Books
“THE MEMORY KEEPER’S DAUGHTER”
by Kim Edwards
Penerbit OnRead-
Books
Alih Bahasa : Evi
Setyarini
Editor : Yuzni
Amru
Cetakan I : Mei
2008 ; 467 hlm ; ISBN 978-979-1122-16-4
Harga Normal :
Rp. 80.000,-
Pepatah
mengatakan bahwa Cinta mampu menyatukan perbedaan, namun apa yang terjadi
justru demi Cinta, kehancuran hingga perpecahan, membawa kepedihan serta luka
hati yang membayangi masa depan kehidupan suatu keluarga ?
Ini adalah kisah
tentang David Henry yang jatuh hati pada pandangan pertama saat bertemu dengan
Norah Asher. Perbedaan usia 11 tahun tidak menghalangi keduanya untuk bertekad
mengikat janji dalam pernikahan dan menjalani masa depan bersama. Tiada yang
mampu menghapus kebahagiaan dan harapan yang tercermin dari wajah kedua
pasangan ini. Hingga proses kelahiran bayi pertama mereka. Dimulai dengan Norah
yang mulai merasa kesakitan jauh sebelum tanggal resmi kelahiran ditetapkan.
Disusul dengan kecelakaan yang menimpa dokter kandungan mereka, saat ia
terburu-buru menuju klinik untuk membantu proses kelahiran. Untunglah, David
Henry juag seorang dokter, walau ia memiliki spesialisasi bedah tulang. Dalam
kondisi cuaca badai salju yang memburuk, akhirnya Norah melahirkan Paul – bayi
yang nampak sehat. Hanya selang beberapa menit, ternyata Norah kembali
‘melahirkan’ – kali ini seorang bayi perempuan, saudara kembar Paul. Sayangnya,
bayi tersebut tidak selamat, meninggal saat dilahirkan. Bayi perempuan yang
diberi nama Phoebe.
Norah berduka
atas kematian Phoebe, yang tak pernah sempat ia lihat, karena David buru-buru
memberikan pemakaman pada bayinya. Norah yang mampu memandang nisan mungil yang
menandakan bayinya ‘tertidur’ untuk selamanya di dalam tanah. Ia segera
disibukkan dengan perannya sebagai ibu bagi Paul, bayinya yang tumbuh dan
berkembang menjadi bocah sehat, lincah dan periang. Namun ada suatu
‘kekosongan’ yang tak mampu ia enyahkan semenjak berita kematian Phoebe ia
terima dari David, dan hal itu perlahan-lahan menggerogoti dirinya. Ia tidak
bisa melarikan kedukaannya pada David, yang memilih untuk melanjutkan kehidupan
mereka, dan tidak menyukai cara Norah menjalani rasa duka berkepanjangan. Norah
merasakan ia kehilangan dirinya seiring dengan waktu, dan sebuah tembok kasat
mata mulai terbentuk antara dirinya dan David, tembok yang semakin tinggi dan
tebal ... dan pernikahan mereka seakan bertahan hanya pada jalinan benang tipis
yang terwujud pada diri putra mereka, Paul.
Tanpa diketahui
siapa pun, Dr. David Henry menyimpan kedukaan yang berbeda. Ia telah mengambil
jalan yang seterusnya merubah masa depan keluarganya, dan itu semua atas nama
Cinta. Saat Phoebe lahir, ia langsung mengetahui bahwa bayinya tidak akan
pernah tumbuh secara normal, karena Phoebe terlahir dengan ‘Down Syndrome’
(salah satu jenis keterbelakangan mental). David langsung teringat masa lalu
yang berusaha ia hapuskan, tentang adiknya yang terlahir mengidap cacat
jantung, dan keseluruhan penderitaan sekaligus kepedihan yang harus dialami
keluarganya hingga kematian merenggut adiknya, itu bukan sesuatu yang ia
inginkan ‘hadir’ kembali dalam keluarganya. Maka ia mengirim bayinya ke sebuah
institusi melalui salah satu perawat yang ia percayai tidak akan membongkar
rahasia tersebut. David yakin bahwa dengan ‘menghilangkan’ sumber masalah,
kebahagiaan keluarganya tidak akan terusik dan kehidupan yang jauh lebih baik
bagi mereka semua, jika rahasia tersebut tersimpan rapat-rapat.
Takdir berkata
lain. Caroline Gill – perawat yang diutus David, mengalami pergulatan batin
yang berat, antara mematuhi permintaan David atau mengungkap kebenaran. Ketika
menyaksikan tempat dimana bayi tersebut seharusnya ia serahkan, tidak lain
berupa tempat penampungan yang sangat buruk dan mengerikan, Caroline memutuskan
membawa kembali bayi Phoebe kepada kedua orang tuanya. Entah mengapa justru
dalam perjalanan kembali, halangan demi halangan membuat Caroline terhambat,
dan ketika ia akhirnya kembali ke kota kelahiran Phoebe, sebuah berita upacara
pemakaman bayi Phoebe menghiasi halaman surat kabar setempat. Apa yang harus
dilakukan oleh Caroline jika bahkan orang tua Phoebe telah ‘menguburkan’ bayi
mereka ? Maka Caroline mengemasi barang-barangnya, siap untuk pindah ke suatu
tempat, dimana ia akan membesarkan bayi malang yang tidak lagi memiliki
keluarga. Tiada yang mengetahui kemana mereka pergi, tetangga dan kenalan,
termasuk David yang mencari Caroline, hanya menemukan apartemen yang kosong
tanpa petunjuk secuil pun ...
Awal pembuka
kisah ini berlangsung cukup cepat, seakan pembaca diajak memasuki proses serta
pilihan yang harus diambil oleh sosok David Henry maupun Caroline Gill dalam
tempo yang relatif singkat, tanpa jeda dan di saat mereka mulai
mempertimbangkan kembali langkah-langkah selanjutnya, situasi berubah dan
akhirnya memaksa mereka mengambil pilihan yang tak kalah sulitnya. Jujur,
diriku nyaris tidak memiliki keberanian memulai kisah ini, tema tentang bayi
yang ‘sengaja’ dibuang oleh ayah kandungnya dengan alasan tidak bersedia
membesarkan keturunan yang cacat, dijamin akan menguras emosiku. Anehnya,
seiring dengan proses menelaah halaman demi halaman, diriku terbelah pada
posisi yang berlawanan, nyaris tak mampu menemukan garis batas yang jelas
antara mana yang ‘benar’ dan mana yang ‘salah’ ... karena penulis tidak
berhenti pada satu kasus, melainkan mengungkap perjalanan kehidupan yang
terjadi pada diri David maupun Norah, yang tidak lagi mampu menemukan ‘jembatan
penghubung’ untuk menyelamatkan pernikahan maupun hubungan kasih sayang yang
pernah ada.
Situasi tersebut
mempengaruhi putra mereka Paul, yang akhirnya menemukan fakta-fakta sekaligus
skandal rumah tangga yang carut-marut, membuatnya tumbuh menjadi individu yang
menutup diri. Pembaca juga diajak menelusuri pergulatan serta perjuangan berat
yang dialami Caroline Gill membesarkan putrinya, Phoebe, tanpa sekali pun
pernah melihat kondisi ‘cacatnya’ sebagai kekurangan. Perbandingan antara sosok
David Henry yang tampil bagai pria sempurna dan Al – duda yang menjadi sosok
Samarian, menolong Caroline saat ia kesulitan, pria sederhana yang memiliki
tekad besar dan kebesaran hati bagai samudra luas, memberikan warna tersendiri
mencerminkan rangkaian panjang pergulatan emosional pada masing-masing
karakter. Kisah yang lumayan panjang, dengan rentang waktu hingga baik Paul dan
Phoebe beranjak dewasa tanpa pernah menyadari keberadaan masing-masing,
diakhiri dengan ending yang penuh kejutan dan bisa dikatakan semi anti klimaks.
Tampaknya penulis berusaha membiarkan pembaca menentukan sikap, terhadap
pilihan-pilihan yang diambil oleh karakter-karakter kisah ini, walau jujur, ada
satu poin dimana diriku merasa ‘dicurangi’ karena penulis memilih satu jalan
keluar bagi pergulatan David Henry nyaris sepanjang kehidupannya ...
Judul Asli : THE MEMORY KEEPER’S DAUGHTER
Copyright © 2005 by Kim Edwards
Rate : 3.5 of 5
Movie Trailer “THE
MEMORY KEEPER’S DAUGHTER"
[ more about the author & related works, just check at here : Kim Edwards | on Goodreads | on Wikipedia | on IMDb | Movie Adaptation ]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/