Books
“CINTA SANG VISCOUNT”
Judul Asli : THE VISCOUNT WHO LOVED ME
[
book 2 of BRIDGERTON FAMILY Series ]
by Julia Quinn
Copyright © 2000 by
Julia Cotler Pottinger
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa : Ratih
Susanti
Desain Sampul : Marcel
A. W.
Cetakan I : Februari
2010 ; 456 hlm ; ISBN 978-979-22-5473-0
Rate : 3.5 of 5
Anthony Bridgerton
dibesarkan dalam keluarga bangsawan dengan tata cara yang sama sekali berbeda.
Edmund dan Violet, menikah pada usia 20 tahun dan 18 tahun, saling mencintai
dan berbagi kasih sayang satu sama lain sepanjang kehidupan pernikahan mereka, bahkan
setelah kelahiran putra pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Sepanjang
ingatan Anthony, ayahanya adalah sosok yang sangat dekat, selalu meluangkan
waktu untuk mendampingi putra-putrinya, belajar hingga bermain di lapangan
terbuka. Bahkan Violet memilih membesarkan sendiri setiap anak-anaknya,
alih-alih menyerahkan sepenuhnya kepada para pengasuh, layaknya kehidupan kaum
bangsawan. Dibesarkan dan dicintai sepenuh hati oleh kedua orang tua mereka,
Anthony dan adik-adiknya tumbuh menjadi individu yang memiliki keyakinan diri,
kemampuan untuk mengungkapkan pemikiran tanpa malu-malu (sebagaimana acapkali
dianggap sebagai aturan kesopanan di kalangan bangsawan) serta dekat satu sama
lain (meski hal ini bisa digambarkan dengan aneka keusilan dan kenakalan serta
persaingan sehat yang dilakukan antar saudara masing-masing). Namu semuanya
berubah, tepat ketika Anthony menginjak usia 18 tahun, dimana bayangan masa
depan cerah berada dihadapannya. Edmund Bridgerton meninggal secara mendadak
pada usia 38 tahun tanpa diketahui penyebabnya, kecuali kesaksian putrinya
Eloise yang sempat melihat seekor lebah menyengat ayahnya. Maka tugas sebagai
kepala keluarga jatuh ke tangan Anthony sebagai ahli waris sekaligus pengganti
ayahnya untuk menjaga keutuhan dan kelangsungan keluarganya.
Anthony segera
‘menjeburkan’ diri dalam tugas dan aktifitas, dan merencanakan masa depan
masing-masing anggota keluarganya. Setelah adiknya Daphne berhasil melampaui
masa-masa sulit yang melibatkan skandal hingga tantangan duel, kini ia sedikit
lega dengan kelangsungan rumah tangga adiknya. Namun masih ada 6 orang adiknya
yang harus ia pikirkan. Dan kini usianya hampir menginjak 30 tahun, Anthony
mulai memikirkan masa depannya, selaku ahli waris ia harus segera menikah dan
memiliki keturunan. Maka demi kepraktisan, ia akan memilih wanita yang layak
sebagai pendamping, tanpa harus meributkan masalah cinta, karena Anthony lebih
memilih menjalani kehidupan yang teratur dan terkontrol demi perencanaan masa
depan yang pasti. Pilihan jatuh kepada Edwina Sheffield – gadis tercantik pada
pesta debutan di London, yang memiliki banyak pemuja dan calon yang mengincar
dirinya. Namun Anthony memiliki sumber terpercaya, bahwa Edwina adalah seorang
gadis yang manis, akan mengambil keputusan siapa gerangan calon yang layak
menjadi suaminya, berdasarkan ‘restu’ dan persetujuan dari kakaknya : Kate
Sheffield. Maka Anthony berniat mendekati Kate Sheffield, demi mengambil
hatinya dan memudahkan jalan untuk meminang Edwina sebagai calon istrinya.
Sebuah tindakan yang cerdik dan cukup licik, dengan anggapan Kate adalah kakak
tertua yang menempati posisi sebagai perawan tua. Sayangnya rencana Anthony
tidak berjalan mulus, karena justru Kate Sheffield menjadi kendala utama
niatnya untuk menjalin hubungan dengan Edwina Sheffield.
Kate Sheffield –
adalah kakak tiri Edwina, ketika ayahnya menikah kembali dengan Mary Sheffield
sepeninggalan istrinya semasa Kate masih kanak-kanak. Mary Sheffield terbukti
ibu tiri yang sangat baik dan menyayangi Kate layaknya putri kandungnya, bahkan
kelahiran Edwina semakin mempererat hubungan antar mereka, terutama Kate yang
menjadi sangat protektif terhadap adiknya tersayang. Kate sendiri cukup
menarik, walau dirinya jauh dari kecantikan yang dimiliki oleh Edwina. Tanpa
dibekali rasa iri hati atau kecemburuan membabi-buta, minat Kate dan Edwina
yang berbeda, disertai selera pilihan pria yang sesuai dengan minat
masing-masing, membuat Kate hampir selalu mewaspadai pria-pria kategori
‘playboy’ yang berusaha mendekati Edwina. Salah satu yang masuk dalam daftar
hitam Kate adalah Anthony Bridgerton, yang memiliki reputasi ‘tidak layak’ bagi
gadis manis dan polos seperti Edwina. Maka bisa dibayangkan betapa jengkelnya
Kate saat mendapati Anthony bukan saja menarik tetapi juga tangguh dan cerdik
dalam melakukan aneka pendekatan. Hal ini memaksa Kate untuk hampir selalu
mendampingi adiknya atau sebisa mungkin menghindarkan pertemuan antar keduanya.
Selain itu, Kate harus memastikan bahwa calon pasangan Edwina memiliki masa
depan dan reputasi yang cemerlang, demi mengangkat status sosial maupun kondisi
ekonomi keluarga mereka yang menurun sepeninggalan ayahnya. Anthony meskipun
ahli waris gelar Viscount, namun ia bukanlah pria yang tepat bagi Edwina,
sesuatu yang diketahui secara pasti oleh Kate. Namun bisakah ia menghindarkan
Edwina dari sergapan Anthony yang kian gencar melakukan pendekatan serta
hubungan antara keluarga mereka ?
Kisah kedua keluarga
Bridgerton kali ini menampilkan Anthony Bridgerton – putra tertua yang
menyimpan rahasia serta ketakutan dalam benaknya, menyangkut trauma masa lalu.
Uniknya, karakter yang tak kalah menarik disini adalah sosok Kate Sheffield
yang memiliki keberanian serta ketangguhan yang luar biasa sebagai seorang
wanita. Anthony Bridgerton yang terbiasa memimpin dan memperoleh apapun yang
berada dalam niat dan pikirannya, kini menemui lawan tangguh yang tak mudah
menyerah bahkan cukup cerdik dan licik untuk memperdaya dirinay. Selain anggota
keluarganya, tiada orang lain terutama seorang wanita yang bisa menjadi lawan
tandingnya, maka bisa dibayangkan betapa menariknya karakter Kate Sheffield
ini. Selain aneka adegan seru dan hampir senantiasa penuh keributan menyangkut
hubungan keluarga Bridgerton dengan keluarga Sheffield (interaksi antar
karakter penuh dengan dialog-dialong menggelitik), hal lain yang tak kalah
menariknya, kemunculan karakter Lady Whisteldown – penulis lembar berita gossip
yang menjadi trendsetter tersendiri bagi kehidupan kalangan bangsawan,
berkembang ke arah yang menarik sekaligus mengundang rasa penasaran ...
siapakah sebenarnya tokoh dibalik nama pena Lady Whistledown ini ? Bagaimana ia
mampu mengetahui hal-hal yang terjadi hanya di dalam lingkup pergaulan tertentu
kalangan atas, hal-hal yang termasuk rahasia dan skandal yang disembunyikan.
Sembari berusaha menebak-nebak karakter misterius yang muncul semenjak awal
kisah serial ini, mari kita simak kelanjutan nasib Anthony Bridgerton (^_^).
Tentang Penulis :
Julia Quinn adalah
nama pena yang digunakan oleh Julia Pottinger (terlahir sebagai Julia Cotler
pada tahun 1970), adalah penulis asal Amerika yang terkenal akan karya-karya di
bidang historical romance. Beliau sengaja membuat nama pena agar karya-karya
bila diletakkan berjajar sesuai urutan abjad, akan bersebelahan dengan karya
penulis Amanda Quick yang ia sukai. Novel-novelnya telah diterjemahkan lebih
dari 26 bahasa di dunia, dan ia menempati posisi New York Times Bestseller lebih
dari 18 kali. Aneka penghargaan juga diterima, mulai dari RITA Award hingga
Romance Writers of America Hall of Fame.
[ more about the
author & related works, just check at here : Julia Quinn | on Goodreads
| on Wikipedia | on FantasticFiction
| at Facebook ]
~ This Post are
include in 2014 Reading Challenge ~
54th Book
in TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/