Books
“KEPADA SIR PHILLIP, DENGAN PENUH CINTA”
Judul Asli : TO SIR PHILLIP, WITH LOVE
[
book 5 of BRIDGERTON FAMILY Series ]
by Julia Quinn
Copyright © 2003 by
Julia Cotler Pottinger
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa : Monica
Dwi Chresnayani
Desain Sampul : Marcel
A. W.
Cetakan I : Juli 2010
; 448 hlm ; ISBN 978-979-22-5907-0
Rate : 4 of 5
Eloise Bridgerton
bukanlah sosok yang mudah panik meski ia gemar melakukan segala sesuatu secara
impulsif, terutama jika berkenaan dengan sesuatu yang ada di dalam benaknya. Ia
memiliki prinsip untuk ‘terjun-langsung’ dalam menuntaskan buah pikirannya.
Celakanya, hal ini acapkali membawa serta masalah yang berbuntut panjang. Dan
kali ini, ia kembali melakukan sesuatu yang sangat dramatis, bahkan
menyembunyikan maksud serta tujuannya dari anggota keluarga maupun sahabat
karibnya, Penelope Featherington. Eloise melarikan diri secara diam-diam untuk
menemui Sir Phillip Crane – pria yang telah menjadi koresponden surat-menyurat selama
berbulan-bulan, dan tujuan untuk menemuinya, tidak lain menjawab pertanyaaan
Sir Phillip dalam salah satu suratnya : apakah Eloise bersedia menjadi istrinya
?
Sir Phillip Crane
menjadi duda dalam usia relatif muda, dimana kematian istrinya yang sangat
mengguncang, meninggalkan luka hati serta kemarahan, dan kebingungan dalam
menghadapi kedua anak kembarnya, Oliver dan Amanda. Kini di usia ke-30, ia
menyibukkan diri dengan pekerjaannya sebagai ahli botani, meninggalkan Oliver
dan Amanda – kembar berusia 8 tahun yang merupakan perwujudan setan kecil di
Romney Hall yang besar, membuat satu demi satu pengasuh mundur dengan ketakutan
dan nyaris histeris menghadapi kenakalan mereka. Sir Phillip bisa dikatakan
‘angkat-tangan’ tanpa mengetahui solusi bagi kemelut rumah tangganya.
Satu-satunya jalan yang sempat terpikirkan, kedua anaknya membutuhkan perhatian
sosok wanita, yang mampu berperan sebagai pengganti ibu kandung, dan menjadi
istri bagi dirinya.
Akan tetapi bagaimana
reaksi Sir Phillip, jika sosok gadis yang cukup menarik muncul secara tiba-tiba
menjelang tengah malam di kediamannya, Eloise Bridgerton – yang selama ini
melakukan korespondensi surat-menyurat, hingga ia mengusulkan sebuah ‘lamaran’
yang tidak terjawab dalam waktu lama, secara ajaib kini ia tiba untuk
‘menjawab’ surat-lamaran yang ditulis Sir Phillip ? Bisa dipastikan suasana
kediaman Romney Hall mengalami perubahan besar-besaran akibat kedatangan gadis
menarik yang memiliki pemikiran tersendiri tentang apa yang boleh atau tidak
boleh dilakukan. Si kembar Oliver dan Amanda segera bersiap-siap ‘merancang’
muslihat untuk memperdaya ‘tamu-baru’ mereka, namun kali ini mereka tidak
memperhitungkan bahwa Eloise Bridgerton telah terbiasa dan besar dalam
‘perang-muslihat’ dengan ke-7 saudaranya, sehingga mampu mengetahui bahkan
membalas kenakalan mereka.
Eloise yang berencana
untuk berkunjung sejenak sekedar ‘melihat-situasi’ sebelum mengambil keputusan
apakah ia akan menerima atau menolak lamaran Sir Phillip, dihadapkan pada
problematika yang cukup rumit, karena tidak adanya hubungan dan komunikasi
antar anggota keluarga, yang menjadikan alasan mengapa si kembar senantiasa
berulah untuk menarik perhatian sang ayah, sedangkan Sir Phillip justru memilih
menjauh dan menekuni pekerjaannya, demi menghindari rasa bersalah dan sakit
hati akibat pernikahan yang tidak bahagia selama bertahun-tahun. Eloise harus
menjadi jembatan penghubung demi menyatukan mereka semua demi kebahagiaan dan
masa depan keluarga tersebut. Namun apakah mereka siap dan bersedia menerima
uluran tangan Eloise – sosok asing yang tiba-tiba muncul dalam kehidupan
mereka, dan mempercayai rahasia dan ketakutan yang dipendam dalam hati selama
bertahun-tahun ?
Kisah kali ini berada
jauh dari keramaian kota London dan konflik seputar keluarga Bridgerton (meski
pada akhirnya pria-pria Bridgerton muncul untuk melakukan ‘perang’ dalam
pencarian diri Eloise yang menghilang secara diam-diam), mengetengahkan
keluarga Phillip Crane, yang menikah dengan Marina – sepupu jauh keluarga
Bridgerton, yang menderita ‘melancholy-depression’ selama bertahun-tahun hingga
terjadi tragedi yang merenggut nyawanya. Sosok Eloise yang memiliki pemikiran
maju untuk wanita pada jaman tersebut, sama sekali tidak terbayangkan akan
menjadi seorang ibu yang handal, apalagi merawat dua bocah nakal dan bengal
berusia 8 tahun. Anehnya interaksi dan komunikasi yang terjadi, ketika Eloise
memperlakukan Oliver dan Amanda sebagai ‘orang dewasa’ berusia 8 tahun, sebuah
pengertian muncul satu sama lain. Di sisi lain, Sir Phillip Crane justru
merupakan sumber kesulitan, karena meski sudah berusia 30 tahun, dua tahun
lebih tua dibandingkan Eloise, pria ini sama sekali tidak memahami bagaimana
layaknya memperlakukan manusia lain, terutama seorang wanita yang harus
dicintai dan dikasihi dengan membuka diri serta berkomunikasi secara terbuka.
Tanpa menghilangkan
topik pembahasaan yang cukup serius, Julia Quinn tetap mampu memikat pembaca
dan penggemarnya dengan rangkaian dialog-dialog yang sarat dengan pesan moral,
disampaikan melalui gaya jenaka serta humor yang menggelitik, bahkan tak jarang
cukup membuat perasaan ‘tersentuh’ dengan ungkapan hati yang sama sekali tidak
berkesan cengeng atau melodramatis. Pembahasan tentang peran pria dan wanita
sebagai pasangan suami-istri, disampaikan secara gamblang melalui karakter dan
konflik pernikahan antara Phillip dengan Marina, dan perkembangan hubungan
antara Phillip dengan Eloise. Penggambaran impian rumah tangga nan elok dan
tampak senantiasa bahagia, sebagaimana terbayang dalam benak Eloise sebagai
seorang wanita yang mengidamkan kebahagiaan sempurna, harus berubah kala
mendapati realita kehidupan rumah tangga jauh lebih rumit dibandingkan
persoalan seputar rencana pernikahan itu sendiri. Mau tidak mau, diriku
berpikir, apakah hampir setiap wanita (maupun pria) yang hendak menikah, telah
juga mempersiapkan diri untuk menghadapi ‘kehidupan rumah tangga’ sepanjang
usia kehidupan mereka di masa mendatang ? Bagaimana dengan teori (dan praktek)
unik yang dilakukan Eloise untuk melakukan ‘studi-lapangan’ (mendatangi dan
hidup bersama calon suami dan keluarganya) sebelum terjun dalam pernikahan bisa
diberlakukan dalam persiapan hidup berumah tangga ? Need to be consider ... I
think (^_^)
Tentang Penulis :
Julia Quinn adalah
nama pena yang digunakan oleh Julia Pottinger (terlahir sebagai Julia Cotler
pada tahun 1970), adalah penulis asal Amerika yang terkenal akan karya-karya di
bidang historical romance. Beliau sengaja membuat nama pena agar karya-karya
bila diletakkan berjajar sesuai urutan abjad, akan bersebelahan dengan karya
penulis Amanda Quick yang ia sukai. Novel-novelnya telah diterjemahkan lebih
dari 26 bahasa di dunia, dan ia menempati posisi New York Times Bestseller lebih
dari 18 kali. Aneka penghargaan juga diterima, mulai dari RITA Award hingga
Romance Writers of America Hall of Fame.
[
more about the author & related works, just check at here : Julia Quinn | on Goodreads
| on Wikipedia | on FantasticFiction
| at Facebook ]
~ This Post are
include in 2014 Reading Challenge ~
13th Book
in What’s In A Name
57th Book
in TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
Penasaran, pengen baca bukunya To Sir Philip, with love....
ReplyDeleteJarang baca buku-bukunya Julia Quinn :)