Translate

Wednesday, December 10, 2014

[ GWP ] : "TEATER BONEKA"

Judul Asli : TEATER BONEKA
[ Gramedia Writing Project ]
by Emilya Kusnaidi, Orinthia Lee, Ayu Rianna
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Editor : Hetih Rusli
Cetakan I : April 2014 ; 320 hlm ; ISBN 978-602-03-0371-0
Rate : 3 of 5

Poppenkast – demikianlah nama teater boneka yang telah dikenal dan digemari oleh masyarakat sekitar. Namun seiring dengan perkembangan jaman, popularitasnya kalah dengan hiburan lain yang lebih modern dan atraktif. Maka keberadaan dan kelangsungan Poppenkast bukan saja mengalami pasang-surut, melainkan nyaris terancam bangkrut. Erin adalah penerus terakhir yang (masih) tertarik untuk meneruskan usaha yang dirintis oleh kakeknya itu. Bahkan ia bertekad untuk melakukan segala cara agar teater boneka Poppenkast tetap eksis di kancah kehidupan masyarakat modern. Berbekal tekad dan dorongan dari para karyawan Poppenkast yang bukan saja sangat loyal dan setia, mereka berjuang untuk tetap membuat pertunjukkan yang menarik pengunjung dan membangkitkan minat akan kesenian tradisional yang unik kepada masyarakat luas. Berhasilkah Erin melaksanakan misi tersebut ?



 ~ Puppet dari teater boneka Sisilia | source
Mmm...terus terang diriku kebingungan dalam memahami kisah ini. Kesan pertama yang muncul di benakku saat melihat sinopsis hingga tampilan desain sampul yang menarik, akan muncul sajian kisah perjuangan gadis belia nan cantik bernama Erin yang hendak membuktikan bahwa teater boneka yang bisa dikatakan ‘jadulers’ bisa eksis dan dikenal oleha masyarakat di sekitarnya. Namun seiring dengan terbukanya halaman demi halaman selanjutnya, ekspekatasi itu secara perlahan menurun secara drastis. Alih-alih solusi bagaimana Erin beserta kawan-kawannya menangani munculnya kesulitan demi kesulitan, diriku justru berhadapan dengan konflik asmara yang (anehnya) tiba-tiba muncul antara Erin dengan pemuda asing bernama Awan. Bagaimana Erin yang telah menjalin hubungan dengan kekasihnya selama 5 tahun mendadak beralih haluan kepada pemuda yang baru dikenalnya ?

Banyak hal-hal yang terasa janggal yang membuatku merasa ‘kelewatan’ menonton episode sinetron, hingga membalik kembali halaman sebelumnya, apakah benar ada detil-detil yang tanpa sadar tidak terbaca olehku. Aneka alasan yang muncul sepanjang kisah ini hampir (seluruhnya) terasa sangat ‘cliche’, seperti Awan yang ‘memaksa’ bekerja tanpa dibayar sebagai tukang bersih-bersih padahal ia memiliki jabatan tinggi di salah satu perusahaan ternama. Atau Erin yang (baru) menyadari kekasihnya ternyata tidak mencintai dirinya secera tulus setelah berhubungan selama 5 tahun. Hingga solusi untuk bukan saja mempertahankan Poppenkast tetapi juga menambahkan pemasukan baru adalah melakukan iklan serta promosi menggaet donatur dan promotor yang secara ajaib muncul di benak Awan, well – hello, bukannya Erin gadis yang cerdas lulusan sarjana yang seharusnya paham tentang marketing dan promosi.

~ Teater Boneka Prancis | source ~
Satu hal lagi yang membuatku mengulik-ulik kembali ingatan, label ‘metropop’ yang diberikan untuk kisah ini, entah mengapa sangat tidak pas. Harus kuakui bacaan genre metropop-ku cukup terbatas, namun menelisik kategori tersebut paling tidak harus ada tema dan situasi kehidupan yang berkaitan dengan masyarakat metropolitan aka modernisasi dan trendy. Satu-satunya hal yang masih berbau ‘metropop’ adalah kemunculan karakter Arum (yang notabene suka nyerocos dalam bahasa bilingual), but even then I really like ‘Arum’ rather than Erin or Awan’s character. Dari awal yang bersemangat membaca, kemudian menyusut karena tiada kejelasan tentang keberadaan sang teater boneka Poppenkast, diirku menjadi kebingungan saat Arum muncul karena konflik beralih pada keluarga Awan alih-alih situasi teater boneka.

Meski akhirnya kisah periode kedua ini bisa kunikmati hingga akhir, mau tidak mau sempat terbersit apakah memang hal ini disengaja oleh para penulis, dengan merubah total tema serta tujuan kisah menjadi sajian drama keluarga Awan ? Anyway tanpa bermaksud nyinyir atau mengulik setiap detil yang menimbulkan aneka tanda tanya, sungguh disayangkan kisah yang memiliki ide menarik serta alur yang seharusnya bisa fokus kepada keberadaan teater boneka (paling tidak demikian judul kisah ini, bukan berjudul ‘Kisah Awan dan Erin’), ternyata meluncur ke arah yang sama sekali berbeda \(-__-)/ after all I’m just a reader not a writer, paling tidak ini kesan yang kudapat dari buku pertama proyek khusus Gramedia Writing Project. Masih ada dua novel lainnya yang turut berperan dalam event khusus ini yang belum sempat kubaca, terpecah antara penasaran sekaligus khawatir ini ... Let’s see about it then (^_^)

[ more about the authors & related works, just check at here : Gramedia Writing Project ]

~ GRAMEDIA WRITING PROJECT ~

Adalah seleksi pencarian bakat penulis Indonesia yang dimulai pada tahun 2013, dimana dari 1600-an naskah yang masuk ke redaksi, diseleksi hingga terpilih 20 penulis yang akan mengikuti pelatihan menulis bersama Clara Ng dan editor-editor Gramedia Pustaka Utama.

Pada tanggal 28-29 September 2013, bertempat di Hotel Amaris Grogol, Jakarta, diadakan pelatihan menulis serta wawancara untuk menentukan 9 orang pemenang yang akan ditempa menjadi 3 tim penulis GWP. Hasilnya adalah  tiga novel yang ditulis secara estafet ; tiga novel dengan genre berbeda : Badut Oyen (Horor), Hujan Daun-Daun (Remaja), dan Teater Boneka (MetroPop).

Selain itu 20 penulis yang terpilih juga akan menerbitkan kumpulan cerpen omnibus pada tahun 2014 ini. Gramedia Writing Project adalah awal dari pintu menuju karier kepenulisan bagi 20 orang yang terpilih, dan diharapkan setelah program ini, mereka bisa menulis karya-karya mereka sendiri dan menerbitkannya melalui Gramedia. Sedangkan untuk program GWP sendiri tak akan terhenti sampai di sini. Nantikan GWP berikutnya. 

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
116th Book in Finding New Author Challenge
272th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...