Translate

Showing posts with label Atria. Show all posts
Showing posts with label Atria. Show all posts

Friday, February 15, 2013

Books "A SINGLE SHARD"



Judul Asli : A SINGLE SHARD
Copyright © by Linda Sue Park
Penerbit Atria
Alih Bahasa : Maria M. Lubis
Editor : Fenty Nadia & Ida Wajdi
Illustrasi : Indra Bayu
Desain Cover  : Aniza Pujiati
Cetakan I : Maret 2012 ; 196 hlm 
~ Re-Blogged from HobbyBuku's Classic ~

Kisah ini berawal di sebuah desa kecil di pantai barat Korea, sekitar pertengahan abad ke-12. Tentang seorang pemuda yang disebut sebagai ‘Tree-ear’ atau jamur kuping, ia diberikan nama serupa dengan jamur keriput dan berbentuk setengah lingkaran yang mampu tumbuh di batang-batang pohon mati atau tumbang, muncul dari kayu lapuk tanpa benih semaian. Sebatang kara semenjak kanak-kanak ketika terjadi wabah penyakit di desanya. Semula ia hendak dirawat oleh para rahib di kuil, namun ketika tiada yang sanggup, maka Crane-man, seorang tunawisma yang cacat kaki, bersedia merawatnya hingga dewasa. Meski tinggal di bawah jembatan dan mencari makanan dari sisa-sisa yang makanan yang terbuang, Crane-man mengajarkan budi pekerti serta kehormatan harga diri kepada Tree-ear, agar tidak pernah melakukakan perbuatan tercela.

“Mencuri dan mengemis membuat seorang manusia tidak lebih baik daripada seekor anjing.”
“Pekerjaan memberikan harga diri kepada seorang manusia, sementara mencuri memusnahkannya.”

Di sela-sela waktunya, Tree ear suka mengamati Min – pembuat Keramik terbaik di desa Ch’ulp’o, hasil karyanya terkenal seantero Korea, karena keindahan serta keunikan yang tak bisa ditiru oleh pembuat Keramik lainnya. Dan saat suatu hari Tree ear memberanikan diri untuk melihat hasil karya Min dari dekat, tanpa sengaja ia memecahkan salah satu diantaranya. Demi menebus kesalahan, Tree ear menawarkan jasa untuk bekerja tanpa bayaran kepada Min. Di mulai dari mencari kayu sebagai bahan bakar tungku pembuatan keramik, hingga akhirnya Tree ear diperbolehkan mencari dan menggali tanah liat bahan utama pembuatan keramik yang bagus. 


[ source ]
Kerja keras dan semangat pantang menyerah yang ditunjukkan oleh Tree ear membuahkan kepercayaan dari pihak Min, terutama sang istri yang baik hati. Kehidupan sehari-hari Tree ear serta Crane-man mulai sedikit membaik, terutama dengan adanya asupan makanan secara rutin, sebagai pengganti jasa  Tree ear. Hingga saat muncul pengumuman adanya sayembara pemilihan keramik terbaik yang akan dipilih oleh wakil Kerajaan. Hal ini bukan saja penghargaan serta kehormatan, tetapi sang pemenang akan terjamin masa depannya, karya-karyanya akan di tempatkan di lingkungan Kerajaan, di hadapan para bangsawan petinggi serta Sang Penguasa. 

Semua Pembuat Keramik bekerja keras, berlomba membuat keramik terbaik dan tiada duanya. Tree ear yakin akan kemampuan Min, bahwa beliau pasti dapat memenangkan sayembara ini. Saingan Min hanya ada satu orang bernama Kang, yang memiliki keunikan tersendir pada keramik hasil karyanya. Dari awal Min sangat ambisius dan membuat suatu eksperimen yang belum pernah dicoba sebelumnya, dengan menggunakan bahan yang tidak biasa pula. Tree ear dengan rasa takjub, sekaligus penasaran, menanti hingga tiba hari di mana keramik-keramik itu akan dinyatakan siap untuk disajikan dalam pameran khusus bagi wakil Kerajaan yang akan datang ke desa Ch’ulp’o. Namun saat hari yang ditentukan, keramik-keramik Min sebagian besar dihancurkan oleh dirinya sendiri --- karena dianggap tidak layak, terjadi cacat produksi saat pembuatannya. 

[ source ]
Sang wakil Kerajaan adalah ahli dalam penilaian kualitas keramik, dan beliau melihat dari contoh karya Min (yang tidak banyak karena sebagian besar sudah dihancurkan karena Min adalah seniman yang perfeksionis), bahwa ada ‘sesuatu’ yang berbeda pada karya ini. Maka beliau menyampaikan pesan, bahwa jika Min mampu mengirimkan contoh lain dari karya terbaiknya ke  Kerajaan, maka beliau akan memastikan untuk ‘membantu’ pemesanan karya-karya Min lainnya. Min yang sudah merasa lanjut usia, menyatakan takkan sanggup menempuh perjalanan jauh dari desa menuju ibukota. Tree ear yang ‘mendengarkan’ diskusi ini, memutuskan membantu dan bersedia pergi mengirim hasil karya Min ke Ibukota. 
Tree ear – pemuda pendiam, tak pernah bepergian kecuali di sekitar desanya. Tak memiliki kemampuan serta keahlian khusus, namun memiliki kejelian serta jiwa seni keramik serta tekad tinggi guna mencapai tujuannya. Ia harus pergi meninggalkan wilayah yang dikenalnya, menempuh perjalanan jauh, seorang diri, tanpa mengetahui secara persis di mana letak Ibukota. Ia bahkan harus meninggalkan Crane-man, yang sudah dianggap sebagai pengganti orang tuanya. Tree ear berangkat menyongsong dunia yang tak pernah ia kenal, dan mengalami musibah besar, yang menyebabkan Keramik khusus persembahan bagi Kerajaan rusak parah ... apa yang harus dilakukan olah Tree ear ? Kembali menempuh perjalanan pulang dengan kegagalan, atau bertekad maju dengan segala keyakinan dan segenggam penuh harapan di pundaknya ?

Sebuah kisah perjuangan yang manis, jujur, dan sangat menyentuh, dituturkan dengansepenuh hati oleh penulis yang memiliki kecintaan akan kisah-kisah kehidupan di sekelilingnya. 

Tentang Penulis :
Linda Sue Park adalah putri dari pasangan imigran dari Korea yang datang dengan penuh impian ke Amerika. Berbekal tekad dan kemampuan bahasa Inggris seadanya, mereka tinggal di Chicago, Illinois. Sang ibu mengajarkan pada sang putri yang baru berusia empat tahun, alfabet secara fonetik dengan sistem kartun satu halaman, dan alhasil ketika Linda memasuki sekolah taman kanak-kanak, ia satu-satunya anak yang sudah bisa membaca. Dan setiap dua minggu sekali dalam sebulan, pada Sabtu pagi, sang ayah akan mengajak anak-anaknya ke perpustakaan kota, dan meminjam berbagai literatur bacaan anak-anak Amerika, berkat rekomendasi pamflet dan brosur buku-buku pilihan terbitan ALA yang secara teratur dikumpulkan oleh sang ayah. Maka tak heran kecintaannya pada dunia literatur berakar sangat kuat pada diri si gadis cilik bernama Linda Sue Park hingga ia dewasa. 

Novel pertamanya berjudul Seesaw Girl, menunjukan pengaruh budaya Amerika yang telah dijalani, namun tetap menampilkan aspek serta kultur-budaya Korea. Dan keinginan untuk menciptakan karya tulis bagi anak-anak dengan memperkenalkan budaya serta peninggalannya, sesuatu yang sudah banyak dilupakan oleh generasi muda ... mendorongnya menulis “A Single Shard” – yang berlatar belakang sejarah seni pembuatan keramik Korea yang terkenal hingga kini. Keramik Korea pada abad ke-11 hingga ke-12 merupakan keramik terindah di dunia, jauh sebelum Keramik Cina muncul. Salah satunya adalah jenis yang disebut keramik seladon yang mampu memberikan tekstur pasir dengan gradasi warna yang menarik. Hingga kini peninggalan keramik seladon ini tersimpan di museum-museum khusus, merupakan keramik yang dicari oleh kolektor sedunia, bukan saja karena keindahannya yang unik, tetapi juga karena saat ini tidak ada seniman yang mampu membuatnya, dengan tehnis serupa.

Best Regards, 


Wednesday, October 17, 2012

Books "HOMELESS BIRD"



Judul Asli : HOMELESS BIRD
Copyright © 2000 Gloria Whelan
Copyright © 2012 Penerbit Serambi Ilmu Semesta
Penerbit Atria (Imprint Serambi)
Alih Bahasa : Ida Wajdi
Editor : Jia Effendie & Fenty Nadia
Ilustrasi & Desain Sampul : Asa Laily & Aniza Pujiati
Cetakan I : September 2012 ; 182 hlm
Rate : 3,5 of 5

 [ source ]
Buku ini lumayan tipis dan dengan warna ‘blewah’ yang manis serta ilustrasi menarik, dan tema tentang budaya kehidupan kaum wanita di India, mengundang diriku untuk menelusuri lebih lanjut. Seperti juga A Single Shard karangan Linda Sue Park yang mampu memberikan suatu ‘kesan’ tersendiri bagi penyuka kisah-kisah berkualitas seperti diriku, maka Homeless Bird ini juga memberikan pesan yang tak mudah dilupakan, di luar praduga bahwa buku setipis ini mampu menyajikan kisah kehidupan dramatis di dunia nyata.  

Ini adalah kisah tentang Koly, gadis cilik yang baru berusia 13 tahun namun sudah harus menikah dan menjalani kehidupan rumah tangga, jauh dari sanak keluarganya. Sebagaimana kehidupan masyarakat India, seorang putri dalam suatu keluarga bisa menjadi beban serta aib jika tak mampu menarik minat keluarga lain untuk mengambilnya sebagai seorang istri bagi putra-putra mereka. Dan beban itu semakin bertambah saat dua keluarga setuju untuk menikahkan putra-putri mereka, beban yang dipikul oleh pihak wanita karena mereka harus ‘membayar’ sejumlah mas kawin kepada pihak keluarga pria. 

[ source ]
Koly yang hidup seadanya dengan ayah, ibu serta kedua kakak laki-lakinya, meski miskin, namun ia bahagia, serta memahami beban keluarganya, jika ia tak menerima lamaran tersebut. Mengumpulkan segenap simpanan uang serta perhiasan, mereka mampu membekali Koly untuk menjadi pengantin keluarga Mehta. Koly terbiasa hidup sulit dan bekerja keras, namun ada satu impian yang tak bisa ia raih, belajar serta bersekolah, karena tiada biaya untuk memberikan ‘keistimewaan’ tersebut bagi seorang gadis yang nantinya hanya akan menjadi seorang ibu rumah tangga. 

Thursday, October 4, 2012

Books "HIKING GIRLS"



Judul Asli : HIKING GIRLS
Copyright © 2008 Hye-jung Kim
Copyright © 2012 Penerbit Serambi Ilmu Semesta
Penerbit Atria (Imprint Serambi)
Alih Bahasa : Dwita Rizki
Editor : Dian Pranasari & Diksi Dik
Cetakan I : Agustus 2012 ; 276 hlm 
Rate : 3 of 5

Lee Eun Sung dan Joo Bo Ra, memiliki masalah yang serupa dengan anak-anak remaja Korea pada umumnya. Tetapi mereka berdua memiliki sedikit perbedaan karena latar belakang keluarga yang tidak biasa. Pengalaman semasa kecil hingga remaja yang kurang bahagia ditambah dengan jiwa muda yang memberontak,mengakibatkan timbulnya berbagai masalah hingga menjadi suatu kasus yang cukup serius untuk dipandang sebagai pelanggaran hukum. Demi menyelamatkan masa depan mereka yang masih sangat muda, mereka berdua diberi kesempatan kedua untuk merubah pandangan hidup mereka, menjadi lebih baik ....

~ Road Urumqi to Tulufan ~ [ source ]
Lee Eun Sung sedari kecil sering dipandang aneh oleh orang-orang, dan saat menginjak remaja ia tahu bagaimana rasanya setip hari di jauhi dan diejek karena tidak memiliki ayah. Lee Eun Sung disebut-sebut anak haram, memiliki bibit buruk seperti ibunya yang hamil semasa remaja tanpa pernah menikah. Akibatnya ia mulai membela diri dengan memukul siapa saja yang menyakitinya. Tak lama kemudian ia dikenal sebagai biang onar dan tukang berkelahi. Hingga suatu hari ia memukuli Yoo Ji Yeon – si pesolek yang sok aksi dan berani menghina ibunya dengan berbagai sebutan. Masalah bertambah ruwet karena Yoo Ji Yeon adalah putri pejabat penting, dan Eun Sung diajukan ke pengadilan, terancam akan dijatuhi hukuman penjara anak-anak. 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...