Translate

Thursday, August 11, 2016

[ 2016 | Review #88 ] : "THE ETERNAL WONDER"

Books “PENCARIAN YANG HAKIKI”
by Pearl S. Buck
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Lanny Murtihardjana
Editor : Rini Nurul Badariah
Desain sampul : Eduard Iwan Mangopang
Cetakan I : Juli 2016 ; 382 hlm ; ISBN 978-602-03-3207-9
Harga Normal : Rp. 85.000,-

Ia terlahir sebagai Randolph Colfax – bocah yang nyaris sempurna dan menawan, hingga pertumbuhannya sedemikian pesat, jauh melampaui ekspektasi kedua orang tuanya. Pada usia 2 tahun ia sudah mampu berhitung. Dan pada usia 3 tahun ia sudah bisa membedakan dan mengenali mata uang, mengajukan aneka pertanyaan yang acapkali memberikan tantangan tersendiri bagi ayah maupun ibunya untuk memberikan jawaban. Dengan daya ingat yang menakjubkan, ia mampu mengingat dan mengulang segala sesuatu yang diketahui dan dipelajari hanya dalam satu kali percobaan. Apa yang terjadi ketika bocah berusia 3 tahun menjadi bosan dan meminta belajar membaca ? Rannie – demikian panggilan sayang kedua orang tuanya, melahap segala jenis bacaan yang tersedia di perpustakaan ayahnya, jauh melampaui usia bocah normal lainnya.


Ini adalah kisah tentang Randolph, bocah jenius dan brilian, yang memilih hidup dalam ‘dunianya’ sendiri, hanya berhubungan erat dengan sang ayah yang menyediakan segala jenis sarana dan bantuan untuk menyalurkan ‘karunia’ Randolph yang tidak biasa. Walau ia nyaris tidak pernah menjalani kehidupan bersosialisasi dengan anak-anak seusianya, bukan karena dilarang melainkan ia merasa lebih ‘nyaman’ terhanyut dalam aliran pikiran yang senantiasa memenuhi benaknya. Mengikuti kegiatan sekolah secara umun juga menimbulkan masalah tersendiri karena Rannie telah mengetahui bahkan jauh lebih memahami materi pelajaran yang menjadi pedoman murid, ia mudah bosan, jenuh dan tidak menemukan tantangan yang mampu menarik minatnya. Akhirnya, sang ayah yang juga profesor cukup terkemuka, mendirikan sekolah bagi anak-anak berkemampuan khusus termasuk putranya, dengan  tujuan mengarahkan bakat istimewa itu agar berkembang lebih jauh.

Rannie dipersiapkan menempuh ujian masuk perguruan tinggi pada usia 12 tahun dan lulus dengan nilai memuaskan. Sang ayah berencana membawa serta istri dan putra tunggal mereka keliling dunia untuk menambah wacana pengetahuan dan wawasan Rannie, sebelum ia memasuki dunia perkuliahan umum saat mencapai 16 tahun, atau bebas menentukan pilihan masa depannya sendiri. Hal itu tak pernah terwujud. Ayahnya terkena kanker ganas yang merenggut nyawanya dalam hitungan bulan. Rannie bukan saja kehilangan ayah, tetapi juga mentor dan satu-satunya sosok yang menjadi panutan setiap saat ia merasa perlu ‘bertanya’ tentang apa pun. Apa yang selanjutnya terjadi pada Rannie saat ia berusaha menemukan jawaban dari sekian banyak pertanyaan yang muncul di benaknya ? Bagaimana ia dihadapkan pada persimpangan saat kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya menjadi sesuatu yang pelik sekaligus menakutkan bagi remaja yang akan menginjak usia akil-balik – ini adalah kisah perjalanan sosok bernama Rannie, bocah jenius namun sangat polos tentang kehidupan di sekelilingnya.

Saat pertama kali ‘mendengar’ munculnya karya terbaru Pearl S. Buck, rasa penasaran mewarnai benakku, karena bisa dikatakan karya yang satu ini belum pernah terdengar sebelumnya. Namun membaca riwayat perjalanan bagaimana kisah ini akhirnya bisa diterbitkan, muncul sedikit kekhawatiran, apakah kisahnya mampu memuaskan ekspektasiku selaku pembaca sekaligus penggemar, karena dari pengalaman sebelumnya, cukup banyak ‘unfinished-story’ karya penulis ternama yang baru ditemukan atau akhirnya mendapat persetujuan dari penerbit untuk dikonsumsi khalayak umum, yang pada akhirnya tidak memberikan respons yang diharapkan. Salah satu pengalaman (pribadiku) yang terakhir, adalah ‘Go Set A Watchman’ karya Harper Lee, yang bisa dikatakan jauh sekali dari ekspektasi. But then again, tidak adil jika tidak menyimak kisah ini secara langsung, maka di sinilah, akhirnya kisah ‘The Eternal Wonder’ kulahap dalam sekejab mata ...

Nama Pearl S. Buck telah sangat dikenal, demikian pula karya-karyanya yang mendapat ‘tempat’ tersendiri bagi penggemarnya, diriku salah satunya. Perkenalan pertamaku melalui kisah ‘Imperial Woman’ – kisah tentang kaisar wanita yang terkenal dalam sejarah kekuasaan Kerajaan Cina, diikuti dengan House of Earth Trilogy, dengan buku pertamanya ‘The Good Earth’ yang menghantar posisi beliau sebagai penerima penghargaan Pulitzer Prize. Dari sejarah kehidupannya, diketahui pula rasa cinta serta kepeduliaannya terhadap kehidupan kaum minoritas Asia, yang tercermin dalam hampir seluruh karyanya, mengambil latar belakang Cina, Jepang, Korea termasuk India. Dalam dunia nyata, hal ini pula yang mendorong dirinya membentuk ‘Welcome House Inc.’ – badan adopsi Internasional yang membantu anak-anak campuran yang terlantar dan tidak diterima dari kedua ‘sisi’ yang telah melahirkannya. Dan ini adalah salah satu tema yang diangkat dalam kisah ini, tentang pergulatan sosok yang dilahirkan sebagai ‘anak-campuran’ dan tidak mampu menentukan identitasnya hingga beranjak dewasa.

Stephanie Kung adalah gadis blasteran Cina-Amerika yang uniknya tinggal nyaris sepanjang hidupnya di Paris, Prancis, bersama sang ayah yang bersikeras menjalani adat dan rutinitas serta kepercayaan yang mengikat keluarganya akan warisan leluhur Cina, walau mereka hidup di era modernisasi, di tengah masyarakat Prancis. Sayangnya proses perjalanan Stephanie menempati porsi ‘kecil’ sepanjang kisah ini, karena penulis memilih fokus pada perjalanan sosok Rannie, bahkan hingga ia bertemu dengan Stephanie yang kelak merubah total hidupnya. Secara keseluruhan, kisah ini memiliki daya tarik tersendiri, dan gaya penulisan yang muncul anehnya sama sekali tidak menunjukkan ciri khas Pearl S. Buck sebagaimana yang tercermin dalam karya-karya sebelumnya. Bahkan lebih mengingatkan diriku akan gaya Haruki Murakami, yang lumayan ‘blak-blakan’ dalam mengekspos tema serta pemikiran yang dianggap absurb, walau penyampaian dalam kisah ini terasa lebih ‘halus’ dan jauh dari istilah ‘berbunga-bunga’ sebagaimana penuturan Paul Coelho ...

Bisa dikatakan, TEW ini merupakan ‘penyegaran’ sepanjang menyangkut karya Pearl S. Buck. Bagaimana mengungkap sebuah kisah dari sudut pandang sosok jenius semenjak lahir, yang memiliki pemikiran sendiri, dan harus menyesuaikan diri dalam pergaulan dan sosialisasi masyarakat yang beragam, orang-orang yang jauh lebih dewasa secara usia namun tak mampu memberikan ‘sesuatu’ yang benar-benar diharapkan oleh Rannie. Kisah ini lebih condong pada implementasi pencarian identitas diri sosok manusia alih-alih drama berlatar belakang sejarah (sebagaimana sebagian besar karya beliau), yang akan membuat pembaca terhanyut mengikuti kebingungan, kepedihan, rasa takut sekaligus keinginan untuk mengambil langkah-langkah baru, mencoba dan belajar dari pengalaman, baik maupun yang terburuk sekalipun. Satu-satunya penyesalan, kisah ini tidak berakhir dengan memuaskan, setidaknya menurut pengalamanku.

Dari awal hingga pertengahan, kisah ini mengundang sekaligus menuntut perhatianku selaku pembaca, kemudian menjelang seperempat bagian akhir, sosok Rannie seakan kehilangan kendali, ibarat kendaraan yang ‘rem-blong’ – kisah ini dipaksa untuk ‘tabrakan’ yang lumayan keras (baca : melalui adegan yang mengguncang) agar bisa segera diakhiri sedemikian rupa. Makna pencarian itu pun kehilangan esensi, yang tertinggal hanyalah sajian melodrama yang (mungkin) dimaksudkan untuk tragis, dan sama sekali jauh dari kepuasan atau kenikmatan membaca kisah yang mampu dikenang. Apakah ini pengaruh dari ‘tidak terselesaikan’ karya ini oleh penulis, atau ada alasan lain hingga editor meloloskannya untuk pembaca umum, tanpa pernah mengetahui secara persis penyebabnya, ini adalah kisah yang ‘sekedar-lumayan’ untuk dinikmati – sungguh disayangkan \(-__-)/

Judul Asli : THE ETERNAL WONDER
Copyright © 2013 by Pearl S. Buck
Rate : 3 of 5

Tentang Penulis :
Pearl Sydenstricker Buck ( 26 Juni 1892 – 6 Maret 1973 ), dikenal pula dengan nama Cina Sai Zhenzhu, adalah seorang penulis asal Amerika yang menghabiskan separuh hidupnya di Cina hingga tahun 1934. Lahir di Hillsboro, West Virginia, dan dibawa ke Cina pada usia 3 bulan mengikuti tugas yang diemban oleh ayahnya sebagai seorang misionaris, karena itu Pearl dibesarkan dalam lingkungan bilingual, baik Cina maupun Inggris. Keluarga mereka mengalami masa-masa berat saat Pemberontakan Kaum Boxer, menimbulkan perpecahan antara bangsa Cina dan bangsa Asing (terutama dari Barat).

Pada tahun 1911, beliau meninggalkan Cina untuk menuntut ilmu di Amerika, dan baru kembali ke Cina pada tahun 1914 dan menikah dengan John Lossing Buck pada tanggal 13 Mei 1917, menetap di Suzhou, di Provinsi Anhui (lokasi yang beliau gunakan pada novelnya The Good Earth). Kemudian mereka pindah di kediaman baru di Nanking, Cina dan keduanya juga mengajar di Universitas Nanking. Kehidupan mereka semakin berat dengan propaganda pemerintahan baru Chiang Kai-shek, dan pada Maret 1927 Tragedi Nanking  yang mengambisi nyawa ribuan orang, membuat mereka menjadi salah satu dari sekian banyak bangsa asing yang bersembunyi dari kejaran tentara Chiang Kai-shek. Pada tahun 1934, mereka meninggalkan Cina untuk menetap di Amerika, dan tak pernah kembali ke Cina (pada tahun 1972, beliau berencana mengunjungi Cina, namun terkena larangan Presiden Nixon yang baru membuka hubungan diplomatik dengan pemerintah Cina). Pada tanggal 6 Maret 1973, beliau meninggal di Danby, Vermont akibat kanker paru-paru.

Beliau merupakan sosok yang sangat aktif dalam pergerakan hak-hak kaum wanita, pelestarian budaya Asia, masalah dan topik seputar birokrasi di bagian imigrasi, adopsi, pekerjaan misionaris dan kampanye anti-perang. Pandangan politik serta pengalaman hidupnya, banyak tercurah dalam karya-karyanya abik berupa novel, kumpulan cerita pendek, fiksi, cerita anak, serta biografi keluarganya. Di tahun 1949, beliau tergerak untuk membangun Welcome House, Inc – agen adopsi Internasional pertama yang menangani kasus-kasus anak-anak ‘blasteran/campuran’ yang banyak ditolak di kedua belah pihak. Selama 5 dekade perjuangan mereka, agensi ini telah berhasil menempatkan hampir 5.000 anak-anak terlantar ke keluarga penuh kasih yang bersedia mengadopsi mereka.

Kegiatan beliau sebagai seorang humanitarian tak berhenti sampai di sini. Di tahun 1964, beliau mendirikan Pearl S. Buck International yang memiliki tujuan mengangkat harkat hidup anak-anak terlantar dan miskin di Asia, terutama mereka yang tidak memenuhi persyaratan untuk diadopsi. Pergerakannya kian meluas hingga membentuk panti-panti asuhan di Korea Selatan, Thailand dan Vietnam dengan nama Opportunity House. Sebagaimana ia katakan, “Tujuan utama misi ini adalah menyebarkan sekaligus menghapuskan ketidak-adilan serta prasangka terhadap anak-anak, hanya karena mereka terlahir berbeda, bukan berarti  mereka tak boleh menikmati pendidikan, menjalani kehidupan sosial serta status layaknya anak-anak normal lainnya.”

Keberanian dirinya sebagai aktivis politik yang berhubungan dengan harkat manusia, tampak pada era dimana pembicaraan atau diskusi tentang topik ini bisa membuat seseorang ditangkap dan ditahan. Beliau justru menantang masyarakat Amerika dengan mengangkat isu rasialis, diskriminasi sex, dan ribuan bayi-bayi terlahir dan terlantar akibat perlakuan tentara Amerika terhadap kaum wanita di Asia selama peperangan. Rumah tempat kelahiran beliau di Hillsboro kini menjadi sebuah museum sejarah dan pusat budaya yang dibuka untuk umum, siapa saja yang peduli dan bersedia membuka pikiran serta Impian masa depan yang lebih baik.  Pearl S. Buck adalah seorang istri, ibu, penulis, editor dan aktivis hak-hak kemanusiaan. Para pembaca bisa melihat buah pikirannya lewat The Good Earth yang masuk dalam daftar bestseller selama 1931-1932 di Amerika, sekaligus memenangkan penghargaan Pulitzer Prize di tahun 1932. Pada tahun 1938, beliau dianugerahi Nobel Prize in Literature atas tulisannya yang kaya akan penggambaran detail kehidupan orang-orang yang tersia-sia di Cina.

[ more about the author & related works, just check at here : Pearl S. Buck | on Goodreads | on Wikipedia | on IMDb ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...