Judul : Kau
Memanggilku Malaikat
Penulis : Arswendo
Atmowiloto
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama © 2008
Desain &
ilustrasi sampul : Dito Sugito
Cetakan II : April
2009 ; 272 hlm ; ISBN 978-979-22-4093-1
Rate : 2.5 of 5
Ini adalah kisah
tentang sosok 'malaikat' yang bisa dikatakan memiliki tugas mendampingi
manusia-manusia yang sedang menjelang ajal. Sebagian menyebutnya sebagai
Malaikat Pencabuk Nyawa, namun "ia" menyatakan diri sebagai
pendamping untuk menemani makhluk fana dalam persiapan menujua dunia yang
berbeda.
Sosok ini tidak
memiliki wujud tertentu, namun kehadirannya mampu dirasakan oleh sebagian besar
mereka yang sekarat dan meregang nyawa. Bahkan bagi mereka yang memiliki hati
dan pandangan tulus, mampu bercakapcakap dan berdiskusi layaknya bertemu dengan
kenalan lama, membicarakan apa saja yang dikehendaki sembari menunggu 'saat'
yang tepat untuk berangkat...
Dari wanita tua yang
menanti ajal di rumah sakit, hingga gadis cilik sekarat meninggal dunia berisikan
semua orang yang sangat menyayangi ‘malaikat-kecil’ ini, pria jalanan yang tak
memiliki otak ‘waras’ dan dibenci semua orang yang menganggapnya sebagai
preman-sampah masyarakat yang ;ayak dibakar hidup-hidup, atau gadis molek yang
menarik perhatian kaum pria, tewas dengan cara mengenaskan akibat korban nafsu
sesaat pria asing yang kebetulan lewat, termasuk seekor ayam yang tahu dirinya
hendak disembelih ...
Dengan menggunakan
aneka dialog dan percakapan antar para karakter ini, sebuah pandangan tentang
makna kehidupan dan kematian mengalir, menyajikan pemikiran tentang hal-hala
yang telah dipahami maupun tak mudah dimengerti. Ibarat karya penulis Paulo
Coelho yang senantiasa sarat dengan filosofi kehidupan yang absurb, kisah ini
tampaknya memiliki tujuan yang serupa. Sayangnya menjelang pertengahn hingga
akhir kisah, diriku semakin dibuat bingung denga kesimpang-siuran antara
narator dan para pelaku lainnya.
Siapakah sebenarnya
sosok yang menyebut diri ‘malaikat’ ini, apa peran serta dirinya dalam kisah
ini, jika sesaat ia berlaku sebagai narator kisah-kisah kehidupan
karakter-karakter yang dibantunya, namun kemudian berubah menempati posisi
sebagai salah satu pelaku dalam kisah ini. Seperti juga saat diriku membaca ‘Canting’,
awal pembuka kisah yang menggugah perhatian, kemudian bergulir dalam aliran
pemikiran silih berganti tanpa adanya perbedaan atau kejelasan untuk
menunjukkan posisi masing-masing. Entah apakah ini memang gaya sang penulis,
yang jelas semakin lama semakin pusing saat (berusaha) menelaah inti dari kisah
ini ...
[ more about this
author, just check at here : Arswendo
Atmowiloto | on
Goodreads | at
Facebook ]
~ This
Post are include in 2013 Christmas Reads ~
Best Regards,
Hobby Buku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/