Books
“SANG PEMBUAT SKANDAL”
Judul Asli : A WILD PURSUIT
[
book 3 of DUCHESS QUARTET Series ]
Copyright © 2004
by Eloisa James
Penerbit Dastan
Books
Alih Bahasa :
Aditya Ikhsan Prasiddha
Editor : Jantjê
Desain sampul : www.expertoha.com
Cetakan I : Mei
2011 ; 460 hlm ; ISBN 978-602-8723-43-5
Harga Normal :
Rp. 50.000,-
Rate : 4 of 5
Lady Esme
Rawlings pernah mendapat julukan ‘Infamous Esme’ berkat perilakunya yang buruk
dan cenderung mengundang gosip serta skandal memalukan dengan penampilannya sensual
memikat pria mana pun. Kini, ia memilih menyendiri di Shantill House,
Limpley-Stoke, Wiltshire, kawasan yang cukup luas namun lehih dianggap sebagai ‘rumah
pedesaan’ bagi kalangan atas. Salah satu penyebabnya karena ia sedang hamil
tua, tubuhnya membesar dan kelahiran bayinya diperkirakan dalam hitungan
minggu. Namun kondisi tersebut tidak mengurangi keinginan bibinya tersayang Arabella
untuk mengadakan pesta jamuan dengan tujuan mencari jodoh bagi kemenakannya
tersayang. Sasaran yang hendak ia ‘tembak’ tidak lain adalah Stephen
Fairfax-Lacy, sepupu Duke of Girton dan pewaris status tersebut, sebelum Camden
Serrard, Duke of Girton rujuk kembali dengan istrinya, Gina yang kini sedang
hamil.
Jika bayi yang
lahir adalah laki-laki, maka Stephen akan kehilang hak warisnya, maka status
Esme sebagai janda pewaris estat dan harta almarhum suaminya sangat sesuai
dengan kebutuhan Stephen ... setidaknya demikian pemikiran Arabella. Di sisi
lain Esme yang sepanjang hidupnya berhasil mengatur kehidupan sesuai
keinginannya, bahkan berhasil ‘memasangkan’ teman-temannya melalui tipu
muslihat dan kecerdikannya yang bisa dikatakan cukup licik sekaligus cerdas,
seperti membuat pasangan Tuppy dan Carola Perwinkle kembali bersatu, hingga
kasus terbaru yang ia tangani adalah menyatukan Simon Darby dan Henrietta
Maclellan juga berjalan dengan sukses, harus ia akui menyangkut kehidupan
pribadinya, tiada jalan keluar yang mudah mengingat peliknya kasus tersebut.
Terikat secara
hukum sebegai istri Miles Rawlings, walau kenyataan dirinya hidup terpisah dan
sibuk dengan urusan (pasangan) masing-masing, rujuknya Miles dan Esme justru
berbuntut pada kematian mendadak akibat serangan jantung. Beban rasa bersalah
yang menggelayuti hati dan pikiran Esme semakin bertambah dengan ikut-campurnya
Sebastian Bonnington yang ‘memikul’ kesalahan Esme di hadapan khalayak umum.
Lord Bonnington yang dikenal kaku dan selalu bertindak-tanduk sesuai aturan dan
tradisi, bersedia dituding sebagai penyebab skandal kematian Miles dan putusnya
pertunangannya dengan Gina Serrard, hingga ia harus meninggalkan Inggris
sembari menunggu situasi dan gosip panas itu reda. Sebastian tidak bersalah,
setidaknya 100% karena skandal itu terjadi akibat perbuatan Esme, mengkhianati
persahabatannya dengan Gina dan berhubungan dengan Sebastian, yang juga membuat
Miles tewas ...
Bagi dunia luar,
Lord Bonnington melarikan diri keluar negeri demi menghindari rasa malu akan
skandal tersebut, hanya Esme dan segelintir orang yang tahu, bahwa Sebastian
diam-diam kembali ke Inggris dan rela membuang status dan kehormatannya, demi
mendekatkan diri pada wanita yang dicintainya, Esme – dengan bekerja sebagai
tukang kebun di Shantill House. Walau demikian, Esme tetap menolak Sebastian
yang ingin menjalni hubungan mereka secara terbuka, terutama demi bayi dalam
kandungannya, karena Esme berjanji bayi tersebut akan meneruskan warisan Miles
Rawlings, terlepas dari kebenaran siapa sebenarnya ayah bayi tersebut. Tapi
mampukah keduanya bertahan dengan hubungan sembunyi-sembunyi untuk selamanya ?
Apalagi kelahiran sang bayi sudah sangat dekat dan akan menuntut perhatian
serta waktu Esme lebih dari kegiatan dan rutinitas yang ia jalani selama dalam ‘pengasingan’
di pedesaaan ...
Kisah kali ini
bukan saja mengungkap lebih jauh hubungan Esme dan Sebastian, tetapi juga
menempatkan posisi Stephen Fairfax-Lacy yang diarahkan oleh Lady Arabella untuk
menjadi pasangan kemenakannya Esme, dan di sisi lain ikut-campurnya peran Lady
Beatrix Lennox – pendamping sekaligus anak asuh Arabella, yang berusaha ‘membantu’
Helene Goodwin memanasi suaminya Rees Goodwin yang membawa wanita simpanannya
tinggal di kediaman mereka, dengan memasangkan Helene pada Stephen. Anehnya,
justru Stephen mendapati dirinya tertarik pada Lady Beatrix yang sama sekali
tidak memiliki sikap dan kesantunan layaknya wanita terhormat. Stephen yang
merupakan anggota Parlemen terhormat, terbiasa dengan perilaku kaku sesuai tata
krama, mendapati perilaku Beatrix yang acapkali tidak terduga, memikat
perhatian sekaligus hatinya.
Buku ke-3 tentang
kehidupan para duchess yang bisa dikatakan lumayan ‘nyeleneh’ ini masih
memasuki serangkaian peristiwa dan adegan yang menggelitik, penuh akan sindiran
tajam yang disajikan dengan menawan oleh penulis, menyangkut kehidupan sesuai
standar moralitas norma-norma sosial yang justru merupakan cerminan kehidupan
kaum hipokrit yang bersembunyi di balik status dan kehormatan semu.
Karakter-karakter yang muncul atau pasangan yang dibuat justru acapkali
memiliki perbedaan yang cukup nyata, dan alih-alih bentrokan tiada henti, pada
akhirnya satu sama lain menyadari kelebihan / kekurangan masing-masing yang
bisa saling melengkapi. Jujur, diriku lebih menyukai buku ke-2 karena lebih
menghibur, namun buku ke-3 ini tak kalah menarik melalui tema yang diangkat.
Bahkan kehadiran
tokoh-tokoh ‘tua’ yang memiliki keunikan tersendiri turut memberikan warna yang
sangat menarik (dan luar biasa lucu), dipastikan membuat pembaca tidak sempat
merasa bosan walau sekejab. Simak saja adegan proses melahirkan yang harus
dialami oleh Esme Rawlings, disertai keributan dengan kehadiran sang bibi,
Arabella, Lady Bonnington (ibu Sebastian yang akhirnya mengetahui putranya
telah kembali ke Inggris dan bersembunyi di Wiltshire) dan Fanny – ibu Esme
yang selalu menemukan ‘kekurangan’ putrinya setiap saat. Dan khusus dalam kisah
ini pula, diriku memberikan kesempatan untuk ‘menyukai’ tokoh pria yang
berhasil menepis stereotipe kaum pria yang semena-mena, semaunya sendiri dan
kekanak-kanakan. Sebastian Bonnington dan juga Stephen Fairfax-Lacy merupakan
perkecualian karena mereka mampu ‘melihat’ kelebihan yang ada pada
wanita-wanita luar biasa, menerima dan mengangkat derajat kesetaraan hingga
rela berkorban kehormatan pribadi demi membela kaum wanita di depan umum.
Langsung aja deh baca bukunya, dijamin menarik (^_^)
[ more about the author &
related works, just check at here : Eloisa
James | on
Goodreads | on
Wikipedia | at
Tumblr | at Facebook | at Twitter ]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/