Translate

Wednesday, December 4, 2013

Books "A STOLEN LIFE - A MEMOIR"

Judul Asli : A STOLEN LIFE – A MEMOIR
By Jaycee Dugard
Copyright © 2011 by Luna Lee, Inc.
Penerbit Elex Media Komputindo
Alih Bahasa : Avin Kesuma
Cetakan I : November 2013 ; 306 hlm ; ISBN 978-602-02-2444-2
Rate : 3.5 of 5

Saat melihat sampul depan serta sinopsis singkat di sampul belakang buku ini, terbetik suatu keinginan yang didorong rasa penasaran untuk mengetahui lebih jauh apa sebenarnya isi kisah ini, bergulat dengan ketakutan akan bayang-bayang mengerikan tentang penderitaan anak-anak yang diculik dan dijadikan obyek ekspoitasi seksual ... dan akhirnya keingin-tahuanku menang. Maka tibalah saatnya untuk menguatkan mental serta pikiran, menelusuri kisah nyata gadis cilik bernama Jaycee Lee Dugard.

Jaycee adalah gadis cilik yang pemalu namun manis, hidup bersama ibu, adiknya Shayna yang berusia 18 bulan serta ayah tirinya Carl. Dibesarkan di Anaheim, California, wilayah Orange County, kemudian Carl memboyong mereka ke Tahoe – sebuah kota yang lebih kecil. Hubungan antar keluarga tidak terlalu baik, terutama Carl yang pengangguran dan tidak menyukai Jaycee. Dan pada tanggal 10 Juni 1991, gadis cilik berusia 11 tahun ini sedang berjalan menuju sekolahnya ketika sebuah kendaraan tiba-tiba muncul dan menculik dirinya.



L-R : Nancy Garrido - Jaycee - Phillip Garrido [ source ]
Penculik Jaycee adalah pasangan suami-istri bernama Philip dan Nancy Garrido. Dan mereka menculik Jaycee bukan untuk berperan sebagai anak mereka, melainkan untuk melayani ‘kebutuhan’ Philip yang menderita ‘kelainan seksual’ – dimana ia menyukai gadis cilik alih-alih wanita dewasa. Meski tidak menggunakan kekerasan secara fisik, Jaycee tak mampu menolak atau melawan kehendak Philip, yang sangat ahli dalam memanipulasi korban-korbannya, sehingga pada akhirnya mereka justru menganggap sosok Philip sebagai penyelamat.
“Aku menulis kisah ini dengan harapan hal ini bisa membantu orang-orang yang mengalami, semoga bukan hal yang sama, tapi orang yang mengalami situasi sulit – apa pun itu. Tujuanku adalah menginspirasi orang-orang agar mereka dapat berbicara dengan terus terang jika melihat ada sesuatu yang kurang beres terjadi di sekitar mereka. Kita hidup di dunia yang berisikan orang-orang yang jarang berterus terang, dan kalau pun ada yang melakukannya, seringkali tak ada yang mendengarkan.” [ p. x ]
Kisah ini ditulis oleh Jaycee, setelah ia berhasil ‘selamat’ dari tahanan pasangan Garrido. Jaycee  harus membenahi kehidupannya yang porak-poranda, diculik dan dilucuti identitasnya, hingga dipaksa menggunakan nama baru, meninggalkan ingatan samar-samar tentang keluarga ‘lamanya’. Dituturkan dengan gaya penulisan ala jurnal yang cukup unik karena kisahnya ‘melompat-lompat’ tidak merujuk pada kronologis waktu secara sistematis.

Penulisan ini ibarat mengikuti kilas balik kenangan mengerikan yang tersimpan dalam-dalam di benak Jaycee, yang setelah akhirnya bersedia mengikuti terapi dan konseling, akhirnya bersedia menuliskan memoar ini sebagai salah satu bentuk terapi dan juga menunjukkan pada dunia, ia bukan ‘korban’ semata melainkan sosok yang berhasil ‘selamat’ dari siksaan manusia-manusia keji. Ketidak-matangan serta perkembangan mental serta pola pikir Jaycee yang lambat akibat selama 18 tahun dikurung dalam kamar tanpa berinterkasi dengan dunia luar, kecuali pada saat-saat tertentu, terlihat dari cara penulisan kisah ini.
“Kukatakan pada jiwaku untuk tenang, dan menunggu tanpa adanya harapan ; sebab harapan yang ada hanyalah untuk hal yang salah" – T.S. Elliott”
Sebuah tulisan wanita dewasa dengan dua orang putri remaja, yang kehilangan masa kanak-kanaknya diusia dini, kini berusaha mengejar ketinggalan dan menyesuaikan kembali pola hidupnya di dunia normal. Satu hal yang patut disoroti dalam hal ini, bahwa Philip terbukti sebagai manusia ‘sakit’ karena ia rutin melakukan konseling dengan terapis, yang anehnya tak mengenali tanda-tanda kerusakaan yang terjadi pada diri Philip bahkan di saat ia memutuskan menculik dan menyimpan gadis cilik di kamar halaman belakang rumahnya.

Pengalaman Jaycee untuk tidak mempercayai siapa pun perlahan berubah ketika sang terapis yang membantunya, menunjukkan siapa sebenarnya yang bersalah dalam kasus tersebut, dan yang terpenting untuk dipercayainya adalah : ia tak memiliki peran dan memiliki dosa berat yang sewajarnya mendapat hukuman seperti yang telah dialaminya. Perasaan bersalah yang menghantui dirinya, mulai dari kemarahan pada sang ibu sehari sebelum ia diculik tanpa sempat mengucap salam atau bertegur sapa, kehilangan adik kecilnya, ketakutan akan disingkirkan oleh ayah tirinya yang membenci dirinya, semuanya bercampur dengan perasaannya terhadap keluarga barunya : Philip, Nancy dan kedua putri belahan hatinya.
“Situasi yang kualami termasuk unik, dan aku senatiasa membayangkan apa yang dihadapi orang lain di keseharian mereka. Kau bisa terbebas dari situasi yang sulit, itu saja yang bisa kukatakan. Sejarah mengajarkan kita bahwa dalam situasi yang seakan tiada harapan sekalipun, harapan masih ada di hati kita.” 

“Aku memang menaruh kepercayaan dan harapan yang kumiliki pada orang (-orang) yang salah, tapi harapan itu tetap ada. Aku sangat beruntung dan merasa diberkati atas segala hal indah yang kumiliki. Hidup ini terlalu pendek untuk memikirkan hal-hal yang tidak kita milii. Bahkan jika kau punya satu hal atau satu orang yang kau syukuri, itu sudah cukup. Petualangan hidup itu penting. Maka penting pula untuk menjalani setiap harinya dengan maksimal, apa pun yang diberikan oleh hidup pada kita.”
[ p. xii ]
Tentang Penulis :
Jaycee Lee Dugard, adalah gadis cilik yang diculik saat berusia 11 tahun, dan disekap selama  18 tahun , dipergunakan sebagai ‘alat’ oleh pasangan suami-istri yang bisa dikatakan ‘sakit’ dan mengatas namakan kekuasaan Tuhan sebagai petunjuk dan persetujuan aneka tindakan yang mereka lalukan sepanjang waktu.

Gadis yang dipaksa melepas jati diri, identitas, hingga namanya, akhirnya terbebaskan berkat ketajaman dan kecurigaan dua orang petugas kepolisian di kawasan Berkley. Ia yang telah melahirkan dua orang putri remaja akibat ‘pemerkosaan’ yang dianggap sebagai hubungan rutin pasangan suami-istri, kini berusaha menata kembali kehidupan baru layaknya manusia normal.

Sebagai salah satu tindakan untuk membantu mereka yang membutuhkan, selain melalui penulisan memoar ini, sebuah organisasi bernama Yayasan JAYC (Just Ask Yourself to ... Care !) didirikan untuk mendukung dan jasa perawatan bagi korban-korban penculikan akibat pengalaman traumatis serta mengikut-sertakan dukungan keluarga, berusaha menyatukan kepingan-kepingan yang memutuskan hubungan antar mereka. Yayasan ini juga menggalakkan program peduli sesama di sekolah-sekolah. Sebagian dari penjualan buku memoar ini disumbangkan pada kepentingan Yayasan JAYC. Kunjungi situs resminya di : www.thejaycfoundation.org.

" A STOLEN LIFE " - Book Trailer [ source : youtube.com ]


Memorable Quotes :
“I learned in therapy the word "No" is a complete sentence.”

“I've learned that verbal abuse can be just as damaging as physical abuse and take longer to heal from.” 
“Ask yourself, "what would you do to survive?”
“Is life worth living simply because you live, or is it worth more if you make life happen?” 
“I don't believe in hate. To me it wastes too much time. People who hate waste so much of their life hating that they miss out on all the other stuff out here.”
“Love is not part time and its not conditional. I learned this from my mom.” 
“Love is the easy part; it's the living without the love you need is hard.”
“I enjoy life so much more now, and I try hard to appreciate each and every day, but deep down I am still afraid it will be taken away.”
Best Regards,
Hobby Buku

2 comments :

  1. Ya Tuhan, ngeri banget disekap selama 18 tahun dan perlakukan seperti itu.

    Aku jg setuju bahwa verbal abuse bisa sama nyakitinnya kayak physical abuse. Dan seringnya butuh waktu lebih lama untuk menyembuhkannya.

    Lah, baca reviu ini malah jadi galau. :'))

    ReplyDelete
    Replies
    1. apalagi baca bukunya kang opan (._.) *miris-deh*

      Delete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...