Title : AS BLACK AS EBONY
Original title : MUSTA KUIN EEBENPUU
Text copyright © 2014 Salla Simukka
Translation copyright © 2015 Owen F. Witesman
Cover design by Jennifer Wang
Book design by Susan Gerber
Paperback ; 200 p ; ISBN 978-1477-829950
Price : IDR 145
Rate : 4 of 5
“Once upon a time, there was a secret girl. Once upon a time, there was a girl who wasn’t.”
Lumikki Andersson sekali lagi masuk dalam ‘sorotan’ berkat usaha
penyelamatan yang ia lakukan saat kediaman Keluarga Putih terbakar habis.
Bersama Jiři
Hašek – jurnalis muda yang diperalat oleh atasannya demi mendongkrak rating
stasiun televisi, Lumikki bukan hanya berhasil menyelamatkan Lenka, tetapi juga
membongkar konspirasi yang dilakukan oleh Vera Sováková – CEO Super8 bersama
Adam Havel, pemimpin sekte Keluarga Putih.
~ Indo cover ~ |
Kembali ke Finlandia, hanya untuk mendapati kekhawatiran dan
kecemasan baru kedua orang tuanya, dan sensasi kehebohan orang-orang yang
mengenal dirinya, mendadak ia bukan lagi gadis yang berusaha untuk ‘kasat mata’
dalam lingkungannya. Apalagi saat muncul perkembangan baru dalam kehidupannya,
dalam wujud cowok super keren bernama Sampsa, yang juga menjadi pasangan main
dalam drama sekolah yang kini aktif ia jalani. Siapa yang pernah menduga
Lumikki memiliki bakat akting yang menakjubkan.
Drama berjudul ‘The Black
Apple’ yang diciptakan oleh Tinka – gadis super jenius menyangkut drama dan
ide-ide yang cukup absurb, merupakan versi ‘very dark’ Snow White, menempatkan
Lumikki sebagai Snow White yang anehnya sangat mudah ia selami. Bisa jadi
karena versi Tinka menggambarkan gadis yang memilih kesendirian dan kegelapan
alih-alih kehidupan penuh glamour yang ditawarkan oleh sang Pangeran. Sekilas
kehidupan Lumikki mulai tampak normal layaknya gadis seusianya. Hingga sepucuk
surat aneh muncul menghantui dirinya.
“Perhaps you’re wondering why you. Because you are special, my dear Lumikki. There is light and darkness inside of you. You aren’t like all the others. You’re stronger than anyone else I’ve seen, even though you’re also so fragile and vulnerable. You aren’t afraid to be alone. You know that others aren’t quite as valuable as you. There are so many facets and layers to you. You have depth at eighteen most other people will never have. You have experienced sorrow and hate. You aren’t only good.”
Surat itu merupakan ‘salam’ dari sosok yang mengaku sebagai
pengagum Lumikki, namun alih-alih menggembirakan, isi surat itu sangat
menakutkan, menimbulkan keresahan yang tak mampu ia pahami. Sang Bayangan (The Shadow) demikian ia menyebut dirinya, mulai mengirimkan
serangkaian pesan, melalui surat yang ditemukan dalam kantong jas Lumikki, atau
diselipkan di bawah pintu apartemennya, hingga SMS dari nomer tak dikenal.
Anehnya ia mengetahui hal-hal kecil tentang Lumikki yang tidak pernah terungkap
pada siapa pun.
Buku terakhir dari seri ini jauh lebih kelam dan lumayan
menegangkan. Unsur misteri yang kental membalut perjalanan sosok Lumikki
semenjak awal kisah ini dimulai. Jika membaca buku-buku sebelumnya, pembaca
tentu memahami bahwa karakter Lumikki cukup unik dan berani menghadapi
tantangan. Namun berhadapan dengan ‘musuh’ yang tak terlihat, melakukan teror
kapan saja dan dimana saja, cukup membuat siapa saja bisa ‘gila’ karena
ketakutan. Isi surat dan pesan-pesannya lumayan ‘creepy’ dan membuatku
merinding membayangkan situasi Lumikki.
Dibandingkan kedua buku sebelumnya, buku ketiga ini benar-benar
memuaskan diriku sebagai penggemar kisah misteri, selain efek samping membuat
bulu kuduk merinding. Masuknya konflik tak terduga, saat mantan Lumikki, Blaze
muncul kembali dalam kehidupannya, mengusik kebersamaan hubungan Lumikki dengan
Sampsa yang berjalan dengan tenang, menambah keramaian suasana.
Pusing terjebak dalam pusaran daya tarik Blaze yang mampu
‘membakar’ Lumikki, berlawanan dengan kenyamanan serta perlindungan yang
diberikan oleh Sampsa, dan masih harus berurusan dengan penguntit yang
jelas-jelas gila atau psikopat ... fyuiihh, Lumikki benar-benar kehabisan
tenaga. Satu pertanyaan besar yang membayangi diriku semenjak awal buku
pertama, latar belakang perilaku keluarga Lumikki yang cukup janggal, terkait
dengan masa lalu yang dirahasiakan rapat-rapat, bersiap-siaplah berhadapan
dengan kejutan dari ‘kotak Pandora’ itu.
“We were playing death. But it’s a stupid game. I don’t like it.”
Akhir kata, ini adalah pengalaman pertamaku menikmati karya Salla
Simukka, yang terangkum dalam sajian trilogi yang unik, absurb dan tak mudah
dilupakan begitu saja. Bahkan gambaran tentang kehidupan dan suasana yang
suram, dingin nan mencekam, anehnya mengandung unsur keindahan tersendiri
terutama saat dihadapkan pada ‘sifat dasar’ manusia. Hitam dan putih yang
menjadi satu, bukan sekedar berubah menjadi abu-abu yang membosankan, tetapi
memiliki warna-warna khusus yang menarik perhatian. Walau secara keseluruhan
kisah ini bisa kurangkum dalam satu kata : Sederhana, ada berlapis-lapis
unsur nan kompleks yang membalut sajian ini. Ibarat membaca karya Gillian Flynn
berkolaborasi dengan Heather Gudenkauf dan merangkul Stieg Larsson, dalam
format yang lebih Sederhana, muncullah kisah ini ... dan Lumikki bisa saja
bersaudara dengan Lisbeth Salander (^_^)
Tentang Penulis :
Salla Simukka lahir pada tahun 1981 di Tampere. Wanita ini adalah
penulis, penerjemah, sekaligus kritikus sastra. Ia telah menulis banyak novel
dan kumpulan cerpen untuk pembaca kalangan muda. Ia pernah mengulas buku
Helsingin Sanomat, Finland Kuvalehti, dan Hämeen Sanomat. Ia juga editor di
majalah remaja Finlandia : Lukufiilis.
Novelnya yang berjudul Jäljellä (
Tammi, 2012 ) dan Toisaalla ( Tammi,
2012 ) memenangkan Penghargaan Topelius untuk kategori novel remaja terbaik
Finlandia. Selama menulis As Red As Blood,
Salla Simukka mendengarkan lagu-lagi berikut : The World Is Not Enough
(Garbage), Some Die Young (Laleh), Breath of Life (Florence & the Machine),
Summertime Sadness (Lana Del Rey), Protection (Massive Attack), dan Kohtalon
oma (Chisu). ~ sumber : penerbit BIP
[ more about the
author & related works, just check at here : Snow White Trilogy
| on Goodreads | on Wikipedia
| at Facebook
]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/