Translate

Saturday, March 12, 2016

[ 2016 | Review #39 ] : "THE WALLED CITY"

Books “KOTA DI BALIK TEMBOK”
Judul Asli : THE WALLED CITY
Copyright © 2014 by Ryan Graudin
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Harisa Permata Sari
Editor : Rini Nurul Badariah
Desain sampul : Nicholas F. Chandrawienata
Cetakan I : Desember 2015 ; 488 hlm ; ISBN 978-602-03-1928-5
Harga Normal : Rp. 83.000,-
Rate : 4 of 5
“Selama 730 hari aku terperangkap – kini 18 hari yang tersisa bagiku untuk mencari jalan keluar ... sebelum semuanya terlambat.”
DAI – pemuda tangguh namun sengaja hidup dalam bayang-bayang, berusaha untuk tidak menonjol dalam keseharian, karena itu satu-satunya masalah besar yang akan menghapus masa depannya. Ia cerdas dan cukup tangkas, memilih hidup menyendiri tanpa pernah cukup dekat dengan siapa pun. Bagi penghuni Kowloon Walled City, ia bagai bayangan hantu. Hingga suatu hari, ia dihadapkan pada fakta yang menakutkan, dan demi mempertahankan kelangsungan hidupnya, Dai harus berjuang merubah nasibnya. Dan hanya ada sedikit waktu yang tersisa sebelum ‘lonceng kematian’ bergema mengakhiri kehidupan di Walled City.


“Ada tiga aturan untuk bertahan hidup di Walled City : lari secepat mungkin. Jangan percaya siapa pun. Selalu bawa pisau.”
JIN – terlihat bagai anak laki-laki kurus yang tak berdaya, namun sesungguhnya ia memiliki kekuatan serta kenekadan yang sangat besar dalam dirinya. Mengingat ia sebenarnya seorang gadis cilik, hidup seorang diri di Walled City yang penuh dengan manusia-manusia mengerikan, hanya ada satu cara yaitu menyembunyikan identitas dan jati diri sebenarnya. Jin memiliki misi khusus yang dijalani selama setahun lebih, menemukan kakaknya yang diculik dari desanya, dan dijual oleh sindikat di kota ini. Namun kehidupan sudah cukup berat di Walled City apalagi untuk gadis cilik yang hidup seorang diri di jalanan, dan Jin nyaris pada batas kekuatan untuk bertahan karena tiada jejak atau petunjuk akan keberadaan kakaknya.
“Kini aku dipercaya untuk memegang kunci-kunci kamar, namun justru satu kunci yang kudambakan tidak pernah kuperoleh : Kebebasan.”
MEI YEE – ia berusaha melupakan masa lalu karena hanya meninggalkan kepedihan, manakala bayangan tentang masa depan cukup menakutkan. Ia harus melupakan impiannya, sekecil apa pun. Karena dunia yang dikenal hanya dinding-dinding kamar di mana ia ‘ditahan’ seperti teman-temannya yang lain. Hanya ada satu pintu yang terkunci dan terbuka ketika ‘pemiliknya’ datang mengunjungi dirinya. Saat ia bisa berada di ‘tempat lain’ bersama pikirannya untuk melarikan diri dari realita yang merobek-robek dirinya sedikit demi sedikit. Dan suatu hari, jendela kecil sumeber cahaya di sela-sela teralis, memunculkan harapan yang membuatnya kembali mengingat impiannya – untuk bebas dan keluar dari belenggu hati, pikiran dan tubuhnya.

Tiga sosok manusia yang dipertemukan dalam situasi unik di tengah himpitan kehidupan nan menyesakkan di Walled City. Dai menghabiskan waktu sepanjang hidupnya untuk berlari, dari masa lalu, dari ketakutan dan perasaan bersalah, bersembunyi di kegelapan kota yang suram nan kelam, berharap bahwa bayangannya akan hilang dalam hitamnya dunia Walled City. Mei Yee telah lama membiarkan pikirannya berlari, meninggalkan cangkang kosong pada wujud fisik yang terkungkung dalam jeratan keserakahan, nafsu dan kegilaan yang menyelimuti kesehariannya. Satu-satunya impian yang masih bertahan dalam kegelapan, adalah kematian yang cepat akan membebaskan dirinya dari penantian serta penderitaan panjang.

Jin juga berlari, dari awal hingga saat ini. Ia berlari untuk mengejar sosok yang ia kasihi. Ia berlari untuk menemukan kembali miliknya yang berharga, yang dirampas dari kebahagiaan kecil dalam kehidupannya. Ia berlari demi bertahan hidup, detik demi detik, bahkan untuk sekedar mengambil nafas. Kekuatan pikiran serta tekad untuk menemukan tujuan hidupnya, adalah kekuatan tiada batas bagi tubuh kecil nan ringkih yang tak terlihat di tengah kepadatan makhluk-makhluk kosong di kota neraka ini. Dan ketika akhirnya ia nyaris mencapai batas akhir, kekuatan baru muncul secara tak terduga, memberi kesempatan untuk saling berbagi dan membantu, karena tujuan mereka semua sama : Kebebasan.

Kisah ini menarik perhatianku berkat ilustrasi sampul yang unik sekaligus sinopsis yang menjanjikan petualangan dunia distopia yang sarat akan misteri. Nah, ternyata diriku merupakan pembaca yang kesekian, tertipu oleh label ‘distopia’ karena ini merupakan kisah (pure) drama dengan bumbu adegan-adegan petualangan yang cukup seru. Apakah berarti buku ini tidak layak untuk dibaca ? Hmmm – justru kisah ini dijamin menarik karena cukup berbeda dengan tipikal drama lainnya. Jika pernah membaca seri Shanghai Girls karya Lisa See atau Trilogi Dinasti Wang karya Pearl S. Buck, maka karya Ryan Graudin ini bisa dikatakan kombinasi dari kisah-kisah tersebut.

Istilah distopia seharusnya diluruskan, karena penulis menulis berdasarkan kehidupan nyata di Kowloon City – sebuah kota yang memang pernah ada sebelum dihancurkan oleh pemerintah. Maka lebih tepat jika disebut sebagai semi-historical-fiction, alih-alih fantasi atau distopia. Kehidupan masyarakat di Walled City bisa dikatakan memang terjadi, kota yang terbentuk tanpa struktur pemerintah resmi, tempat berkumpulnya para pelaku kejahatan, kriminal, dari kelas ringan hingga berat, buronan dan pelarian yang tidak bersedia ditemukan. Kota yang dipenuhi penderitaan dan kekejaman, kemiskinan bersanding dengan kemewahan yang absurb, dunia maksiat nan brutal, memberikan kesempatan kecil hanya bagi yang terkuat.

Sedikit banyak, variasi serta realita yang berusaha ditampilkan oleh penulis dalam kisah ini, mengingatkan akan buku berjudul ‘TRASH’ karya Andy Mulligan, yang ditulis berdasarkan pengalaman dirinya saat menjadi sukarelawan di tempat penampungan sampah terbesar di kawasan Filipina. Membaca sisi buruk penuh hal-hal negatif kebobrokan kehidupan masyarakat kalangan menengah bawah bukanlah sesauatu yang dicari oleh kebanyakan pembaca, namun baik Andy Mulligan dan kali ini Ryan Graudin, mampu membangkitkan rasa penasaran dengan memadukan realita tersebut ke sajian petualangan menegangkan dari awal hingga akhir kisahnya. Terlepas dari ‘tipuan’ distopia, maka ini salah satu bacaan yang layak dicoba (^_^)

[ more about the author & related works, just check at here : Ryan Graudin | on Goodreads | at Twitter ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...