Books "CINTA SANG
PANGERAN"
Judul Asli : TO PLEASURE A PRINCE
[ book 2 of THE ROYAL BROTHERHOOD Series ]
by Sabrina Jeffries
Copyright © 2005 by Deborah Gonzales
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Anggraini Novitasari
Desain sampul : Marcel A.W.
Cetakan I : November 2011 ; 464 hlm ; ISBN 978-979-22-7675-6
Harga Normal :
Rp. 55.000,-
Rate : 3.5 of 5
Rate : 3.5 of 5
Marcus North yang dijuluki Viscount Naga akibat perangainya yang
pemarah dan gemar bersikap kasar, menyinggung dan menghina hampir setiap orang
yang ia jumpai, bukanlah sosok yang akan didekati oleh siapa pun yang setidaknya
memiliki akal sehat, terutama kaum bangsawan papan atas. Statusnya sebagai anak
haram Pangeran Wales, konflik yang menyebabkan dirinya dianggap menghina sang
‘ayah’ di depan umum sekaligus mengusir ibu kandungnya dari estatenya, semakin
membuat ‘namanya’ masuk dalam daftar hitam. Ia nyaris tidak pernah
memperdulikan situasi tersebut, dengan perkecualian saat ia dihadapkan pada
tanggung jawab untuk ‘memperkenalkan’ adik tirinya di pergaulan sosial.
Louisa North yang genap berusia 19 tahun, satu-satunya bagian
keluarga yang ia sayangi, dan untuk itu pula ia bersedia bekerja sama dengan
aliansi ‘The Royal Brotherhood’ – yang kini mulai berjalan saat Earl of
Iversley dan istrinya berperan sebagai wakil Louisa dalam acara perkenalan
pertamanya di kalangan sosial. Kehadiran Katherine – satu-satunya wanita yang
mampu ditolerir oleh Marcus, selain Louisa, tidak merubah sikap dan
pemikirannya menyangkut keenggan untuk terlibat lebih dalam di pergaulan yang
sangat ia benci. Hingga muncul sosok wanita yang mampu membuatnya ‘terusik’ dan
keluar dari sarang persembunyian yang ia jalani selama bertahun-tahun – nyaris
sepanjang hidupnya.
Lady Regina Tremaine bisa dikatakan ‘berani-mati’ saat ia
menerobos masuk Castlemaine – kediaman sang Viscount Naga. Ia mengutarakan keinginan
agar Viscount Draker memberikan ‘restu’ bagi kakaknya, Simon Tremaine – Duke of
Foxmoor, untuk melakukan pendekatan resmi terhadap Louisa. Sayangnya, semenjak
awal Marcus telah menjatuhkan ultimatum agar Simon Tremaine tidak pernah
diperbolehkan mendekati Louisa, terlebih karena Simon memiliki hubungan dengan
erat dengan sosok yang sangat dibenci oleh Marcus : Pangeran Wales – ayah
kandungnya. Marcus curiga bahwa Prinny akan melakukan segala cara untuk
‘mendekati’ Louisa, terlepas dari penolakan demi penolakan yang telah dilakukan
oleh dirinya.
Berbeda dengan Marcus, Regina meyakini niat tulus kakaknya, dan ia
menyukai Louisa hingga bersedia berjuang demi masa depan gadis itu. Berbekal
keyakinan dan tekad bulat, Regina akhirnya menyetujui ‘perjanjian khusus’ dengan Marcus North, untuk memberikan
kesempatan bagi Simon dan Louisa mengenal lebih dekat satu sama lain, dengan
persyaratan setiap pertemuan yang mereka lakukan, harus disertai pendamping :
Regina dan Marcus. Hal ini menempatkan dua sosok yang memiliki penampilan dan
sikap yang bertolak-belakang, untuk bersama-sama hadir di setiap acara sosial
sebagai pasangan, sesuatu yang dipastikan mengguncang kalangan atas terutama
mereka yang mengenal baik keduanya ...
Berbeda dengan buku pertama yang penuh dengan intrik dan
rahasia-rahasia tersembunyi, kali ini pasangan yang muncul bisa diibaratkan
bagai karakter ‘Beauty & The Beast’ yang dipastikan mengundang aneka reaksi
dan cukup membuatku ‘terkekeh geli’ membayangkan perilaku Marcus ‘The Beast’ North
– sang Naga yang senantiasa siap menyemburkan ‘apinya’, sekaligus membuatku
tersentuh manakala penulis membawa pembaca menelusuri awal mula penyebab sikap
dan perilaku pria yang nyaris tidak memiliki teman apalagi sahabat. Kehadiran
Regina benar-benar bak ‘Belle’ versi modern yang memiliki keberanian dan
kekuatan menyingkap selubung awan gelap dalam kehidupan Marcus North.
Jika dalam buku pertama, topik homoseksual sempat menjadi salah
satu bahasan (walau cukup sekilas), dalam kisah kali ini kasus ‘disleksia’
muncul melalui sosok Regina yang memiliki kekhawatiran dirinya ‘cacat /
penyakit aneh’ hingga tidak berani bermimpi untuk menikah atau memiliki
keturunan (ketakutan bahwa hal tersebut merupakan kutukan yang akan diwariskan
kepada keturunannya). Membaca buku kedua ini, juga membuatku semakin menyukai
gaya penulisan Sabrina Jeffries, terlepas dari rangkaian adegan ‘hot’ yang
benar-benar bisa bikin panas-dingin, ke-kompleks-an latar belakang, alur hingga
pengembangan karakter-karakternya, dikerjakan dengan matang, menarik dan
mengundang rasa penasaran. Mari lanjut pada buku ketiga ...
[ more about this
author & related works, just check at here : Sabrina Jeffries | on Goodreads
| on Wikipedia ]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/