Books
“MENJELANG TENGAH MALAM”
Judul Asli : FAT TUESDAY
Copyright © 1997
by Sandra Brown Management, Ltd.
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa :
Rina Buntaran
Desain sampul :
Eduard Iwan Mangopang
Cetakan III :
September 2006 ; 576 hlm ; ISBN 978-979-655-426-3
Harga Normal :
Rp. 65.000,-
Rate : 4 of 5
Timbunan SB yang
paling lama ini, untungnya masih sangat mulus (segel dan baru hihihi), dan dari
sekian banyak timbunan SB ini justru yang paling akhir kubaca, amazingly it’s
so good (^_^) ... jadi suka banget klo nemu timbunan yang memang layak buat
di-keep sekian lama, kan buah yang enak itu yang lama diperam #carialasan
hahahaha. Ok, secara garis besar kisah ini tidak ada kelebihan khusus yang unik
atau berbeda, tapi latar belakang serta karakter yang berperan di dalamnya
adalah sesuatu yang ‘berbeda’. Mengambil lokasi di New Orleans – kawasan yang
terkenal keunikan karena karakteristik penduduknya yang mixed between kaum
kulit putih dan penduduk asli yang menganut aliran kepercayaan dari Katolik
Ortodok sampai Vodoo (terutama masyarakat Haiti). New Orleans juga dikenal akan
serangkaian perayaan yang bisa dikatakan serupa dengan penduduk Bali dengan
upacara-upacara keagamaannya. Salah satu yang paling sering disorot karena
masuk dalam daftar turisme Internasional adalah Mardi Gras atau Shrove Tuesday
atau Fat Tuesday – perayaan karnaval menjelang puncak peringatan Rabu Abu (about : Mardi Gras). Lalu apa
hubungan cerita ini dengan Fat Tuesday ? Simak aja ‘sneak-peak’ berikut ini ...
Detektif Burke
Basile adalah polisi yang handal dan ulet, tidak kenal kompromi dalam menumpas
kejahatan, bahkan cenderung agak ‘brangasan’ jika menemui pelaku kejahatan yang
termasuk kategori ‘bahaya’ alias kambuhan dan sulit diberantas. Tanpa kenal
lelah ia berjuang dalam setiap kasus yang harus diselesaikan, hingga suatu saat
ia dihadapkan pada situasi yang pelik dan merubah total kehidupannya. Burke
terpaksa menembak salah satu pelaku kejahatan yang masuk daftar ‘most wanted
criminal’ dan peluru tersebut juga mengenai partnernya, Detektif Sersan Kevin
Stuart yang dijadikan perisai oleh sang pelaku. Kevin meninggal dan kesedihan
Burke serta keluarga yang ditinggalkan belum usai tatkala pengadilan justru ‘membebaskan’
sang pelaku dengan alasan tiada bukti yang lebih kuat. Kematian Kevin seakan
sia-sia belaka. Kemarahan Burke akan sistem yang dipermainkan di belakang
layar, tidak mampu ia buktikan, hanya insting yang telah terlatih selama
bertahun-tahun membuatnya tahu ada sesuatu yang menjadi dalang di balik semua
sandiwara tersebut. Tokoh utama yang ia soroti tidak lain Pinkie Duvall –
pengacara kriminal yang terkenal karena selalu berhasil mendapatkan kebebasan
atau keringan hukuman bagi kaum golongan hitam yang memiliki pengaruh serta
bersedia membayar mahal.
Pinkie Duvall
juga memiliki pengaruh pada nyaris sebagian besar petinggi dan pejabat di New
Orleans, maka kecurigaan Burke tidak bisa ia tindak lanjuti secara
terang-terangan, apalagi ia telah (berulang kali) diperingatkan oleh sang
kapten agar tidak mencari gara-gara dengan Pinkie Duvall. Burke yang frustasi,
menemukan sang istri sedang berselingkuh di dalam kediaman rumah mereka, hingga
perpindahan secara halus dinasnya ke tugas administrasi, semuanya membuat Burke
nekad untuk memancing Pinkie dalam kancah pertempuran yang sekiranya bisa ia
menangkan. Langkah pertama yang Burke lakukan adalah ‘menculik’ Remy Lambeth –
istri kesayangan Pinkie yang dijamin akan membuat pria yang selalu tampil
tenang itu kelabakan. Rencana Burke menculik Remy dari pengawasan ketat Pinkie,
melibatkan Gregory James – homoseksual kambuhan yang ia manfaatkan keahlian
aktingnya, berhasil !! Sayangnya kelanjutan rencana tidak berjalan sesuai
rencana. Gregory diserang oleh sekelompok pria dan Remy tertembak dalam proses
pelarian, memaksa Burke harus mencari tempat pelarian baru yang lebih tenang. Dari
kemerlap kota New Orleans, mereka bersembunyi di pinggiran kota yang masih
merupakan kawasan luas rawa-rawa yang tidak mudah ditelusuri.
Kisah ini berbeda
karena semenjak awal karakter Burke Basile bukanlah tipe ‘white hat’ alias
polisi yang baik-baik, karena ia bersedia menempuh jalur yang berada di wilayah
‘abu-abu’ (sedikit menyiksa hingga melakukan pemerasan) walau semuanya memiliki
tujuan yang (sebenarnya) baik. Uniknya demikian juga karakter Pinkie Duvall,
jadi bisa dikatakan keduanya ‘equal’ dalam usaha mencapai keinginan
masing-masing. Dan sebagai ‘pemanis’ masuklah karakter Remy Lambeth – wanita cantik,
molek dan digambarkan sangat sempurna, merupakan ‘trophy-wife’ bagi Pinkie yang
dijaga sedemikian ketat hingga tidak memiliki kebebasan pribadi. Remy sekilas
mirip wanita cantik, lemah dan tidak berotak, namun di balik itu semua ia
justru pejuang yang sangat kuat dan keras, demi melindungi orang-orang yang ia
kasihi, ia bersedia menderita sekian lama, hingga akhirnya ia bertemu dengan
Burke Basile. Maka kisah pun bergulir ke arah yang berbeda, terlebih setelah
Burke mengetahui kebenaran di balik penampilan ‘istana mewah’ yang menjadi
tahanan Remy selama bertahun-tahun. Siksaan dan deraan secara fisik terutaam
mental dari Pinkie, merupakan makanan sehari-hari bagi Remy, dan hal itu
membuatnya semakin kuat alih-alih menyerah pada nasib.
Yang tidak kalah
mengejutkan, saat Burke dan Pinkie melakukan permainan ‘kucing dan tikus’ –
ternyata Remy juga melancarkan rencana pribadi yang tidak kalah licik,
mengingat ia harus berurusan dengan orang-orang sejenis Pinkie Duvall yang
memiliki mata-mata hampir di semua kawasan New Orleans. Jangan berharap sajian
yang ‘putih-bersih’ karena keseluruhan kisah ini merupakan ajang strategi
kombinasi kecerdikan, kenekadan dan juga kelicikan untuk senantiasan menang
selangkah dari lawan masing-masing. Siapa kawan dan siapa lawan, cukup sulit
ditentukan mengingat situasi yang terjadi bisa berubah sewaktu-waktu.
Memanfaatkan pihak-pihak lain yang sama sekali tak terduga, menambah ketegangan
situasi yang seru sekali untuk dilewatkan, dan bisa dipastikan tidak ada
kebosanan nan menjemukan, akibat pergantian alur yang cukup cepat. Sebagaimana
kemeriahan dan keramaian Mardi Gras dengan peserta karnaval yang tak dikenali
dibalik topeng masing-masing, pembaca diajak menelusuri siapa gerangan pelaku
di balik layar dan siapa yang akan menang atas pertempuran yang panas dan seru
ini. Siapkah Anda terjun dalam kancah yang penuh dengan intrik, skandal dan
tipu-daya ?
Tentang
Penulis :
Sandra Lyn Brown, lahir pada tanggal 12
Maret 1948 di Waco, Texas, adalah salah satu penulis laris asal Amerika yang
dikenal bergelut dalam genre romance novel serta thriller suspense. Beliau juga
sangat produktif dalam menghasilkan karya tulis dengan nama pena Rachel Ryan,
Laura Jordan dan Erin St. Claire. Karirnya dalam bidang penulisan novel dimulai
pada tahun 1981 ketika ia ‘ditantang’ oleh sang suami untuk mewujudkan
impiannya. Semenjak itu, beliau telah menghasilkan lebih dari 70 buah novels
dan sekitar 50 bukunya menempati posisi teratas versi New York Times
Bestseller. Pada tahun 2008, ia memperoleh penghargaan gelar Doctor Kehormatan
di bidang penulisan dari almamaternya Texas Christian University (TCU)
[ more about this author
& related works, just check at here : Sandra Brown | on Goodreads
| on Wikipedia ]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/