Translate

Wednesday, December 23, 2015

Books "FAT TUESDAY"

Books “MENJELANG TENGAH MALAM”
Judul Asli : FAT TUESDAY
Copyright © 1997 by Sandra Brown Management, Ltd.
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Rina Buntaran
Desain sampul : Eduard Iwan Mangopang
Cetakan III : September 2006 ; 576 hlm ; ISBN 978-979-655-426-3
Harga Normal : Rp. 65.000,-
Rate : 4 of 5

Timbunan SB yang paling lama ini, untungnya masih sangat mulus (segel dan baru hihihi), dan dari sekian banyak timbunan SB ini justru yang paling akhir kubaca, amazingly it’s so good (^_^) ... jadi suka banget klo nemu timbunan yang memang layak buat di-keep sekian lama, kan buah yang enak itu yang lama diperam #carialasan hahahaha. Ok, secara garis besar kisah ini tidak ada kelebihan khusus yang unik atau berbeda, tapi latar belakang serta karakter yang berperan di dalamnya adalah sesuatu yang ‘berbeda’. Mengambil lokasi di New Orleans – kawasan yang terkenal keunikan karena karakteristik penduduknya yang mixed between kaum kulit putih dan penduduk asli yang menganut aliran kepercayaan dari Katolik Ortodok sampai Vodoo (terutama masyarakat Haiti). New Orleans juga dikenal akan serangkaian perayaan yang bisa dikatakan serupa dengan penduduk Bali dengan upacara-upacara keagamaannya. Salah satu yang paling sering disorot karena masuk dalam daftar turisme Internasional adalah Mardi Gras atau Shrove Tuesday atau Fat Tuesday – perayaan karnaval menjelang puncak peringatan Rabu Abu (about : Mardi Gras). Lalu apa hubungan cerita ini dengan Fat Tuesday ? Simak aja ‘sneak-peak’ berikut ini ...


Detektif Burke Basile adalah polisi yang handal dan ulet, tidak kenal kompromi dalam menumpas kejahatan, bahkan cenderung agak ‘brangasan’ jika menemui pelaku kejahatan yang termasuk kategori ‘bahaya’ alias kambuhan dan sulit diberantas. Tanpa kenal lelah ia berjuang dalam setiap kasus yang harus diselesaikan, hingga suatu saat ia dihadapkan pada situasi yang pelik dan merubah total kehidupannya. Burke terpaksa menembak salah satu pelaku kejahatan yang masuk daftar ‘most wanted criminal’ dan peluru tersebut juga mengenai partnernya, Detektif Sersan Kevin Stuart yang dijadikan perisai oleh sang pelaku. Kevin meninggal dan kesedihan Burke serta keluarga yang ditinggalkan belum usai tatkala pengadilan justru ‘membebaskan’ sang pelaku dengan alasan tiada bukti yang lebih kuat. Kematian Kevin seakan sia-sia belaka. Kemarahan Burke akan sistem yang dipermainkan di belakang layar, tidak mampu ia buktikan, hanya insting yang telah terlatih selama bertahun-tahun membuatnya tahu ada sesuatu yang menjadi dalang di balik semua sandiwara tersebut. Tokoh utama yang ia soroti tidak lain Pinkie Duvall – pengacara kriminal yang terkenal karena selalu berhasil mendapatkan kebebasan atau keringan hukuman bagi kaum golongan hitam yang memiliki pengaruh serta bersedia membayar mahal.

Pinkie Duvall juga memiliki pengaruh pada nyaris sebagian besar petinggi dan pejabat di New Orleans, maka kecurigaan Burke tidak bisa ia tindak lanjuti secara terang-terangan, apalagi ia telah (berulang kali) diperingatkan oleh sang kapten agar tidak mencari gara-gara dengan Pinkie Duvall. Burke yang frustasi, menemukan sang istri sedang berselingkuh di dalam kediaman rumah mereka, hingga perpindahan secara halus dinasnya ke tugas administrasi, semuanya membuat Burke nekad untuk memancing Pinkie dalam kancah pertempuran yang sekiranya bisa ia menangkan. Langkah pertama yang Burke lakukan adalah ‘menculik’ Remy Lambeth – istri kesayangan Pinkie yang dijamin akan membuat pria yang selalu tampil tenang itu kelabakan. Rencana Burke menculik Remy dari pengawasan ketat Pinkie, melibatkan Gregory James – homoseksual kambuhan yang ia manfaatkan keahlian aktingnya, berhasil !! Sayangnya kelanjutan rencana tidak berjalan sesuai rencana. Gregory diserang oleh sekelompok pria dan Remy tertembak dalam proses pelarian, memaksa Burke harus mencari tempat pelarian baru yang lebih tenang. Dari kemerlap kota New Orleans, mereka bersembunyi di pinggiran kota yang masih merupakan kawasan luas rawa-rawa yang tidak mudah ditelusuri.

Kisah ini berbeda karena semenjak awal karakter Burke Basile bukanlah tipe ‘white hat’ alias polisi yang baik-baik, karena ia bersedia menempuh jalur yang berada di wilayah ‘abu-abu’ (sedikit menyiksa hingga melakukan pemerasan) walau semuanya memiliki tujuan yang (sebenarnya) baik. Uniknya demikian juga karakter Pinkie Duvall, jadi bisa dikatakan keduanya ‘equal’ dalam usaha mencapai keinginan masing-masing. Dan sebagai ‘pemanis’ masuklah karakter Remy Lambeth – wanita cantik, molek dan digambarkan sangat sempurna, merupakan ‘trophy-wife’ bagi Pinkie yang dijaga sedemikian ketat hingga tidak memiliki kebebasan pribadi. Remy sekilas mirip wanita cantik, lemah dan tidak berotak, namun di balik itu semua ia justru pejuang yang sangat kuat dan keras, demi melindungi orang-orang yang ia kasihi, ia bersedia menderita sekian lama, hingga akhirnya ia bertemu dengan Burke Basile. Maka kisah pun bergulir ke arah yang berbeda, terlebih setelah Burke mengetahui kebenaran di balik penampilan ‘istana mewah’ yang menjadi tahanan Remy selama bertahun-tahun. Siksaan dan deraan secara fisik terutaam mental dari Pinkie, merupakan makanan sehari-hari bagi Remy, dan hal itu membuatnya semakin kuat alih-alih menyerah pada nasib.

Yang tidak kalah mengejutkan, saat Burke dan Pinkie melakukan permainan ‘kucing dan tikus’ – ternyata Remy juga melancarkan rencana pribadi yang tidak kalah licik, mengingat ia harus berurusan dengan orang-orang sejenis Pinkie Duvall yang memiliki mata-mata hampir di semua kawasan New Orleans. Jangan berharap sajian yang ‘putih-bersih’ karena keseluruhan kisah ini merupakan ajang strategi kombinasi kecerdikan, kenekadan dan juga kelicikan untuk senantiasan menang selangkah dari lawan masing-masing. Siapa kawan dan siapa lawan, cukup sulit ditentukan mengingat situasi yang terjadi bisa berubah sewaktu-waktu. Memanfaatkan pihak-pihak lain yang sama sekali tak terduga, menambah ketegangan situasi yang seru sekali untuk dilewatkan, dan bisa dipastikan tidak ada kebosanan nan menjemukan, akibat pergantian alur yang cukup cepat. Sebagaimana kemeriahan dan keramaian Mardi Gras dengan peserta karnaval yang tak dikenali dibalik topeng masing-masing, pembaca diajak menelusuri siapa gerangan pelaku di balik layar dan siapa yang akan menang atas pertempuran yang panas dan seru ini. Siapkah Anda terjun dalam kancah yang penuh dengan intrik, skandal dan tipu-daya ?

Tentang Penulis :
Sandra Lyn Brown, lahir pada tanggal 12 Maret 1948 di Waco, Texas, adalah salah satu penulis laris asal Amerika yang dikenal bergelut dalam genre romance novel serta thriller suspense. Beliau juga sangat produktif dalam menghasilkan karya tulis dengan nama pena Rachel Ryan, Laura Jordan dan Erin St. Claire. Karirnya dalam bidang penulisan novel dimulai pada tahun 1981 ketika ia ‘ditantang’ oleh sang suami untuk mewujudkan impiannya. Semenjak itu, beliau telah menghasilkan lebih dari 70 buah novels dan sekitar 50 bukunya menempati posisi teratas versi New York Times Bestseller. Pada tahun 2008, ia memperoleh penghargaan gelar Doctor Kehormatan di bidang penulisan dari almamaternya Texas Christian University (TCU)

[ more about this author & related works, just check at here : Sandra Brown | on Goodreads | on Wikipedia ]

Best Regards,

@HobbyBuku 

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...