Judul Asli : THE LAST BREATH
by Kimberly Belle
Copyright © 2014 Fiona
Lowe
Penerbit Elex
Media Komputindo
Alih Bahasa :
Prima Sati Woro Dewanti
Cetakan I :
Desember 2015 ; 448 hlm ; ISBN 978-602-02-7764-6
Harga Normal :
Rp. 77.000,-
Rate : 4.5 of 5
Buku ini menarik
perhatianku karena adanya ‘endorsment’ dari Heather Gudenkauf, salah satu
penulis favoritku, dan membaca sinopsis kisah ini semakin menggugah rasa
penasaran apa sebenarnya dibalik misteri pembunuhan yang terjadi bertahun-tahun
silam. Dikisahkan melalui sudut pandang sang narator, Gia Andrews, bungsu dari 3
bersaudara yang telah menghabiskan separuh hidupnya dengan menjelajah belahan
dunia menunaikan misi kemanusiaan sebagai sukarelawan. Pengabdian dan dedikasi
penuh ini bukan sekedar panggilan hati sepenuhnya, karena ada alasan kuat
mengapa Gia memilih menelusuri dunia luar alih-alih pulang dan berkumpul
bersama keluarganya. Dan alasan itu pula yang menyebabkan panggilan khusus yang
tak bisa ia tolak, panggilan untuk pulang dan berhadapan langsung dengan
‘ketakutan’ yang terpendam sekian lama.
Enam belas tahun
lalu, ayahnya, Ray Andrews resmi menjalani masa tahanan karena terbukti
membunuh istrinya, Ella Mae Andrews, ibu tiri ketiga putra-putri Ray yang
sangat mencintai pengganti ibu mereka yang meninggal saat Gia baru berusia 5
tahun. Shock, bingung, sedih dan amarah merubah keluarga yang bahagia, dan
terlepas dari keteguhan Ray bahwa dirinya ‘tak bersalah’ – vonis resmi dari
pengadilan akhirnya menutup putus hubungan Ray dan ketiga anaknya. Kini, Gia
dipanggil untuk pulang oleh Cal Andrews, pamannya yang selama ini mengurus
kepentingan dan kebutuhan saudaranya, karena Ray Andrews sekarat akibat kanker
ganas dan diperbolehkan menjalani sisa tahanan di rumah bersama keluarganya.
Gia, Lexi dan Bo, kedua kakaknya, diharapkan untuk berkumpul bertemu dengan
sang ayah menjelang kematiannya.
Rasa enggan Gia
berbentur dengan sedikit belas kasih yang masih ada dalam hatinya. Berbeda
dengan kedua kakaknya, terutama Lexi yang menentang keras pertemuan atau
persinggungan dengan sang ayah, meskipun ia sedang sekarat menanti ajal.
Situasi baru yang harus disesuaikan oleh Gia bukan hanya berhadapan langsung
dengan sang ayah setelah 16 tahun tak pernah berhubungan, tetapi juga teror dan
ancaman yang dilakukan oleh kelompok penentang kembalinya Ray Andrews ke
wilayah Rogersville, karena kematian Ella Mae Andrews bisa dikatakan legenda
yang dikisahkan berulang-ulang oleh para penghuninya. Hanya didukung oleh sang
paman yang cukup sibuk dengan pekerjaannya sebagai pengacara ternama, Gia harus
berjuang seorang diri dengan kondisi tersebut, karena Lexi dan Bo menolak untuk
terlibat lebih jauh.
Hingga kunjungan
aneh dari Jeffrey Levine – seorang profesor bidang hukum dari Universitas
Emory, Atlanta, yang sedang dalam penulisan bukunya tentang ‘Ketidak-adilan
Hukum di Amerika’ mengambil salah satu contoh dari kasus persidangan Ray
Andrews. Hal ini mendorong munculnya pemikiran baru pada Gia, bagaimana jika
benar bahwa ayahnya tidak bersalah, dan sang pelaku pembunuhan bebas
berkeliaran di dunia luar, meninggalkan Ray wafat dengan kanker yang
menggerogoti sekaligus tuduhan bersalah yang selamanya akan membayangi namanya.
Namun bagaimana Gia mampu membuktikan hal tersebut, kecuali menggali kembali
apa sebenarnya terjadi 16 tahun silam. Sesuatu yang berhubungan dengan rumor
adanya hubungan terlarang antara Ella Mae dengan Dean Sullivan, tetangga
sebelah rumah, wakil kepala sekolah SMA Cherokee yang karismatik sekaligus
saksi utama yang memberatkan bagi Ray saat persidangan berlangsung.
“Tiba-tiba kedua mata pria itu berkelebat menatapnya, dan seluruh tubuh Ella Mae pun waspada. Orang itu bukanlah sosok yang asing baginya, dan ini bukanlah sebuah kejahatan acak. Ini adalah kejahatan yang didasari oleh emosi. Tatapan mereka pun bertaut, dan apa yang dilihat Ella Mau pada mata pria itu mampu menghentikan waktu. Saat itu juga, Ella Mae sadar bahwa hari esok tidak akan pernah datang menghampirinya.”
Keunikan kisah
ini, muncul saat penulis melibatkan narator lain, sosok Ella Mae Andrews yang
bagai hantu masa lalu berkisah tentang kehidupannya melalui potongan-potongan
adegan yang harus dikumpulkan oleh pembaca demi mendapatkan jawaban menjelang
akhir kisah ini. Mengapa pasangan yang digambarkan telah menikah sekian tahun
dan menjalani kehidupan rumah tangga langgeng, tercerai berai dengan kematian yang
mengerikan, menimbulkan teror berkepanjangan terutama pada ketiga anak keluarga
Andrews. Masuknya karakter Jake Foster – pria menarik pemilik Roadkill Bar
& Grill, yang kemudian mendampingi Gia dalam usaha penyelidikan mengungkap
kebenaran di balik kematian Ella Mae Andrews, turut menambah daya tarik dengan
perpaduan romansa yang panas dan jalinan hubungan yang menyentuh.
Mengikuti jejak
penelusuran yang dilakukan Gia, serta berusaha memahami siapa sebenarnya sosok
Ella Mae – hantu masa lalu, melibatkan pembaca dalam pergulatan penuh
emosional, saat mendapati fakta dan kebenaran ternyata tidak sebaik yang
dibayangkan. Bahwa masalah demi masalah terus bermunculan seiring dengan
perkembangan hubungan baru yang terjalin antara para anggota keluarga Andrews,
yang tercerai berai selama 16 tahun. Mampukah jalinan benang tipis yang mulai
muncul di antara mereka, berubah menjadi simpul kuat yang mengukuhkan persatuan
mereka atau justru akan tercerabut – putus tanpa pernah mampu untuk disambung
kembali ? Walau ini merupakan karya perdana Kimbely Belle, jujur harus kuakui
ini adalah salah satu kisah yang mampu membuatku ‘terkejut’ berulang kali,
bahkan hingga menjelang akhir kisahnya. Penggemar thriller-suspense, ini salah
satu rekomendasi bacaan layak dicoba bagi kalian.
[
more about this author & related works, just check at here : Kimberly Belle | on Goodreads
| at Twitter | at Facebook ]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/