Translate

Saturday, December 26, 2015

Books "A WILD PURSUIT"

Books “SANG PEMBUAT SKANDAL”
Judul Asli : A WILD PURSUIT
[ book 3 of DUCHESS QUARTET Series ]
Copyright © 2004 by Eloisa James
Penerbit Dastan Books
Alih Bahasa : Aditya Ikhsan Prasiddha
Editor : Jantjê
Desain sampul : www.expertoha.com
Cetakan I : Mei 2011 ; 460 hlm ; ISBN 978-602-8723-43-5
Harga Normal : Rp. 50.000,-
Rate : 4 of 5

Lady Esme Rawlings pernah mendapat julukan ‘Infamous Esme’ berkat perilakunya yang buruk dan cenderung mengundang gosip serta skandal memalukan dengan penampilannya sensual memikat pria mana pun. Kini, ia memilih menyendiri di Shantill House, Limpley-Stoke, Wiltshire, kawasan yang cukup luas namun lehih dianggap sebagai ‘rumah pedesaan’ bagi kalangan atas. Salah satu penyebabnya karena ia sedang hamil tua, tubuhnya membesar dan kelahiran bayinya diperkirakan dalam hitungan minggu. Namun kondisi tersebut tidak mengurangi keinginan bibinya tersayang Arabella untuk mengadakan pesta jamuan dengan tujuan mencari jodoh bagi kemenakannya tersayang. Sasaran yang hendak ia ‘tembak’ tidak lain adalah Stephen Fairfax-Lacy, sepupu Duke of Girton dan pewaris status tersebut, sebelum Camden Serrard, Duke of Girton rujuk kembali dengan istrinya, Gina yang kini sedang hamil.


Jika bayi yang lahir adalah laki-laki, maka Stephen akan kehilang hak warisnya, maka status Esme sebagai janda pewaris estat dan harta almarhum suaminya sangat sesuai dengan kebutuhan Stephen ... setidaknya demikian pemikiran Arabella. Di sisi lain Esme yang sepanjang hidupnya berhasil mengatur kehidupan sesuai keinginannya, bahkan berhasil ‘memasangkan’ teman-temannya melalui tipu muslihat dan kecerdikannya yang bisa dikatakan cukup licik sekaligus cerdas, seperti membuat pasangan Tuppy dan Carola Perwinkle kembali bersatu, hingga kasus terbaru yang ia tangani adalah menyatukan Simon Darby dan Henrietta Maclellan juga berjalan dengan sukses, harus ia akui menyangkut kehidupan pribadinya, tiada jalan keluar yang mudah mengingat peliknya kasus tersebut.

Terikat secara hukum sebegai istri Miles Rawlings, walau kenyataan dirinya hidup terpisah dan sibuk dengan urusan (pasangan) masing-masing, rujuknya Miles dan Esme justru berbuntut pada kematian mendadak akibat serangan jantung. Beban rasa bersalah yang menggelayuti hati dan pikiran Esme semakin bertambah dengan ikut-campurnya Sebastian Bonnington yang ‘memikul’ kesalahan Esme di hadapan khalayak umum. Lord Bonnington yang dikenal kaku dan selalu bertindak-tanduk sesuai aturan dan tradisi, bersedia dituding sebagai penyebab skandal kematian Miles dan putusnya pertunangannya dengan Gina Serrard, hingga ia harus meninggalkan Inggris sembari menunggu situasi dan gosip panas itu reda. Sebastian tidak bersalah, setidaknya 100% karena skandal itu terjadi akibat perbuatan Esme, mengkhianati persahabatannya dengan Gina dan berhubungan dengan Sebastian, yang juga membuat Miles tewas ...

Bagi dunia luar, Lord Bonnington melarikan diri keluar negeri demi menghindari rasa malu akan skandal tersebut, hanya Esme dan segelintir orang yang tahu, bahwa Sebastian diam-diam kembali ke Inggris dan rela membuang status dan kehormatannya, demi mendekatkan diri pada wanita yang dicintainya, Esme – dengan bekerja sebagai tukang kebun di Shantill House. Walau demikian, Esme tetap menolak Sebastian yang ingin menjalni hubungan mereka secara terbuka, terutama demi bayi dalam kandungannya, karena Esme berjanji bayi tersebut akan meneruskan warisan Miles Rawlings, terlepas dari kebenaran siapa sebenarnya ayah bayi tersebut. Tapi mampukah keduanya bertahan dengan hubungan sembunyi-sembunyi untuk selamanya ? Apalagi kelahiran sang bayi sudah sangat dekat dan akan menuntut perhatian serta waktu Esme lebih dari kegiatan dan rutinitas yang ia jalani selama dalam ‘pengasingan’ di pedesaaan ...

Kisah kali ini bukan saja mengungkap lebih jauh hubungan Esme dan Sebastian, tetapi juga menempatkan posisi Stephen Fairfax-Lacy yang diarahkan oleh Lady Arabella untuk menjadi pasangan kemenakannya Esme, dan di sisi lain ikut-campurnya peran Lady Beatrix Lennox – pendamping sekaligus anak asuh Arabella, yang berusaha ‘membantu’ Helene Goodwin memanasi suaminya Rees Goodwin yang membawa wanita simpanannya tinggal di kediaman mereka, dengan memasangkan Helene pada Stephen. Anehnya, justru Stephen mendapati dirinya tertarik pada Lady Beatrix yang sama sekali tidak memiliki sikap dan kesantunan layaknya wanita terhormat. Stephen yang merupakan anggota Parlemen terhormat, terbiasa dengan perilaku kaku sesuai tata krama, mendapati perilaku Beatrix yang acapkali tidak terduga, memikat perhatian sekaligus hatinya.

Buku ke-3 tentang kehidupan para duchess yang bisa dikatakan lumayan ‘nyeleneh’ ini masih memasuki serangkaian peristiwa dan adegan yang menggelitik, penuh akan sindiran tajam yang disajikan dengan menawan oleh penulis, menyangkut kehidupan sesuai standar moralitas norma-norma sosial yang justru merupakan cerminan kehidupan kaum hipokrit yang bersembunyi di balik status dan kehormatan semu. Karakter-karakter yang muncul atau pasangan yang dibuat justru acapkali memiliki perbedaan yang cukup nyata, dan alih-alih bentrokan tiada henti, pada akhirnya satu sama lain menyadari kelebihan / kekurangan masing-masing yang bisa saling melengkapi. Jujur, diriku lebih menyukai buku ke-2 karena lebih menghibur, namun buku ke-3 ini tak kalah menarik melalui tema yang diangkat.

Bahkan kehadiran tokoh-tokoh ‘tua’ yang memiliki keunikan tersendiri turut memberikan warna yang sangat menarik (dan luar biasa lucu), dipastikan membuat pembaca tidak sempat merasa bosan walau sekejab. Simak saja adegan proses melahirkan yang harus dialami oleh Esme Rawlings, disertai keributan dengan kehadiran sang bibi, Arabella, Lady Bonnington (ibu Sebastian yang akhirnya mengetahui putranya telah kembali ke Inggris dan bersembunyi di Wiltshire) dan Fanny – ibu Esme yang selalu menemukan ‘kekurangan’ putrinya setiap saat. Dan khusus dalam kisah ini pula, diriku memberikan kesempatan untuk ‘menyukai’ tokoh pria yang berhasil menepis stereotipe kaum pria yang semena-mena, semaunya sendiri dan kekanak-kanakan. Sebastian Bonnington dan juga Stephen Fairfax-Lacy merupakan perkecualian karena mereka mampu ‘melihat’ kelebihan yang ada pada wanita-wanita luar biasa, menerima dan mengangkat derajat kesetaraan hingga rela berkorban kehormatan pribadi demi membela kaum wanita di depan umum. Langsung aja deh baca bukunya, dijamin menarik (^_^)

[ more about the author & related works, just check at here : Eloisa James | on Goodreads | on Wikipedia | at Tumblr | at Facebook | at Twitter ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...