persediaan makanan kucing ) selalu
ditemukan kucing-kucing yang menikamati tidur ( serta kudapan ) di
dalamnya. Larry dan Mary Nan yang mengelola Colony Resort, di ujung
timur Sanibel Island, membagi waktu kesehariaan mereka antara pekerjaan
dan kucing-kucing itu, bahkan para pengunjung resort sebagian besar ikut
menjadi penggemar kucing-kucing tersebut. Ada beberapa yang akhirnya
diadopsi dan dibawa pulang oleh para tamu, ada beberapa yang tetap
menjadi favorit dan senantiasa dinantikan saat mereka berkunjung kembali
ke resort itu.
Bab V : Christmas Cat
Vicki Kluever tidak
pernah menyukai kucing. Tidak pernah memiliki seekor kucing, tidak
pernah punya teman yang memilikinya. Vicki lahir dan dibesarkan di
Kodiak, sebuah pulau besar di daerah Alaska yang keras, dan ia berasal
dari garis panjang keturunan para wanita yang kuat dan mandiri. Jika ia
menginginkan hewan peliharaan, tentunya juga harus kuat dan mandiri,
sedangkan kucing …terlalu lembek dan manja. Namun ketika putri
tunggalnya – Sweetie, yang baru berusia 4 tahun, sangat menginginkan
hewan peliharaan, maka Vicki mencari anak kucing yang bisa diadopsi (
sebetulnya ia ingin seekor anjing, sayang pemilik apartemen tempat
mereka tinggal hanya memperbolehkan kucing sebagai peliharaan ). Saat
memilih dari anak-anak kucing yang baru lahir, ada seekor anak kucing
jantan yang menonjol karena kelincahan, kegagahan, kenekadan serta
kenakalannya … benar-benar jenis yang independen. Dan saat malam
menjelang Natal, Vicki datang untuk mengambil kucing pilihannya, dan
mendapati mereka semua menghilang dari tempat semula. Setelah mencari
kesana-kemari akhirnya semua anak kucing yang hilang berhasil ditemukan,
kecuali satu, di kucing jantan yang lincah yang menarik perhatian
Vicki.
Entah bagaimana saat Vicki memutuskan ke kamar mandi sebelum
pulang menemui anaknya, ia menemukan si anak kucing terbaring di dasar
toilet. Vicki meraih anak kucing hitam yang besarnya tidak lebih dari
bola tenis, dalam kondisi kaku dan dingin, tak bernapas. Saat bingung
memutuskan hendak diapakan tubuh dingin anak kucing itu, mendadak si
hitam terbatuk, tersedak dan memuntahkan air. Vicki berusaha memberikan
pertolongan bagi si hitam yang sekarat, tanpa bisa menghubungi dokter
hewan yang buka di malam Natal, maka ia melakukan satu-satunya cara,
merawat, menjaga, memberikan perlindungan kenyamanan dan kehangatan bagi
anak kucing yang masih tak sadarkan diri. Setelah sekian lama
menunggu, menjaganya, akhirnya pada Natal di pagi hari, si anak kucing
terbangun, berusaha bangun di atas keempat kakinya yang goyah dengan
napas tersengal-sengal … anak kucing itu hidup, ia memiliki semangat
juang untuk tetap hidup. Dan kondisi Christmas Cat atau CC panggilan
sayangnya, amat sangat parah, organ dalamnya rusak, ia tak mampu
mencerna, hanya bisa menerima beberapa tetes pasta protein yang
dicairkan oleh Vicki, dan hal itu berlangsung selama cukup lama. Tapi
sesuai perkiraan Vicki, bahwa CC adalah kucing pejuang sama seperti
dirinya, dan mereka saling mengisi dan memberikan kekuatan dalam
menjalani kehidupan yang sangat berat, cobaan serta ujian berkali-kali.
Bab VI : Cookie
Cookie
adalah anak kucing lucu yang kurus di tempat penampungan hewan
antipembunuhan di New York. Ia baru berusia lima minggu saat sebuah
mobil menabraknya hingga Cookie terluka sangat parah. Dan di tempat
penampungan itu, ia ditempatkan pada kandang isolasi karena luka-lukanya
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih. Kucing malang itu
kesepian, trauma dan terluka … hingga saat ia berusia sembilan tahun,
masuklah Lynda Caira bersama putrinya Jennifer, dan saat Cookie
dilkeluarkan dari kandangnya untuk dipeluk oleh Jennifer, ia justru
melompat ke arah Lynda, berusaha mati-matian memeluk erat leher Lynda
meski berusaha dilepas oleh petugas. Maka Cookie-pun dibawa pulang dan
menjadi hewan peliharaan Jennifer. Namun Cookie memiliki pendapat lain,
ia lebih mencintai Lynda yang telah menyelamatkan jiwanya, apalagi
dengan perawatan intensif yang harus dilakukan terhadap Cookie karena
luka-lukanya menyebabkan sebagian organnya rusak secara permanen. Lynda
juga menyadari kedekatan antara dirinya dengan Cookie, kerinduannya saat
tidak bersama Cookie atau ketika ia menghilang beberapa saat ( setelah
mulai pulih, Cookie gemar menjelajah ).
Lynda menjalani kesibukan
sebagai orang tua tunggal, pengusaha yang sukses berkat keras kerasnya,
mengurus penggalangan dana untuk perawatan ALS, namun Cookie senantiasa
ada di sampingnya. Saat Lynda sakit, Cookie akan berbaring di dekat
tubuhnya yang kesakitan, saat Lynda gelisah tak bisa tidur Cookie
menjaga dengan waspada hingga Lynda terlelap. Ketika sakit Lynda semakin
parah hingga dokter menyarankan untuk segera operasi sebelum kelumpuhan
total menyerang dirinya, Cookie ikut sakit hingga bulu-bulunya rontok,
gundul pada beberapa bagian. Saat Lynda membawanya ke dokter hewan,
diagnosanya sangat mengejutkan … Cookie tidak sakit secara fisik, namun
secara psikologis ia stress akan penderitaan Lynda hingga ia mencabuti
buku-bulunya sendiri. Lynda wanita yang tegar, namun saat itu ia
menangis mendengar Cookie ikut merasakan penderitaannya. Bahkan setelah
operasi selesai, Lynda harus menjalani masa pemulihan yang lama, Cookie
selalu ada di dekatnya. Cookie mengikuti dan menjaganya, bahkan saat
serangan rasa sakit akut menyerang Lynda, Cookie melindunginya bagai
induk kucing, mendesis dan berteriak pada orang tua Lynda yang berusaha
mendekati tempat tidurnya. Jika malam sudah menjelang, tepat pada waktu
yang sama Cookie akan mendesak Lynda agar pergi tidur dan ia berusaha
meyakinkan bahwa Lynda masih “bernapas” dengan beberapa kali berusaha
membuka kelopak mata Lynda. Cookie benar-benar menjaga dan merawat Lynda
sebagaimana ia dulu diselamatkan dan dirawat oleh Lynda.
Bab VII : Marshmallow
Marshmallow
bukan anak kucing yang menarik, bahkan saat kecil, ia termasuk kurang
lincah-penakut-agak lamban. Tapi Kristie Graham, gadis cilik berusia
sembilan tahun, selalu berusaha membuatnya mau mencoba dan mencoba
hingga berhasil. Dan mereka bersahabat erat, Kristie bisa bercakap-cakap
dengan Marshmallow tentang apa saja, tentang sekolah dan anak-anak yang
selalu mengganggunya, tentang kedua orang tuanya yang selalu
bertengkar, atau saat ia bertengkar dengan kakaknya. Persahabatan mereka
terus berlanjut hingga Kristie beranjak menjadi gadis remaja, mereka
masih terus bercakap-cakap tentang olah raga yang disukai Kristie, para
pemuda di sekolah, kedua orang tuanya yang putus-sambung hubungannya.
Dan setiap teman kencan yang datang kerumah, selalu diperkenallkan
terlebih dulu kepada Marshmallow : “Ini kucingku, Marshmallow. Bukankah ia kucing paling lucu ?”
– menurut Kristie, Marshmallow adalah kucing yang manis, bagi orang
lain yang melihatnya, ia merupakan kucing kelebihan berat badan dengan
radang sendi dan bekas kista menjijikan di wajahnya. Kristie menjalani
kehidupan yang tampak bahagia dan ceria, namun dalam hatinya ia menangis
karena ketidak-bahagiaannya membuat dirinya anoreksia. Setiap orang
yang berusaha mengatur hidupnya menjadi lebih baik, justru menimbulkan
tekanan tambahan bagi Kristie … termasuk semua mantan pacarnya, Kristie
berusaha mencari sosok pasangan hidupnya yang menyerupai Marshmallow :
sosok yang senantiasa mendampingi, setia, bisa diajak bicara, suka akan
kehidupan luar, tidak lembek dan penakut, nyaman akan dirinya sendiri
meski tampangnya biasa-biasa saja, sosok yang mampu membangun dirinya
bukan justru menghancurkan atau merendahkan dirinya, yang membiarkan
dirinya untuk memiliki ruang sendiri tapi cukup menyayangi untuk selalu
ada saat ia membutuhkan. Kristie mencari pasangan yang serupa dengan
Marshmallow – berkaitan dengan hubungan diantara mereka selama ini …
akankah ia menemukannya ?? Dan Kristie akhirnya menikahi kucingnya ….
Bab VIII : Church Cat
Church
Cat adalah nama yang diberikan pada kucing liar yang secara tidak
langsung diadopsi oleg komunitas Gereja Metodist Camden United di
Camden, Alabama. Sebagaimana makhluk mungil yang manis dan menggemaskan,
beberapa orang lain jatuh hati melihatnya, termasuk Kim Knox –
sekretaris gereja dan Ms. Carol Ann Riggs – anggota lama dewan gereja.
Dan Church Cat walaupun sangat lucu, tetap seekor kucing liar yang
bertingkah laku seenaknya, seperti memporak-porandakan meja kerja sang
pendeta, merobek-robek kertas toilet, duduk di tengah kursi kerja Kim
sehingga ia justru harus duduk diujung depan kursinya, atau melenggang
dengan santai ditengah-tengah pertemuan majelis gereja. Church Cat
menimbulkan polemik tersendiri di komunitas tersebut, ada yang menyukai
dan mencintainya, apapun yang dia lakukan …dan ada pula pihak-pihak yang
menganggapnya tidak layak berada di lingkup yang sakral, pihak-pihak
gereja yang orthodox. Belum habis polemik perbedaan pendapat tersebut
berlangsung, kondisi Church Cat mengalamai perubahan : ia hamil !!!
Berarti akan ada tambahan anak-anak kucing setelah mereka dilahirkan …
Bab IX : Dewey dan Rusty
Glenn
Albertson mengalami kehidupan yang tidak mudah. Semula ia memiliki
kehidupan rumah tangga yang bahagia dengan ketiga anak yang
disayanginya, hingga suatu hari ia pulang mendapati istrinya dengan
sahabatnya. Perceraian tak terelakkan, hubungan antara dirinya dengan
anak-anaknya menjadi ikut renggang. Pekerjaannya hilang karena pengaruh
mantan mertuanya. Glenn bukan orang yang mudah putus asa, ia mencoba
lagi, pekerjaan baru dan pernikahan baru. Awalnya rencana berjalan
sebagaimana ia harapkan, hingga pada suatu titik, peristiwa yang hampir
sama terjadi, istrinya berniat meninggalkannya membawa anak angkat
mereka. Glenn mulai terpuruk, dinamika kehidupannya terguncang, ia mulai
menarik diri, menjauhi pergaulan sosial, bekerja berpindah-pindah
tempat dan suatu ketika ia bertemu Rusty – kucing berwarna bagai karat
mobil, yang mendekam di tumpukan mobil yang dibongkar-pasang oleh Glenn.
Dan semenjak itu Glenn menemukan hiburan serta sahabat baru. Namun
kehidupan pribadinya tetap tertutup rapat, bagai hati Glenn yang ia
lindungi dari rasa sakit akibat pengkhianatan yang dialaminya. Hingga
suatu hari, di tempat ia bekerja, ia bertemu wanita yang menarik
perhatiannya … wanita mungil namun tampak kuat dan menyimpan kesedihan
tersendiri. Glenn bertemu Vicky Myron – yang sedang berusaha memulihkan
dan menata kembali kehidupannya sepeninggalan kekasih hatinya : Dewey.
Kesan :
Buku
ini berbeda dengan DEWEY – buku pertama, terutama karena sembilan bab
yang merupakan kisah-kisah persahabatan kucing dengan pemiliknya,
kisah-kisah berbeda sama sekali dengan kisah Dewey, persamaannya
hanyalah masing-masing individu dalam kisah tersebut memiliki semangat
perjuangan dan manisnya persahabatan yang tercermin dalam kisah DEWEY
dari Spencer, Iowa.
Berbicara tentang kucing – terbayang makhluk
berbulu yang berkesan manja, manis, lucu, suka dipeluk, suka kehangatan,
senang bermain sekaligus makan dan tidur … itu semua benar, namun juga
tidak sepenuhnya benar, karena dalam kisah ini justru terungkap bahwa
penampilan fisik bukannya yang membuat para pembaca dalam hal ini
penggemar Dewey begitu tersentuh dengan kisahnya. Namun kisah tentang
perjuangan, harga diri, menata hati yang telah terluka, berusaha pulih
dari kondisi yang menyakitkan … berkali-kali, inilah isi kisah-kisah
tersebut.
Saat membaca tentang Spooky dan Christmas Cat – contoh
bahwa makhluk sekecil itu pun memiliki kekuatan untuk HIDUP walaupun di
sekelilingnya sudah men-vonis bahwa mereka tidak akan bertahan lama,
namun mereka justru membuktikan bahwa tidak ada hal yang mustahil selama
kita senantiasa mau berjuang …dan hal itulah yang dirasakan oleh para
pemiliknya, dan juga dirasakan oleh para pembaca, termasuk diriku, bahwa
Tuhan memberikan contoh karunia luar biasa : pilihan untuk HIDUP dan
MENJALANINYA dengan penuh semangat pantang menyerah. Seringkali kita
terjebak dalam rutinitas dan saat berhadapan dengan masalah, kita
berhenti di tempat atau malah mundur teratur, dan secuil kisah ini akan
senantiasa mengingatkan diriku bahwa Keajaiban akan selalu terjadi
asalkan kita selalu berusaha mencari jalan keluar – yang ada di suatu
tempat, menunggu untuk kita buka.
Dan bagaimana kisah Cookie tak
bisa lepas dari benak, kucing yang diselamatkan, bisa tahu membalas
dengan kecintaan dan perhatian yang mendalam kepada Lynda, membuat
diriku teringat pepatah bahwa sahabat sejati adalah yang berada di
samping kita justru pada saat kita terpuruk dalam kesedihan dan
kesakitan. Jika Tuhan sangat mengasihi Lynda, mungkin juga ia mengirim
malaikat pelindung dalam wujud seekor kucing bernama Cookie – yang lewat
kata-kata berupa “eongan” serta tatapannya dan
tindak-tanduknya, sungguh bagai tak perlu lagi percakapan khusus, karena
antara keduanya, Cookie dan Lynda terjalin koneksi yang tak dapat
dijelaskan, hanya sebuah pengertian yang disampaikan Lynda : “Aku
tidak pernah dicintai oleh manusia lain, bahkan tidak oleh putri atau
orangtuaku, dengan cara diriku telah dicintai oleh Cookie-ku.” (p.334)
Bahkan
Marshmallow dan Kristie, adalah contoh kisah klasik, pergulatan melawan
ketidak-percayaan diri, ketidak-mampuan berkomunikasi dalam sebuah
keluarga dan antar individu, pelampiasan dengan cara merusak diri
sendiri ( Kristie menjadi anoreksia semenjak remaja ) atau justru
sebaliknya menjadi sosok yang menekan orang lain ( istilah yang dapat
kugambarkan adalah ‘bullies’ dan ‘sok diktator’ ). Dan kita justru
diajak belajar meningkatkan diri sendiri ( self-improvement ) lewat
sosok Marshmallow ….bukan seekor kucing yang cantik menawan atau manja
dan selalu minta perhatian, tapi bagi Kristie yang utama adalah ia
adalah sosok sahabat yang ada saat dibutuhkan untuk berbicara dan
bercakap mengeluarkan semua isi hatinya ( bayangkan, bercakap-cakap
dengan kucing karena tidak bisa berkomunikasi dengan anggota keluarga
)…ini bukan lagi sekedar kisah dalam buku, namun penggambaran kehidupan
nyata yang seringkali lolos dari perhatian kita dan justru terjadi di
sekeliling kita, bisa jadi terjadi di dekat kita – kedua orang tua yang
harus bekerja guna memenuhi kebutuhan rumah tangga, anak-anak dilengkapi
dengan kebutuhan fisik, namun kebutuhan batiniah berupa perhatian serta
kasih sayang tak dapat dipenuhi – sebuah dilema serta polemik kehidupan
modern. Mungkin hal ini kelihatan sepele, tapi sedikit saja asupan
perhatian dan kasih sayang diberikan, ada suatu perbedaan nyata pada
pertumbuhan dan perkembangan sang anak.
Contoh nyata yang sempat
kusaksikan, bagaimana dua keluarga yang berbeda, hidup berdampingan,
suami-istri sama-sama pekerja, anak-anak mereka ditinggalkan hampir
sepanjang hari dan mereka semua baru berkumpul saat menjelang petang,
setelah makan malam bersama, masing-masing akan sibuk dengan urusan
pribadinya. Namun salah satu keluarga senantiasa menyempatkan diri,
untuk bercakap-cakap ( bukan sekedar basa-basi menanyakan rutinitas yang
sama ), menemani sejenak sang anak menyelesaikan tugas sekolah,
mengantar waktu tidur ( bahkan pada anak yang sudah beranjak remaja ),
alih-alih menonton televisi setiap saat, mereka melakukan permainan atau
sekedar berkumpul sejenak, semua hal-hal yang kelihatan remeh, tapi
merupakan suatu ‘tabungan waktu bersama’ yang dibagi-bagi setiap
detik-setiap menit-setiap jam ditengah semua kesibukan.
Kembali pada
Marshmallow … ia pun telah menabung waktu kebersamaannya dengan Kristie,
hingga mencari pasangan hidup pun Kristie mencari sosok yang merupakan
penjabaran kucing sahabat setianya.
Saat hendak menulis resensi
buku ini, diriku dihadapkan pada dilema, apakah ini hanya sekedar review
singkat bahwa buku ini bagus dan layak dibaca, atau lebih pada
pengungkapan intisari kisah-kisah yang tertulis didalamnya ?? Akhirnya
diriku tak mampu untuk menahan curahan kisah panjang ini, sungguh tak
adil rasanya kisah-kisah yang menyentuh hati setebal 500 halaman lebih,
hanya digambarkan dalam sebuah review singkat. Dan jangan terjebak dalam
resensi ini belaka, karena walaupun sebagian intisari berusaha
ku-ungkapkan, namun percayalah bahwa Anda akan lebih tersentuh dengan
membaca sendiri secara lengkap dari halaman pertama hingga akhir.
Jika
Anda bukan tipe pembaca serius, bersabarlah pada awal pendahuluan,
mungkin agak sedikit bertele-tele ( terutama bagi Anda yang sudah
membaca buku pertama Dewey ), tapi begitu memasuki bab demi bab,
kemungkinan Anda justru akan terpikat oleh berbagai macam tingkah laku
rekan-rekan Dewey ini. Dan jika masih saja dibeberapa bagian, timbul
pengulangan tentang Dewey, mungkin ini adalah salah satu cara yang
digunakan oleh Vicky Myron untuk selalu berhubungan dengan Dewey ( walau
terkadang sedikit berkesan dipaksakan karena tidak terlalu berkaitan).
Demikian pula cara penjabaran tentang latar belakang dan suasana suatu
lokasi,atau sejarah dan riwayat hidup yang lumayan panjang, terkadang
membuat bacaan sedikit monoton karena beberapa halaman hanya
pengungkapan sejarah dan riwayat … ini hanya dugaan, tetapi kemungkinan
latar belakang Vicky sebagai kepala perpustakaan membuatnya terbiasa
untuk selalu memberikan data lengkap dan detil ( menyenangkan bagi
beberapa orang, membosankan bagi sebagian lainnya ). Tapi jangan hal ini
menjadi penghambat untuk menikmatinya … karena sekali lagi, banyak
pembelajaran serta sentuhan-sentuhan halus yang pelan-pelan akan merasuk
pikiran serta hati Anda dalam prosesnya, sesuatu yang bisa membuat Anda
bahagia, gembira, tertawa riang atau malah mengusap air mata yang
pelan-pelan mengalir di pipi ( seperti diriku … menghabiskan tisue
sekotak hehe ).
Sebelum menutup bab tentang Dewey dan
teman-temannya, sekali lagi jangan terjebak dengar suatu persepsi : ini
buku tentang kucing – saya tidak suka dengan kucing ; ini buku tentang
biography / memoar – saya tidak suka baca begituan ; ini buku khusus
untuk wanita – tidak menarik untuk pria ; ini buku tebal – saya lebih
suka baca buku tipis … Well, persepsi Anda tidak seratus persen benar
karena ini bukan buku, tetapi kumpulan kisah nyata hubungan antara
individu yang kebetulan kucing dan juga manusia dari berbagai latar
belakang, etnis, sosial-budaya, pria maupun wanita dari berbagai usia,
dan tidak terlampau tebal (jika Anda membaca sendiri-sendiri setiap
kisah, maka hanya beberapa halaman saja).
Dan hal terpenting yang
kupetik dari kisah-kisah tersebut, kucing – dalam hal ini adalah hewan
liar yang dapat dikatakan tidak memiliki akal budi sebagaimana manusia,
namun dalam kisah ini, justru akan kita jumpai bahwa makhluk-makhluk
kecil yang berusia lebih pendek daripada manusia, akan menampilkan
contoh-contoh sikap welas-asih, mencintai, kejujuran, uluran
persahabatan dan hakekat diri dimana manusia-manusia lainnya justru
bertingkah laku layaknya hewan yang tak berakal budi dengan keserakahan,
keegoisan, kebohongan, iri dan dengki.
Dan kisah-kisah ini bukannya
menuntut kita menjadi makhluk yang sempurna, justru dengan menyadari
segala kekurangan kita mampu berbelas-kasih pada yang lain serta
menumbuhkan kekuatan untuk mengimbangi kekurangan tersebut, kekuatan
yang berasal dari dalam hati kita. Semoga semangat juang Dewey dan
teman-temannya, mampu mendampingi Anda dalam menjalani kehidupan yang
jauh lebih panjang dan lebih bervariasi dibandingkan mereka. Karena
kehidupan mereka yang sangat singkat, dipenuhi dengan makna kehidupan
dan hasrat kasih yang terus mengalir … bahkan setelah mereka tiada,
gaung semangat juang masih tetap mengalir, mengajarkan agar kita segera
bangkit dari keterpurukan - dan bagaimana dengan kita ???
P.S.
Just comment about book’s cover, sedikit kurang meriah, yang buku
pertama bagus, merah keemasan ( dari warna bulu Dewey ), yang sekarang
berkesam suram … mungkin lain kali bisa dipertimbangkan menghindari
warna-warna cenderung gelap / suram (^_^)
Best Regards,
* HobbyBuku *