Translate

Monday, February 1, 2016

[ 2016 | Review #33 ] : "TO ALL THE BOYS I'VE LOVED BEFORE"

Books "TO ALL THE BOYS I’VE LOVED BEFORE"
Copyright © 2014 by Jenny Han
Penerbit Spring
Alih Bahasa : Airien Kusumawardani
Editor : Selsa Chintya
Proofreader : Yuli Yono
Ilustrasi isi : @teguhra
Cetakan II : September 2015 ; 380 hlm ; ISBN 978-602-71505-1-5
Harga Normal : Rp. 65.000,-

Hampir semua gadis cilik hingga remaja memiliki koleksi pernak-pernik pribadi, bahkan ada yang masih meneruskan ‘kebiasaan’ itu hingga dewasa. Beberapa koleksi merupakan benda-benda bernilai tinggi, namun sebagian besar bisa dipastikan tidak memiliki ‘kelebihan khusus’ kecuali berhubungan dengan kenangan dan perasaan sentimental sang pemilik. Demikian pula dengan Lara Jean Song-Covey, memiliki koleksi pribadi yang bahkan tidak diketahui oleh ayah atau kedua saudarinya. Ia menyimpan surat-surat cinta yang ditulis untuk 5 anak laki-laki yang pernah dan masih ada dalam kehidupannya. Surat-surat yang hanya untuk ‘dirinya’ tanpa pernah terkirim apalagi diketahui oleh orang-orang yang pernah ia sukai. Kemudian, suatu hari, salah satu dari mereka memberikan tanggapan atas surat yang ditulis bertahun-tahun silam – dan tidak dimaksudkan untuk terkirim.


Bagaimana surat-surat yang tersimpan rapat dalam kotak topi bisa ‘mendadak’ keluar dan terkirim pada lima orang, tanpa sepengetahuan Lara Jean, bukan lagi misteri yang menjadi beban pikirannya. Melainkan bagaimana ia harus berhadapan dengan orang-orang yang tidak pernah tahu perasaannya. Malu, takut, jengkel, penasaran, semua emosi yang berkecamuk dalam dirinya, benar-benar menimbulkan kekacauan tersendiri. Apalagi dengan kepergian Gogo – kakak sulung , sahabat sekaligus pengganti ibunya, yang meninggal 6 tahun silam, jauh di Skotlandia untuk menempuh pendidikan, memberikan tanggung jawab baru bagi Lara Jean untuk menjaga keluarganya, ayah dan Kitty, adiknya. Apa yang harus ia lakukan terhadap kelima cowok, yang salah satunya adalah Josh – tetangga sebelah rumah, sahabat keluarga sekaligus kekasih Margot sebelum mereka putus tepat menjelang keberangkatan Margot ke Skotlandia.

Jujur, awalnya diriku sama sekali tidak tertarik membaca buku ini, apalagi mengenal Jenny Han dengan karya-karyanya yang mayoritas bergenre ‘teens-romance’ (salah satu jenis bacaan yang menduduki prioritas sekian dalam daftar timbunan untuk dibaca (^_^), dengan perkecualian ‘young-adult’ tema khusus). Berkat ‘kisikan’ salah satu teman, rasa penasaran akhirnya membuatku mencoba buku ini. Di luar dugaan, diriku sangat menyukai kisah ini. Gaya penulisan melalui sudut pandang Lara Jean – gadis blasteran keturunan Amerika dan Korea, menjalani kehidupan ‘normal’ layaknya remaja seusianya, namun bisa kupastikan ia termasuk kategori ‘anak-baik’ dengan keyakinan dan keteguhan tersendiri, pembaca diajak mengikuti petualangan romansa yang cukup menarik, menyentuh sekaligus memberikan nilai-nilai moral tanpa berkesan menggurui bahkan lebih terasa sebagai bacaan hiburan yang cukup berkesan.

Kisah ini sudah menarik semenjak awal, apa yang akan terjadi jika lima cowok yang pernah kau taksir dan sama sekali tidak pernah mengetahui fakta itu, mendadak tahu dan melakukan konfrontasi ? Bisa kubayangkan posisi Lara Jean, dunia bagai kiamat karena harus menanggung rasa malu (mungkin sama seperti jika ada yang membaca buku harianmu #duh). Untungnya, kelima cowok ini, walau memiliki kepribadian dan karakter yang berbeda satu sama lain, bukan tipikal ‘cowok brengsek’ yang bisa merusak nama baik Lara Jean (atau setidaknya demikian, sampai hubungan baru terbentuk akibat terungkapnya rahasia Lara Jean). Dari John Ambrose McClaren – teman sepermainan semasa SMP yang kini telah pindah ke kota lain, Lucas Krapf – cowok yang selalu tampil dengan mode tersendiri, belum terbuka sepenuhnya bahwa ia gay dan surat Lara Jean justru menjadikan mereka menjalin persahabatan unik.

Namun konfrontasi Josh Sanderson yang paling ditakuti oleh Lara mengingat ia baru putus dengan Margot, yang menyebabkan ia melakukan tindakan nekad : mencium Peter Kavinsky, cowok keren nan populer di sekolah, dan mengakui mereka telah berpacaran demi mehindari Josh. Sayangnya, Peter tidak mudah disingkirkan sebagaimana Josh, terlebih ia juga salah satu cowok penerima surat cinta Lara Jean. Situasi Peter yang juga ‘putus’ dengan Genevieve – kekasihnya selama sekian tahun, sekaligus merupakan cewek populer dan ratu pergaulan, menimbulkan ide untuk memanfaatkan gosip seputar ‘ciuman’ di lorong sekolah antara Lara Jean dan Peter. Mereka berdua sepakat untuk menjalani masa ‘pacar-pura-pura’ demi keuntungan di kedua belah pihak. Pasangan baru Peter Kavinsky dan Lara Jean menjadi bahan perbicaraan sekaligus sasaran teror Genevieve beserta antek-anteknya, terutama pada kehidupan Lara Jean.

Jika pada awalnya kisah ini sempat terlihat lumayan sederhana dan tipikal romansa remaja, maka penulis menghapus kesan itu melalui potongan-potongan adegan menyentuh, memorable dalam berbagai situasi dan kondisi yang menarik. Hubungan serta interaksi keluarga Song-Covey turut memberikan daya tarik tersendiri, bagaimana tiga bersaudari menjalani kehidupan usai kematian mendadak sang ibu saat mereka terbilang sangat muda (Margot 12 tahun, Lara Jean 10 tahun, Kitty 3 tahun) dan ayah mereka yang meneruskan tugas mengasuh dengan penuh cinta, dengan segala keterbatasan dan kebesaran hatinya. Bahkan Kitty yang telah berusia 9 tahun, merupakan karakter yang cukup menonjol dengan sifat serta karakternya yang berubah-ubah antara gadis cilik keras kepala serta wawasan dan kedewasaan pikiran yang cukup mengejutkan bagai anak seusianya. Sungguh tidak sabar membaca kelanjutan kisah ini (^_^)

“Aku belum pernah menerima surat cinta. Namun, membaca pesan-pesan itu, satu per satu, rasanya seperti membaca surat cinta ... sekarang aku tahu perbedaannya, antara mencintai seseorang dari kejauhan dengan mencintai seseorang dari dekat. Ketika kau melihat mereka dari dekat, kau melihat diri mereka yang sesungguhnya, demikian juga sebaliknya. Dia melihat aku dan aku melihat dirinya. Cinta itu menakutkan. Cintah berubah. Cinta tidak bisa menghilang. Itulah bagian dari resikonya. Aku tidak ingin lagi merasa takut.”
Judul Asli : TO ALL THE BOYS I’VE LOVED BEFORE
[ book 1 of TO ALL THE BOYS I’VE LOVED BEFORE Series ]
Copyright © 2014 by Jenny Han
Rate : 4 of 5

Tentang Penulis :
Jenny Han dilahirkan dan dibesarkan di Richmond, Virginia. Ia bersekolah di University of North Carolina, dan mndapatkan gelar MFA di bidang sastra untuk anak-anak di New School, New York. Saat ini ia tinggal di Brooklyn. Jika ia bisa tinggal di Hogwarts, ia akan tinggal di asrama Slytherin. Ia TIDAK suka buku memasak, cowok dengan jerawat, biskuit dengan margarin dan selai, tidur siang, dan popcorn di bioskop.

[ more about this author & related works, just check at here : Jenny Han | on Goodreads | on Wikipedia | at Twitter | at Facebook ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...