Translate

Sunday, March 20, 2016

[ 2016 | Review #43 ] : "POTENT PLEASURES"

Books “PESONA GAIRAH”
Judul Asli : POTENT PLEASURES
[ book 1 of PLEASURES TRILOGY Series ]
Copyright © 1999 by Eloisa James
Penerbit Dastan Books
Alih Bahasa : Anggraini Novitasari
Editor : Jantjê
Desain sampul : www.expertoha.com
Cetakan I : Agustus 2010 ; 536 hlm ; ISBN 978-602-8723-28-2
Harga Normal : Rp. 65.000,-
Rate : 3.5 of 5

~ WARNING SPOILER ALERT ~

Lady Charlotte Daicheston putri bungsu Duke of Caverstill tak pernah menduga bahwa impian sekaligus masa depannya berubah total seminggu sebelum usianya tepat 17 tahun. Bungsu dari tiga bersaudari, dibesarkan dengan aturan dan disiplin ketat layaknya keluarga bangsawan terhormat, nyaris tidak pernah menimbulkan kesulitan dalam hal pendidikan maupun kesehariaannya. Singkat cerita, Charlotte merupakan gadis manis, penurut dan tidak pernah melanggar aturan yang ditetapkan, kecuali kegemarannya melamun pada hal-hal yang jauh lebih menyenangkan. Namun berkat bujukan sahabatnya, Julia Brentorton, yang mudah sekali ‘jatuh’ pada pesona pria, menyebabkan kedua gadis ini diam-diam menyelinap keluar rumah untuk menghadiri Pesta Dansa Cyprian di pedesaan Kent. Julia yang termakan bujuk rayu seorang pastor pembantu, membuat Charlotte khawatir akan nasib sahabatnya. Dan justru ditengah pesta topeng yang dihadiri mayoritas pria dan wanita tak dikenal inilah, Charlotte yang memegang teguh peraturan, terbawa arus dan menyerahkan kehormatannya pada sosok pria asing.


Charlotte pulang dalam kondisi kalut, tanpa pernah mengenal atau mengetahui siapa sebenarnya pria yang telah merenggut keperawanannya. Situasi bergulir dengan cepat karena keluarganya tengah mempersiapkan pesta debutan pertama bagi putri bungsu sang Duke. Sayangnya Charlotte menyadari bahwa dirinya telah tercoreng dan tidak mungkin untuk menjadi sosok istri terhormat bagi pria mana pun. Desakan dan paksaan keluarganya tidak mampu menggoyahkan pendirian Charlotte. Bahkan sang ibu yang akhirnya mengetahui penyebab perubahan besar pada putrinya, tidak mampu menemukan jalan keluar terbaik bagi hati yang telah terluka. Situasi seperti ini terus berlanjut hingga Charlotte menginjak usia 20 tahun, semakin cantik dan menawan namun tidak berminat menjalin hubungan serius dengan pria mana pun. Penolakan atas lamaran-lamaran para pengagumnya membuat kedua orang tuanya putusa asa, terutama sang ibu yang menyadari penyebab perubahan yang terjadi pada putri bungsunya.

Alexander dan Patrick McDonough Foakes, putra kembar Woodleigh Foakes, Earl of Sheffield & Downes bisa dikatakan sepasang pria menawan dengan perilaku yang sulit diatur, terutama semenjak ibu mereka meninggal dunia saat melahirkan adik mereka, yang juga tidak mampu diselamatkan. Keliaran anak-anak muda bisa ditolerir hingga pada batas usia tertentu. Yang membawa keputusan keras sang Earl untuk mendidik kedua putranya, dengan mengirim mereka keluar negeri. Alex yang dianggap lebih tua, memikul tanggung jawab sebagai pewaris keluarga, dikirim ke Italia, sedangkan Patrick lebih dibebaskan untuk melakukan penjelajahn di kawasan India. Sebelum keberangkatannya, Alex hendak menikmati ‘pesta liar’ terakhir, yang berujung pada pertemuan tak terduga dengan gadis misterius yang memikat dirinya. Tanpa mampu dicegah, ia bersenang-senang dengan sosok yang diduga pelayan, walau ia cukup terkejut mendapati gadis itu masih ‘perawan’ …sayangnya sebelum ia sempat mengetahui lebih lanjut jati diri sang gadis, ia lenyap tanpa jejak.

Tiga tahun berlalu, saat ayahnya wafat dan meninggalkan sejumlah tanggung jawab paad putra sulungnya, Alex pun kembali ke tanah air, membawa serta putri cilik berusia 1 tahun. Lady Philippa ‘Pippa’ Foakes adalah putri kesayangannya, yang anehnya tidak diketahui siapa pun termasuk dirinya hingga kematian istrinya, Maria Colonna akibat ‘scarlet-fever’. Status pernikahan Alex dan Maria dianggap ‘cerai’ atas ijin Gereja Katolik dengan alasan Alex menderita impotensi. Tapi jika benar demikian kondisi Alex, pertanyaan berikutnya, apa hubungan Pippa dengan Alex ? Tanpa memperdulikan gelombang gosip yang melanda dirinya, Alex memusatkan perhatian pada tujuan utama mengapa ia kembali ke Inggris, selain mengurus warisan estat dan tanggung jawabnya. Karena ia memiliki ‘tanggungan’ lain, bahwa putrinya membutuhkan sosok seorang ibu, yang berarti ia harus segera menemukan calon istri yang layak menempati posisi tersebut. Dan pada pesta dansa pertama yang ia datangi sekembalinya ke Inggris, mendadak perhatiannya tertarik pada sosok wanita yang entah mengapa menimbulkan kesan yang tidak bisa ia lupakan.

Pertemuan kembali antara Earl of Sheffield & Downes dengan Lady Charlotte Daicheston, benra-benar diluar dugaan bagi keduanya. Alex sangat tertarik dan berminat untuk mencaritahu siapa gerangan gadis yang memikat hatinya. Sedangkan Charlotte yang segera mengenali pria yang telah merenggut kehormatannya, menjadi sakit hati tatkala menyadari ketertarikan Alex pada dirinya tanpa disertai pengenalan bahwa mereka telah ‘berhubungan-erat’ sebelumnya. Bertekad untuk tidak mengulang kesalahan serupa dan menghindari kesedihan dalam hatinya, maka Charlotte berusaha menghindari pertemuan atau situasi yang memungkinkan mereka berdua bisa bersama-sama. Sayangnya bagi Alex yang tak memahami alasan dibalik sikap menghindar Charlotte, menganggap hal tersebut sebagai tantangan untuk menaklukkan gadis itu. Perkataan Charlotte tentang mereka pernah saling mengenal di masa lalu, dianggap sebagai kekeliruan, bahwa Charlotte telah berhubungan dengan Patrick dan mengira dirinya sebagai sosok saudara kembarnya.

Satu-satunya pihak yang menyadari keterikatan aneh yang terjadi diantara keduanya tidak lain Lady Adelaide, Duchess of Calverstill, ibu Charlotte yang mengetahui persis rahasia luka hati putrinya. Namun tatkala melihat perhatian yang diberikan oleh Alex Doakes tampak tulus, ia pun mengharapkan yang terbaik terjadi pada putrinya. Permainan bak kucing dan tikus berlangsuang tatkala Charlotte memanfaatkan daya tarik dari para pengagumnya, untuk menjauhkan Alex dari dirinya. Termasuk terlibat membiarkan Braddon Chatwin – Earl of Slaslow dan Will, Lord Holland mengira memiliki peluang untuk mendapatkan persetujuan Charlotte untuk menerima lamaran mereka. Braddon yang juga sahabat Alex, merupakan sosok pria yang tidak memiliki kecerdasan namun memiliki warisan cukup besar, sedangkan Will adalah pria yang menawan, berpenampilan sangat menawan, namun sangat miskin dan harus segera menemukan pewaris yang kaya sebagai pasangannya, agar ia bisa menyelamatkan estatnya. Dilihat dari sisi mana pun, Alex memiliki keunggulan dan kelebihan, namun tanpa pernah ia sadari, ia harus menghapus luka hati yang senantiasa membayangi hati serta pikiran Charlotte. Mampukah ia melihat kenyataan dan menerima Charlotte apa adanya dan mengenali siapa gerangan Charlotte ?

Kisah ini diawali dengan adegan-adegan yang sama sekali tak mampu membuatku simpati. Perbuatan Alex yang menganggap ‘menggauli’ pelayan dan merenggut keperawanannya bukanlah kejahatan, membuatku sangat geram dan ingin ‘memukul keras-keras’ kepalanya. Walau hal ini dianggap lumrah pada masa tersebut, bahwa kaum bangsawan terutama para pria memiliki kebebasaan untuk bertindak semena-mena, namun deskripsi kisah ini dituturkan melalui pandangan Charlotte tetap membuatku nyaris tak bersedia meneruskan kisahnya hingga usai. Perkembangan hubungan ‘baru’ yang terjadi anta Lady Charlotte dan Earl of Sheffield & Downes, cukup menarik dan sedikit membuatku berharap bahwa perilaku Alex akhir membaik terutama setelah ia memiliki seorang putri, setidaknya ia tidak lagi bertindak semaunya. Sayangnya hal ini harus kembali mengalami episode yang membuat ‘hati-patah’ – kisah pelarian dan perjuangan Charlotte yang dilecehkan, direndahkan tatkala ia mengandung bayi Alex – dan sama sekali tidak bersedia diakui oleh sang ayah, haduhhh – benar-benar pengen ‘getok keras-keras’ kepala si Alex.

Kisah kali ini juga mengungkap kelanjutan pergulatan karakter-karakter pendukung lainnya. Seperti petualangan sang casanova Will Earl of Holland yang berusaha mencari calon istri pewaris kekayaan besar dalam menyelamatkan hutang piutang warisan keluarganya. Kegagalannya memikat Charlotte, kemudian beralih pada Sophie, nyaris berhasil seandainya ia tidak mendadak  jatuh hati pada Chloe van Stork – putri saudagar kaya dari Belanda, calon dan target ideal bagi tujuannya. Tujuan awal untuk memanfaat Chloe berubah saat ia menyadari isi hatinya, dan alih-alih memanfaatkan tipu-daya sebagaimana cara kerjanya selama ini ternhadap kaum wanita, ia berjuang untuk berhak mendapatkan kepercayaan dan hati Chloe. Berkat kebaikan hati Charlotte, ia juga menjadi semacam ‘penghubung’ antara Chloe dan Will yang pada akhirnya berakhir dengan kebahagiaan. Sedangkan untuk nasib Braddon Chatwin – pria yang tidak terlalu cerdas untuk sakit hati terlalu lama dengan penolakan untuk kesekian kalinya dari Charlotte, akhirnya memilih Sophie sebagai target barunya sungguh mengundang tawa geli ...

Eloisa James memang penulis yang cukup eksentrik untuk seleraku, karena ia berani menampilkan sisi terburuk dari kondisi serta konflik seputar permainan politik sekaligus penyalah gunaan status sosial dalam masyarakat pada era tersebut. Jika hal ini bermaksud untuk menampilkan situasi ‘apa adanya’ maka sungguh sangat bersyukur diriku tak pernah mengecap kehiduapn sebagai seorang wanita di masa itu. Dan walau awalnya lumayan jengkel mengapa (pada akhirnya) Charlotte bersedia menerima (kembali) Alex, keteguhan dan kekuatan diri wanita ini sangat luar biasa yang patut diacungi jempol sepuluh. Jangan keburu khawatir, karena kisah ini berakhir dengan ‘happy-ending’ – walau seperti kujelaskan (panjang-lebar) mengapa karakter-karakter yang muncul tidak terlalu mengundang rasa simpatiku, namun harus kuakui ini adalah kisah yang cukup ‘jujur’ mengungkap kebobrokan moral yang terjadi pada mayoritas strata kalangan atas. Dan diluar dugaan, tokoh-tokoh yang sekilas nampak antagonis, ternyata memiliki hal-hal positif yang berbanding terbalik dengan karakter protagonis. Again, it’s quite an experince reading with this book ...

[ more about the author & related works, just check at here : Eloisa James | on Goodreads | on Wikipedia | at Tumblr | at Facebook | at Twitter ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...