Books “SANG
PENGAMBIL”
Judul Asli : THE TAKER
[ book 1 of THE TAKER Trilogy ]
Copyright © Alma Katsu 2011
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Julanda Tantani
Desain & ilustrasi sampul : Eduard Iwan Mangopang
Cetakan I : Maret 2016 ; 672 hlm ; ISBN 978-602-03-2662-7
Harga Normal :
Rp. 139.000,-
Rate : 2 of 5 ( err ... actually is less than 1 of 5)
~ WARNING : THIS BOOK CONTAINS VIOLENCE, SEX & RAPE SCENE ~
St. Andrews adalah sebuah kota kecil yang terletak di bagian utara
Maine, dekat perbatasan Kanada yang senantiasa dingin dan suram. Di sinilah Dr.
Luke Findley terperangkap dalam siklus kesehariaan yang membosankan dan
rutinitas yang kurang lebih sama. Ia telah lama kehilangan gairah hidup, dari
perceraian dengan istri tercinta yang membawa kedua putrinya, dan wafatnya
kedua orangtuanya, setelah sekian lama waktu ia habiskan untuk mendampingi dan
merawat mereka akibat penyakit. Ia tak pernah menyukai kota kecil tempat
kelahirannya, namun justru di sinilah ia menghabiskan waktunya, alih-alih
menjual rumah peninggalan orang tuanya dan kembali ke kota besar. Hal ini akan
terus berlanjut seandainya tidak muncul ‘masalah’ yang merupakan awal
perjalanan panjang perubahan besar dalam hidupnya.
Joe Duchesne, sheriff setempat menahan seorang wanita asing yang
mencurigakan. Ia ditemukan dalam kondisi berlumuran darah, walau menurut
pengakuannya, itu adalah darah pria yang telah dibunuhnya. Wanita itu dibawa ke
rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut sekaligus diawasi mengingat tubuh
korbannya belum ditemukan. Dr. Luke Findley yang kebetulan dinas jaga, cukup
terkejut mendapati tersangka ternyata merupakan wanita dengan tubuh mungil
serta penampilan bagai remaja belia. Sungguh sulit dipercaya bahwa ia mampu
melakukan pembunuhan terhadap seorang pria – jika memang hal itu terjadi sesuai
kisahnya. Sheriff mengaku kesulitan untuk mengorek informasi lebih lanjut dari
wanita itu, karena itu pencarian mayat korban harus segera dilakukan, apalagi
dari keterangan samar-samar yang diperoleh, korban bisa jadi tergeletak di
tengah hutan dengan hewan-hewan liar yang bisa memangsanya.
Keanehan semakin berlanjut saat wanita itu mendadak berbicara dan
meminta pertolongan pada Luke agar ia diperbolehkan ‘melarikan diri’ dari
tahanan sementara. Ia menyebutkan bahwa pembunuhan itu dilakukan justru atas
permintaan korban, dan karena ia sangat mencintai korban. Demi meyakinkan Luke,
ia memberikan sebuah kisah yang aneh, absurb dan sulit dipercaya, tentang dari
mana ia berasal dan sejauh mana perjalanan panjang telah ditempuh. Ia mengaku
bernama Lanore ‘Lanny’ McIlvrae, berasal dari St. Andrews berabad-abad lampau,
demikian juga kekasih hatinya, korban pembunuhan bernama Jonathan St. Andrews –
keturunan pendiri kota di abad pertengahan. Dan ia harus melarikan diri karena
musuhnya akan segera muncul untuk melakukan pembalasan mengerikan akibat
pengkhianatan yang ia lakukan berabad-abad lampau. Sebuah kisah yang sulit
diterima apalagi dipercayai, hingga Lanore menunjukkan bukti-bukti ...
Salah satu bukti bahwa Lanore bukan ‘manusia biasa’ ditunjukkan
dengan melukai dirinya sendiri, kemudian menunjukkan bagaimana kulitnya yang
terluka, berdarah-darah mulai menutup dengan sendirinya dan pulih dalam waktu
singkat. Jika bukan ‘manusia’ lalu termasuk jenis apakah Lanore, yang juga
mengakui dirinya tak pernah merasa kelaparan, kesakitan dan wujud fisiknya
serupa dengan gadis belia karena pada usia itulah ia terakhir menjalani
kehidupan sebagai ‘manusia’ normal, sebelum ‘diubah’ tanpa persetujuannya. Luke
akhirnya percaya dan bersedia membantu Lanore melarikan diri. Ia bahkan
menyediakan diri mengantar Lanore sampai ke tujuan yang lebih aman, jauh dari
kejaran pihak berwajib dan sebisa mungkin menyembunyikan diri dari musuh yang
ditakuti oleh Lanore. Dalam pelarian itu, ia mendapatkan informasi lebih
lanjut, siapa sebenarnya Lanore dan petualangannya selama berabad-abad ...
Apa yang bisa kukatakan tentang kisah ini ? Pertama, kisah ini
dimulai dengan alur yang sangat lambat dan berputar-putar. Situasi kehadiran
wanita asing nan misterius di kota kecil dan diduga merupakan pembunuh berdarah
dingin, seharusnya mampu mengusik rasa penasaran pembaca, dan memang hal itu
yang kurasanya, hingga dalam proses beralih ke rasa jemu karena penulis
menyajikan ‘penjelasan’ yang cukup bertele-tele (dan panjang). Memasuki kisah
masa lalu sosok Lanore sebagai gadis belia, manusia normal sebelum ia ‘dirubah’
menjadi proses baru yang membuatnya nyaris menutup buku ini tanpa meneruskan
lebih jauh. Bisa kukatakan karakter Lanore sama sekali bukan gambaran yang
kusukai sebagai tokoh utama. Ia bahkan lebih parah dari karakter Bella Swan
dari serial Twilight Saga. Mengapa kubandingkan dengan karakter Bella – karena
penulis memilih latar belakang kurang lebih serupa dengan kisah Twilight.
Lanore putri sulung keluarga golongan menengah, yang berarti ia
tidak termasuk miskin namun jauh dari lingkup pergaulan kaum kaya raya dan
terhormat. Celakanya ia setengah mati jatuh cinta pada Jonathan St. Andrews –
putra tunggal keluarga St. Andrews, pendiri kota dimana mereka tinggal.
Jonathan memiliki penampilan bagai dewa, yang menjadi pujaan dan impian setiap
kaum wanita, dari remaja hingga kaum wanita yang telah menikah. Di sisi lain,
popularitas Jonathan di kalangan kaum wanita justru sangat dibenci oleh kaum
pria, apalagi karena Jonathan terkenal menerima wanita dari kalangan mana pun
yang bersedia ‘berhubungan’ dengannya. Skandal dan perselingkuhan merupakan
kegiatan sehari-hari yang ia jalani, namun sejauh ini tiada bukti nyata yang
bisa dijadikan bahan untuk melawan Jonathan serta pengaruh kekuasaan
keluarganya.
Nah, bisa dibayangkan bagaimana sosok Lanore tergila-gila dan
menutup mata pada perilaku Jonathan yang gemar bermain-api dengan siapa pun,
bukanlah kisah yang ‘menarik’ minat atau simpatiku. Bahkan saat Lanore akhirnya
hamil, tindakan berikutnya yang ia ambil benar-benar menunjukkan kecerobohan
dan bisa kukatakan kebodohan yang akhirnya menjerumuskan dirinya pada
‘perubahan’ total masa depannya. Lanore terjebak dalam perangkap sekelompok
manusia yang ternyata ‘makhluk’ yang telah berubah, dan menjadi salah satu dari
mereka, budak permainan seks yang brutal, absurb dan menjijikan. Dari status
sebagai korban, ia diajarkan untuk beralih menjadi pemburu, dan diharapkan
segera terjun ke lapangan untuk menemukan ‘korban-korban baru’ bagi tuan-Nya,
sang master yang telah ‘menciptakan’ kawanan itu dengan ‘merubah’
manusia-manusia terpilih.
Nyaris separuh lebih inti kisah ini jauh dari ‘menarik’ bagi
selera dan akal sehatku. Lanore yang berkelakuan bagai domba dicocok hidungnya
namun dengan sukarela, entah mengapa mengingatkan akan karakter Anna yang
terjerat pada sosok Christian Grey. Again, not my favorite type of female
character, karena sangat menjijikan dan merendahkan bagaimana wanita mampu
melakukan apa saja demi menyenangkan pria pujaannya. Mengapa penulis wanita
mampu menuliskan hal-hal seperti ini sungguh ... (0_0) ... 6(-___-)9 ... Bahkan
masuknya sosok Luke dengan versi kehidupan yang lebih modern, sama sekali tidak
menambah dayat tarik dan minatku, justru perilakunya yang ‘lumayan bodoh’
membuatku bertanya-tanya, apakah memang disengaja keseluruhan karakter utama
kisah ini tidak memiliki nalar dan akal sehat layaknya ‘manusia normal’ ???
Jika ada sesuatu yang cukup ‘berbeda’ sepanjang kisah setebal
600 halaman lebih ini, ada sedikit daya tarik saat mengungkap masa lalu Adair –
Count cel Rau, pria misterius dari Hungaria yang disebut sebagai sang Master,
saat ia merupakan bocah dari keluarga Gipsi miskin, sebelum dijual kepada Ivor
cel Rau seorang tabib asal Romania saat berusia 14 tahun. Secara khusus
pembahasan tentang masa lalu Adair, benar-benar merupakan sajian kisah
dark-fantasy yang mencekam dan lumayan horor, mengingatkan akan legenda kuno
nan kelam dari Eropa Kuno, tentang ‘makhluk-makhluk abadi’ yang memiliki
kekuatan melebihi Iblis, menyusup ke dalam wujud manusia yang sama sekali tidak
pernah dicurigai oleh siapa pun, atau terlalu menakutkan untuk dilawan secara
langsung. Khusus kisah ini saja layak mendapatkan extra 1 bintang menurut
penilaianku.
Seandainya saja kisah ini khusus membahas tentang sosok Adair,
sebelum dan sesudah masa ‘perubahan’ bisa jadi kisah ini merupakan sajian kisah
horor tentang legenda Dracula ala Bram Stoker berpadu dengan Anne Rice.
Sayangnya penulis tampaknya lebih suka menonjolkan unsur paranormal romance
sebagai tema utama kisah ini, membuat separuh lebih keseluruhan kisah sebagai
bahan bacaan yang sangat-sangat menjemukan, memuakkan dan duh apa lagi yang
bisa kusebut untuk menunjukkan sejauh mana ‘efek samping’ yang terjadi dalam
proses (berusaha) menelaah bacaan ini. Hal-hal lain yang harus kuperingatkan,
bagi penggemar romance, jika tidak memiliki perut atau jantung yang kuat,
jangan coba-coba membaca jika tidak mau mengalami ‘efek samping’ sedangkan bagi
penggemar horor, well, bersiap-siap saja untuk perjalanan panjang nan
membosankan yang bisa membuat sosok Dracula tertidur selama berabad-abad ...
[ more about this
author & related works, just check at here : Alma Katsu
| on Goodreads | on Wikipedia
]
Best Regards,
@HobbyBuku
kyaaaaa penasaran, nanti cari sekennya aja deh, harganya mahal, hahaha
ReplyDeleteJangan deh mbak, bikin rusuh 'otak' (>,<) ... mbak sulis kan lbh suka model 'sweet romance' gitu, nanti shock lho wkwkwk
Delete