Books "BAYANGAN KELAM MENUJU DARJEELING"
Judul Asli : DARK ROAD TO DARJEELING
[
book 4 of LADY JULIA Series ]
Copyright © 2007
by Deanna Raybourn
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa :
Shandy Tan
Editor : Intari
Diyah Pramudita
Desain sampul :
Marcel A.W.
Cetakan I : Mei
2015 ; 496 hlm ; ISBN 978-602-03-1527-0
Harga Normal :
Rp. 75.000,-
Rate : 4 of 5
Lady Julia Grey
akhirnya meninggalkan statusnya sebagai janda Edward Grey dan menikah (secara
kilat) dengan Nicholas Brisbane. Dalam perjalanan panjang pesiar ke wilayah
Mediterania sebagai bulan madu, tiba-tiba Portia Lady Bettiscombe dan Eglamour
‘Plum’ March, dua kakak Julia muncul di hotel tempat pasangan Brisbane tinggal
selama di Kairo, Mesir. Kedatangan mereka (lebih tepatnya Portia) untuk meminta
bantuan agar baik Julia dan Brisbane menemani perjalanan mereka ke Darjeeling,
India. Tujuannya untuk membantu Jane – kekasih Portia yang memilih putus karena
ingin memiliki anak dari kandungannya. Jane ternyata menikah dengan Freddie
Cavendish – salah satu dari sekian banyak sepupu keluarga March, dan ia memilih
tinggal di estat warisan kakeknya Darjeeling,
India.
Pernikahan itu
tidak lama, karena Freddie tiba-tiba meninggal dunia. Portia mencurigai bahwa
Freddie dibunuh, dan karena khawatir dengan kondisi Jane yang sedang hamil,
harus berurusan dengan masalah warisan keluarga Cavendish yang akan jatuh ke
tangan kerabat dekat Freddie, kecuali bayi yang dikandung Jane terlahir sebagai
laki-laki. Kejutan menanti kedatangan mereka di Darjeeling, karena salah satu
tetangga keluarga Cavendish adalah Lucy dan Emma Phipps – dua bersaudari,
sepupu jauh keluarga March, yang dicurigai terlibat dalam kasus pembunuhan di
kediaman March saat perayaan Natal (baca : Silent In The Sanctuary). Tuduhan
dan bukti yang memberatkan tidak pernah berhasil dilakukan, karena mereka ‘keburu’
meninggalkan March House tepat setelah kabar pertunangan hingga pernikahan
kilat antara Lucy dan Sir Cedric Eastley berlangsung. Dan beberapa minggu
kemudian Sir Cedric dikabarkan wafat akibat stroke.
“Sebelum kau mengalami sendiri perjalanan hidup Brisbane dan mempertimbangkan persoalan ini dari sudut pandangnya, kau tidak akan pernah memasuki dunianya sepenuhnya. Dan jujur saja, misalnya aku seorang profesional, lalu seorang amatir iseng-iseng yang suka mencampuri urusan orang mengira dia mampu melakukan pekerjaanku semahir kemampuanku, aku pasti akan sangat geram!”
Sementara Portia
sibuk mengurus Jane, maka Julia menjalankan misinya melalukan penyelidikan
seputar kematian Freddie. Alasan kuat Julia bertekad menemukan jawaban, juga
disebabkan rasa jengkel karena Brisbane menolak ikut serta dalam aksi ‘perburuan’
Julia dan alih-alih mengikuti rombongan ke Darjeeling, ia tetap tinggal di
Calcutta dengan alasan jasanya dibutuhkan oleh sang Maharaja. Terbiasa
senantiasa ‘direcoki’ oleh Brisbane, kini Julia bebas menentukan pilihan serta
metode penyelidikan, dan ia bertekad membuktikan kemampuannya sebelum kedatangan
Brisbane ke Darjeeling. Namun tugas kali ini ternyata tidak semudah yang
dibayangkan. Satu-satunya orang yang ia curigai terlibat dalam kematian orang
lain, hanya Emma Phipps – terutama atas kematian Sir Cedric Eastley yang sangat
mendadak, menjadikan Lucy janda terhormat dengan gelar dan kekayaan, dan hal
ini sama sekali tidak berhubungan dengan Freddie.
“Brisbane profesional dengan reputasi luar biasa dan banyak pengalaman. Dia membangun kariernya sendiri hanya dengan bekal kecerdikannya, dan meskipun hampir semua kenalan kita menyesalkan kenyataan itu, aku sendiri menghargai Brisbane karenanya. Kau tahu asal-usulnya – kau sudah bertemu kerabatnya, kau sudah melangkahkan kakimu ke pemukiman Gipsi. Saat ayahnya menelantarkan mereka, Brisbane dan ibunya tidak punya apa-apa. Dia minggat lalu membentuk dirinya menjadi sosoknya yang sekarang ini tanpa bantuan siapa pun.”
Maka Julia harus ‘menebar
jala’ lebih besar, memperluas daftar tersangka. Dari kerabat Freddie yang masih
ada, mulai Mrs. Amelia Cavendish – bibi Freddie yang berperan sebagai pengganti
Freddie dalam mengatur rumah tangga, Harry Cavendish – sepupu Freddie yang
merupakan ahli waris seandainya bayi Jane bukanlah laki-laki, hingga para
pelayan rumah tangga yang ternyata memiliki hubungan lebih erat (dan rahasia) dengan
keturunan Cavendish. Sedangkan tetangga mereka, selain Lucy dan Emma di Pine
Cottage, ada biara buddha yang ditinggali pria tua eksentrik dengan julukan
White Rajah. Pendeta Geoffrey Pennyfeather dengan Cassandra – istrinya yang
memiliki pembawaan unik, berjiwa sangat bebas karena berasal dari Amerika,
dengan kedua anak mereka, Primrose – gadis remaja yang kikuk serta Robin –
bocah yang memiliki kegemaran meneliti alam bebas dan mengumpulkan koleksi
aneka makhluk aneh.
“Apa pun yang sudah diselesaikan oleh Brisbane, apa pun yang sudah dia raih, itu menjadi pembuktian dirinya. Dia, lebih dari siapa pun yang pernah kukenal, telah menciptakan takdirnya sendiri. Brisbane itu baja, Julia, yang ditempa api. Aku mengaguminya untuk itu, tetapi aku tidak pernah melakukan kekeliruan dengan mengira aku bisa setara dengannya hanya karena aku pintar dan mampu mengamati.”
Seperti
kasus-kasus sebelumnya, kali ini Julia harus memecahkan misteri di balik
kematian Freddie yang dicurigai sebagai pembunuhan. Sayangnya tidak ada bukti
kuat mendukung dugaan tersebut, dan peristiwa itu terjadi dalam kurun waktu
yang cukup lama. Maka Julia harus melakukan metode ala Hercule Poirot,
menyelidiki lewat orang-orang yang berada dalam lingkup pergaulan Freddie dan
menggali ingatan mereka sepanjang kurun waktu periode sebelum dan sesudah
Freddie meninggal. Jika saja Papa Poirot ada di samping Julia, bisa jadi ia ‘berceramah’
tentang metode Julia yang kurang sistematis dan terlalu memikirkan emosi dan
romantisme, persis seperti cara Hastings hihihi. Metode Poirot lebih banyak
digunakan oleh Brisbane, walau ia lebih kekar, tangguh, dan seksi, bisa
dikatakan Brisbane perpaduan antara Poirot-Sherlock Holmes-Lupin (oyaaa...ia
bisa cukup licik dalam kasus-kasus tertentu).
“Kau hanya melihat secuil bahaya dan sesuatu yang menggugah minatmu, lalu berpikir kau akan senang menyimpan hal itu untuk dirimu sendiri. Namun, kau mesti membuka matamu untuk melihat keseluruhan. Pada rasa jemu, kerja keras, serta dedikasi yang dibutuhkan untuk itu. Kau tidak boleh bermain-main jadi detektif, Julia. Itu sangat merendahkan pekerjaan orang yang melakukannya secara serius.”
Nah, dari sisi
misteri, lumayan banyak ‘tipuan-tipuan’ yang mengarahkan pembaca pada jalur
tersangka yang salah (walau sebenarnya mereka juga ‘bersalah’ dalam kasus yang
berbeda), menjamin penggemar misteri harus sedikit bersabar dan memutar otak
untuk mengetahui pelaku sebenarnya. Sedangkan untuk unsur pengembangan karakter
menyangkut hubungan Julia dan Brisbane, dalam buku sebelumnya telah terungkap
sebagian selubung misteri masa lalu Brisbane, namun hal ini tidak membuat
perselisihan paham antar keduanya berakhir begitu saja. Mengingat keduanya
sama-sama keras kepala (baca : terkadang suka menang sendiri), komunikasi antar
keduanya pun sedikit terhambat. Untunglah ada sosok yang bisa memberikan
pengarahan, yang membuatku takjub justru nasehat keras datang dari Portia, yang
biasa digambarkan memilih berkelakuan seenaknya.
“Bagimu ini permainan. Bagi Brisbane ini mata pencaharian, dan kaum lelaki dimaknai dengan hal-hal semacam itu. Arti seorang perempuan berasal dari siapa dirinya, sedangkan arti seorang lelaki berasal dari apa dirinya. Sejak dulu sudah begitu.”
Kisah ini berawal
cukup datar dan nyaris tidak ada intensitas atau suasana mencekam hingga
menjelang pertengahan. Justru mednekati akhir, serangkaian kejutan demi kejutan
bermunculan, mengungkap bahwa dibalik sebuah rahasia tersimpan skandal
mengerikan dan dibalik hal itu masih menyisahkan konspirasi hasil pemikiran
otak kriminal yang tak kalah menakutkan. Seperti rata-rata novel karya Agatha
Christie (maaf sekali lagi mengacu pada karya beliau, walau jujur lumayan
banyak ‘kemiripan’ di sana-sini) bahwa kejahatan yang nyaris sempurna justru
acapkali terjadu bukan di tengah kota besar melainkan di sudut bagian desa yang
tampak tenang, damai dan sepi. Berarti otak-otak kriminal terbaik juga banyak
ditemui di lokasi seprti ini ya...hmmm, untung diriku hidup di kota besar
hahahaha. Yang jelas, sekali lagi penulis mampu membuatku semakin terpikat
dengan serial Lady Julia dan partner in
crime Nicholas Brisbane (^_^)
[ more about the author &
related works, just check at here : Deanna Raybourn | on Goodreads
| on Wikipedia | at Twitter | at Facebook ]
Best
Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/