Translate

Sunday, April 24, 2016

[ 2016 | Review #55 ] : "AS BLACK AS EBONY"

Title : AS BLACK AS EBONY
Original title : MUSTA KUIN EEBENPUU
Text copyright © 2014 Salla Simukka
Translation copyright © 2015 Owen F. Witesman
Published by Skyscape, New York (www.apub.com)
Cover design by Jennifer Wang
Book design by Susan Gerber
Paperback ; 200 p ; ISBN 978-1477-829950
Price : IDR 145
Rate : 4 of 5
“Once upon a time, there was a secret girl. Once upon a time, there was a girl who wasn’t.”
Lumikki Andersson sekali lagi masuk dalam ‘sorotan’ berkat usaha penyelamatan yang ia lakukan saat kediaman Keluarga Putih terbakar habis. Bersama Jiři Hašek – jurnalis muda yang diperalat oleh atasannya demi mendongkrak rating stasiun televisi, Lumikki bukan hanya berhasil menyelamatkan Lenka, tetapi juga membongkar konspirasi yang dilakukan oleh Vera Sováková – CEO Super8 bersama Adam Havel, pemimpin sekte Keluarga Putih.


~ Indo cover ~
Kembali ke Finlandia, hanya untuk mendapati kekhawatiran dan kecemasan baru kedua orang tuanya, dan sensasi kehebohan orang-orang yang mengenal dirinya, mendadak ia bukan lagi gadis yang berusaha untuk ‘kasat mata’ dalam lingkungannya. Apalagi saat muncul perkembangan baru dalam kehidupannya, dalam wujud cowok super keren bernama Sampsa, yang juga menjadi pasangan main dalam drama sekolah yang kini aktif ia jalani. Siapa yang pernah menduga Lumikki memiliki bakat akting yang menakjubkan.

Drama berjudul ‘The Black Apple’ yang diciptakan oleh Tinka – gadis super jenius menyangkut drama dan ide-ide yang cukup absurb, merupakan versi ‘very dark’ Snow White, menempatkan Lumikki sebagai Snow White yang anehnya sangat mudah ia selami. Bisa jadi karena versi Tinka menggambarkan gadis yang memilih kesendirian dan kegelapan alih-alih kehidupan penuh glamour yang ditawarkan oleh sang Pangeran. Sekilas kehidupan Lumikki mulai tampak normal layaknya gadis seusianya. Hingga sepucuk surat aneh muncul menghantui dirinya.
“Perhaps you’re wondering why you. Because you are special, my dear Lumikki. There is light and darkness inside of you. You aren’t like all the others. You’re stronger than anyone else I’ve seen, even though you’re also so fragile and vulnerable. You aren’t afraid to be alone. You know that others aren’t quite as valuable as you. There are so many facets and layers to you. You have depth at eighteen most other people will never have. You have experienced sorrow and hate. You aren’t only good.”
Surat itu merupakan ‘salam’ dari sosok yang mengaku sebagai pengagum Lumikki, namun alih-alih menggembirakan, isi surat itu sangat menakutkan, menimbulkan keresahan yang tak mampu ia pahami. Sang Bayangan (The Shadow) demikian ia menyebut dirinya, mulai mengirimkan serangkaian pesan, melalui surat yang ditemukan dalam kantong jas Lumikki, atau diselipkan di bawah pintu apartemennya, hingga SMS dari nomer tak dikenal. Anehnya ia mengetahui hal-hal kecil tentang Lumikki yang tidak pernah terungkap pada siapa pun.

Buku terakhir dari seri ini jauh lebih kelam dan lumayan menegangkan. Unsur misteri yang kental membalut perjalanan sosok Lumikki semenjak awal kisah ini dimulai. Jika membaca buku-buku sebelumnya, pembaca tentu memahami bahwa karakter Lumikki cukup unik dan berani menghadapi tantangan. Namun berhadapan dengan ‘musuh’ yang tak terlihat, melakukan teror kapan saja dan dimana saja, cukup membuat siapa saja bisa ‘gila’ karena ketakutan. Isi surat dan pesan-pesannya lumayan ‘creepy’ dan membuatku merinding membayangkan situasi Lumikki.

Dibandingkan kedua buku sebelumnya, buku ketiga ini benar-benar memuaskan diriku sebagai penggemar kisah misteri, selain efek samping membuat bulu kuduk merinding. Masuknya konflik tak terduga, saat mantan Lumikki, Blaze muncul kembali dalam kehidupannya, mengusik kebersamaan hubungan Lumikki dengan Sampsa yang berjalan dengan tenang, menambah keramaian suasana.

Pusing terjebak dalam pusaran daya tarik Blaze yang mampu ‘membakar’ Lumikki, berlawanan dengan kenyamanan serta perlindungan yang diberikan oleh Sampsa, dan masih harus berurusan dengan penguntit yang jelas-jelas gila atau psikopat ... fyuiihh, Lumikki benar-benar kehabisan tenaga. Satu pertanyaan besar yang membayangi diriku semenjak awal buku pertama, latar belakang perilaku keluarga Lumikki yang cukup janggal, terkait dengan masa lalu yang dirahasiakan rapat-rapat, bersiap-siaplah berhadapan dengan kejutan dari ‘kotak Pandora’ itu.
“We were playing death. But it’s a stupid game. I don’t like it.”
Akhir kata, ini adalah pengalaman pertamaku menikmati karya Salla Simukka, yang terangkum dalam sajian trilogi yang unik, absurb dan tak mudah dilupakan begitu saja. Bahkan gambaran tentang kehidupan dan suasana yang suram, dingin nan mencekam, anehnya mengandung unsur keindahan tersendiri terutama saat dihadapkan pada ‘sifat dasar’ manusia. Hitam dan putih yang menjadi satu, bukan sekedar berubah menjadi abu-abu yang membosankan, tetapi memiliki warna-warna khusus yang menarik perhatian. Walau secara keseluruhan kisah ini bisa kurangkum dalam satu kata : Sederhana, ada berlapis-lapis unsur nan kompleks yang membalut sajian ini. Ibarat membaca karya Gillian Flynn berkolaborasi dengan Heather Gudenkauf dan merangkul Stieg Larsson, dalam format yang lebih Sederhana, muncullah kisah ini ... dan Lumikki bisa saja bersaudara dengan Lisbeth Salander (^_^)

Tentang Penulis :
Salla Simukka lahir pada tahun 1981 di Tampere. Wanita ini adalah penulis, penerjemah, sekaligus kritikus sastra. Ia telah menulis banyak novel dan kumpulan cerpen untuk pembaca kalangan muda. Ia pernah mengulas buku Helsingin Sanomat, Finland Kuvalehti, dan Hämeen Sanomat. Ia juga editor di majalah remaja Finlandia : Lukufiilis. Novelnya yang berjudul Jäljellä ( Tammi, 2012 ) dan Toisaalla ( Tammi, 2012 ) memenangkan Penghargaan Topelius untuk kategori novel remaja terbaik Finlandia. Selama menulis As Red As Blood, Salla Simukka mendengarkan lagu-lagi berikut : The World Is Not Enough (Garbage), Some Die Young (Laleh), Breath of Life (Florence & the Machine), Summertime Sadness (Lana Del Rey), Protection (Massive Attack), dan Kohtalon oma (Chisu). ~ sumber : penerbit BIP

[ more about the author & related works, just check at here : Snow White Trilogy | on Goodreads | on Wikipedia | at Facebook ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...