Books “PEMBALASAN”
Judul Asli : THE RECKONING
[ book 2 of THE TAKER Trilogy ]
Copyright © Alma Katsu 2012
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Julanda Tantani
Editor : Rosi L. Simamora
Desain & ilustrasi sampul : Eduard Iwan Mangopang
Cetakan I : April 2016 ; 520 hlm ; ISBN 978-602-03-2682-5
Harga Normal :
Rp. 143.000,-
Rate : 2 of 5
~ WARNING : THIS BOOK CONTAINS VIOLENCE, SEX & RAPE SCENE ~
Dari pengalaman ‘tak terlupakan’ setelah berhasil menamatkan buku
pertama, jujur diriku lumayan ‘trauma’ untuk mengikuti kelanjutan kisahnya.
Again, supaya adil terlebih karena buku tersebut karya pertama sang penulis
yang pernah kubaca, akhirnya kuberanikan diri melanjutkan kisah ini, dengan
pengharapan (sebesar-besarnya) agar setidaknya buku kedua lebih menarik dan setidaknya
mendekati ekspektasiku.
Lanore McIlvrae telah menjalani kehidupan selama 220 tahun, saat
ia dan Jonathan melarikan diri usai ‘mengurung’ Adair dalam kuburan bawah tanah
yang tersegel rapat. Kematian Jonathan di St. Andrews sebagai permintaan terakhir
pria yang dicintai Lanore sepanjang kehidupannya, mempertemukan dirinya dengan
Dr. Luke Findley, yang akhirnya menjadi pendamping serta sosok yang membantu
dirinya selama pelarian. Terlepas dari kondisi Luke sebagai ‘manusia normal’ –
Lanore mengabaikan hal tersebut karena ia membutuhkan sosok pendamping.
Pelarian yang mereka jalani lebih menyerupai perjalanan hiburan
yang menyenangkan bagi keduanya, hingga suatu hari muncul pertanda yang selama
ini ditakuti oleh Lanore. Tanda bahwa Adair berhasil lolos dari ‘penjara’ dan
telah berada di dunia luar, mencari Lanore dan Jonathan – dua sosok yang telah
berkhianat dan berusah melenyapkan dirinya. Rasa takut akhirnya membawa Lanore
pada keputusan untuk meninggalkan Luke, karena pria itu tak memiliki kekuatan
melawan Adair yang berarti nyawanya dalam bahaya jika tetap bersama Lanore.
Di sisi lain, Adair yang akhirnya ‘bangkit’ setelah sekian abad
berada dalam tahanan, berhasil menemukan Jude yang dimanfaatkan untuk
memulihkan kondisi serta mengejar ketinggalan yang harus ia ambil kembali demi
membalaskan dendamnya. Adair harus ‘belajar’ secara kilat memahami dunia baru
dengan bantuan Jude serta merekrut anggota baru, multijutawan dan pengusaha
sukses bernama Pendleton – yang sayangnya memiliki usia pendek karena kanker
ganas yang menggerogoti tubuhnya.
Lanore yang mencari perlindungan dan bantuan, akhirnya menemukan
sahabat lama, Savva Egorovich Kononov – pemuda tampan yang ‘diselamatkan’ oleh
Adair saat ia nyaris mati karena mengakui sebagai homoseksual jauh sebelum abad
ke-20 dimulai. Sayangnya kondisi Savva berubah jauh dibandingkan saat terakhir
Lanore bertemu dengan dirinya. Tenggelam dalam obat-obatan dan alkohol, Savva
sama sekali tidak memiliki keinginan untuk membenahi dirinya hingga ‘rusak’.
Namun ia memberikan saran terakhir, agar Lanore menemui Alejandro.
“Cinta seorang pria terpisah dari hidupnya, tapi segala-galanya bagi wanita.” __ Byron
Secara keseluruhan, buku kedua ini lebih baik dibandingkan buku
pertama. Sayangnya, hal ini tetap tidak merubah pemikiranku bahwa ini bukanlah
kisah yang cukup menarik untuk kurekomendasikan sebagai bacaan berkualitas.
Latar belakang kisah tentang ‘makhluk’ yang telah hidup berabad-abad dan
berhasil ‘memindahkan’ rohnya ke tubuh korban yang jauh lebih muda, sehat serta
memiliki kelebihan-kelebihan yang diinginkan, menjalani hidup abadi dan
memanfaatkan korban-korban terpilih yang dirubah ‘serupa’ dengan dirinya :
makhluk abadi.
Pembaca akan dibawa untuk mengenali lebih dekat siapa sebenarnya
sosok yang dikenal dengan nama Adair. Ia ternyata memiliki usia jauh lebih tua
dan telah hidup malang-melintang di dunia dalam kurun waktu sangat lama.
Bagaimana akhirnya ia berhasil mewujudkan citra sebagai Adair – bangsawan dari
garis keturunan kuno dengan harta kekayaan berlimpah, dan tentu saja memiliki
‘budak-budak’ pria dan wanita yang telah ia ‘rubah’ dan terikat kepada dirinya
sepanjang hidup ‘baru’ mereka.
Pengembangan serta pengungkapan karakter Adair lebih jauh, ini
cukup lumayan menimbulkan rasa penasaran, terlepas dari sifat, karakter serta
pembawaannya yang aneh sekaligus menakutkan akibat ‘kelainan’ yang ia miliki
untuk memuaskan hasrat dan nafsu liar terhadap siapa saja, kapan saja. Di sisi
lain, karakter utama Lanore McIlvrae – ini benar-benar membuatku jengkel, muak
serta malu bahwa ada wanita yang memiliki ‘semua’ faktor sebagai pencerminan
karakter lemah, bahkan Bella Swan dari Twilight Saga jauh lebih baik
dibandingkan Lanore.
Jika penulis berharap dengan membuat sosok Lanore sedemikian
‘desperate’ membutuhkan pengakuan dan perlindungan dari kaum pria, bahkan
bersedia menjadi ‘alas-kaki’ alias budak pria yang jelas-jelas tidak mampu
mencintai dirinya sebagaimana ia harapkan, well ... ini bukan jenis kisah atau
karakter yang mampu mengundang rasa simpatiku. Sekali lagi, walau dari sisi
penulisan kisah kali ini lebih baik dibandingkan buku pertama, tetap saja tiada
simpati dan rasa suka sedikit pun berhasil kuwujudkan hingga akhir halaman buku
ini ...
[ more about this
author & related works, just check at here : Alma Katsu
| on Goodreads | on Wikipedia
]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/