Translate

Tuesday, January 19, 2016

[ 2016 | Review #14 ] : "ONE NIGHT WITH A PRINCE"

Books "SEMALAM BERSAMA SANG PANGERAN"
Judul Asli : ONE NIGHT WITH A PRINCE
[ book 3 of THE ROYAL BROTHERHOOD Series ]
by Sabrina Jeffries
Copyright © 2005 by Deborah Gonzales
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Anggraini Novitasari
Desain sampul : Marcel A.W.
Cetakan I : Januari 2012 ; 456 hlm ; ISBN 978-979-22-7918-4
Harga Normal : Rp. 55.000,-
Rate : 4.5 of 5

Dari ketiga bersaudara yang tergabung dalam ‘The Royal Brotherhood’ – sosok Gavin Bryne boleh dikatakan nyaris tak ‘terlihat’ semenjak awal kisah, karena kedua karakter sebelumnya, Alexander Black maupun Marcus North memiliki perbedaan dan sisi yang menonjol untuk dikenali. Satu-satunya perbedaan antara Gavin dan kedua saudaranya, ia tidak ‘diakui’ oleh sang ayah karena ibunya hanya aktris biasa, dari golongan rendah, sehingga nyaris ia tidak pernah mengecam kehidupan layaknya kaum bangsawan papan atas sebagaimana Alexander dan Marcus, dimana kedua ibu mereka masih berstatus istri bangsawan.


Tiada yang pernah tahu secara pasti kehidupan Gavin, bagaimana ia berhasil merangkak dari kondisinya yang terlunta-lunta, tatkala ibunya dikabarkan tewas dalam kebakaran dan meninggalkan bocah berusia 8 tahun untuk berjuang demi hidupnya. Bekerja sebagai pelayan para blackleg – penjudi yang senantiasa bermain curang demi kemenangan, yang melibatkan dirinya dalam dunia kelam dari perjudian kecil hingga terjun dalam permainan EO (Even-Odd) – judi ala rolet rusia yang terlarang di pacuan kuda. Pada usia 12 tahun, Gavin Bryne merupakan pemain yang tangguh sekaligus cerdik, yang membuatnya mampu mendirikan usaha pribadi, Blue Swan yang kini sangat dikenal sebagai klub eksklusif termahal di London.

Kebencian Gavin pada High Highness – Pangeran Wales, yang bukan saja membuat hidupnya penuh perjuangan dan penderitaan, lebih karena perbuatan pria itu yang menyebabkan ibunya dianggap sebagai ‘pelacur Irlandia’ yang mencari sensasi dengan mengakui putranya merupakan keturunan pria paling berkuasa di Inggris saat itu. Ejekan, hinaan dan pelecehan yang membekas dalam hatinya, membuat dirinya bertekad untuk membuktikan pada dunia bahwa ia mampu keluar dari kemiskinan sekaligus membalas penghinaan yang dilontarkan oleh ‘musuh-musuhnya’ – dan mereka yang mengenal baik dirinya, tahu untuk menjadi lawannya.

Gavin Bryne kini adalah pria dengan kekayaan yang mampu memberikan pinjaman pada siapa saja, terutama kaum bangsawan yang takut kehormatannya terusik karena memiliki hutang, sekaligus sosok menakutkan yang bersedia mengambil seluruh harta milik mereka yang tidak berhasil ‘mengembalikan’ hutang beserta bunganya. Tiada rahasia, skandal atau konspirasi yang luput dari mata dan telinga Gavin, dan sumber informasi yang ia peroleh merupakan ‘senjata’ ampuh yang digunakan secara cerdik untuk memperoleh apa pun yang ia inginkan. Sebagai pria yang cukup populer, ia senantiasa terlihat di keramaian dan acara-acara sosial atau tenggelam dalam pekerjaannya di Blue Swan.

Hingga bertemu dengan Alexander Black dan Marcus North, dua orang saudaranya dari ibu yang berbeda, kehidupan pribadinya bisa dikatakan penuh kesepian. Persahabatan unik yang terjalin termasuk dengan pasangan mereka, Lady Regina Draker dan Lady Katherine Iversley, nyaris membuat Gavin iri hati dengan kebahagiaan yang berhasil mereka peroleh, sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan akan bisa dinikmati, mengingat statusnya yang tidak diterima di kalangan terhormat, terlepas dari kekayaan dan pengaruh yang ia miliki. Dan kini, pria yang paling ia benci justru ‘meminta’ bantuan khusus pada dirinya dengan imbalan yang bisa dikatakan merupakan ‘impian’ bagi masa depannya ...

Prinny meminta agar Gavin bisa ‘memasukkan’ Lady Christabel – Marchioness of Haversham dalam pesta rumah tahunan bagi kaum penjudi yang diadakan oleh Lord Stokely. Hal tersebut sangat mustahil untuk dilakukan, karena acara tersebut sangat tertutup dan eksklusif hanya bagi undangan tertentu yang dipilih oleh tuan rumah. Hubungan dekat Gavin yang hampir selalu menjadi partner Lord Stokely di kancah perjudian besar ini, tetap tidak akan bisa membawa masuk Lady Christabel yang dikenal sangat membenci perjudian, apalagi keterlibatan suaminya dalam perjudian yang membuatnya tenggelam dalam hutang hingga kematian menjemputnya pada usia relatif muda.

Jika saja ‘imbalan jasa’ yang dijanjikan Prinny tidak sedemikian besar, gelar Baron yang dipastikan pengakuan resmi dari beliau bahwa ia adalah keturunannya, sekaligus memberikan tempat khusus bagi Gavin di kalangan terhormat strata sosial, ini adalah salah satu ‘tugas’ yang sulit untuk dilaksanakan. Apalagi sejarah hubungan antara dirinya dan Lady Christabel yang tidak pernah akur. Mengingat satu-satunya cara untuk bisa membawa masuk wanita terhormat dan ‘baik-baik’ ke dalam lingkup pergaulan dunia hitam, adalah menjadikan Lady Christabel sebagai simpanan gelapnya, maka mereka harus membuat persiapan khusus untuk meyakinkan dunia luar tentang ‘hubungan’ yang terjalin di antara mereka ...

Buku ketiga perjalanan tiga bersaudara ‘anak haram’ Pangeran Wales ini benar-benar di luar perkiraanku. Telah kusebutkan bahwa sosok Gavin nyaris tidak ‘menonjol’ pada dua buku sebelumnya, karena itu diriku tidak memberikan ekspekstasi khusus saat menuntaskan serial ini. Ternyata justru kisah Gavin menjadi favoritku, karena pengembangan karakter serta latar belakang yang jauh lebih kompleks sekaligus ‘berbeda’ serta penuh intensitas (baik dari sisi suspense maupun romance), memberikan perpaduan yang mampu membuatku terhanyut dalam petualangan sosok Gavin dan Christabel – dua manusia yang telah menjalani kehidupan berat melalui perjuangan dan keberanian luar biasa.

Dari dunia penuh gemerlap kehidupan bangsawan di London, pembaca digiring memasuki sisi ‘dunia lain’ yang penuh dengan perilaku amoral, keserakahan, nafsu untuk mencari kesenangan pribadi tanpa memperdulikan pihak lain. Gavin Bryne yang penuh pesona dan senantiasa tampil sempurna, digambarkan sebagai pria berdarah dingin yang mampu ‘menghabisi’ lawan-lawannya, dalam kancah perjudian tanpa batas dan tanpa belas kasihan pada mereka yang tersingkirkan. Christabel merupakan cerminan wanita polos, cerdas, pemberani dan memiliki keyakinan teguh, harus ‘belajar’ secara kilat bermain judi sekaligus membongkar persembunyian Lord Stokely untuk menemukan ‘dokumen’ milik keluarganya yang telah ‘dicuri’ ...

Duet antara Gavin dan Christabel, sedikit banyak mengingatkan akan perpaduan sosok Sherlock Holmes dan Irene Adler, terutama menyangkut kasus pemerasan menggunakan ‘dokumen’ yang bisa menjatuhkan orang paling berpengaruh di Inggris. Terlepas dari unsur misteri berbalur suspense yang menjadi daya tarik tersendiri (dengan adanya romansa panas yang bisa bikin ‘kipas-kipas’), penulis memberikan porsi khusus untuk membuka ‘rahasia’ Gavin yang menunjukkan siapa sebenarnya pria yang memiliki pengaruh melalui ‘jalur hitam’ dan jujur membuatku ‘terharu’ membayangkan adegan-adegan saat Christabel berhadapan dengan ‘rahasia’ Gavin (siapin tisue ya). Ending kisah ini pun sangat menyentuh, I just love-love-love this story (^_^)

[ more about this author & related works, just check at here : Sabrina Jeffries | on Goodreads | on Wikipedia ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...